Anda di halaman 1dari 17

KELOMPOK 3

Ruhul Nabila (160140001)


Isna Hidayati M.Nur (160140006)
Hulqi Wahyuri (160140012)
Rahadian Kurnia Hendraningdia (160140019)
Rina Ridara (160140024)
Surya Darma (160140043)

Dosen Pembimbing :
Wusnah,ST.,MT
NIP : 197807242006042010
MATERI

Sejarah Nata de Coco

Pengertian Nata de Coco

Faktor yang Mempengaruhi Nata de


Nata de Coco Coco

Bakteri Acetobacter

Metodologi Penelitian

Hasil dan Pembahasan


SEJARAH NATA DE COCO

Dalam sejarahnya, industri pembuatan nata


diawali di tingkat rumah tangga, yaitu dengan
menggunakan sari buah nanas sebagai bahan
bakunya. Produk yang dihasilkan diberi nama nata de
pina.
Di Indonesia, nata de coco mulai dicoba pada
tahun 1973 dan mulai diperkenalkan pada 1975.
Produk ini mulai dikenal luas di pasaran sejak tahun
1981. Dengan semakin digemarinya nata de coco di
Indonesia, mulailah bermunculan beberapa industri
pengolah nata de coco di Tanah Air.
PENGERTIAN NATA DE COCO

Nata de coco merupakan produk hasil proses fermentasi


air kelapa dengan bantuan aktivitas Acetobacter xylinum. Nata
berasal dari bahasa spanyol yang artinya terapung.
Nata berasal dari bahasa spanyol yang artinya terapung.
Ini sesuai dengan sifatnya yaitu sejak diamati dari proses awal
terbentuknya nata merupakan suatu lapisan tipis yang terapung
pada permukaan yang semakin lama akan semakin tebal. Nata
De Coco merupakan jenis komponen minuman yang terdiri dari
senyawa selulosa (dietry fiber), yang dihasilkan dari air kelapa
melalui proses fermentasi, yang melibatkan jasad renik
(mikrobia), yang selanjutnya dikenal sebagai bibit nata.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PEMBUATAN NATA DE COCO

1. Temperatur ruang inkubasi


2. Jenis dan Konsentrasi Medium
3. Jenis dan Konsentrasi Stater
4. Kebersihan Alat
5.Waktu Fermentasi
6. pH Fermentasi
7. Tempat Fermentasi
BAKTERI ACETOBACTER

Ciri-ciri Acetobacter adalah selnya berbentuk


bulat panjang sampai batang lurus atau agak
bengkok, ukurannya 0,6 - 0,8 x 1,0 - 3,0 μm, terdapat
dalam bentuk tunggal berpasangan atau dalam
bentuk rantai.
Bila Acetobacter xylinum ditumbuhkan pada
medium yang mengandung gula. Bakteri ini dapat
memecah komponen gula dan mampu membentuk
suatu polisakarida yang dikenal dengan selulosa
ekstraseluler.
1. Acetobacter acetii
2. Acetobacter xylinum
3. Acetobacter suboxydans
4. Acetobacter orleanensis
5. Acetobacter indonesianensis
6. Acetobacter cibinongensis
7. Acetobacter syzgii
8. Acetobacter tropicalis
9. Acetobacter bogoriensis
Mempunyai ciri – ciri antara lain : ”sel bulat
panjang sampai batang (seperti kapsul), tidak
mempunyai endospora, sel – selnya bersifat
gram negatif, bernafas secara aerob tetapi
dalam kadar yang kecil. Acetobacter xylinum
mempunyai tiga enzim yang aktif, yaitu
1. enzim kinase,
2. enzim ekstraseluler selulosa polimerase,
3. enzim protein sintetase.
TAHAP PERTUMBUHAN ACETOBACTER
XYLINUM

1. Fase adaptasi
2. Fase pertumbuhan awal
3. Fase pertumbuhan eksponensial
4. Fase pertumbuhan diperlambat
5. Fase stasioner
6. Fase menuju kematian
7. Fase kematian
FAKTOR PERTUMBUHAN
ACETOBACTER XYLINUM

Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan


bakteri acetobacter xylinum yaitu
1. Sumber karbon
2. Sumber nitrogen
3. Derajat keasaman (pH)
4. Temperatur
5. Udara (oksigen)
ALAT DAN BAHAN

Alat yang digunakan Bahan yang digunakan


1. Kompor 1. Air kelap muda (segar)
2. Panci 2. Gula
3. Saringan 3. Cuka
4. Stoples 4. Stater
5. Pengaduk
PROSEDUR KERJA

1. Air kelapa mentah di saring, dan dimasukkan ke dalam panci


stenless ukuran 5 liter di masak sampai mendidih 100 derajat
celcius
2. Setelah mendidih masukkan gula putih 250 gr, dan cuka 50
cc.
3. Campuran air kelapa yang sudah mendidih dimasukan ke
dalam baki plastik yang bersih atau steril (stoples).
4. Diamkan air kelapa tersebut hingga air kelapa tersebut dingin,
usahakan agar tidak terkontaminasi.
5. Setelah air kelapa dingin, tambahkan stater 100 mL, aduk
hingga merata dan kemudian ditutup.
6. Tunggu hingga 15 hari, usahakan baki hasil pembibitan tidak
terganggu atau tergoyang
7. Buka hasil pembibitan setelah berumur 15 hari.
HASIL PENGAMATAN

HARI HASIL PENGAMATAN KETERANGAN


1 Proses pembuatan nata de coco (air kelapa) Masih biasa
2 Kondisi nata de coco masih belum ada perubahan, hal itu
dapat terlihat pada pengamatan yang menunjukkan belum Masih biasa
adanya tanda perubahan.
3 Sudah mulai ada tanda-tanda perubahan Ada perubahan
5 Warna mulai berubah menjadi lebih kekuningan dan
Ada perubahan
mengeluarkan bau yang tidak sedap.

6 Terjadi penggumpalan pada dasar air kelapa tersebut. Ada perubahan

7
Warna semakin pekat, bau semakin tidak sedap dan tidak
terjadi pembentukan nata. Hal ini menunjukkan bahwa
hasil percobaan nata de coco tidak berhasil, dikarenakan Ada perubahan
kondisi nata de coco tidak memungkinkan untuk
pertumbuhan bakteri Acetobacter xylinum.
PEMBAHASAN

Dari hasil pengamatan yang dilakukan, nata de coco yang


dihasilkan mengalami kegagalan dalam proses
fermentasinya. Kami beranggapan bahwa kemungkinan
yang menyebabkan terjadinya kegagalan pada proses
fermentasi nata de coco adalah karena kurangnya kehati-
hatian dan kesalahan dalam proses penutupan. Dimana
kami menggunakan tutup dari kertas pembungkus nasi,
sehingga terjadi kelembapan pada kertas tersebut dan
menyebabkan kertas tersebut sobek (berlubang), sehingga
udara di dalam stoples terkontaminasi dengan udara luar
yang menyebabkan bakteri Acetobacter xylinum menjadi
mati dan tidak dapat tumbuh.
DATA PENGAMATAN

Anda mungkin juga menyukai