Anda di halaman 1dari 10

Perawatan bangunan dilakukan dengan cara pengecatan untuk

dinding-dinding bangunan dan juga kayu maupun baja tulangan yang

mudah korosi.

5. Perencanaan bangunan

Perencanaan lokasi gedung Jasa Raharja (persero) wilayah

Jawatengah ini disuaikan dengan tujuan dibangunnya gedung

tersebut. Hal ini dilihat dari skema dibawah ini.

Gambar rencana

(Denah, tampak dan potongan)

Hitungan Struktur

Gambar lengkap

Shop Drawing

Pelaksanaan

Gambar 3. Bagan alir perencanaan

34
3.2.Perencanaan Struktur bawah ( Sub structure)

Struktur bawah adalah struktur yang terletak di bawah permukaan tanah

dan berfungsi untuk mendukung struktur yang berada diatasnya.Struktur bawah

merupakan bagian struktur yang mempunyai fungsi meneruskan beban

bangunan kedalam tanah pendukung. Perencanaan struktur bawah harus benar-

benar optimal, sehingga beban seluruh struktur dapat ditahan oleh lapisan tanah

yang kuat agar tidak terjadi penurunan diluar batas ketentuan, yang dapat

menyebabkan kehancuran atau kegagalan struktur.

Struktur bawah pondasi merupakan elemen bangunan yang berfungsi

menyalurkan semua beban yang bekerja pada struktur kedalam tanah, yaitu

sampai pada kedalaman tertentu yang mampu menerima beban tanpa

mengalami deformasi yang membahayakan bangunan.

Ada beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam merencanakan

struktur bawah, factor tersebut diantaranya :

a. Fungsi bangunan atas yang akan dipikul oleh pondasi,

b. beban yang bekerja pada bangunan,

c. kondisi tanah dibawah bangunan,

d. faktor ekonomi atau biaya yang akan dikeluarkan,

e. peralatan dan teknologi yang tersedia,

f. keadan disekitar lokasi bangunan.

Mengingat semua bangunan didirikan diatas tanah atau dibawah

permukaan tanah, maka perlu sekali diketahui karateristik maupun kondisi

tempat diamana bangunan itu akan didirikan agar bisa diperkirakan rencana

35
pondasi yang akan dibuat dengan berdasarkan kondisi tanah tersebut dan

struktur yang akan didirikan, dengan demikian beban dapat disalurkan atau

didukung dengan baik.

Untuk mengetahui jenis pondasi yang akan dipergunakan, harus

diketahui tentang keadaan, susunan dan sifat lapisan tanah serta daya

dukungnya. Masalah-masalah teknis yang sering dijumpai oleh ahli-ahli teknik

sipil adalah dalam menentukan daya dukung tanah dan kemungkinan

penurunan yang terjadi. Oleh karena itu diperlukan penyelidikan terhadap

kondisi tanah terlebih dahulu.

3.2.1. Perencanaan Pondasi


Tanah harus mampu menahan pondasi serta beban-beban yang

dilimpahkan pada pondasi. Untuk mengetahui jenis pondasi yang

digunakan, maka perlu diketahui jenis tanah dan karateristiknya yang

meliputi : ∅,c dan sebagainya. Dengan mengetahui jenis tanah ini dapat

ditentukan jenis pondasi yang akan dipakai. Jenis pondasi yaitu Bored

Pile.

36
Gambar 4. Pondasi Bored Pile

3.2.2. Perencanaan Poer


Poer adalah suatu konstruksi yang berfungsi sebagai tumpuan

kolom-kolom bangunan. Poer ini akan meneruskan beban bangunan

yang disangga kolom-kolom diatasnya ke pondasi Bored pile. Poer

merupakan bagian struktur yang menyatukan sekelompok pondasi

sehingga dapat bersama-sama mendukung beban yang terjadi pada

kolom.

Penulangan Poer akan terdiri dari tulangan keliling yang dirakit

menjadi satu. Tipe poer yang terdapat dalam proyek ini adalah :

a. Poer Tipe P2 berbentuk lingkaran dengan diameter 60 cm

b. Poer Tipe P6 berbentuk lingkaran dengan diameter 60 cm

c. Poer Tipe P7 berbentuk lingkaran dengan diameter 60 cm

37
d. Poer Tipe P9 berbentuk lingkaran dengan diameter 60 cm

e. Poer Tipe P10 berbentuk lingkaran dengan diameter 60 cm

Gambar 5. Poer

3.2.3. Perencanaan Tie beam


Tie beam merupakan balok yang berfungsi untuk

menghubungkan antara pile cap yang satu dengan yang lainnya pada

arah memanjang dan arah melintang. Dengan demikian seluruh pile cap

saling berhubungan dan membentuk formasi yang teratur.

