Anda di halaman 1dari 18

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
Epidemologi dengan materi Konsep Dasar Epidemologi ini dengan baik meskipun
banyak kekurangan didalamnya.
Makalah ini dibuat dengan harapan agar menjadi pembelajaran yang
bermanfaat bagi pembaca. Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen
pembimbing Ibu Novita Rina Antarsih SST, M.Biomed yang sudah memberikan
bimbingan dalam menyusun makalah ini dan tidak lupa juga bagi anggota
kelompok yang sudah bekerja sama dalam pembuatan makalah ini.

Kami menyadari dalam pembuatan makalah ini banyak kekurangan. Kami


mengharapkan bagi pembaca bisa memberikan kritik dan saran demi perbaikan
untuk makalah yang akan datang.

Jakarta, Februari 2018

Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii

BAB I.................................................................................................................................1

PENDAHULUAN.............................................................................................................1

A. Latar Belakang.......................................................................................................1

B. Rumusan Masalah..................................................................................................2

C. Tujuan Makalah......................................................................................................2

BAB II...............................................................................................................................3

PEMBAHASAN................................................................................................................3

A. Definisi Epidemiologi............................................................................................3

B. Tujuan Epidemologi...............................................................................................4

C. Ruang Lingkup Epidemiologi................................................................................5

D. Macam Epidemiologi.............................................................................................6

E. Kegunaan Epidemiologi.........................................................................................8

F. Prinsip-Prinsip Epidemiologi...............................................................................11

G. Frekuensi Masalah Kesehatan..............................................................................15

BAB III............................................................................................................................16

PENUTUP.......................................................................................................................16

A. Kesimpulan..........................................................................................................16

B. Saran....................................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................17

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Telah diketahui bahwa untuk dapat memelihara dan meningkatkan derajat
kesehatan, mencegah, dan mengobati penyakit serta memulihkan kesehatan
masyarakat perlulah disediakan dan diselenggarakan pelayanan kesehatan
masyarakat (public health services) yang sebaik-baiknya. Untuk dapat
menyediakan dan menyelenggarakan pelayanan kesehatan tersebut, banyak
yang harus diperhatikan. Yang paling penting adalah pelayanan masyarakat
yang dimaksud harus sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Namun sekalipun
terdapat kesesuaian yang seperti ini telah menjadi kesepakatan semua pihak,
namun dalam praktek sehari-hari tidaklah mudah dalam menyediakan dan
menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang dimaksud.
Untuk mengatasi hal tersebut, telah diperoleh semacam kesepakatan
bahwa perumusan kebutuhan kesehatan dapat dilakukan jika diketahui
masalah kesehatan dimasyarakat. Dengan kesepakatan yang seperti ini
diupayakanlah menemukan masalah kesehatan yang ada dimasyarakat
tersebut. Demikianlah, berpedoman pada kesepakatan yang seperti ini,
dilakukan berbagai upaya untuk menemukan serta merumuskan masalah
kesehatan dimasyarakat. Upaya tersebut dikaitkan dengan menentukan
frekuensi, penyebaran serta faktor-faktor yang mempengaruhi frekuansi dan
penyebaran disuatu masalah kesehatan dimasyarakat tercakup dalam suatu
cabang ilmu khusus yang disebut dengan nama Epidemiologi.
Subjek dan objek epidemiologi adalah tentang masalah kesehatan. Ditinjau
dari sudut epidemiologi, pemahaman tentang masalah kesehatan berupa
penyakit amatlah penting. Karena sebenarnya berbagai masalah kesehatan
yang bukan penyakit hanya akan mempunyai arti apabila ada hubungannya
dengan soal penyakit. Apabila suatu masalah kesehatan tidak sangkut pautnya

1
dengan soal penyakit., maka pada lazimnya masalah kesehatan tersebut tidak
terlalu diperioritaskan penanggulangannya.
Demikianlah karena pentingnya soal penyakit ini, maka perlulah dipahami
dengan sebaik-baiknya hal yang berkaitan dengan penyakit tersebut.
Kepentingan dalam epidemiologi paling tidak untuk mengenal ada atau
tidaknya suatu penyakit di masyarakat sedemikian rupa sehingga ketika
dilakukan pengukuran tidak ada yang sampai luput atau tercampur dengan
penyakit lainnya yang berbeda.

