Anda di halaman 1dari 12

TUGAS TELAAH KURIKULUM I

TENTANG KELEBIHAN DAN KEKURANGAN KTSP DAN K13


Sebagai Salah Satu Syarat Tugas Mata Kuliah Telaah Kurikulum I yang Dibina Oleh:

Dr. Yula Miranda, M.Pd

Di Susun Oleh :

Nama Anggota :

Muhammad Saifudin ACD 115 014


Kritian Floma Anjung Layangno ACD 115 033
Riky Subarja ACD 115 044
Aldy ACD 115 045
Ali Munir ACD 115 047
Dandi Norsupyani ACD 115 050
Muhammad Faisal ACD 115 072
Andreas Wone Yof Fatem Sedik ACD 115 096

PROGAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN MIPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

2017
Pendidikan merupakan salah satu faktor utama untuk mewujudkan masyarakat
yang berkualitas. Oleh karena itu, pemerintah Indonesia selalu berusaha meningkatkan
kualitas pendidikan sesuai dengan salah satu Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945
alenia keempat yang berbunyi mencerdaskan kehidupan bangsa, walaupun hasil yang
dicapai belum memenuhi harapan. Menurut Undang-Undang No. 20 tahun 2003,
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara. Salah satu cerminan kualitas pendidikan di sekolah adalah hasil
belajar yang dicapai oleh siswa disekolah tersebut. Dengan demikian hasil belajar
siswa pada mata pelajaran tertentu merupakan salah satu indikator kualitas pendidikan
di sekolah yang bersangkutan.

Pada abad ke-21, siswa harus benar-benar terlibat dalam proses pembelajaran,
hal ini membutuhkan penggunaan alat-alat teknologi dan sumber daya, keterlibatan
dengan proyek yang menarik dan relevan, serta lingkungan belajar termasuk
lingkungan online yang mendukung dan aman. Pada abad ke-21, pendidik harus
diberikan dan siap untuk menggunakan alat-alat teknologi, mereka harus
mengkolaborasikan dalam belajar secara terus menerus serta mencari pengetahuan dan
memperoleh keterampilan baru bersama siswa.

Kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan, sekaligus


sebagai pedoman dalam pelaksanaan pendidikan. Kurikulum mencerminkan falsafah
hidup bangsa, ke arah mana dan bagaimana bentuk kehidupan itu kelak akan ditentukan
oleh kurikulum yang digunakan oleh bangsa tersebut sekarang.Nilai sosial, kebutuhan
dan tuntutan masyarakat cenderung/selalu mengalami perubahan antara lain akibat dari
kemajuan ilmu pengatahuan dan teknologi. Kurikulum harus dapat mengantisipasi
perubahan tersebut, sebab pendidikan adalah cara yang dianggap paling strategis untuk
mengimbangi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut.

Kurikulum dapat (paling tidak sedikit) meramalkan hasil


pendidikan/pengajaran yang diharapkan karena ia menunjukkan apa yang harus
dipelajari dan kegiatan apa yang harus dialami oleh peserta didik. Hasil pendidikan
kadang-kadang tidak dapat diketahui dengan segera atau setelah peserta didik
menyelesaikan suatu program pendidikan.Pembaharuan kurikulum perlu dilakukan
sebab tidak ada satu kurikulum yang sesuai dengan sepanjang masa, kurikulum harus
dapat menyesuaikan dengan perkembangan zaman yang senantiasa cenderung berubah.

Perubahan kurikulum dapat bersifat sebagian (pada kompoenen tertentu), tetapi


dapat pula bersifat keseluruhan yang menyangkut semua komponen kurikulum.
Perubahan kurikulum menyangkut berbagai faktor, baik orang-orang yang terlibat
dalam pendidikan dan faktor-faktor penunjang dalam pelaksanaan pendidikan. Sebagai
konsekuensi dari perubahan kurikulum juga akan mengakibatkan perubahan dalam
operasionalisasi kurikulum tersebut, baik dapat orang yang terlibat dalam pendidikan
maupun faktor-faktor penunjang dalam pelaksannaan kurikulum.

