Anda di halaman 1dari 3

3.

Karakter Endapan Mineral

Karakteristik umum dari endapan epitermal (Simmons et al, 2005 dalam Sibarani, 2008)
adalah:

 Jenis air berupa air meteorik dengan sedikit air magmatik

 Endapan epitermal mengandung mineral bijih epigenetic yang pada umumnya memiliki
batuan induk berupa batuan vulkanik.
 Tubuh bijih memiliki bentuk yang bervariasi yang disebabkan oleh kontrol dan litologi
dimana biasanya merefleksikan kondisi paleo-permeabilitypada kedalaman yang dangkal
dari sistem hidrotermal.
 Sebagian besar tubuh bijih terdapat berupa sistem urat dengan dip yang terjal yang
terbentuk sepanjang zona regangan. Beberapa diantaranya terdapat bidang sesar utama,
tetapi biasanya pada sesar-sesar minor.
 Pada suatu jaringan sesar dan kekar akan terbentuk bijih pada urat.

 Mineral gangue yang utama adalah kuarsa sehingga menyebabkan bijih keras dan realtif
tahan terhadap pelapukan.
 Kandungan sulfida pada urat relatif sedikit (<1 s/d 20%).

5. Eksplorasi Geofisika dalam Mineral Batubara

Contoh penyelidikan geofisika untuk batubara yaitu penyelidikan struktur geologi dengan
menggunakan metoda seismik refleksi di daerah Bayung Lincir, Kabupaten Banyuasin ,
Sumatera Selatan dan penyelidikan struktur cekungan di daerah Cisasah, Cidadap dan
Cibuniasih, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat.

Geofisika merupakan disiplin ilmu atau metoda untuk memperkirakan lokasi akumulasi
bahan/tambang dengan cara pengukuran besaran-besaran fisik batuan bawah permukaan
bumi. Metoda yang dapat dilakukan eksplorasi geofisika diantaranya :

a. Metoda Gravitasi
Metoda ini berdasarkan hukum gaya tarik antara dua benda di alam. Bumi sebagai salah
satu benda di alam juga menarik benda-benda lain di sekitarnya. Kalau sebuah bandul
digantung dengan sebuah pegas, maka pegas tersebut akan merengganng akibat bandulnya
mengalami gravitasi, di tempat yang gravitasinya rendah maka regangan tadi kecil dan di
tempat yang gravitasinya besar maka regangan tadi juga lebih besar. Dengan demikian
dapat diperkirakan bentuk struktur bawah tanah dari melihat besarnya nilai gravitasi dari
bermacam-macam lokasi dari suatu daerah penyelidikan.
Di lapangan besarnya gravitasi ini diukur dengan alat yang disebut gravimeter, yaitu suatu
alat yang sangat sensitif dan presisi. Gravimeter bekerja atas dasar “torsion balance”,
maupun bantuk atau pendulum, dan dapat mengukur perbedaan yang kecil dalam gravitasi
bumi di berbagai lokasi pada suatu daerah penyelidikan. Gaya gravitasi bumi dipengaruhi
oleh besarnya ukuran batuan, distribusi atau penyebaran batuan, dan kerapatan (density)
dari batuan. Jadi kalau ada anomali gravitasi pada suatu tempat, mungkin di situ terdapat
struktur tertentu, seperti lipatan, tubuh intrusi dangkal, dan sebagainya. Juga jalur suatu
patahan besar, meskipun tertutup oleh endapan aluvial, sering dapat diketahui karena
adanya anomali gravitasi.

b. Metoda Magnetik
Bumi adalah suatu planet yang bersifat magnetik, dimana seolah-olah ada suatu barang
magnet raksasa yang membujur sejajar dengan poros bumi. Teori modern saat ini
mengatakan bahwa medan magnet tadi disebabkan oleh arus listrik yang mengalir pada inti
bumi. Setiap batang magnet yang digantung secara bebas di muka bumi. Di setiap titik
permukaan bumi medan magnet ini memiliki dua sifat utama yang penting di dalam
eksplorasi, yaitu arah dan intensitas.

Arah dari medan magnet dinyatakan dalam cara-cara yang sudah lazim, sedang intensitas
dinyatakan dalam apa yang disebut gamma. Medan magnet bumi secara normal memiliki
intensitas 35.000 sampai 70.000 gamma jika diukur pada permukaan bumi. Bijih yang
mengandung mineral magnetik akan menimbulkan efek langsung pada peralatan, sehingga
dengan segera dapat diketahui.

Metoda eksplorasi dengan magnetik sangat berguna dalam pencarian sasaran eksplorasi
sebagai berikut :
1. Mencari endapan placer magnetik pada endapan sungai
2. Mencari deposit bijih besi magnetik di bawah permukaan
3. Mencari bijih sulfida yang kebetulan mengandung mineral magnetit sebagai mineral
ikutan
4. Intrusi batuan basa dapat diketahui kalau kebetulan mengandung magnetit dalam
jumlah cukup
5. Untuk dapat mengetahui ketebalan lapisan penutup pada suatu batuan beku yang
mengandung mineral magnetik.

c. Metoda Seismik
Metoda ini jarang dipergunakan dalam penyelidikan pertambangan bijih tetapi banyak
dipergunakan dalam penyelidikan minyak bumi. Suatu gempa atau getaran buatan dibuat
dengan cara meledakan dinamit pada kedalaman sekitar 3 meter dari permukaan bumi dan
kecepatan merambatnya getaran yang terjadi diukur. Untuk mengetahui kecepatan
rambatan getaran tersebut pada perlapisan-perlapisan batuan, disekitar titik ledakan
dipasang alat penerima getaran yang disebut geofon (seismometer). Geofon-geofon yang
dipasang secara teratur di sekitar lobang ledakan tadi akan terbias atau refraksi. Dengan
mengetahui waktu ledakan dan waktu kedatangan gelombang-gelombang tadi, maka dapat
diketahui kecepatan rambatan waktu getaran melalui perlapisan-perlapisan batuan.

d. Metoda Geolistrik
Dalam metoda ini yang diukur adalah tahanan jenis (resistivity) dari batuan. Yang
dimaksud dengan tahanan jenis batuan adalah tahanan yang diberikan oleh masa batuan
sepanjang satu meter dengan luas penampang satu meter persegi kalau dialiri listrik dari
ujung ke ujung, satuannya adalah Ohm-m2/m atau disingkat Ohm-meter.

Dalam cara pengukuran tahanan jenis batuan di dalam bumi biasanya dipakai sistem empat
elektrode yang dikontakan dengan baik pada bumi. dua elektrode dipakai untuk memasukan
arus listrik ke dalam bumi, disebut elektrode arus (current electrode) disingkat C, dan dua
elektrode lainnya dipakai untuk mengukur voltage yang timbul karena arus tadi, elektrode
ini disebut elektrode potensial atau “potential electode” disingkat P. ada beberapa cara
dalam penyusun ke empat elektode tersebut, dua diantaranya banyak yang dipakai adalah
cara Wenner dan cara Shlumberger.

Anda mungkin juga menyukai