Awalnya tekhnik reproduksi ini ditunjukkan untuk pasangan infertile, yang mengalami kerusakan
saluran telur. Namun saat ini indikasinya telah diperluas, antara lain jika calon ibu mempunyai
lender mulut rahim yang abnormal, mutu calon ayah kurang baik, adanya antibody pada atau
terhadap sperma, tidah kunjung hamil walaupun endometriosis telah diobati, serta pada gangguan
kesuburan yang tidak diketahui penyebabnya maka program bayi tabung ini bias dilakukan. Bayi
tabung merupakan pilihan untuk memperoleh keturunan bagi ibu ibu yang memiliki gangguan
pada saluran tubanya.
Pro
Program bayi tabung telah terbukti membantu jutaan orang untuk memperoleh keturunan.
Teknologi yang digunakan pada program bayi tabung yaitu IVF membuka peluang bagi
para ilmuwan untuk mencegah terjadinya kemungkinan cacat lahir pada bayi. Hal ini
dikarenakan pembentukan embrio yang terjadi di luar tubuh dan dapat senantiasa diamati
dan diawasi oleh ilmuwan
Melalui analisa selama bertahun-tahun, para dokter setuju bahwa anak yang lahir dari
program bayi tabung tidak rentan terhadap masalah kesehatan jika dibandingkan dengan
anak normal lainnya.
Kontra
Merusak Tatanan Sosial: dalam artian banyak ketakutan terjadi sehubungan dengan
program bayi tabung ini antara lain ketakutan bahwa program ini akan menyalahi tatanan
dalam masyarakat dimana orang tidak perlu menikah karena bisa menciptakan bayi di
laboratorium, ketakutan bahwa wanita akan dijadikan sebagai mesin untuk melahirkan bayi
serta ketakutan bahwa bayi yang dilahirkan dengan cara ini tidak dapat diterima secara
sosial.
Salah secara agama karena dianggap ikut campur tangan apa yang menjadi urusan Tuhan
Adanya resiko besar timbulnya kembar dua atau tiga karena jumlah embrio yang
dimasukkan ke dalam rahim ibu lebih dari satu
Ketakutan adanya efek samping dari obat-obatan yang digunakan
Biaya yang dibutuhkan mahal dan memerlukan waktu lama
Dari segi Agama
2. Bedah Mayat
Segi Agama
Akhirnya sidang Komisi Fatwa MUI, empat bulan lalu, membuat keputusan dengan beberapa
klausul. Pertama, hukum asal pengawetan jenazah adalah haram. Sebab jenazah manusia itu
terhormat, sekalipun sudah meninggal. Orang yang hidup wajib memenuhi hak-hak jenazah.
Salah satunya, menyegerakan jenazah dikuburkan.
Kedua, pengawetan jenazah untuk penelitian dibolehkan, tapi terbatas (muqoyyad). Dengan
ketentuan, penelitian itu bermanfaat untuk pengembangan keilmuan dan mendatangkan
maslahat lebih besar: memberikan perlindungan jiwa. Bukan untuk praktek semata.
Ketiga, sebelum pengawetan, hak-hak jenazah muslim harus dipenuhi. Misalnya dimandikan,
dikafani, dan disalati. Pengawetan jenazah untuk penelitian harus dilakukan dalam batas
proporsional, hanya untuk penelitian. Jika penelitian telah selesai, jenazah harus segera
dikuburkan sesuai dengan ketentuan syariat Islam. Keempat, negara diminta membuat regulasi
yang mengatur ketentuan dan mekanismenya.
