Anda di halaman 1dari 6

A.

Pengertian Pengambilan Keputusan


Pada dasarnya pengambilan keputusan adalah merupakan tahap-tahap yang harus
digunakan untuk membuat keputusan. Pengambilan keputusan merupakan pusat dari kegiatan
organisasi Bahkan Perron dalam Salusu (1996:45), menyatakan bahwa pengambilan keputusan
merupakan kunci kepemimpinan,sedangkan Gore (1959), menyebut sebagai inti
kepemimpinan,Moore (1966),menyebut sebagai jantung admnistratif.
Sedangkan yang dimaksud dengan pengambilan keputusan menurut Siagian (2004:39),
adalah suatu pendekatan yang sistematis terhadap suatu masalah yang dihadapi.Pendekatan yang
sistematis itu menyangkut pengetahuan tentang hakikat alternative yang dihadapi,pengumpulan
fakta dan data yang relevan dengan masalah yang dihadapi,analisis masalah dengan menggunakan
fakta dan data,mencari alternativ pemecahan,menganalisis setiap alternative sehingga ditemukan
alternative yang paling rasional,dan penilaian dari hasil yang dicapai sebagai keputusan yang
diambil.
Dari pengertian-pengertian pengambilan keputusan diatas,dapat disimpulkan bahwa
pengmbilan keputusan merupakan suatu proses pemilihan alternativ terbaik dari beberapa
alternative secara sistematis untuk ditindaklanjuti(digunakan)sebagai suatu cara pemecahan
masalah.
Jadi pengambilan keputusan rasional adalah membuat beberapa pilihan-pilihan yang
konsisten dan memaksimalkan nilai dalam batasan-batasan tertentu.
Jadi teori pengambilan keputusan adalah teori-teori atau teknik-teknik atau pendekatan-
pendekatan yang digunakan dalam suatu proses pengambilan keputusan.Seorang pemimpin
birokrasi yang ideal adalah pemimpin yang dapat menggunakan teori-teori pengambilan keputusan
yang tepat dengan situasi yang tepat karena keputusan pemimpin birokrasi berpengaruh terhadap
pengikutnya yang pada gilirannya akan berpengaruh terhadap kualitas pelayanan yangdiberikan
masyarakat.
B. Pengertian Keputusan
Pada dasarnya keputusan adalah hasil pemecahan masalah yang dihadapinya dengan
tegas. Suatu keputusan merupakan jawaban yang pasti terhadap suatu pertanyaan.Keputusan harus
dapat menjawab perrtanyaan tentang apa yang dibicarakan dalam hubungannya dengan
perencanaan.Keputusan dapat pula berupa tindakan terhadap pelaksanaan yang menyimpang dari
rencana semula.Jadi keputusan berarti pilihan,yaitu pilihan dari dua atau lebih kemungkinan
altternatif.
Menurut Robbins (2006:180) keputusan adalah pilihan yang dibuat dari dua atau lebih
alternative.Stoner(1996),menyatakan bahwa keputusan adalah pemilihan diantara alternative-
alternatif.
Dari pengertian-pengertiam keputusan diatas,dapat disimpulkan bahwa keputusan
merupakan suatu pemecahan masalah sebagai suatu hukum lah sebagai suatu hukum situasi yang
dilakukan melalui pemilihan satu alternative dari beberapa alternative.Jadi dapat dikatakan
pengambilan keputusan dilakukan karena adanya masalah,dan keputusan merupakan finalisasi dari
pemilihan alternative.
C. Model-model Pengambilan Keputusan
1. Definisi Model
Model pengambilan keputusan adalah merupakan patron yang mengandung unsure yang
bersifat menyederhanakan yang dapat dicontoh. Model merupakan alat penyederhanaan dan
penganalisaan situasi atau system yang kompleks. Dengan model system yang kompleks itu
dapat disederhanakan tanpa menghilangkan hal-hal yang esensial dengan tujuan memudahkan
pemahaman.
Model dalam pengambilan keputusan mempunyai tujuan penting karena dengan model
dapat:
a. Diketahui apakah hubungan yang bersifat tunggal dari unsur-unsur itu ada relevansinya
terhadap masalah yang akan diberikan solusi.
b. Diketahui kejelasan mengenai hubungan signifikan diantara unsur-unsur itu.
c. Dirumuskan hipotesis mengenai hakikat hubungan-hubungan antara variabel.hubungan ini