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari epidemiologi?
2. Apa tujuan dari epidemologi?
3. Apa saja ruang lingkup epidemiologi?
4. Apa saja macam-macam epidemiologi?
5. Apa kegunaan dari epidemiologi?
6. Apa saja prinsip-prinsip epidemiologi?
7. Bagaimana frekuensi masalah tentang kesehatan?

C. Tujuan Makalah
1. Untuk mengetahui definisi dari epidemiologi
2. Mengetahui tujuan dari epidemologi
3. Untuk mengetahui ruang lingkup dari epidemiologi
4. Untuk mengetahui macam-macam epidemiologi
5. Untuk mengetahui apa saja kegunaan dari epidemiologi
6. Untuk mengetahui prinsip-prinsip epidemiologi
7. Untuk mengetahui frekuensi masalah kesehatan

BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Epidemiologi
Kata epidemiologi berasal dari Bahasa Yunani, epi berarti pada/tentang,
demos berarti penduduk, dan logos berarti ilmu. Epidemiologi adalah ilmu

2
yang mempelajari tentang penduduk. Selain definisi asal kata, banyak definisi
epidemiologi yang dibuat oleh ahli kesehatan.
Menurut WHO epidemiologi adalah Studi tentang distribusi dan
determinan kesehatan yg berkaitan dengan kejadian di populasi dan aplikasi
dari studi untuk pemecahan masalah kesehatan.
Definisi yang dibuat tersebut terkait dengan keadaan dan waktu, dikenal
ada dua definisi yaitu:
1. Definisi lama (sebelum tahun 1960): epidemiologi adalah ilmu yang
mempelajari penyebaran dan perluasan suatu penularan penyakit dalam
suatu kelompok penduduk atau masyarakat. Dasarnya adalah sebelum
tahun 1960 penyakit menular merupakan penyakit yang paling banyak
dialami penduduk dunia.
2. Definisi baru (setelah tahun 1960): Beberapa tokoh yang terkenal dalam
ilmu penyakit memberi definisi mengenai epidemiologi sebagai berikut.
a. Mag Mahon & Pugh (1970)
Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajar penyebaran penyakit dan
faktor-faktor yang menemuan terjadinya penyakit terhadap manusia.
b. Omran (1974)
Epidemiologi adalah suatu studi mengenai kejadian dan distribusi
kesehatan, penyakit, dan perubahan pada penduduk.
c. Mausner & Kramer (1985)
Epidemiologi adalah studi tentang distribusi dan determinan penyakit
dan kecelakaan pada populasi manusia

d. Last (1988)
Epidemiologi adalah studi tentang distribusi dan determinan tentang
keadaan atau kejadian yang berkaitan dengan kesehatan pada populasi
tertentu dan aplikasinya untuk menanggulangi masalah kesehatan.

Dari beberapa definisi baru tersebut dapat kita asumsikan bahwa penyakit
pada populasi manusia tidak terjadi dan tersebar begitu saja secara acak dan
penyakit pada manusia sesungguhnya memiliki faktor penyebab dan faktor
pencegahan yang dapat diidentifikasi melalui penelitian (pengamatan) secara
sistmatik pada populasi, tempat dan waktu.

3
Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari distribusi, determinan,
frekuensi penyakit, dan faktor yang mempengaruhi status kesehatan pada
populasi manusia. Definisi ini mengisyaratkan bahwa epidemiologi pada
dasarnya merupakan ilmu empirik kuantitatif, yang banyak melibatkan
pengamatan dan pengukuran sistematik tentang penyakit dan faktor-faktor
yang berhubungan dengan penyakit. Epidemiologi berhubungan erat dengan
ilmu yang disebut biostatistik.

B. Tujuan Epidemologi
Menurut Lilienfeld, ada tiga tujuan umum studi epidemologi. Berikut tiga
tujuan epidemologi yang sudah diperbaharui:

1. Untuk menjelelaskan etiologi (studi tentang penyebab penyakit) satu


penyakit atau sekelompok penyakit, kondisi, gangguan, defek,
ketidakmampuan, sindrom, atau kematian melalui analisis terhadap data
medis dan epidemologi dengan menggunakan manajemen informasi
sekaligus informasi yang berasal dari setiap bidang atau disiplin ilmu
sosial/ perilaku;

2. Untuk menentukan apakah data epidemologi yang ada memang konsisten


dengan hipotesis yang diajukan dan dengan ilmu pengetahuan, ilmu
perilaku dan ilmu biomedis yang terbaru;

