Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH PENGOLAHAN PENGASAPAN IKAN

PENGOLAHAN PENGASAPAN IKAN

MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Teknologi hasil perikanan modern
Yang dibina oleh

Oleh
Ovilia Maya Puspabuana
115080300111008

UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG


FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN
2013

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta
hidayahnya sehingga saya bisa menyelesaikan paper ini yang berjudul Pengolahan
Pengasapan Ikan untuk memenuhi tugas mata kuliah Teknologi Hasil Perikanan Modern.
Makalah ini membahas diantaranya tentang proses pengolahan ikan dengan
diversifikasi produk berupa pengasapan ikan, prinsip-prinsip yang digunakan dalam
pengolahan ikan dengan bentuk pengasapan ikan, bagaimana cara mengolah pengasapan ikan
dan bagaimana standar mutu pengasapan ikan yang ada di indonesia. Hal ini akan difokuskan
pada upaya memberikan pemahaman akan dasar pengolahan ikan untuk memperpanjang daya
simpan dan dapat di konsumsi dengan mempertahankan nilai gizi produk sehingga dapat
diterima oleh konsumen.
Penulisan paper ini jauh dari kesempurnaan, untuk itu perlu adanya kritik dan saran
yang membangun dari pembaca agar makalah ini jauh lebih baik.

Oktober, 2013

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................. i

DAFTAR ISI.................................................................................................................. ii

I. PENDAHULUAN..................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang.................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................. 2

1.3 Maksud Dan Tujuan.......................................................................................... 2

2. PEMBAHASAN........................................................................................................ 3
2.2 Deskripsi Ikan..................................................................................................... 3

2.2 Prinsip Pengasapan ikan.................................................................................... 4

2.3 Deskripsi Bahan Baku........................................................................................ 4

2.4 Macam-macam Pengasapan Ikan...................................................................... 5

2.5 Bahan-bahan Pengasapan Ikan......................................................................... 6

2.5.Senyawa Kimia Dalam Pengasapan Ikan......................................................... 7

2.5.2 Karsinogenik Pada Pengasapan Ikan............................................................ 8

2.6 SNI Pengasapan Ikan......................................................................................... 8

2.7 Cara Mengolah Pengasapan Ikan..................................................................... 9

3. PENUTUP.................................................................................................................. 11

KESIMPULAN............................................................................................................. 11

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................... 12

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Subsektor perikanan dan peternakan merupakan andalan utama sumber pangan dan
gizi bagi masyarakat indonesia. Ikan, selain merupakan sumber protein, juga diakui sebagai
"functional food" yang mempunyai arti penting bagi kesehatan karena mengandung asam
lemak tidak jenuh berantai panjang (terutama yang tergolong asam lemak omega-3),
vitamin,serta makro dan mikro mineral. Dibandingkan negara lain, sumbangan perikanan
dalam penyediaan protein di indonesia termasuk besar, yakni 55% . Namun demikian, jumlah
ikan yang tersedia belum memenuhi kondisi ideal kecukupan gizi sebesar 26,55 kg
ikan/kapita/tahun. Dengan produksi ikan sebesar 4,80 juta ton, maka jumlah ketersediaan
ikan hanya 19,20 kg/kapita pada tahun 1998. Diperkirakan angka konsumsi ikan secara aktual
berada di bawah angka ketersediaan tersebut, karena masih tingginya angka susut hasil
("loss") baik kuantitas, kualitas, maupun nilai gizinya (Heruwati, 2002).
Ikan asap merupakan salah satu produk olahan yang digemari konsumen baik di
Indonesia maupun di mancanegara karena rasanya yang khas dan aroma yang sedap spesifik.
Proses pengasapan ikan di Indonesia pada mulanya masih dilakukan secara tradisional
menggunakan peralatan yang sederhana serta kurang memperhatikan aspek sanitasi dan
hygienis sehingga dapat memberikan dampak bagi kesehatan dan lingkungan. Kelemahan-
kelemahan yang ditimbulkan oleh pengasapan tradisional antara lain kenampakan kurang
menarik (hangus sebagian), kontrol suhu sulit dilakukan dan mencemari udara (polusi)
(Swastawati , 2011).
Pengasapan dapat didefinisikan sebagai proses penetrasi senyawa volatil pada ikan
yang dihasilkan dari pembakaran kayu yang dapat menghasilkan produk dengan rasa dan
aroma spesifik umur simpan yang lama karena aktivitas anti bakteri, menghambat aktivitas
enzimatis pada ikan sehingga dapat mempengaruhi kualitas ikan asap. Senyawa kimia dari
asap kayu umumnya berupa fenol (yang berperan sebagai antioksidan), asam organik,
alkohol, karbonil, hidrokarbon dan senyawa nitrogen seperti nitro oksida, aldehid, keton,
ester, eter, yang menempel pada permukaan dan selanjutnya menembus ke dalam daging ikan
( Isamu,2012).

