Anda di halaman 1dari 4

PENDIDIKAN ILMU FILSAFAT DAN

LOGIKA

JANNO HANDWIKA PUTRA


155120300111009

PSIKOLOGI
2015
METAFISIKA ATAU METAFISIS

Metafisika merupakan padanan kata yang berasal dari Bahasa Yunani yakni : μετά (meta) =
"setelah atau di balik", dan φύσικα (phúsika) = "hal-hal di alam"). Metafisika adalah cabang filsafat
yang mempelajari penjelasan asal atau hakekat objek (fisik) di dunia. Metafisika adalah studi
keberadaan atau realitas. Metafisika mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti: Apakah
sumber dari suatu realitas? Apakah Tuhan ada? Apa tempat manusia di dalam semesta?
Cabang utama metafisika adalah ontologi, studi mengenai kategorisasi benda-benda di alam dan
hubungan antara satu dan lainnya. Ahli metafisika juga berupaya memperjelas pemikiran-
pemikiran manusia mengenai dunia, termasuk keberadaan; kebendaan, sifat, ruang, waktu,
hubungan sebab akibat, dan kemungkinan.
Penggunaan istilah "metafisika" telah berkembang untuk merujuk pada "hal-hal yang di luar dunia
fisik". Toko buku metafisika, sebagai contoh, bukanlah menjual buku mengenai ontologi,
melainkan lebih kepada buku-buku mengenai ilmu gaib atau sihir, pengobatan alternatif, dan hal-
hal sejenisnya.
Hubungannya dengan teori komunikasi, metafisika berkaitan dengan hal-hal sbb :
1) Sifat manusia dan hubungannya secara kontekstual dan individual dengan realita dalam alam
semesta;
2) Sifat dan fakta bagi tujuan, perilaku, penyebab, dan aturan;
3) Problem pilihan, khususnya kebebasan versus determinisme pada perilaku manusia.
Beberapa Tafsiran Metafisika Dalam menafsirkan hal ini, manusia mempunyai beberapa pendapat
mengenai tafsiran metafisika. Tafsiran yang pertama yang dikemukakan oleh manusia terhadap
alam ini adalah bahwa terdapat hal-hal gaib (supernatural) dan hal-hal tersebut bersifat lebih tinggi
atau lebih kuasa dibandingkan dengan alam yang nyata. Pemikiran seperti ini disebut pemikiran
supernaturalisme. Dari sini lahir tafsiran-tafsiran cabang misalnya animisme.
Selain paham di atas, ada juga paham yang disebut paham naturalisme. paham ini amat
bertentangan dengan paham supernaturalisme. Paham naturalisme menganggap bahwa gejala-
gejala alam tidak disebabkan oleh hal-hal yang bersifat gaib, melainkan karena kekuatan yang
terdapat di alam itu sendiri, yang dapat dipelajari dan dapat diketahui. Orang-orang yang menganut
paham naturalisme ini beranggapan seperti itu karena standar kebenaran yang mereka gunakan
hanyalah logika akal semata, sehingga mereka menolak keberadaan hal-hal yang bersifat gaib itu.
Dari paham naturalisme ini juga muncul paham materialisme yang menganggap bahwa alam
semesta dan manusia berasal dari materi. Salah satu pencetusnya ialah Democritus (460-370 S.M).
Adapun bagi mereka yang mencoba mempelajari mengenai makhluk hidup. Timbul dua tafsiran
yang masing saling bertentangan yakni paham mekanistik dan paham vitalistik. Kaum mekanistik
melihat gejala alam (termasuk makhluk hidup) hanya merupakan gejala kimia-fisika semata.
Sedangkan bagi kaum vitalistik hidup adalah sesuatu yang unik yang berbeda secara substansif
dengan hanya sekedar gejala kimia-fisika semata.
Berbeda halnya dengan telaah mengenai akal dan pikiran, dalam hal ini ada dua tafsiran yang juga
saling berbeda satu sama lain. Yakni paham monoistik dan dualistik. sudah merupakan aksioma
bahwa proses berpikir manusia menghasilkan pengetahuan tentang zat (objek) yang ditelaahnya.
Dari sini aliran monoistik mempunyai pendapat yang tidak membedakan antara pikiran dan zat,
keduanya (pikiran dan zat) hanya berbeda dalam gejala disebabkan proses yang berlainan namun
mempunyai subtansi yang sama. Pendapat ini ditolak oleh kaum yang menganut paham dualistik.
Dalam metafisika, penafsiran dualistik membedakan antara zat dan kesadaran (pikiran) yang bagi
mereka berbeda secara substansif. Aliran ini berpendapat bahwa yang ditangkap oleh pikiran
adalah bersifat mental. Maka yang bersifat nyata adalah pikiran, sebab dengan berpikirlah maka
sesuatu itu lantas ada.
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Metafisika

Anda mungkin juga menyukai