3. Untuk memberikan dasar bagi pengembangan langkah – langkah


pengendalian dan prosedur pencegahan bagi kelompok dan populasi yang
berisiko, dan untuk pengembangan langkah langkah dan kegiatan
kesehatan masyarakat yang diperlukan, yang semua itu akan digunakan
untuk mengevaluasi keberhasilan langkah – langjah, kegiatan dan program
intervensi

Tujuan epidemiologi menurut Risser (2000), Gordis (2000), Gerstman


(1998), Kleinbaum (1982) dapat di simpulkan sebagai berikut :

1. Mendeskripsikan Distribusi, kecenderungan dan riwayat alamiah suatu


penyakit atau keadaan kesehatan populasi.

4
2. Menjelaskan etiologi penyakit.

3. Meramalkan kejadian penyakit.

4. Mengendalikan distribusi penyakit dan masalah kesehatan populasi.

C. Ruang Lingkup Epidemiologi


Kegiatan epidemiologi meliputi berbagai aspek kehidupan masyarakat,
baik yang berhubungan dengan bidang kesehatan maupun diluar bidang
kesehatan. Berbagai bentuk dan jenis kegiatan dalam epidemiologi saling
berhubungan satu dengan yang lainnya sehingga tidak jarang dijumpai bentuk
kegiatan yang tumpang tindih. Adapun ruang lingkup epidemiologi dalam
masalah kesehatan adalah sebagai berikut :
a) Etiologi
Etiologi berkaitan dengan lingkup kegiatan epidemiologi dalam
mengidentifikasi penyebab penyakit dan masalah kesehatan lainnya.
Misalnya : etiologi dari malaria adalah parasit plasmodium.
b) Efikasi (efficacy)
Efikasi dimaksudkan untuk melihat hasil atau efek suatu intervensi,
misalnya efikasi vaksinasi.
c) Efektivitas
Besarnya hasil yang dapat diperoleh dari suatu tindakan (pengobatan atau
intervensi).
d) Efisiensi
Sebuah konsep ekonomi yang melihat pengaruh dari besarnya biaya yang
digunakan.
e) Evaluasi
Penilaian secara keseluruhan dari keberhasilan suatu pengobatan atau
program kesehatan masyarakat.
f) Edukasi
Intervensi berupa peningkatan pengetahuan tentang kesehatan
masyarakat sebagai bagian dari upaya pencegahan penyakit.

D. Macam Epidemiologi
Epidemiologi terbagi menjadi 2 ( dua ) macam yaitu :
1. Epidemiologi Diskriptif
Studi Epidemiologi diskriptif adalah studi epidemiologi yang
bertujuan menggambarkan pola distibusi, frekkuensi penyakit dan

5
setreminan penyakit menurut orang, tempat dan waktu tanpa perlu mencari
jawaban mengapa faktor-faktor timbulnya masalah kesehatan itu terjadi.
Dalam epidemiologi diskriptif akan menjawab pertanyaan
pertanyaan berikut : Siapa ( who ), kelompok masyarakat mana yang
terkena masalah, dimana ( where ), dimana kejadian tersebut terjadi dan
kapan ( when ), kapan waktu kejadian serangan tersebut. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa variabel epidemiologi dalam studi diskriptif adalah
orang,tempat dan waktu
2. Epidemiologi Analitik
Studi epidemiologi analitik adalah studi epidemiologi yang
menekankan pada pencarian jawaban terhadap penyebab terjadinya
masalah kesehatan ( Determinant ), besarnya masalah/kejadian ( Frekuensi
) dan penyebaran serta munculnya masalah ( distribusi ) dengan tujuan
menentukan hubungan sebab akibat antara faktor dan penyakit. Dalam
epidemiologi analitik diupayakan untuk mencari jawaban “mengapa”,
kemudian dianalisa hubungannya dengan akibat yang ditimbulkan.
Sedangkan faktor penyebab, diarahkan kepada faktor-faktor yang
mempengaruhi,sedangkan akibat menunjuk kepada frekuensi penyebaran
suatu masalah kesehatan. Oleh karena itu dalam epidemiologi analitik
harus dirumuskan hipotesa yang berkaitan dengan masalah kesehatan yang
timbul, kemudian dilanjutkan dengan menguji hipotesa melalui suatu
penelitian yang selanjutnya ditarik suatu kesimpulan tentang sebab akibat
dari timbulnya suatu penyakit.