1.2 Rumusan Masalah


Adapun masalah yang diangkat dalam makalah ini antara lain:
1. Mengapa dilakukannya proses pengolahan ikan dengan diversifikasi produk?
2. Bagaimana prinsip-prinsip pengolahan ikan dengan bentuk pengasapan ikan?
3. Bagaimana cara mengolah pengasapan ikan?
4. Bagaimana standar mutu pengasapan ikan?

1.3 Maksud dan Tujuan


Adapun maksud dan tujuan yang diangkat dalam makalah ini anta lain
1. Mengetahui proses pengolahan ikan dengan diversifikasi produk berupa pengasapan ikan.
2. Mengetahui prinsip-prinsip pengolahan ikan dengan bentuk pengasapan ikan
3. Mengetahui cara mengolah pengasapan ikan
4. Mengetahui standar mutu pengasapan ikan
1. TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Deskripsi Ikan


Ikan merupakan salah satu sumber protein hewani yang banyak dikonsumsi
masyarakat, mudah didapat, dan harganya murah. Namun ikan cepat mengalami proses
pembusukan. Oleh sebab itu pengawetan ikan perlu diketahui semua lapisan masyarakat.
Pengawetan ikan secara tradisional bertujuan untuk mengurangi kadar air dalam tubuh ikan,
sehingga tidak memberikan kesempatan bagi bakteri untuk berkembang biak. Untuk
mendapatkan hasil awetan yang bermutu tinggi diperlukan perlakukan yang baik selama
proses pengawetan seperti; menjaga kebersihan bahan dan alat yang digunakan,
menggunakan ikan yang masih segar, serta garam yang bersih. Ada bermacam-macam
pengawetan ikan, antara lain dengan cara: penggaraman, pengeringan, pemindangan,
pengasapan, peragian, dan pendinginan ikan.

Tabel 1. Komposisi Ikan Segar per 100 gram Bahan


Komponen Kadar %

Kandungan air 76,00

Protein 17,00

Lemak 4,50

Mineral dan vitamin 2,52-4,50

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa ikan mempunyai nilai protein tinggi, dan
kandungan lemaknya rendah sehingga banyak memberikan manfaat kesehatan bagi tubuh
manusia. Ikan merupakan makanan utama sebagai lauk sehari-hari yang memberikan efek
awet muda dan harapan hidup lebih tinggi dari Negara lainnya. Penggolahan ikan dengan
berbagai cara dan rasa menyebabkan orang mengkonsumsi ikan lebih banyak.

