Pengujian Sifat Kekuatan dan Ketahanan Kemasan Plastik
3.1 Tujuan Praktikum
Mengetahui kekuatan dan ketahanan kemasan plastik terhadap panas, dingin, pembakaran, dan perpanjangan putus
3.2 Landasan Teori
Berdasarkan ketahanannya terhadap panas, polimer plastik dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu polimer termoplastik dan polimer termoseting. 1. Polimer termoplastik Polimer termoplastik merupakan polimer yang mempunyai sifat tidak tahan terhadap panas. Jika polimer jenis ini dipanaskan, maka akan menjadi lunak dan apabila didinginkan akan mengeras. Proses tersebut dapat terjadi berulang kali, sehingga dapat dibentuk ulang dalam berbagai bentuk melalui cetakan yang berbeda untuk mendapatkan produk polimer yang baru. Jenis plastik yang termasuk ke dalam kelompok ini di dalam strukturnya tidak memiliki ikatan silang antar rantai polimernya, melainkan dengan struktur molekul linear atau bercabang. Polimer termoplastik memiliki sifat-sifat khusus sebagai berikut. - Berat molekul kecil - Tidak tahan terhadap panas. - Jika dipanaskan akan melunak. - Jika didinginkan akan mengeras. - Mudah untuk diregangkan. - Fleksibel. - Titik leleh rendah. - Dapat dibentuk ulang (daur ulang). - Mudah larut dalam pelarut yang sesuai. - Memiliki struktur molekul linear/bercabang. Contoh plastic yang termasuk kelompok termoplastik adalah sebagai berikut: Polietilena (PE) Polivinilklorida (PVC), Polipropena (PP), dan Polistirena. 2. Polimer termoseting Polimer termoseting adalah polimer yang mempunyai sifat tahan terhadap panas. Jika polimer tersebut dipanaskan, maka tidak dapat meleleh sehingga tidak dapat dibentuk ulang. Susunan polimer termoseting bersifat permanen pada bentuk cetak pertama kali (pada saat pembuatan). Bila polimer ini rusak/pecah, maka tidak dapat disambung atau diperbaiki lagi. Polimer termoseting memiliki ikatan-ikatan silang yang mudah dibentuk pada waktu dipanaskan. Hal ini membuat polimer menjadi kaku dan keras. Semakin banyak ikatan silang pada polimer ini, maka semakin kaku dan mudah patah. Bila polimer ini dipanaskan untuk kedua kalinya, maka akan menyebabkan rusak atau lepasnya ikatan silang antar rantai polimer. Sifat polimer termoseting sebagai berikut. - Keras dan kaku (tidak fleksibel) - Jika dipanaskan akan mengeras. - Tidak dapat dibentuk ulang (sukar didaur ulang). - Tidak dapat larut dalam pelarut apapun. - Jika dipanaskan akan meleleh. - Tahan terhadap asam basa. - Mempunyai ikatan silang antarrantai molekul. Sebagai bahan kemasan, selain bersifat tahan panas, plastik juga harus memiliki kekuatan tarik maupun perpanjangan putus (elongasi) yang baik karena hal ini akan berpengaruh pada kekuatan terhadap kontak fisik dengan benda lain sehingga plastik tidak mudah sobek dan lebih tahan lama. Polimer dengan kekuatan tarik dan perpanjangan putus (elongasi) yang tinggi tergolong ke dalam jenis polimer yang kuat dan liat. Apabila suatu bahan memiliki kuat tarik yang tinggi namun tidak diimbangi dengan perpanjangan putus yang tinggi, maka cenderung akan menghasilkan plastik yang mudah patah (brittle). Pada lembaran plastik yang dihasilkan, terbentuk orientasi film yang disebut machine direction (MD) dan cross-maschine direction (CD). MD adalah orientasi rantai molekul yang searah dengan arah mesin, sedangkan CD melintang dengan arah mesin. Perpanjangan putus menentukan sifat plastis plastik. Semakin tinggi nilai perpanjangan putus (elongasi), maka plastik tersebut semakin plastis sehingga bahan tersebut dapat ditarik lebih mulur.
3.3 Bahan dan Alat
Bahan: botol gelas, beberapa jenis botol dan gelas plastik (AMDK, jus, teh, susu, soft drink, dll), PE, PP, PVC, PET, PS, Cellopan, air panas. Alat: spidol, mistar, gunting, lampu spirtus, gelas ukur
3.4 Prosedur Pelaksanaan
1) Ketahanan terhadap panas - Siapkan botol gelas, botol-botol plastik, gelas plastik, dan kantong plastik PE dan PP. Berikan tanda pada ketinggian 10 cm dari permukaan bawah botol/gelas dan 5 cm dari permukaan bawah kantong plastik menggunakan spidol. - Isi masing-masing botol, gelas, dan kantong plastik dengan air sampai tanda batas, kemudian keluarkan air tersebut dan hitung berapa volumenya menggunakan gelas ukur. - Isi lagi wadah-wadah tersebut dengan air panas (90-100oC) sampai pada batas yang telah ditentukan, lalu diamkan sampai dingin. - Keluarkan air dari wadah tersebut dan hitung lagi volume airnya menggunakan gelas ukur. - Bandingkan volume air masing-masing wadah, dan catat perubahan yang terjadi pada wadah-wadah tersebut setelah diberikan air panas. - Gunakan dengan cara yang sama pada botol yang terbuat dari bahan gelas.
Tabel Hasil Pengamatan
Volume air Volume air Selisih perubahan Perubahan yang Nama Wadah dingin (ml) panas (ml) volume air (+/- ml) terjadi pada wadah Botol gelas (control) 2) Uji Bakar Plastik - Satu lembar contoh plastik (LDPE, HDPE, PP, PET, PS, PVC, Cellopan) digulung dan dibakar pada salah satu ujungnya menggunakan lampu spirtus sebagai sumber api. - Dilakukan pengamatan dilakukan terhadap kemudahan terbakar, kecepatan rambat nyala api, warna nyala api, pembentukan asap, warna asap, dan bau yang timbul.
Tabel Hasil Pengamatan
Kecampatan Warna Bau
Jenis Kemudahan Pembentukan Warna rambat nyala yang Plastik terbakar asap asap nyala api api timbul
3) Perpanjangan putus (Elongasi)
- Buat masing-masing empat lembar contoh plastik (LDPE, HDPE, PP, PVC, Cellopan) dengan ukuran lebar 2,5 cm dan panjang 18 cm (A). Dua lembar disimpan di dalam freezer selama 1 jam. - Masing-masing lembaran plastik tersebut dipegang kedua ujungnya, kemudian ditarik sampai terputus. - Ukur penambahan panjang dari masing-masing plastik tersebut (dengan menyambungkan bagian yang terputus), kemudian nilainya dirata-ratakan (B). - Kegiatan yang sama dilakukan juga untuk lembaran plastik yang terlebih dahulu disimpan pada freezer. - Hitung persentase perpanjangan putus dihitung dengan persamaan berikut: 𝐵−𝐴 Perpanjangan putus (%) = x 100% 𝐴
Tabel Hasil Pengamatan
Suhu Kamar Suhu Dingin Jenis Panjang Panjang Panjang Panjang Perpanjangan Perpanjangan plastik Awal Akhir Awal Akhir putus (%) putus (%) (mm) (mm) (mm) (mm)