Perbedaan Diskriptif dan Analitik

Diskriptif :

1. Hanya menggambarkan keadaan suatu masalah mengenai


kejadian/masalah kesehatan (menggunakan pertanyaan : who, where,
when)
2. Kegiatannya diawali mulai dari pengumpulan, pengolahan, penyajian
dan interpretasi data hanya dilaksanakan pada suatu kelompok
populasi/masyarakat

6
3. Merumuskan hipotesa, namun tidak untuk diuji/membuktikan suatu
hipotesa

Analitik :

1. Selain menggambarkan keadaan suatu masalah mengenai


kejadian/masalah kesehatan, juga menjelaskan menapa ( why ) , suatu
masalah/kejadian tersebut timbul
2. Kegiatan yang diawali dari pengumpulan, pengolahan, penyajian &
interpretasi data dilakukan pada dua kelompok populasi/masyarakat
3. Bermaksud mengujikan/membuktikan hipotesa

E. Kegunaan Epidemiologi
Bagi seorang tenaga kesehatan, khususnya bidan, yang akan diterjunkan ke
masyarakat hendaknya memahami kegunaan ilmu epidemiologi bagi
kesehatan masyarakat, khususnya ibu dan anak. Kegunaan tersebut antara lain
diuraikan dibawah ini.
1. Menentukan Masalah Komunitas
Kejadian-kejadian yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan di
antaranya penyakit, kondisi, kecelakaan, gangguan, kelainan atau
kecacatan apapun yang menyebabkan kesakitan, kematian, dan masalah
kesehatan yang terjadi pada komunitas atau wilayah tertentu. Harus
ditelusuri mengapa masalah tersebut terjadi sehingga masalah masalah
dapat dicegah di lain waktu. Dengan menjelaskan mengapa terjadi suatu
masalah kesehatan tersebut dan mengetahui penyebabnya, dapat disusun
langkah-langkah pencegahan dan penanggulangannya agar tidak meluas
dan dapat dilakukan tindakan preventif serta kuratif.
2. Melihat Risiko dan Pengaruhnya
Dengan menjelaskan masalah kesehatan yang terjadi, dapat pula
diketahui faktor risiko yang dapat mempengaruhi individu dan
pengaruhnya pada populasi yang ada. Hal ini dapat dilakukan melalui
kegiatan penilaian kesehatan, skrining kesehatan, pemeriksaan medis, dan
lain sebagainya.
3. Menilai dan Meneliti

7
Kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui masalah kesehatan dan
melihat perkembangan masalah tersebut melalui penilaian/evaluasi dan
penelitian. Dengan demikian tenaga kesehatan mengetahui seberapa
baiknya kesehatan masyarakat termasuk pelayanan kesehatannya
mengelola masalah kesehatan yang ada di masyarakat. Selain itu dapat
diketahui kebutuhan masyarakat serta dapat mempelajari efektivitas,
efisiensi, kualitas, kuantitas, akses dan ketersediaan pelayanan untuk
menanggulangi masalah kesehatan.

4. Menyempurnakan Gambaran Penyakit


Epidemiologi dapat menerangkan keadaan suatu masalah kesehatan
penyakit, terutama yang berkaitan dengan orang, waktu, dan tempat. Salah
satu kegiatannya adalah identifikasi dan proses diagnostik untuk
meyakinkan bahwa seseorang menderita penyakit tertentu, misalnya
penyakit infeksi saluran napas atas (ISPA) oleh kuman streptokokus yang
sering menyebabkan demam reumatik.
5. Identifikasi Sindrom
Salah satu kegiatan epidemiologi juga dapat membantu memantapkan
dan menyusun kriteria untuk mendefinisikan sindrom tertentu. Misalnya,
AIDS, SARS, flu burung, dan lain-lain.
6. Menentukan Penyebab dan Sumber Penyakit
Pekerjaan epidemiologi dapat menjelaskan mengapa suatu maslah
kesehatan itu terjadi. Temuan-temuan epidemiologi memungkinkan untuk
digunakan dalam pengendalian, pencegahan, dan eliminasi penyakit,
kecelakaan, kecacatan, dan kematian.
7. Mempelajari Riwayat Alamiah Penyakit
Pengetahuan tentang riwayat alamiah suatu penyakit penting untuk
menggambarkan perjalanan penyakit, terutama yang berkaitan dengan
orang, waktu, dan tempat. Dengan mengetahui riwayat penyakit alamiah
penyakit tersebut dapat diupayakan tindakan pencegahan atau penghentian
perjalanan penyakit tersebut. Epidemiologi dapat digunakan untuk
memahami kecenderungan dan prediksi kejadian penyakit. Misalnya,
Kasus DBD meningkat pada musim hujan. Disini petugas kesehatan sudah
dapat memahami siklus alamiah penyakitnya dan dapat memotong rantai