2.1.Prinsip Pengasapan Ikan


Tujuan pengasapan ikan, pertama untuk mendapatkan daya awet yang dihasilkan asap.
Tujuan kedua untuk memberikan aroma yang khas tanpa peduli kemampuan daya awetnya.
Pengasapan merupakan cara pengolahan atau pengawetan dengan memanfaatkan
kombinasi perlakuan pengeringan dan pemberian senyawa kimia alami dari hasil pembakaran
bahan bakar alami. Melalui pembakaran akan terbentuk senyawa asap dalam bentuk uap dan
butiran-butiran tar serta dihasilkan panas. Senyawa asap tersebut menempel pada ikan dan
terlarut dalam lapisan air yang ada di permukaan tubuh ikan, sehingga terbentuk aroma dan
rasa yang khas pada produk dan warnanya menjadi keemasan atau kecoklatan.

2.2.Deskripsi Bahan Baku


Pengasapan merupakan salah satu cara mengawetkan daging menggunakan kombinasi
antara penggunaan panas dan zat kimia yang dihasilkan dari pembakaran kayu. Jenis kayu
sebagai sumber asap sebaiknya berasal dari kayu keras yang dapat menghasilkan asap dengan
mutu dan volume asap sesuai dengan yang diharapkan. Kayu keras (non resinous) pada
umumnya mengandung 40-60 % selulosa, 20-30% hemiselulosa dan 20-30% lignin.
Tempurung kelapa termasuk golongan kayu keras yang dapat menghasikan asap dalam waktu
yang lama karena lambat terbakar. Pembakaran tempurung kelapa tua dengan udara terbatas
akan menghasilkan arang dengan kualitas pembakaran yang cukup tinggi. Penggunaan
tempurung kelapa sebagai sumber asap memiliki beberapa keuntungan diantaranya mudah
diperoleh dan merupakan hasil sampingan buah kelapa yang dapat dioptimalkan
penggunaanya (Kusmajadi et al., 2011).
Pengasap ikan laut bahan-bakar tempurung kelapa, melibatkan komponenkomponen
sistem : 1) Bahan-bakar tempurung kelapa, 2) Tungku pengasap ikan tipe ganda tiga dan 3)
Ikan laut. Zona kecepatan aliran fluida gas asap secara horizontal maupun vertikal terjadi
lapisan yang tidak sama kecepatannya, hal ini berakibat pada debit aliran pada volume atur
ruangan pengasap (Komar, 2010).
Komposisi gizi ikan lele dumbo menurut Nurimala et al. (2009) adalah:
Tabel 1. Komposisi Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus)
Komponen Jumlah (%)
Air 79,73
Abu 1,47
Lemak 0,95
Protein 17,71
Karbohidrat (by different) 0,14