Sebagai etnik terbesar, Jawa memiliki konsep-konsep (selanjutnya akan disebut sebagai
falsafah). Falsafah Tri Bata memiliki tiga prinsip yaitu (1) rumongso melu handarbeni (merasa
ikut memiliki), (2) wajib melu hangrungkebi (wajib ikut membela dengan ikhlas), dan
(3) mulat sariro hangrasa wani (mawas diri dan memiliki sifat berani untuk
kebenaran). Falsafah ini masih relevan diaplikasi di masa kini (Tedjowulan dalam Falsafah
kepemimpinan dari Gadjah Mada secara garis besar memuat tiga dimensi, yaitu (1) Spiritual, (2) Moral, dan (3)
Manajerial. Dimensi Spiritual terdiri dari tiga prinsip, yaitu: wijaya yang berupa sikap tenang, sabar, bijaksana;
Dimensi Moral terdiri dari enam prinsip, yaitu: mantriwira yang berwujud berani membela dan menegakkan
kebenaran dan keadilan; rendah hati sifat tidak pilih kasih; tegas, jujur, bersih, berwibawa; dicintai segenap lapisan
masyarakat dan mencintai rakyat; mengutamakan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi, golongan, dan
keluarga. Dimensi Manajerial terdiri dari sembilan prinsip mendapat dan menjaga kepercayaan dari masyarakat,
loyal dan setia kepada nusa dan bangsa; pandai bicara dengan sopan; pandai diplomasi, strategi, dan sikap rajin
dan tekun bekerja dan mengabdi untuk kepentingan umum; lapang dada dan bersedia menerima pendapat orang
lain; nayaken musuh dengan sikap menguasai musuh dari dalam dan dari luar; pandai menentukan prioritas yang
penting, serta selalu waspada dan introspeksi untuk melakukan perbaika
3. Hukuman Mati
Pro
Perlu diketahui oleh kita bersama terlebih dahulu fungsi dilakukannya hukuman
adalah sebagai alat untuk memaksa agar peraturan ditaati dan siapa yang
melanggar diberi sanksi hukuman sehingga terwujudnya rasa kesejahteraan dan
keamanan bagi masyarkat. Percumalah aturan dibuat bila tidak ada sanksi yang
diterapkan bila aturan itu dilanggar karena tidak ada efek jera atau pengaruh bagi
si pelanggar aturan tersebut. Sehingga kami sangatlah yakin kalau hukuman mati
itu sangat diperlukan karena selain dapat memberi efek cegah dan rasa takut
bagi orang lain untuk tidak melakukannya pelanggaran. Dan juga dapat
memberikan rasa aman dan terlindung bagi setiap orang. sesuai dengan Pasal
28 G UUD 1945 yang berbunyi setiap orang berhak atas perlindungan.
Bagaimana mungkin rasa aman & terlindung itu dapat terjadi, bila si pelaku
kejatahan tersebut masih diberi kesempatan di dunia ini.
Pasal 28A
Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan
kehidupannya.
Soal hukuman mati ini, Mahkamah Konstitusi pernah memutuskan bahwa hukuman mati yang
diancamkan untuk kejahatan tertentu dalam UU No 22 Tahun 1997 tentang Narkotika tidak
bertentangan dengan UUD 1945. Hukuman mati tidak bertentangan dengan hak untuk hidup
yang dijamin oleh UUD 1945, karena konstitusi Indonesia tidak menganut asas kemutlakan hak
asasi manusia (HAM).
Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib tunduk kepada pembatasan
yang ditetapkan dengan undang-undang dengan maksud semata-mata untuk menjamin
pengakuan serta penghormatan atas hak dan kebebasan orang lain dan untuk memenuhi
tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral, nilai-nilai agama, keamanan, dan
ketertiban umum dalam suatu masyarakat demokratis.
1. Mencegah banyak orang untuk membunuh atau berbuat kejahatan berat lainnya karena gentar
akan hukuman yang sangat berat.
2. Pembunuh yang sudah dieksekusi bisa dipastikan tidak membunuh lagi sehingga tidak
memakan korban lainnya.
3. Menegakkan harga nyawa manusia yang mahal dan hanya bisa dibayar dengan nyawa
sehingga seseorang tidak dapat seenaknya membunuh orang lain.