Pembaharuan kurikulum perlu dilakukan mengingat kurikulum sebagai alat


untuk mencapai tujuan harus menyesuaikan dengan perkembangan masyarakat yang
senantiasa berubah dan terus berlangsung.

Pembaharuan kurikulum biasanya dimulai dari perubahan konsepsional yang


fundamental yang diikuti oleh perubahan struktural. Pembaharuan dikatakan bersifat
sebagian bila hanya terjadi pada komponen tertentu saja misalnya pada tujuan saja, isi
saja, metode saja, atau sistem penilaiannya saja. Pembaharuan kurikulum bersifat
menyeluruh bila mencakup perubahan semua komponen kurikulum.

Perubahan-perubahan yang dilakukan pada kurikulum di Indonesia bertujuan


untuk menyesuaikan dan mengembangkan pendidikan Indonesia ke kualitas yang lebih
baik dan sejalan dengan pertumbuhan ekonomi dan teknologi. Selain itu perubahan
kurikulum juga ditujukan untuk menyesuaikan perkembangan peserta didik.

Namun dalam setiap perubahan kurikulum, sistem kurikulum di indonesia tidak


selalu berdampak positif, namun juga ada yang bersifat negatif sehingga diperlukan
adanya perbaikan kembali pada sistem pendidikan yang diterapkan pada saat itu.

Dalam makalah ini penulis ingin menguraikan beberapa hal mengenai


kelebihan dan kekurangan kurikulum, antara kurikulum KTSP dan Kurikulum 2013
yang sedang hangat diperbincangkan oleh khalayak ramai.

Pengertian Kurikulum

Istilah kurikulum (curriculum), yang pada awalnya digunakan dalam dunia


olahraga, berasal dari kata curir (pelari) dan curere (tempat berpacu). Pada saat itu
pengertian kurikulum diartikan sebagai jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari
mulai dari start sampai finish untuk memperoleh medali atau penghargaan. Kemudian,
pengertian tersebut diterapkan dalam dunia pendidikan yang kemudian menjadi
sejumlah mata pelajaran (subject) yang harus ditempuh oleh seorang siswa dari awal
sampai

Akhir program pelajaran untuk memperoleh ijazah. Dari rumusan pengertian


kurikulum tersebut terkandung dua hal pokok yang menjadi pusat pendidikan satu
kesatuan yang tidak dapat dipisah pada siswa sekolah dasar yaitu (1) adanya mata
pelajaran yang harus ditempuh oleh siswa dan (2) tujuan utamanya yaitu untuk
memperoleh ijazah. Dengan demikian, siswa harus mengusai seluruh mata pelajaran
yang diberikan guru sebagai posisi yang sangat penting dan sangat menentukan
kelulusannya.

Banyak para pakar dan ahli-ahli pendidikan yang mengemukakan


pandangannya yang beragam, bahkan ada diantaranya yang kontradiktif sehingga
menyebabkan sulitnya mengambil suatu gambaran yang dengan jelas sebagai
pengertian yang dapat mewakili pandangan-pandangan tersebut untuk dijadikan
rujukan yang relevan bagi perkembangan belajar siswa. Namun pandangan atau
anggapan yang sampai saat ini masih dipakai sebagai suatu pusat pendidikan atau
pedomannya dalam dunia pendidikan pada sekolah-sekolah dasar maupun sekolah-
sekolah lanjutan di Indonesia, yaitu sebagai suatu rencana tertulis yang disusun dengan
tujuan guna memperlancar proses kegiatan belajar mengajar. hal ini sesuai dengan
rumusan pengertian kurikulum yang tertera dalam Undang-undang No. 2 Tahun 1989
tentang Sistem Pendidikan Nasional, bahwa “Kurikulum adalah seperangkat rencana
dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman dalam penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar. “Rencana atau pengaturan
tersebut dituangkan dalam kurikulum tertulis yang disebut Garis-garis Besar Program
Pengajaran (GBPP). GBPP tersebut memuat komponen-komponen yang mencakup
tujuan yang ingin dicapai yang dijabarkan ke dalam bentuk rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) yang di dalamnya juga terdapat materi yang akan disampaikan,
strategi dan model pembelajaran yang digunakan serta bahan evaluasi sebagai umpan
balik atas kegiatan yang sudah dilakukan guru, bahkan tercakup pula distribusi materi
dalam setiap semester, dan media pembelajaran.