Penggabungan pile cap bertujuan untuk menghindarkan adanya

penurunan setempat dari salah satu atau sebagian pile cap yang

merupakan bahaya serius yang dapat mengakibatkan kegagalan

konstruksi. Jadi dengan adanya tie beam bila terjadi penurunan pada

struktur bawah maka penurunan akan disalurkan keseluruh struktur, jadi

38
penurunan yang terjadi merupakan perununan struktur secara

keseluruhan. Hal ini merupakan teori untuk mencegah terjadinya bahaya

tekuk setempat yang dapat mengakibatkan struktur retak pada bagain

yang terdeformasi. Tie beam terbuat dari konstruksi beton bertulang

dengan mutu beton K-350 dengan tulangan baja U-40 ulir untuk diameter

10 mm. dalam proyek ini digunakan Tie beam berukuran 40 cm x 60 cm.

Gambar 6. Tie beam

3.3.Perencanaan Struktur atas ( Upper structure)

Struktur atas atau Upper Structure berfungsi menerima beban mati dan

beban hidup. Bahan konstruksi yang digunakan proyek pembangunan gedung

ini adalah beton bertulang. Struktur gedung ini terbentuk atas bagian-bagian

utama struktur dimana bagian-bagian struktur ini mempunyai fungsi tersendiri

yang berbeda-beda antara yang satu dengan yang lainnya tetapi mempunyai

hubungan yang erat skali.

39
3.3.1. Perencanaan Kolom
Kolom merupakan struktur utama dari bangunan portal yang

berfungsi untuk memikul beban vertikal, beban horizontal, maupun

beban momen, baik yang berasal dari beban atap maupun beban

sementara. Dimensi kolom dirancang bervariasi menurut beban yang

diterimanya.

Kolom-kolom struktur pada bangunan ini yaitu Dimensinya

sebagai dibawah ini.

Kolom 1 Kolom 2 Kolom 3 Kolom 4

1. Kolom Lantai Basement

K1 berbentuk lingkaran dengan ∅ 85, 24D22

K2 berbentuk lingkaran dengan ∅ 85, 24D22

K3 berbentuk persegi panjang dengan ukuran 40 x 70 cm, 12D22

K4 berbentuk persegi panjang bersudut, ukuran 60 x 40 x 30 cm,

14D19

2. Kolom Lantai Semi Basement

K1 berbentuk lingkaran dengan ∅ 85, 24D22

K2 berbentuk lingkaran dengan ∅ 85, 24D22

40
K3 berbentuk persegi panjang dengan ukuran 40 x 70 cm, 12D22

K4 berbentuk persegi panjang bersudut, ukuran 60 x 40 x 30 cm,

14D19

3. Lantai satu

K1 berbentuk lingkaran dengan ∅ 85, 20D22

K2 berbentuk lingkaran dengan ∅ 85, 20D22

K4 berbentuk persegi panjang bersudut, ukuran 60 x 40 x 30 cm,

14D19

4. Lantai dua

K1 berbentuk lingkaran dengan ∅ 85, 20D22

K2 berbentuk lingkaran dengan ∅ 85, 20D22

K4 berbentuk persegi panjang bersudut, ukuran 60 x 40 x 30 cm,

14D19

5. Lantai Tiga

K1 berbentuk lingkaran dengan ∅ 85, 20D22

K2 berbentuk lingkaran dengan ∅ 85, 20D22

K4 berbentuk persegi panjang bersudut, ukuran 60 x 40 x 30 cm,

14D19

6. Lantai empat

K1 berbentuk lingkaran dengan ∅ 80, 20D22

K4 berbentuk persegi panjang bersudut, ukuran 60 x 40 x 30 cm,

14D19

41
Gambar 7.Kolom

3.3.2. Perencanaan Balok


Balok berfungsi memikul beban yang diterima ileh plat, dan

meneruskannya ke kolom. Balok anak membagi plat menjadi segmen-

segmen, sehingga plat menahan beban dari luas yang lebih kecil. Pada

proyek ini balok induk dan balok anak memliki dimensi penampang yang

berbeda-beda.

1. Penampang

a. Balok induk berukuran :

Balok induk I (B1) berukuran 40 cm x 70 cm

Balok induk II (B2) berukuran 40 cm x 75 cm

42
Balok induk III (B3) berukuran 40 cm x 50 cm

Balok induk IV (B4) berukuran 40 cm x 60 cm

Balok induk V (B5) berukuran 35 cm x 70 cm

Balok induk VI (B6) berukuran 35 cm x 70 cm

Balok induk VII (B7) berukuran 50 cm x 75 cm

b. Balok anak berukuran :

Balok anak 1 = 30 cm x 60 cm

Balok anak 2 = 30 cm x 50 cm

Balok anak 3 = 35 cm x 70 cm

Balok anak 4 = 30 cm x 50 cm

Balok anak 5 = 25 cm x 70 cm

Balok anak 6 = 25 cm x 60 cm

Balok anak 7 = 25 cm x 50 cm

Balok anak 8 = 25 cm x 60 cm

Balok anak 9 = 40 cm x 60 cm

Balok anak 10 = 40 cm x 75 cm

Balok anak 11 = 35 cm x 70 cm

2. Mutu Beton : K-350

3. Mutu Tulangan : U-24 dan U-40

4. Sengkang : ∅ 10 – 15 mm

5. Tulangan utama : D19 dan D22 mm

6. Selimut beton : 3 cm

43

Anda mungkin juga menyukai