2.3. Macam-Macam Pengasapan Ikan


Berdasarkan suhu yang digunakan, dikenal tiga macam pengasapan : yaitu pengasapan
panas (“hot smoking”), pengasapan sedang (“semi-hot smoking”), dan pengasapan dingin
(“cold smoking”). Pengasapan panas menggunakan suhu sebesar atau melebihi 100oC,
sedang suhu pengasapan dingin berkisar pada 40oC. Sebelum pengasapan dimulai, biasanya
dilakukan pemanasan terlebih dahulu dengan tujuan guna menurunkan kadar air bahan
sehingga sesuai untuk pengasapan. Dari penelitian menggunakan model, mengemukakan
bahwa kenampakan berkilau pada produk pengasapan yang dikehendaki akan timbul bila
kadar air bahan, dalam hal ini konsentrat protein ikan, tidak melebihi 65 persen. Pada
pengasapan panas, ikan dianggap siap untuk diasapi bila kulitnya nampak kering dan bagian
daging terpisah dai tulangnya. Biasanya pengeringan sebagian tersebut dilakukan dalam
kondisi corong dan lubang abu yang terbuka lebar, disertai hembusan angin yang kuat,
sehingga produksi asap tidak terjadi. Pada pengasapan panas, suhu pengeringan yang dipakai
dapat berkisar antara 75o dan 80oC. Sedang pada pengasapan dingin, pengeringan dilakukan
dengan jalan menghembuskan udara hangat; dengan memanaskan bahan secara langsung di
rumah asap melalui pembakaran kayu secara sempurna, ataupun dengan mengering-anginkan
bahan di udara terbuka (Yulstiani, 2008).
Pengasapan adalah suatu teknik pengawetan dengan menggunakan asap dari hasil
pembakaran kayu atau bahan bakar lainnya. Selain untuk mengawetkan, pengasapan
berfungsi member aroma serta rasa yang khas pada daging ikan. Pengasapan juga dapat
membunuh bakteri dan daya bunuh dari asap tersebut tergantung pada suhu pengasapan dan
lama pengasapan. Makin lama ikan diasapi maka makin banyak senyawa kimia yang
terbentuk selama pembakaran, demikian pula makin banyak zal-zal pengawet yang
mengendap pada ikan asap, dengan demikian akan lebih lama daya awet ikan asap tersebut.
Yang dapat meningkatkan daya awet selama pengasapan bukan asap melainkan unsurunsur
kimia yang ada di dalam asap yang dapat berperan sebagai disenfektan, pemberi warna,
memberi citarasa, dan aroma ikan. Kondesat asap dapat bersifat antioksidan walaupun pada
konsentrasi rendah, sementara pengaruh utama dari degradasi lipida adalah meningkatnya
secara estetik rasa dan bau yang tidak disenangi (Sanger, 2010).
Metode pengasapan ada 4, yaitu : pengasapan dingin (cold smoking), pengasapan
panas, pengasapan listrik (electric smoking), pengasapan liquid/cair. Pengasapan dingin
adalah proses pengasapan dengan cara meletakkan ikan yang diasap agak jauh dari sumber
asap, dengan suhu penyimpanan tidak terlalu tinggi, cukup 30ºC -60ºC. Pengasapan panas,
ikan yang akan diasapi didekatkan sangat dekat dengan sumber asap, sehingga suhu
pengasapan mencapai 100 OC dan ikan masak sebagian disebut juga dengan proses
pemanggangan ikan. Pengasapan listrik yaitu pengasapan dengan menggunakan muatan
listrik untuk membantu meletakkan partikel asap ke tubuh ikan. Pengasapan liquid/cair, ikan
dicelupkan ke dalam larutan asap (Yusroni, 2009).

2.4. Bahan-Bahan Pengasapan Ikan


Proses pengasapan ikan pada mulanya masih dilakukan secara tradisional yang
ditujukan untuk pengawetan. Dalam perkembangannya asap cair ditujukan untuk
memberikan efek terhadap aroma, rasa dan warna yang spesifik. Beberapa jenis limbah
pertanian seperti bonggol jagung, sekam padi, ampas tebu, kulit kacang tanah, tempurung dan
sabut kelapa, perdu, kayu mangrove, sejenis pinus, dan lain-lain, berpotensi memiliki
kandungan senyawa antioksidan fenol dan antibakteri yang dapat mengawetkan dan memberi
rasa sedap spesifik pada produk ikan asap (Swastawati, 2011).
Komposisi asap dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya jenis kayu, kadar air
kayu dan suhu pembakaran yang digunakan (Girard, 1992; Maga, 1987). Jenis kayu yang
mengalami pirolisis menentukan komposisi asap. Kayu keras pada umumnya mempunyai
komposisi yang berbeda dengan kayu lunak. Kayu keras (misalnya kayu oak dan beech)
adalah paling umum digunakan karena pirolisis terhadap kayu keras akan menghasilkan
aroma yang lebih unggul, lebih kaya kandungan senyawa aromatik dan senaywa asamnya
8dibandingkan kayu lunak (kayu yang mengandung resin) (Yulstiani, 2008).
Warna kuning emas pada ikan asap disebabkan oleh reaksi antara fenol dan oksigen
dari udara, yang kemungkinan terjadi setelah unsur asap tersebut mengalami pengendapan
saat pengasapan. sedangkan warna mengkilat pada ikan asap disebabkan lapisan damar tiruan
yang dihasilkan oleh reaksi fenol dari golongan pirigalol dengan oksigen dari udara. Proses
oksidasi ini akan lebih cepat terjadi apabila keadaan sekeliling bersifat alkalis. Senyawa
fenolik yang terkandung dalam daun sirih. dapat menghambat oksidasi lemak sehingga
mencegah kerusakan lemak. Kandungan senyalva fenolik pada ekstrak daun sirih seperti
eugenol, kavikol dan hidrokavikol dapat menghambat oksidasi lemak (Sanger, 2010).
Pengasapan dapat didefinisikan sebagai proses penetrasi senyawa volatil pada ikan
yang dihasilkan dari pembakaran kayu yang dapat menghasilkan produk dengan rasa dan
aroma spesifik umur simpan yang lama karena aktivitas anti bakteri, menghambat aktivitas
enzimatis pada ikan sehingga dapat mempengaruhi kualitas ikan asap. Senyawa kimia dari
asap kayu umumnya berupa fenol (yang berperan sebagai antioksidan), asam organik,
alkohol, karbonil, hidrokarbon dan senyawa nitrogen seperti nitro oksida, aldehid, keton,
ester, eter, yang menempel pada permukaan dan selanjutnya menembus ke dalam daging ikan
(Isamu, 2012).