biasanya dinyatakan dalam bentuk statistic.
d. Diketahui pengelolaan terhadap pengambilan keputusan.
2. Jenis-Jenis Model Pengambilan Keputusan
a. Model kuantitatif, yaitu serangkaian asumsi yang tepat yang dinyatakan dalam serangkaian
hubungan matematisyang pasti.Model ini dapat berupa persamaan atau analisis
lainnya,atau merupakan instruksi bagi computer yang berupa program-program. Ciri pokok
model ini ditetapkan secara lengkap melalui asumsi-asumsi dan kesimpulan berupa
konsekwensi logis dari asumsi-asumsi tanpa menggunakan pertimbangan atau insting
menangani proses dunia praktik atau permasalahan yang dibuat model untuk
pemecahannya.
b. Model kuantitatif, yaitu didasarkan pada asumsi-asumsi yang ketepatannya agak kurang jka
dibandingkan model kuantitatif dan cirri-ciri lainnya digambarkan melalui kombinasi dari
deduksi-deduksi asumsi-asumsi tersebut dan dengan pertimbangan yang lebih bersifat
subjektif mengenai proses atau masalah yang pemecahannya dibuatkan model.
c. Model probabilitas, yaitu model kemungkinan yang dapat terjadi dalam suatu peristiwa
untuk dapat dijadikan kerangka acuan dalam pengambilan keputusan. Model ini bertujuan
untuk mendapatkan sesuatu yang diharapkan dimasa mendatang,misalnya agar nantinya
dapat menanggulangi terhadap kesulitan-kesulitan dalam masa resesi untuk dapat
mmeningkatkan pendapatan masyarakat dan lain sebagainya.
d. Model nilai harapan, yaitu dapat digunakan dalam pengambilan keputusan yang akan
diambilnya nanti akan menyangkut kemungkinan-kemungkinan yang telah diperhitungkan
bagi situasi dan kondisi yang akan datang.Nilai yang diharapkan(nilai harapan) dari setiap
peristiwa yang terjadi merupakan kemungkinan terjadinya peristiwa itu dikalikan dengan
nilai kondisional. Sedangkan nilai kondisionalnya adalah nilai dimana terjadinya peristiwa
yang diharapkan masih diragukan.
e. Model matriks, yaitu merupakan model khusus yang menyajikan kombinasi antara strategi
yang digunakan dan hasil yang diharapkan. Model ini terdiri atas 2 yaitu baris dan lajur. Baris
bentuknya mendatar, sedangkan lajur bentuknya menegak.
f. Model kurva tak acuh(indiferen), yaitu model pengambilan keputusan yang selalu berkaitan
dengan nilai uang. Banyak keputusan yang harus dibuat tanpa menyangkut masalah segi
keuangan.Kurva acuh adalah merupakan kurva berbentuk garis dimana setiap titik yang
berada pada garis kurva tersebut mempunyai tingkat kepuasan atau kemanfaatan yang
sama. Misalnya penggunaan barang Adan B meskipun kombinasi jumlah masing-masing
berbeda,namun apabila semuanya itu berada pada titik kurva indifiren, maka dapat
dikatakan kepuasannya sama.
g. Model verbal, yaitu model pengambilan keputusan berdasarkan analogi yang lebih bersifat
kualitatif.
h. Model permainan operasional, yaitu yaitu model permainan peranan (war game), karena
manusia dapat berperan sebagai apa saja dalam satu model, misalnya dapat berperan
sebagai perancang, pemakai, tetapi dalam model operasional ini manusia dianggap sebagai
elemen atau unsure. Manusia dijadikan objek yang harus mengambil keputusan.
i. Model pohon, yaitu merupakan suatu model diagram yang cukup sederhana dan
menunjukkan suatu proses merinci masalah-masalah yang di hadapinya ke dalam
komponen-komponen, kemudian dibuatkan alternative-alternatif pemecahan beserta
konsekuensinya masing-masing.
D. Syarat-syarat Pengambilan Keputusan
Penelitian para ahli dan pengalaman para praktisi menunjukkan bahwa keputusan yang baik adalah
keputusan yang memenuhi berbagai persyaratan. Syarat-syarat itu antara lain:
1. Keputusan yang dibuat, baik yang bersifat strategis, taktis maupun operasional, harus
berkaiatan dengan berbagai sasaran yang ingin dicapai;
