Anda di halaman 1dari 4

f. Keterlambatan atau Percepatan.

Ketika pekerjaan kontraktor tertunda yang penyebabnya timbul dari penyedia jasa,
kontraktor lain maupun pihak ketiga. Hal ini akan menimbulkan kompensasi bagi
kontraktor itu sendiri. Kompensasi yang biasa terjadi ketika terjadi keterlambatan adalah
permintaa untuk penambahan waktu serta biaya. Begitu juga apabila terjadi percepatan
dalamelaksanakan proyek, kontraktor akan meminta kompensasi ke penyedia jasa yang
berupa tambahan waktu (giliran waktu bekerja atau menambah jam kerja). Baik
percepatan maupun kelambatan merupakan perubahan yang baru dapat diketahui
ketika pekerjaan telah berjalan (termasuk dalam informal changes).

Proses pengajuan perubahan


Proses pengajuan perubahan dapat timbul baik dari sisi penguna jasa napun penyedia jasa.
Pengajuannya menurut penulis hampir sama dengan pengajuan suatu klaim> berikut ini
adalah tahapan-tahapan dalam pengajuan change order :
a. Identifikasi
Hal yang terpenting dan mendasar dalam pengajuan perubahan, adalah pihak yang
merasa harus merevisi kegiatannya menyadari bahwa perubahan itu wajib terjadi.
Faktanya, banyak sekali perubahan khusunya perubahan yang tidak resmi (informal
change) baru terdiidentifikasi ketika perubahan tersebut terlambat untuk ditangani.
Perubahan harus diidentifikasi sedini mungkin untuk menghindari adanya permasalahan
yang akhirnya berkahir dengan sengketa. Suatu perubahan yang timbul dari penyedia
jasa harus diberitahukan sesegera mungkin kepada pengguna jasa, dan harus dibuat
secara tertulis.
b. Evaluasi
Apabila perubahan sudah diketahui. Salah satu pihak baik dari pengguna jasa mupun
penyedia jasa harus memutuskan akan menyetujui perubahan tersebut atau tidak.
Apabila perubahan tersebut diketahui ketika pekerjaan telah berlangsung maka akibat
dari perubahan tersebut harus diperhitungkan. Evaluasi dari pengajuan perubahan
salah satunya memeriksa penentuan harga dari kontraktor atau klaim dari kontraktor.
c. Persetujuan
Seringkali dalam pengajuan change order, pengguna jasa menolak quotation yang telah
dikeluarkan penyedia jasa dan meminta quotation yang baru. Negosiasi adalah hal yang
dibuthkan dalam proses ini. Apabila kedua belah pihak setuju maka change order harus
segera dikeluarkan.
d. Penyesuaian
Apabila change order disetujui pengguna jasa, maka penyedia jasa harus merubah
ketentuan dalam kontrak. Perubahan dalam kontrak harus disesuaikan dengan

2016 Nama Mata Kuliah dari Modul Aspek Hukum dalam Pembangunan
9 Dosen Pengampu Lily Kholida, S.T, M.T
perubahan yang diajukan dalam klaim, atau sesuai dengan permintaan perubahan dari
kontraktor.
e. Pembayaran
Pembayaran change order ini harus mengikuti prosedur yang sama yang tertera dalam
contract progress payment. Pengecualiannya bahwa change order harus diidentifikasi
dan dibuat secara terpisah dalam tagihan dan perkiraan kemajuan.

Contoh klaim
Pada waktu melaksanakan pekerjan terowongan proyek ternyata mata bor yang dipakai
tidak dpt menembus batu-batuan & patah. Pekerjan segera dihentikan, mata bor yang patah
& sampel batu itu di foto, dikirim ke lab. Hasil penelitian menyebutkan dengan pasti
kekerasan batuan tersebut menurut skala mohr yang tenyata lebih keras dari kekerasan
batu yang tercantum dalam dokumen tender. Hal inilah yang ditunggu perusahaan tersebut.
Selain itu, lap lab juga merekomendasikan agar dipakai mesin bor khusus dengan
menggunakn mata bor yang dilapisi intan untuk menembus lapisan batuan yang lebih keras.
Berdasarkan hal-hal tersebut perusahaan itu menyusun klaim tambahan waktu & biaya sbb:

Klaim Perpanjangan waktu


✓ Waktu demobilisasi mesin bor yang lama
✓ Waktu mobilisasi mesin bor yg baru
✓ Tambahan wkt u/ pekerjaan lain akibat tertundanya pekerjaan terowongan
Klaim tambahan biaya
✓ Biaya mobilisasi mesan bor yg baru
✓ Tambahan biaya u/ pengeboran batuan yg lebih keras
✓ Biaya tambahan u/ ahli mesin bor yg baru
✓ Tambahan biaya overhead karena wkt pelaksanaan bertambah
✓ Sewa tambahan u/ sewa peralatan yg idle karena menunggu mesin bor yg baru

Oleh karena klaim-klaim tersebut didukung data yang akurat, hampir seluruhnya diterima &
dibayarkan oleh Pengguna Jasa. Ditambah dengan klaim-klaim lain, seluruh klaim yang
berdasarkan data yang akurat seluruhnya diterima.