8
terjadinya penyakit tersebut. Tahapan Riwayat Penyakit Alamiah,
diantaranya :
a. Tahap Pre patogenesa : manusia (host) masih dalam keadaan sehat,
namun pada tahp ini pula manusia telah terpapar dan berisiko dengan
penyakit yang ada disekelilingnya. Dengan kata lain:
1) Telah terjadi interaksi dengan bibit penyakit (agent)
2) Bibit penyakit belum masuk ke manusi (host)
3) Manusia masih dalam keadaan sehat belum ada tanda penyakit
4) Belum terdeteksi baik secara klinis maupun laboratorium
b. Tahap inkubasi : Pada tahap ini bibit penyakit (agent) telah masuk ke
manusia (host), namun gejala belum tampak. Jika daya tahan tubuh
penjamu tidak kuat akan terjadi gangguan pada bentuk fungsi dan
tubuh
c. Tahap penyakit dini : tahap ini mulai timbul gejala penyakit, sifatnya
masih ringan dan umumnya masih bisa beraktifitas
d. Tahap penyakit lanjut : pada tahap ini penyakit makin bertambah
hebat, dimana penderita tidak dapat beraktifitas lagi sehingga
memerlkukan perawatan
e. Tahap akhir penyakit : pada tahap akhir perjalanan penyakit ini
manusia berada dalam 5 keadaan :
1) Sembuh sempurna
2) Sembuh dengan cacat
3) Carier (pembawa penyakit)
4) Kronis
5) Meninggal dunia
Selain itu, epidemiologi sangat bermanfaat untuk perencanaan dan
pelayanan kesehatan. Misalnya, membuat program kesehatan menjadi
efisien dan akurat. Berdasarkan dari riwayat alamiah penyakit tidak
terlepas pula bagaimana usaha didalam pencegahan terjadinya penyakit
dalam tahap-tahap perjalanan penyakit, Level & Clark membagi menjadi
lima tingkatan diantaranya :
a. Health Promotion (Peningkatan Kesehatan)  Pencegahan primer
b. Generl & Spesific Protection (Perlindungan secara umum terhadap
penyakit tertentu)  Pencegahan primer
c. Early Diagnosis & Prompt Treatment (Menegakkan diagnose secara
dini & pengobatan yang cepat dan tepat)  Pencegahan sekunder
d. Dissability Limitation (Pembatasan kecacatan)  Pencegahan tersier
e. Rehabilitation (Pemulihan kesehatan)  Pencegahan tersier

9
F. Prinsip-Prinsip Epidemiologi
1. Mempelajari sekelompok manusia/masyarakat yang mengalami masalah
kesehatan.
2. Menunjuk kepada banyaknya masalah kesehatan yang ditemukan pada
sekelompok manusia yang dinyatakan dengan angka frekuensi mutlak atau
rasio.
3. Menunjuk kepada banyaknya masalah-masalah kesehatan yang diperinci
menurut keadaan-keadaan tertentu, diantaranya keadaan waktu, tempat,
orang yang mengalami masalah kesehatan
4. Merupakan rangkaian kegiatan tertentu yang dilakukan untuk mengkaji
masalah-masalah kesehatan sehingga diperoleh kejelasan dari masalah
tersebut.
Trias epidemiologi atau segitiga epidemiologi adalah suatu konsep
dasar epidemiologi yang menggambarkan tentang hubungan tiga faktor utama
yang berperan dalam terjadinya penyakit dan masalah kesehatan lainnya. Tiga
faktor tersebut adalah host (penjamu), agent (agen, faktor penyebab), dan
environment (lingkungan).