2.5.Senyawa Kimia dalam Pengasapan


Menurut Murniyati dan Sunarman (2000), komponen-komponen asap yang merupakan
bahan pengawet adalah sebagai berikut:
a. Alcohol (metil alcohol dan etil alcohol)
b. Aldehid (formaldehid dan asetaldehid)
Asam-asam organic (asam semut dan asam cuka).
Menurut Komar (2001), Reaksi kimia secara alami, terjadi senyawa formaldehid
dengan phenol yang menghasilkan damar tiruan pada permukaan ikan, untuk itu
diperlukan suasana asam sebagaimana tersedia dalam komponen asap itu sendiri.
Perubahan warna ikan asap menjadi kuning kecoklatan, warna ini akibat reaksi kimia
phenol dengan oksigen dari udara hasil pembakaran secara langsung dalam bentuk bara
dari pembakaran tak semporna (in-complite). Oksidasi akan berjalan dengan laju lebih
tinggi bila pada lingkungan asam, hal ini juga sudah tersedia pada tubuh ikan itu sendiri.
Selain studi tentang toksisitas, keamanan dari asap cair tersebut tidak terlepas dari
komposisi senyawa kimia yang terkandung di dalamnya. Asap cair yang berasal dari bahan
baku berbeda dan metode pirolisis yang berbeda, akan menghasilkan komponen kimia yang
berbeda. Asap cair komersial yang banyak digunakan dalam skala industri maupun
laboratorium, telah diteliti komposisinya, aktivitas antimikrobialnya, dan pengaruhnya
terhadap sifat organoleptik produk perikanan. Komposisi dari asap cair sangat kompleks dan
terdiri dari komponen yang berasal dari kelompok senyawa kimia yang berbeda, seperti
aldehid, keton, alkohol, asam, ester, turunan furan dan pyran, turunan fenolik, hidrokarbon,
dan nitrogen (Budijanto et al., 2008).
2.6.Karsinogenik Pada Pengasapan Ikan
Perbincangan terhadap asap sebagai agen penyebab kanker (karsinogen) dan perubahan
gen (mutagen) semakin marak. Asap, tidak hanya asap rokok, tetapi juga asap paga daging
ikan yang dipanggang, dibakar, atau diasap, dicurigai sebagai agen kanker yang berbahaya.
Ada tiga kelompok senyawa piliciclic aromatic hydrocarbon (PAH), N-nitroso compound
(NNC), dan heterocyclic aromatic amine (HAA). Senyawa PAH biasanyaditemukan pada
ikan asap, NNC pada daging asap, dan HHA pada ikan dan daging bakar atau panggang.