PENANGANAN KLAIM
Untuk dapat menangani klaim dengan baik kiranya perlu ditempuh suatu proses yang tepat
beserta cara-caranya mulai dari personal yang terlibat, evaluasi analisis, dilanjutkan dengan
perintah perubahan sampai kepada penyelesaian klaim dan contoh-contoh klaim :

2016 Nama Mata Kuliah dari Modul Aspek Hukum dalam Pembangunan
10 Dosen Pengampu Lily Kholida, S.T, M.T
Administrasi Kontrak
Dalam menangani klaim, Administrasi kontrak memegang peranan penting, bahkan dapat
dikatakan berhasil tidaknya penyelesaian suatu klaim sangat tergantung dari kerapian dan
kecermatan memelihara & mengolah Administrasi Kontrak sejak saat kontrak
ditandatangani.

Kelalaian, kecerobohan serta kurang terpeliharanya arsip dan data kontak lainnya termasuk
surat menyurat antara Pengguna Jasa &PJ akan sangat melemahkan perjuangan dalam
penanganan masalah klaim. Sebagai kesimpulan dapat dikatakan bahwa sasaran pertama
dari pengelolaan kontrak adalah menghilangkan atau setidaknya mengurangi kemungkinan
terjadinya suatu klaim.

Manajer Kontrak / Administrator Kontrak


Seperti proses dalam perubahan pekerjaan, Manajer Kontrak/Administrator Kontrak
biasanya bertugas menangani klaim, mulai sejak klaim muncul sampai pada
penyelesaiannya.

Tentu saja dengan otoritas dari Pengguna Jasa, jika suatu klaim terjadi, Manajer Kontrak/
Administrator Kontrak melakukan hal sbb:
• Meyakini hal tersebut secara manajerial benar
• Menganalisa klaim dg teliti
• Mencatat & mengarsipkan dengan cermat
• Menyelesaikan sesegera mungkin
Semua diskusi, surat menyurat, dokumen-dokumen pendukung, dsb yng berhubungan
dengan klaim harus diperoleh & dihimpun untuk evaluasi apakah klaim tersebut dapat
diterima / tidak.

Evaluasi
Manajer kontrak/ Administrator Kontrak kemudian memimpin suatu usaha penelitian secara
mendetail termasuk didalamnya :
• Mewawancarai orang2 yg bersangkutan dari pihak pengguna jasa
• Mempelajari dokumen kontrak, arsip proyek, laporan2 yg mungkin diperlukan untuk
menganalisis klaim

2016 Nama Mata Kuliah dari Modul Aspek Hukum dalam Pembangunan
11 Dosen Pengampu Lily Kholida, S.T, M.T
Daftar Pustaka

1. Project Management Institute, A Guide to Project Management Body of Knowledge, 2008 edition.
2. Nazarkhan Yasin, Mengenal Klaim Konstruksi dan Penyelesaian Sengketa di Indonesia, 2nd, PT.
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2004.
3. Chandra, Herry P. Studi Tentang Pengajuan Klaim Konstruksi dari Kontraktor ke Pemilik Bangunan.
2005
4. Fahmi, Rozy. Klaim Sebagai Penyebab Sengketa Konstruksi dan Penyelesaiannya Melalui Badan
Arbitrase Nasional Indonesia (BANI). 2011
5. Mufti, Mohammad. Identifikasi faktor-faktor Klaim Konstruksi. 2008
6. A. Andi, D. Lalitan, V.R, Loanata. Owner and Contractor Perception Toward Factors Causing Delays in
Structural and Finishing Works.
7. Edward R., Fisk, P.E. Construction Project Administration. Fifth Edition. Prentice Hall. 1997
8. Sabrang, Hario. Aspek Hukum dn Manajemen Kontrak: Chanage Order. 1999

2016 Nama Mata Kuliah dari Modul Aspek Hukum dalam Pembangunan
12 Dosen Pengampu Lily Kholida, S.T, M.T

Anda mungkin juga menyukai