1. Host adalah manusia atau makhluk hidup lainnya, termasuk burung dan
antropoda yang menjadi tempat terjadinya proses alamiah perkembangan

10
penyakit. Yang termasuk dalam faktor penjamu, yaitu usia, jenis kelamin,
ras/etnik, anatomi tubuh, status gizi, social ekonomi, status perkawinan,
penyakit terdahulu, life style, hereditas, nutrisi, dan imunitas. Faktor-faktor
ini mempengaruhi risiko untuk terpapar sumber infeksi serta kerentanan
dan resitensi manusia terhadap suatu penyakit atau infeksi. Host atau
penjamu memiliki karakteristik tersendiri dalam menghadapi ancaman
penyakit, antara lain:
a. Imunitas
Kesanggupan host untuk mengembangkan suatu respon immunologis,
dapat secara alamiah maupun perolehan (non alamiah), sehingga tubuh
kebal terhadap suatu penyakit tertentu.
Selain mempertahankan diri, pada jenis-jenis penyakit tertentu
mekanisme pertahanan tubuh dapat menciptakan kekebalan tersendiri.
Misalnya campak, manusia mempunyai kekebalan seumur hidup,
sehingga seusai kena capak sekali maka akan kebal seumur hidup.
b. Resistensi
Kemampuan dari penjamu untuk bertahan terhadap suatu infeksi.
Terhadap suatu infeksi kuman tertentu, manusia mempunyai
mekanisme pertahanan tersendiri dalam menghadapinya.
c. Infektifnes (infectiousness)
Potensi penjamu yang terinfeksi untuk menularkan penyakit kepada
orang lain. Pada keadaan sakit maupun sehat, kuman yang berada
dalam tubuh manusia dapat berpindah kepada manusia dan sekitarnya.
2. Agent adalah suatu unsur, organisme hidup atau infektif yang dapat
menyebabkan terjadinya suatu penyakit. (M.N Bustan : 2006). Agen
tersebut meliputi agen biologis, kimia, nutrisi, mekanik, dan fisika. Agen
biologis bersifat parasite pada manusia, seperti metazoan, protozoa, jamur,
bakteri, rickettsia, dan virus. Agen kimia meliputi pestisida, asbes, CO<
zat allergen, obat-obatan, limbah industry, dll. Agen nutrisi meliputi
karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral dan air yang jika kekurangan
atau kelebihan zat-zat tersebut, maka dapat menimbulkan penyakit. Agen
mekanik meliputi friksi yang kronik, misalnya kecelakaan, trauma organ
yang menyebabkan timbulnya sakit, dislokasi (payah tulang), dll.

11
Dari segi epidemiologis, konsep faktor agen mengalami
perkembangan dengan mempergunakan terminology faktor resiko (risk
faktor). Jadi, tidak hanya unsur-unsur diatas yang tergolong faktor resiko,
tetapi mencakup semua hal yang memberikan kemungkinan terjadinya
penyakit. Contoh faktor resiko yang bersifat tingkah laku yang tidak sehat,
yaitu minum alcohol, drug abuse, merokok, tidak menggunakan tali
pengaman (seat belt), kurang olahraga, dll. Berikut karakteristik yang
dimiliki agen, diantaranya:
a. Infekstivitas
Kesanggupan dari organisme untuk beradaptasi sendiri terhadap
lingkungan dari penjamu untuk mampu tinggal dan berkembang baik
(multiply) dalam jaringan penjamu. Umumnya diperlukan jumlah
tertentu dari suatu mikroorgnisme untuk mampu menimbulkan infeksi
terhadap penjamunya. Dosis infekstivitas minimum adalah jumlah
minimal organisme yang dibutuhkan untuk menyababkan infkesi.
Jumla ini berbeda antara berbagai spesies mikroba dan antara individu
b. Patogenesis
Kesanggupan organisme untuk menimbulkan suatu reaksi klinik
khusus yang patologis setelah terjadinya infeksi pada penjamu yang
diserang. Dengan perkataan lain, jumlah penderita dibagi dengan
jumlah orang yang terinfeksi. Hampir semua orang yang terinfeksi
dengan virus smallpox menderita penyakit (high pathogenicity),
sedangkan orang yang terinfeksi poliovirus tidak semua jatuh sakit
(low pathogenicity).