4. Biaya yang dikeluarkan lebih sedikit daripada hukuman penjara seumur hdup.
Kontra
Perlu kita ketahui bersama Sampai sekarang ini tidak ada yang bisa
membuktikan kalau efek jera dari hukuman mati dapat mengurangi tingkat
kejahatan. Masih banyak cara untuk menjatuhkan hukuman kepada pelaku
kejahatan ini misalnya hukuman seumur hidup, atau bahkan hukuman kumulatif
hingga ratusan tahun. Dan bukan dengan untuk mengambil hak hidup mereka
karena itu menentang Pasal 28 A UUD 1945 yang menjelaskan “Setiap orang
berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan kehidupannya”.
Dan juga bertentangan dengan Deklarasi Universal of Human Rights. Pada isi
Hak Asasi Manusia & Pancasila sudah tertera jelas bila hukuman mati dianggap
sebagai pelanggaran hak asasi manusia yang terdalam yakni hak untuk hidup
dan tidak ada satupun manusia di dunia ini mempunyai hak untuk mengakhiri
hidup manusia lain meskipun dengan atas nama hukum atau negara, apalagi
Indonesia menganut dasar Falsafah Pancasila yang menghormati harkat dan
martabat manusia serta berke-Tuhanan, karena yang paling berhak mencabut
nyawa mahluk hidup hanya Tuhan.
ABORSI
Para ahli agama memandang bahwa apapun alasannya, aborsi merupakan perbuatan yang
bertentangan dengan agama, karena bersifat menghilangkan nyawa janin yang berarti
melakukan pembunuhan, walaupun ada yang berpendapat bahwa nyawa janin belum ada
sebelum 90 hari.
Ahli kesehatan secara mutlak belum memberikan tanggapan yang pasti, secara samar-samar
terlihat adanya kesepakatan bahwa aborsi dapat dilakukan dengan mempertimbangkan
penyebab, masa depan anak serta alasan psikologis keluarga terutama ibu, asal dilakukan
dengan cara-cara yang memenuhi kondisi dan syarat-syarat tertentu. Begitu juga dengan ahli
sosial kemasyarakatan yang mempunyai pandangan yang tidak berbeda jauh dengan ahli
kesehatan.
Dari sisi moral dan kemasyarakatan, sulit untuk membiarkan seorang ibu yang harus merawat
kehamilan yang tidak diinginkan terutama karena hasil pemerkosaan, hasil hubungan seks
komersial (dengan pekerja seks komersial) maupun ibu yang mengetahui bahwa janin yang
dikandungnya mempunyai cacat fisik yang berat. Anak yang dilahirkan dalam kondisi dan
lingkungan seperti itu, dikemudian hari kemungkinan besar akan tersingkir dari kehidupan sosial
kemasyarakatan yang normal, kurang mendapat perlindungan dan kasih sayang yang
seharusnya didapatkan oleh anak yang tumbuh dan besar dalam lingkungan yang wajar,
sehingga tidak tertutup kemungkinan anak tersebut akan menjadi sampah masyarakat.
Di sisi lain, dari segi ajaran agama, agama manapun tidak akan memperbolehkan manusia
melakukan tindakan penghentian kehamilan dengan alasan apapun, sedangkan dari segi
hukum, masih ada perdebatan-perdebatan dan pertentangan dari yang pro dan kontra soal
persepsi atau pemahaman mengenai undang-undang yang ada sampai saat ini.
indikasi kedaruratan medis yang dideteksi sejak usia dini kehamilan, baik yang mengancam nyawa ibu dan/atau
janin, yang menderita penyakit genetik berat dan/atau cacat bawaan, maupun yang tidak dapat diperbaiki sehingga
menyulitkan bayi tersebut hidup di luar kandungan; atau
akibat perkosaan yang dapat menyebabkan trauma psikologis bagi korban perkosaan.
aborsi legal untuk dilakukan terhadap kehamilan akibat perkosaan yang dapat menyebabkan trauma psikologis bagi
korban perkosaan. Meskipun demikian tindakan aborsi akibat perkosaan hanya dapat dilakukan setelah melalui
konseling dan/atau penasehatan pra tindakan dan diakhiri dengan konseling pasca tindakan yang dilakukan oleh
konselor yang kompeten dan berwenang sebagaimana diatur dalam Pasal 75 ayat (3) UU No. 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan.
