Anda di halaman 1dari 2

Derita Warga Cianjur, Menunggu Jembatan

Rusak Diperbaiki dan Terpaksa Naik Rakit


Syahdan Alamsyah, - detikNews
Cianjur - Kondisi jembatan Panyindangan satu-satunya penghubung antara warga Desa
Kertajadi di Kecamatan Cidaun dan Desa Mekarsari di Kecamatan Naringgul, Kabupaten
Cianjur, Jawa Barat sudah memprihatinkan.
Selain tembok penahan sudah mulai retak, kayu sebagai alas pijakan pun sudah mencuat
ke atas membuat jembatan gantung itu tinggal menunggu waktu untuk putus. Karena tak bisa
lagi dipakai, warga terpaksa memakai rakit sebagai alternatif melintasi sungai Cidaun yang
membentang selebar 80 meter itu.
Sekretaris Desa (Sekdes) Kertajadi, Ujang Sutisna kepada detikcom menyebut jika proses
usulan sudah dilakukan, usulan itu bahkan bersifat kedaruratan bencana bukan lagi usulan
program standar untuk pembangunan desa.
"Ini sarana warga pak, bukan lagi pembangunan program makanya usulan kita masukan
kedaruratan ke Pemkab Cianjur. Ada ratusan warga saya yang setiap harinya melintasi jembatan
itu untuk mengakses pendidikan, ekonomi dan kesehatan," ungkap Ujang ketika dihubungi
detikcom, sekira pukul 07.15 WIB, Senin (25/7/2016).
Menurut Ujang, pengajuan kedaruratan sudah di usulkan sejak jauh-jauh hari namun
ternyata belum ada realisasi perbaikan untuk jembatan gantung itu.
"Pernah ada yang ngukur-ngukur dari pihak dinas, namun sampai saat ini belum ada
gerakan apa-apa. Padahal warga sudah sangat membutuhkan jembatan itu pak, Ya Allah bapak
liat sendiri kalau pagi anak-anak sekolah yang melintas sepatunya pada basah," lanjut Ujang.
Tak hanya Pemkab Cianjur, usulan penanganan kedaruratan jembatan bahkan sudah
dimasukan ke pihak provinsi. Namun lagi-lagi tidak ada jawaban atau kepastian yang diterima
pihak desa.
"Yang pasti upaya sudah kita lakukan maksimal, kita tidak diam saja. Saat ini hanya rakit
sebagai satu-satunya sarana alternatif dan itupun adalah inisiatif karang taruna desa," tandas dia.
Seperti diberitakan, Jembatan gantung itu merupakan penghubung antara Desa Kertajadi
di Kecamatan Cidaun dan Desa Mekarsari di Kecamatan Naringgul. Kedua wilayah itu masih
berada di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Kondisi jembatan yang memprihatinkan membuat
warga terpaksa menggunakan rakit untuk menyeberang sungai. (dra/dra)
Polisi Bantah Tembak Korban Salah
Tangkap, Ini Penjelasannya
Adi Haryanto

Senin, 25 Juli 2016 − 10:05 WIB


PALEMBANG - Kanit Reskrim Seberang Ulu II Palembang Ipda Suldani membantah
pihaknya telah melakukan penembakan Anton Chandra (28), korban salah tangkap aparat
kepolisian saat melakukan penggerebekan bandar narkoba.
Menurut Suldani, luka yang dialami korban disebabkan lantaran korban terkena benda
tajam saat kabur ke rawa-rawa tak jauh dari lokasi penggerebekan yang dilakukan pihaknya.
"Awalnya kita melakukan penggrebekan di sebuah rumah di kawasan tersebut. Di rumah
tersebut memang ada beberapa laki-laki termasuk juga Anton. Saat melakukan penangkapan,
kami menyuruh seluruh penghuni diam di tempat, kami pun masuk ke kamar untuk menangkap
Goong," ungkapnya, Minggu (24/7/2016).
Saat di kamar, lanjutnya didapati tiga paket sabu ukuran kecil, besar, dan sedang yang
siap jual, satu pirek yang masih ada sabunya, delapan unit HP, dan uang hasil jual sabu Rp700
ribu.
"Tiba-tiba Anton ini membuang sesuatu, hingga kemudian kabur ke rawa-rawa dan
menceburkan diri. Luka itu kemungkinan akibat kena benda tajam di dalam rawa. Memang kami
melakukan tembakan dua kali, tapi hanya tembakan peringatan ke udara," jelasnya.
Saat ini, kata Suldani, korban masih menjalani perawatan intensif du RSMH. "Kami
sudah menemui keluarga korban, dan saat ini korban masih menjalani perawatan di RSMH.
Sedangkan pamanya, Goong sudah kami amankan beserta barang bukti," tutupnya.

(san)

Anda mungkin juga menyukai