Anda di halaman 1dari 1

Artis Dilanda Krisis Sehingga Semua Jualan Kue?

Banyak kita lihat artis-artis saat ini memiliki side job menjual kue. Bukan hanya
satu dua artis, tapi begitu banyak mungkin lebih dari 10 artis. Yang uniknya
waktu mereka membuka side job ini , atau brand kue mereka muncul ke pasaran
hampir dalam waktu yang bersamaan. Apakah ini menandakan mereka beralih
menjadi pengusaha kue karena sepi job? Apakah mereka meninggalkan dunia
artis untuk menjadi pengusaha kue sepenuhnya?

Ternyata ini hanyalah sampingan mereka. Mereka tetap aktif di kegiatan mereka
sebagai artis seperti biasa. Dari beberapa sumber mengatakan kalau mereka ini
satu manajemen perusahaan kue. Gaya penamaan brand mereka pun sama.
Menempatan jenis kue di depan, lalu menambahkan nama daerah masing-
masing tempat kue itu dipasarkan, dan tidak lupa menyertakan nama si artis.
Sempat terlihat juga di sosia media, beberapa artis ini sedang dalam satu acara
atau sesi foto secara bersama-sama untuk keperluan pemasaran brand kue
mereka. Mungkin sebagian besar dari mereka tergabung di satu manajemen
perusahaan kue. Dan mereka menjadi daya tarik para pembeli agar membeli kue
tersebut.

Memang baik bila para artis ini mempunyai usaha sendiri, mereka sadar bahwa
mereka tidak akan selamanya menjadi artis. Akan ada waktunya regenerasi.
Yang menjadi persoalan, kue-kue ini dipasarkan di berbagai daerah masing-
masing sesuai nama di brand kue tersebut. Nah, apakah ini membuat pedagang-
pedagang kue di daerah-daerah tersebut menjadi kehilangan pelanggan atau
omset mereka yang mereka dapat sebelum kue-kue artis ini bermunculan? Lalu
apakah penggunaan nama daerah pas? Karena kita tahu kue-kue ini rata-rata
adalah jenis kue dari luar Indonesia, yaitu pastry.

Hal ini harus dipikirkan, apalagi bila kue tradisional yang memang menjual kue
dan makanan asli dari daerah-daerah tersebut terkena imbasnya. Jangan sampai
para pedagang kecil tergerus karena menjamurnya kue artis-artis ini. Dan jangan
sampai makanan dan kue khas daerah-daerah tadi hilang tenggelam digantikan
kue-kue tadi.

Memang kalau rejeki sudah ada yang mengatur, tapi tidak ada salahnya kita
menjaga budaya kita yang baik. Kalau bukan kita, siapa lagi?

Anda mungkin juga menyukai