Ketentuan Pasal 194 UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan mengatur bahwa, “sanksi bagi setiap orang yang
dengan sengaja melakukan aborsi yang tidak sesuai dengan ketentuan Pasal 75 ayat (2) UU Kesehatan di pidana
dengan pidana penjara paling lama 10 tahun dan denda paling banyak Rp1 miliar”.
Pengakuan dari negara lain bukanlah merupakan unsur pembentuk negara, tetapi
sifatnya hanya menerangkan saja tentang adanya negara. Dengan kata lain pengakuan
dari negara lain hanya bersifat deklaratif saja. pengakuan dibagi menjadi dua, yaitu de
facto dan de jure:
Belanda mengakui kedaulatan kepada Republik Indonesia Serikat pada akhir bulan
Desember 1949.
Mengenai Irian Barat penyelesaiannya ditunda satu tahun setelah
pengakuan kedaulatan.
Antara RIS dan kerajaan Belanda akan diadakan hubungan Uni Indonesia -
Belanda yang akan diketuai Ratu Belanda.
Segera akan dilakukan penarikan mundur seluruh tentara Belanda.
Pembentukan Angkatan Perang RIS (APRIS) dengan TNI sebagai intinya.
Dampak positif hasil KMB bagi Indonesia
Konferensi Meja Bundar memberikan dampak yang cukup menggembirakan bagibangsa.
Indonesia. Karena sebagian besar hasil dari KMB berpihak pada bangsa Indonesia,sehingga
dampak positif pun diperoleh Indonesia. Berikut merupakan dampak dari Konferensi Meja
Bundar bagi Indonesia:
Berhentinya perang antara belanda dan Indonesia
Diakuinya Indonesia sebagai sebuah negara oleh belanda
Penarikan mundur tentara - tentara Belanda di wilayah Indonesia
Ada dua sifat pokok konstitusi negara, yaitu fleksibel (luwes) dan rigid (kaku). Konstitusi dikatakan fleksibel apabila
kontitusi itu memungkinkan adanya perubahan sewaktu-waktu sesuai perkembangan masyarakat, misalnya konstitusi
Inggris dan Selandia Baru. Sedangkan konstitusi dikatakan rigit apabila konstitusi itu sulit diubah kapanpun, misalnya
konstitusi Indonesia, Kanada, Amerika dan Jerman.
Fungsi pokok konstitusi adalah untuk membatasi kekuasaan pemerintah sedemikian rupa sehingga penyelenggaraan
kekuasaan tidak bersifat sewenang-wenang. Dengan demikian, diharapkan hak-hak warga negara akan terlindungi.
Harapan atau gagasan agar hak-hak warga negara dapat terlindungi dinamakan “konstitusionalisme”.
Disamping sifat dan fungsi konstitusi sebagaimana tersebut diatas, konstitusi juga memuat hal-hal antara lain:
1. Organisasi negara, misalnya pembagian kekuasaan antara badan legislatif, eksekutif, dan
yudikatif.
2. Wilayah negara
3. Warga negara dan penduduk
4. Hak-hak asasi manusia
5. Pertahanan dan keamanan negara
6. Perekonomian nasional dan kesejahteraan nasional
7. Perubahan konstitusi
Pada prinsipnya, konstitusi memiliki tujuan untuk membatasi kewenangan pemerintah dalam menjamin hak-hak yang
diperintah dan merumuskan pelaksanaan kekuasaan yang berdaulat. Dengan kata lain, konstitusi merupakan sarana
atau dasar untuk mengawasi proses-proses kekuasaan. Singkatnya, tujuan adanya konstitusi antara lain adalah:
1. Membatasi kekuasaan negara;
2. Menjamin hak-hak asasi (HAM) warga negara
Keberadaan konstitusi dalam kehidupan ketatanegaraan sutu negara merupakan sutu hal yang sangat krusial,
karena tanpa konstitusi bisa jadi tidak akan terbentuk sebuah negara.