c. Virulensi
Kesanggupan organisme tertentu untuk menghasilkan reaksi patologis
yang berat yang selanjutnya mungkin menyebabkan kematian.
Virulensi kuman menunjukkan beratnya penyakit.
d. Toksisitas
Kesanggupan organisme untuk memproduksi reaksi kimia yang toksis
dari subtansi kimia yang dibuatnya. Dalam upaya merusak jaringan

12
untuk menyebabkan penyakit berbagai kuman mengeluarkan zat
toksis.
e. Invasitas
Kemampuan organisme untuk melakukan penetrasi dan menyebar
setelah masuk jaringan.
f. Antigenisitas
Kesanggupan organisme untuk merangsang reaksi imnunologis dalam
penjamu. Beberapa organisme mempunyai antigenisitas lebih kuat
dibanding yang lain. Jika menyerang pada aliran darah (misalnya virus
measles) akan lebih merangsang immunoresponse dari yang hanya
menyerang permukaan membrane (misalnya gonococcus).
3. Environment (Lingkungan) adalah bagian dari trias epidemiologi. Faktor
ini memiliki peranan yang sama pentingnya dengan dua faktor yang lain.
Faktor lingkungan meliputi lingkungan fisik, biologi, social-ekonomi,
topografi dan geografis. Lingkungan fisik seperti kondisi udara, musim,
cuaca, kandungan air dan mineral, bencana alam, dll. Lingkungan biologi
meliputi hewan, tumbuhan, mikroorganisme saprofit, dsb. Lingkungan
social-ekonomi yang mempengaruhi, yaitu kepadatan penduduk,
kehidupan social, norma dan budaya, kemiskinan, ketersediaan dan
keterjangkauan fasilitas kesehatan, dll.

G. Frekuensi Masalah Kesehatan


Frekuensi masalah kesehatan menunjukkan kepada besarnya masalah
kesehatan yang terdapat pada sekelompok manusia/masyarakat. Adapun
langkah-langkah untuk mengetahui frekuensi masalah kesehatan antara lain :
1. Menemukan masalah kesehatan melalui cara :
a. Penderita yang datang berobat ke puskesmas/ pelayanan kesehatan
b. Laporan dari masyarakat
c. Kunjungan rumah/case finding
2. Penelitian/Survei Kesehatan
3. Studi Kasus
Untuk mengetahui besarnya frekuensi masalah kesehatan dapat dilakukan
dengan :
a. Pengukuran Morbiditas/Kesakitan
b. Pengukuran Mortalitas/Kematian

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kata epidemiologi berasal dari Bahasa Yunani, epi berari pada/tentang,
demos berarti penduduk, dan logos berarti ilmu. Epidemiologi adalah ilmu
yang mempelajari tentang penduduk. Selain definisi asal kata, banyak definisi
epidemiologi yang dibuat oleh ahli kesehatan. Epidemiologi dapat dibagi
menjadi dua, yaitu epidemiologi deskriptif dan epidemiologi analitik.
Kegunaan dari epidemiologi khususnya bagi tenaga kesehatan adalah
menentukan masalah komunitas, melihat risiko dan pengaruhnya, menilai dan
meneliti, menyempurnakan gambaran penyakit, identifikasi sindrom,
menentukan penyebab dan sumber penyakit, mempelajari riwayat alamiah
penyakit.

14
B. Saran
Kita sudah seharusnya sebagai tenaga kesehatan mengetahui tentang teori
epidemiologi yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana sttatus derajat
kesehatan manusia disuatu wilayah dan dapat mengidentifikasi
masalah/penyakit yang ada didalam suatu wilayah dan segera
menanggulanginya.

15
DAFTAR PUSTAKA

Bustan, M.N. 2006. Pengantar Epidemiologi. Jakarta : Rineka Cipta.

Damailia, Herlina Tri dan Murdiyanto Tri Wibowo. 2016. Kesehatan


Masyarakat dalam Pelayanan Kebidanan. Yogyakarta : Trans Medika.

Effendy, Nasrul. 1998. Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat.


Jakarta : Buku Kedokteran EGC.

Hikmawati, Isna. 2011. Buku Ajar Epidemiologi. Yogyakarta : Nuha Medika.

Rajab, Wahyudin. 2008. Kumpulan Materi Epidemiologi Bagi Mahasiswa


Kebidanan. Jakarta: Widjaya, Fc.

Rajab, Wahyudin. 2009. Buku Ajar Epidemiologi untuk Mahasiswa


Kebidanan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

16

Anda mungkin juga menyukai