2. Keputusan yang diambil harus memenuhi persyaratan rasionalitas dan logika yang berarti
menuntut pendekatan ilmiah berdasarkan teori para ahli
3. Keputusan yang diambil dengan menggunakan pendekatan ilmiah digabung dengan daya pikir
yang kreatif, inovatif, intituitif dan bahkan emosional
4. Keputusan yang diambil harus bisa dilaksanakan; dan
5. Keputusan yang diambil harus diterima dan dipahami baik oleh kelompok pemimpin yang
bertanggung jawab atas penyelenggaraan berbagai kegiatan dalam melaksanakan keputusan itu
maupun oleh para pelaksana kegiatan operasional.
E. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan
Ada beberapa factor yang mempengaruhi keputusan yang diambil oleh seseorang,antara
lain yaitu:
1. Posisi; dalam rangka pengambilan keputusan, posisi seseorang dapat dilihat dari dua aspek,
yaitu letak posisi:dalam hal ini apakah sebagai pembuat keputusan(decision maker),maka
penentu keputusan(decision taker)ataukah staf(staffer).dan tingkat posisi: dalam hal ini apakah
sebagai strategi, policy, peraturan, organisasional, operasional.
2. Masalah; adalah apa yang menjadi penghalang untuk tercapainya tujuan yang merupakan
penyimpangan dari pada apa yang diharapkan, direncanakan, dikehendaki dan harus
diselesaikan. Masalah dapat dibagi menjadi 2 yaitu: yang pertama masalah rutin, yaitu masalah
yang sudah tetap, selalu dijumpai dalam hidup sehari-hari.Dan yang kedua masalah insedentif,
yaitu masalah yang sifatnya tidak tetap, tidak selalu dijumpai.
3. Situasi; adalah keseluruhan faktor-faktor dalam keadaan keadaan, yang berkaitan satu sama
lain, dan secara bersama-sama memancarkan pengaruh terhadap kita beserta apa yang hendak
kita buat. Faktor-faktor ini dapat dibedakan atas 2 yaitu:
a. Factor-faktor konstan (C) yaitu factor-faktor yang sifat tidak berubah-ubah atau tetap
keadaannya.
b. Factor-faktor yang tidak konstan, atau vaiabel (V), yaitu factor-faktor yang sifatnya selalu
berubah-ubah, tidak tetap keadaannya.
4. Kondisi; adalah keseluruhan dari factor-faktor yang secara bersama-sama menentukan daya
gerak, daya berbuat atau kemampuan kita.
5. Tujuan; tujuan yang hendak dicapaibaik tujuan perorangan, tujuan unit(kesatuan), tujuan
organisasi, maupun tujuan usaha,pada umumnya telah tertentu atau telah ditentukan. Tujuan
yang ditentukan dalam pengambilan keputusan merupakan tujuan antara atau objective.
Sedangkan menurut Hasan (2004:15) ada 4 faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap
pengambilan keputusan,yaitu:
1. Keadaan internal organisasi
2. Keadaan eksternal orsanisasi
3. Tersediannya informasi yang dibutuhkan
4. Kepribadian dan kecakapan seseorang
Sedangkan Millet mengatakan bahwa factor-faktor yang berpengaruh terhadap
pengambilan keputusan oleh pimpinan,yaitu:
1. Pria dan wanita, yaitu pria pada umumnya bersifat tegas, atau berani dan cepat mengambil
keputusan, sedangkan wanita relatif lebih lambat dan sering ragu-ragu dalam mengambil
keputusan.
2. Peran, yaitu peranan seseorang dalam keputusan perlu diperhatikan karena peran mencakup
kemampuan mengumpulkan informasi, kemampuan menganalisis dan mengintegrasikan,
kemampuan menggunakan konsep luas tentang perilaku manusia secara fisik untuk
memprediksi perkembangan situasi,
3. Keterbatasan kemampuan, yaitu kemampuan yang terbatas dalam pengambilan keputusan di
bidang kepemimpinan dapat bersifat institusional.
LITERATUR
PENGERTIAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN, MODEL-MODEL, SYARAT-SYARAT,
DAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH DALAM PENGAMBILAN
KEPUTUSAN

OLEH:
KELOMPOK:
ZULKIFLI ADIANSYA (K201102029)
IRMA YUNINGSIH (K201102042)
SYARIFUDDIN (K201102029)

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
MANDALA WALUYA
KENDARI
2014

Anda mungkin juga menyukai