2.7.SNI Pengasapan Ikan


Menurut Nastiti (2006), nilai organoleptik ikan asap menurut SNI No. 01-2725-1992
adalah > 7 dengan kriteria kenampakan menarik dan bersih, bau asap cukup tanpa ada
tambahan mengganggu, rasa enak, konsistensi padat, kompak serta kering antar jaringan.
Persyaratan mutu ikan asap menurut SNI No. 01-2725-1992 tercantum dalam Tabel :

Tabel 4. SNI Pengasapan


Jenis Uji Satuan Persyaratan Mutu
A. Organoleptik
 Nilai minimum
 Kapang 7
Tidak tampak
B. Cemaran Mikroba
 ALT, maksimum
 Escheriscia coli CFU / gram 5x105

 Salmonella sp.* APM / gram <3

 Stapilococus aureus* Per 25 gram Negatif


Per 25 gram Negatif
C. Cemaran Kimia
 Air, maksimum % b/b 60
 Garam, Maksimum % b/b 4

 Abu, tidak larut dalam % b/b 1,5

Asam, maksimum
2.8.Cara Mengolah Pengasapan Ikan
Cara mengolah pengasapan, ikan, langkah pertama yang dilakukan adalah menyiapkan
alat dan bahan. Alat-alat yang digunakan adalah lemari pengasap, pisau, talenan, benang
kasur, timbangan digital, baskom, kawat pengait, tang, cobek, piring. Bahan yang digunakan
adalah ikan lele 2kg, bawang putih, 2,5 %, bawang putih 2,5% dari berat ian, garam 5% dari
berat ikan, serta tempurung, dan serabut kelapa.
Setelah mempersiapkan alat an bahan, langkah selanjutnya adalah mematikan ikan lele
dengan cara memukul bagian kepala, lalu menyayat bagia perut ikan ecara vertical dan ditarik
isi perut dari seluruh bagian rongga perut kemudian darah dan kotoran dibersihkan dengan air
yang mengalir hingga bersih. Kemudian disiapkan larutan garam 5% dari berat ikan dan
dihaluskan bawang putih 2,5% dari berat ikan. Tujuan perendaman garam adalah untuk
menarik kandungan air dalam bahan pangan karena memiliki konsentrasi larutan yang lebih
pekat dibandingkan dalam tubuh ikan. Perendaman dengan bawang putih adalah untuk
menanbahkan cita rasa produk dan sebagai bahan antimikroba. Perendaman dilakukan selama
15 menit. Karena diansumsikan waktu segitu larutan garam dapat menyerap kedalam tubuh
ikan. Kemudian diikat ekor dan diikat kepala agar tidak jatuh dan air dapat keluar dari tubuh
ikan dan diberi kayu pada rongga perut agar asap dapat masuk kedalam rongga tubuh.
Kemudian dimasukkan kedalam lemari asap dan dibakar tempurung kelapa sebagai sumber
asap, lalu diasapi ikan selama Kurang lebih 2 jam sampai berwarna coklat keemasan ditunggu
hingga matang lalu disajikan diatas piring saji untuk uji organoleptic dan dihasilkan lele asap.
3. PENUTUP

3.1.Kesimpulan
Dari tugas paper matakuliah Tehnologi Hasil Perikanan Modern yang diberikan
mengenai “pengasapan ikan” dapat disimpulkan sebagai berikut :
 Pengasapan adalah salah satu teknik pengeringan yang dilakukan untu mempertahankan
daya awt ikan dengan menggunakan bahan bakar kayu sebagai bahan penghasil asap
 Macam-macam pengasapan ada 2 yaitu pengasapan panas ( Hot smoking ) dan pengasapan
basah ( Cold smoking )
 Senyawa kimia dalam pengasapan antara lain formaldehid, keton, asam fermilat, asam
asetat, metil alcohol, dan phenol.
 Tujuan pengasapan ikan adalah untuk mendapatkan daya awet yang dihasilkan asap dan
untuk memberikan aroma yang khas tanpa peduli kemampuan daya awetnya.
 Metode pengasapan ada 4, yaitu : pengasapan dingin (cold smoking), pengasapan panas,
pengasapan listrik (electric smoking), pengasapan liquid/cair
DAFTAR PUSTAKA