Beberapa ahli pendidikan kemudian mendefinisikan kurikulum, antara lain


seperti saylor dan Alexander (Saylor, 1956), dengan mengemukakan bahwa kurikulum
sebagai “the total effort of the school to going about desired outcomes in school and
out-of-school situations”. Pengertian tersebut lebih luas mencakup segala usaha
sekolah untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Selain itu, kurikulum tidak hanya
mengenai situasi di dalam sekolah saja, namun juga di luar sekolah. Smith (1957)
memandang kurikulum sebagai a sequence of potential experiences of disciplining
children and youth in group ways of thinking and acting. Dari pengertian ini, Smith
lebih menekankan pada aspek sosial, yakni mendidik anak menjadi anggota masyarakat
dan bagian dari keluarga.

Definisi lain tentang kurikulum yang dikemukakan oleh harold Rugg adalah the
entire program of the school. It is the essential means of education. It is everything the
students and their teachers do. Sedangkan Hilda Taba mendefinisikan bahwa
kurikulum hendaknya jangan terlampau luas sehingga menjadi kabur dan tidak
fungsional. Ia mengemukakan bahwa kurikulum adalah a plan for learning, yang
memberi gambaran bahwa kegiatan dan pengalaman anak di sekolah harus
direncanakan agar menjadi kurikulum. Dalam kaitan ini para ahli ada yang mengatakan
bahwa kurikulum sebenarnya, selain meliputi pengalaman yang direncanakan juga
meliputi pengalaman yang tidak direncanakan, atau yang disebut hidden curriculum
atau kurikulum yang tersembunyi.

Sejarah Kurikulum KTSP

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi,


dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. KTSP yang
merupakan penyempurnaan dari Kurikulum 2004 (KBK) adalah kurikulum operasional
yang disusun dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan/sekolah. KTSP
terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan
kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus. Silabus adalah
rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang
mencakup standar kompetensi , kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran,
kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat
belajar. Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke
dalam materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian
kompetensi untuk penilaian.

Secara umum tujuan diterapkannya KTSP adalah untuk memandirikan dan


memberdayakan satuan pendidikan melalui pemberian kewenangan (otonomi) kepada
lembaga pendidikan. KTSP memberikan kesempatan kepada sekolah untuk
berpartisipasi aktif dalam pengembangan kurikulum.

Secara khusus tujuan diterapkan KTSP adalah.


1. Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah
dalam mengembangkan kurikulum, mengelola, dan memberdayakan
sumberdaya yang tersedia.
2. Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam
pengembangan kurikulum melalui pengambilan keputussan bersama.
3. Meningkatkan kompetisi yang sehat antar satuan pendidikan tentang kualitas
pendidikan yang akan dicapai.

KTSP merupakan bentuk operasional pengembangan kurikulum dalam konteks


desentralisasi pendidikan dan otonomi daerah, yang akan memberikan wawasan baru
terhadap system yang sedang berjalan selama ini. Hal ini diharapkan depat membawa
dampak terhadap peningkatan efisiensi dan efektivitas kinerja sekolah, khususnya
dalam meningkatkan kualitas pembelajaran.