5. Geopolitik
Perwujudan Kepulauan Nusantara Sebagai Kesatuan Pertahanan dan Keamanan
Implementasi wawasan nusantara dalam kehidupan pertahanan dan keamanan
akan menumbuhkan kesadaran cinta tanah air dan bangsa, yang lebih lanjut akan
membentuk sikap bela negara pada tiap warga negara Indonesia. Kesadaran dan
sikap cinta tanah air dan bangsa serta bela negara ini menjadi modal utama yang
akan mengerakkan partisipasi setiap warga negara indonesia dalam menghadapi
setiap bentuk ancaman antara lain :
a. Bahwa ancaman terhadap satu pulau atau satu daerah pada
hakekatnya merupakan ancaman terhadap seluruh bangsa dan negara.
b. Bahwa tiap-tiap warga negara mempunyai hak dan kewajiban yang
sama dalam rangka pembelaan negara dan bangsa.
Wawasan Nusantara telah diterima dan disahkan sebagai konsepsi
politik kewarganegaraan yang termaktub / tercantum dalam dasar-
dasar berikut ini :
– Ketetapan MPR Nomor IV/MPR/1973 tanggal 22 maret 1973
– TAP MPR Nomor IV/MPR/1978 tanggal 22 maret 1978 tentang
GBHN
– TAP MPR nomor II/MPR/1983 tanggal 12 Maret 1983
Factor yang mempengaruhi wawasan nusantara:
1. Wilayah (geografi)
a. Asas Kepulauan (Archipelagic Principle)
b. Kepulauan Indonesia
c. Konsepsi tentang wilayah lautan
d. Karakteristik wilayah nusantara
6. Geostrategi
Implementasi dalam Kehidupan Politik[sunting | sunting sumber]
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengimplementasikan wawasan
nusantara, yaitu:[7]
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam kehidupan sosial, yaitu :[7]
Hak dan kewajiban memiliki hubungan yang cukup erat dan tidak dapat dipisahkan. Segala akibat yang
ditimbulkan dari adanya hak tentunya ada kewajiban, Untuk itu dalam menjalankan kehidupan sehari-hari,
antara hak dan kewajiban dapat dijalankan dengan imbang, karena kalau tidak dijalankan dengan imbang
maka akan menimbulkan pertentangan.
Hak warga negara Indonesia;
1. Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan (pasal 27 ayat 2).
2. Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dalam
kehidupannya (pasal 28A).
3. Setiap orang berhak membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui
perkawinan yang sah (pasal 28B ayat 1).
4. Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang serta berhak
atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi (pasal 28B ayat 2).
5. Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya,
berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan
teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi
kesejahteraan umat manusia (pasal 28C ayat 1).
Kewajiban warga negara Indonesia;
1. Segala warga negara bersamaan kedudukannya dalam hukum dan pemerintahan dan
wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya (Pasal 27
ayat 1).
2. Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain dalam tertib kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara (Pasal 28J ayat 1).
3. Di dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib tunduk kepada
pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang dengan maksud semata-mata
untuk menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak dan kebebasan orang lain
dan untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral, nilai-nilai
agama, keamanan, dan ketertiban umum dalam suatu masyarakat demokratis (pasal
28J ayat 2).
4. Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara
(pasal 30 ayat 1).
Dengan adanya pemahaman mengenai hak dan kewajiban ini, diharapkan warga negara
Indonesia tidak akan mengalami pertentangan terhadap sesama. Disamping itu juga warga
negara bukan hanya menuntut haknya saja melainkan agar dapat melaksanakan kewajibannya
sebagai warga negara yang baik. Sebagaimana pernyataan John F Kennedy bahwa “jangan
tanyakan apa yang negara berikan kepadamu, tapi tanyakan apa yang kamu berikan
kepada negaramu’’.