Budijanto, Slamet., Rokhani Hasbullah., Sulusi Prabawati., Setyadjit., Sukarno., Ita Zuraida. 2008.
Identifikasi Dan Uji Keamanan Asap Cair Tempurung Kelapa Untuk Produk Pangan. Ipb.
Bogor
Djatmika, D. H., Farlina, Sugiharti E. 1986. Usaha Budidaya Ikan Lele. Cv Simplex. Jakarta.
Heruwati, endang sri. 2002. Pengolahan ikan secara tradisional: prospek dan peluang
pengembangan. Pusat riset pengolahan produk dan sosial ekonomi kelautan dan perikanan,
Jakarta.
Isamu Kobajashi T., Hari Purnomo Dan Sudarminto S. Yuwono. 2012. Karakteristik Fisik, Kimia,
Dan Organoleptik Ikan Cakalang (Katsuwonus Pelamis) Asap Di Kendari. Jurnal
Teknologi Pertanian Vol. 13 No. 2 [Agustus 2012] 105-110

Kusmajadi, S., Lilis S., Dan Balqis B. 2011. Keempukan Dan Akseptabilitas Daging Ayam Pada
Berbagai Temperatur Dan Lama Pengasapan. Jurnal Ilmu Ternak. Volume 11 Nomor 1
Komar, Nur. 2001. Penerapan Pengasap Ikan Laut Bahan- Bakar Tempurung Kelapa (Applied Of
Sea Fish Curing In Sawdust Fuel) . Jurnal Teknologi Pertanian, Vol. 2, No. 1, April 2001 :
58-67
Murniyati, A. S Dan Sunarman. 2000. Pendinginan, Pembekuan Dan Pengawetan Ikan. Penerbit
Kanisius. Yogyakarta
Nastiti, Dwi. 2006. KAJIAN PENINGKATAN MUTU PRODUK IKAN MANYUNG (Arius
thalassinus) PANGGANG DI KOTA SEMARANG. TESIS. Program Studi Magister
Manajemen Sumberdaya Pantai. Program Pascasarjana. Universitas Diponegoro. Semarang
Nurilmala M., Nurjanah, Dan Utama R. H. 2009. Kemunduran Mutu Ikan Lele Dumbo (Clarias
Gariepinus) Pada Penyimpanan Suhu Chilling Dengan Perlakuan Cara Mati. Jurnal
Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol. 12 No. 1
Sanger, Grace. 2010. Oksidasi Lemak Ikan Tongkol (Auxfs Thazardl Asap Yang Direndam Dalam
Larutan Ekstrak Daun Sirih. Pacific Journal Juli 2010 Vol 2 (5) : 870 -873
Swastawati, Fronthea. 2011. Studi Kelayakan Dan Efisiensi Usaha Pengasapan Ikan Dengan Asap
Cair Limbah Pertanian. Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan Universitas
Diponegoro. Semarang
Yulstiani, Ratna. 2008. Monograf Asap Cair Sebagai Bahan Pengawet Alami Pada Produk Daging
Dan Ikan.Upn Veteran Jawa Timur.
Yusroni, Nanang. 2009. Analisis Profit Margin Untuk Meningkatkan Nilai Tambah Pendapatan
Antar Pengrajin Pengasapan Ikan Manyung, Ikan Tongkol Dan Ikan Pari Di Bandarharjo
Semarang. Fakultas Ekonomi Universitas Wahid Hasyim. Semarang

Anda mungkin juga menyukai