Karekteristik KTSP bisa diketahui antara lain dari bagaimana sekolah dan
satuan pendidikan dapat mengoptimalkan kinerja, proses pembelajaran, pengelolaan
sumber belajar, profesionalisme tenaga kependidikan, serta system penilaian.
Berdasrkan uraian di atas, dapat dikemukakan beberapa karakteristik KTSP sebagai
berikut; pemberian otonomi luas kepada sekolah dan satuan pendidikan, partisipasi
masyarakat dan orang tua yang tinggi, kepemimpinan yang demokratis dan
professional, serta tim-kerja yang kompak dan transparan.

Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan terdapat 11 mata pelajaran yang


diajarkan, sebagai berikut; pendidikan agama, pendidikan kewarganegaraan, bahasa
Indonesia, matematika, IPA, IPS, kerajinan tangan dan kesenian, pendidikan jasmani,
seni budaya dan keterampilan, mulok, dan pengembangan diri.

Kelebihan KTSP :

 Mendorong terwujudnya otonomi sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan.


 Mendorong para guru, kepala sekolah, dan pihak manajemen sekolah untuk
semakin meningkatkan kreativitasnya dalam penyelenggaraan program-
program pendidikan.
 KTSP memungkinkan bagi setiap sekolah untuk menitikberatkan dan
mengembangkan mata pelajaran tertentu yang aspektabel bagi kebutuhan
siswa..
 KTSP akan mengurangi beban belajar siswa yang sangat padat dan
memberatkan kurang lebih 20%.
 KTSP memberikan peluang yang lebih luas kepada sekolah-sekolah plus untuk
mengembangkan kurikulum sesuai dengan kebutuhan.

Kekurangan KTSP :

 Kurangnya SDM yang diharapkan mampu menjabarkan KTSP pada


kebanyakan satuan pendidikan yang ada
 Kurangnya ketersediaan sarana dan prasarana pendikung sebagai kelengkapan
dari pelaksanaan KTSP
 Masih banyak guru yang belum memahami KTSP secara Komprehensif baik
konsepnya, penyusunanya maupun prakteknya di lapangan
 Penerapan KTSP yang merokomendasikan pengurangan jam pelajaran akan
berdampak berkurangnya pendapatan guru.
Sejarah Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang sedang dalam tahap perencanaan


dan saat ini sedang dalam proses pelaksanaan oleh pemerintah, karena ini merupakan
perubahan dari struktur kurikulum KTSP. Perubahan ini dilakukan karena banyaknnya
masalah dan salah satu upaya untuk memperbaiki kurikulum yang kurang tepat.

Dalam KTSP, kegiatan pengembangan silabus merupakan kewenangan satuan


pendidikan, namun dalam Kurikulum 2013 kegiatan pengembangan silabus beralih
menjadi kewenangan pemerintah, kecuali untuk mata pelajaran tertentu yang secara
khusus dikembangkan di satuan pendidikan yang bersangkutan.

Meskipun silabus sudah di kembangkan oleh pemerintah pusat , namun guru


tetap dituntut untuk dapat memahami seluruh pesan dan makna yang terkandung dalam
silabus, terutama untuk kepentingan operasionalisasi pembelajaran. Oleh karena itu,
kajian silabus tampak menjadi penting, baik dilakukan secara mandiri maupun
kelompok sehingga diharapkan para guru dapat memperoleh perspektif yang lebih
tajam, utuh dan komprehensif dalam memahami seluruh isi silabus yang telah
disiapkan tersebut.

Adapun penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) masih


merupakan kewenangan guru yang bersangkutan, yaitu dengan berusaha
mengembangkan dari Buku Babon (termasuk silabus) yang telah disiapkan pemerintah.

Kurikulum 2013, yang rencananya diterapkan mulai tahun ajaran 2013/2014,


masih menimbulkan pro dan kontra di kalangan praktisi pendidikan. Pihak yang
mendukung kurikulum baru menyatakan, Kurikulum 2013 memadatkan pelajaran
sehingga tidak membebani siswa, lebih fokus pada tantangan masa depan bangsa, dan
tidak memberatkan guru dalam penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan.

Pihak yang kontra menyatakan, Kurikulum 2013 justru kurang fokus karena
menggabungkan mata pelajaran IPA dengan Bahasa Indonesia di sekolah dasar. Ini
terlalu ideal karena tidak mempertimbangkan kemampuan guru serta tidak dilakukan
uji coba dulu di sejumlah sekolah sebelum diterapkan.

Kelebihan Kurikulum 2013 :

Lebih menekankan pada pendidikan karakter. Selain kreatif dan inovatif,


pendidikan karakter juga penting yang nantinya terintegrasi menjadi satu. Misalnya,
pendidikan budi pekerti luhur dan karakter harus diintegrasikan kesemua program
studi.

 Asumsi dari kurikulum 2013 adalah tidak ada perbedaan antara anak desa atau
kota. Seringkali anak di desa cenderung tidak diberi kesempatan untuk
memaksimalkan potensi mereka.
 Merangsang pendidikan siswa dari awal, misalnya melalui jenjang pendidikan
anak usia dini.
 Kesiapan terletak pada guru. Guru juga harus terus dipacu kemampuannya
melalui pelatihan-pelatihan dan pendidikan calon guru untuk meningkatkan
kecakapan profesionalisme secara terus menerus.

Kekurangan Kurikulum 2013 :

Pemerintah seolah melihat semua guru dan siswa memiliki kapasitas yang sama
dalam kurikulum 2013. Guru juga tidak pernah dilibatkan langsung dalam proses
pengembangan kurikulum 2013.

 Tidak ada keseimbangan antara orientasi proses pembelajaran dan hasil dalam
kurikulum 2013. Keseimbangan sulit dicapai karena kebijakan ujian nasional
(UN) masih diberlakukan.
 Pengintegrasian mata pelajaran IPA dan IPS dalam mata pelajaran Bahasa
Indonesia untuk jenjang pendidikan dasar tidak tepat, karena rumpun ilmu
pelajaran-pelajaran tersebut berbeda.
Kesimpulan

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kurikulum KTSP dirancang untuk
memperbaharui kurikulum sebelumnya yaitu KBK, sedangkan Kurikulum 2013
merupakan kurikulum yang digadang-gadang sebagai perbaikan dari kurikulum KTSP.
Namun sepanjang perjalanannya mengalami banyak pro-kontra di tengah dunia
pendidikan, sehingga dalam prosesnya Kurikulum 2013 tersebut masih perlu sedikit
pembenahan agar dapat digunakan dikemudian hari. Sedangkan dari segi kelebihan dan
kekurangan dari KTSP dan Kurikulum 2013, penulis menarik kesimpulan secara garis
besar bahwa Kurikulum 2013 lebih unggul dibandingkan dengan KTSP dalam hal
penyempurnaan aspek-aspek penilaian baik psikomotor, afektif dan kognitif.
Sedangkan dari segi pengaturan dalam mata pelajar, penulis lebih setuju dengan KTSP
dimana setiap mata pelajaran tidak dijadikan satu. Karena hal tersebut akan membuat
siswa dan guru menjadi tidak siap dalam melakukan proses pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA

Ansyar, Mohammad dan Nurtei. 1993. Pengembangan dan Inovasi Kurikulum.


Bandung : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan & Dirjen Dikti.

Karyadi, Benny dan Ibrahim. 1996. Pengembangan Inovasi dan Kurikulum Modul 1 –
6. Jakarta : Universitas Terbuka, Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan.

Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Syaodih Sukmadinata, Nana. 2004. Pengembangan Kurikulum: Teori dan Praktek.


Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Adiwikarta,S, 1994. Kurikulum yang Berorientasi pada Kekinian, Kurikulum untuk


Abad 21, Jakarta: Grasindo.

Anda mungkin juga menyukai