Anda di halaman 1dari 5

Chandra Asri  Bahan baku candra asri/kapal->(LP,HP Tank)-

1. Safety first:general safety rules(helm,google,safety) >purifikasi (H, metana, sulfur, arsenik)->fluidisasi-


2. 4 pabrik (plant) : olefin,Poli Etilen,Poli propilen(dijual dalam >purifikasi(syklon) dari sisa katalis (piroporik)kalau
bentuk pelet), SMI(stiren monomer plant) bereaksi dgn udara bisa terbakar, dikasih air bisa
3. PP Plant, butadiene plant, OP olefin& polietilen plant => suplai meledak. Katalis+steam(non aktif)->produk yang
etilen dengan gas terbebas dari katalis dan hidrokarbon(powder)-
4. PP Plant: >extruder->pelet->baging:25kg,800 kg,17500kg
 Seawater->cooling water-> laut 18. Limbah:
 Olefin:semua fraksi alkena, etilen disuplai melalui  Cair :biological,chemical,penambahan bakteri,
pipa solidfikasi ->dikarungin kirim ke PPLH.
 Olefin plant:gas, liquid->storage stage  Gas: flare, jika ada gas yang masuk dibakar
5. Saham : 65% barito pasific(petrokimia, kimia sawit), 35%  Padat :polimer plant
SCG(semen,paper), dithailand, sisanya public.
Dari 3000-28000. 1. unit lainnya.
6. CAP Milestones Alat dan fungsinya :
 Tripolita (’92) sebagai produsen mayor  Pompa
 Produksi 2018:450 menjadi 550 kton/tahun untuk memindahkan liquid dari suatu tempat ke tempat lain. pada proses
 Produksi 2020: 1 jt kton/tahun destilasi, pompa digunakan untuk mentransferkan fluida dari dalam tanki
 Sekarang sedang konstruksi karet sintetik bebas penampungan bahan baku menuju kolom destilasi.
pajak. Industri proner(belum ada di indonesia)  Heat Exchanger
7. CAP products-Integrated Petrochemical company. Petrokimia untuk memanaskan minyak mentah yang akan dimasukkan ke dalam kolom
berbasis naphtha(C6-C12). EPG & Gasoline, suplier dari timur destilasi serta untuk mendinginkan fraksi yang keluar dari dalam kolom.
tengah. Melalui tahapan crude oil->refinery->destilasi. Kedua zat yang memiliki temperatur yang berbeda dibatasi oleh dinding
8. Kualitas Naptha (PONA) sehingga kedua zat tersebut tidak akan bercampur pada saat terjadinya
 Parafinik:rantai hidrokarbon alkana proses pertukaran panas.
 Olefinik: rantai rangkap (untuk naptha harusnya  Desalter
dikit) untuk menghilangkan garam yang terdapat di dalam kandungan minyak
 Naftenik: Hidrokarbon Siklo, jenuh bumi.
 Aromatik: siklo, tidak jenuh(rangkap)  Furnace
 Yang lebih banyak dari naphtha: parafinik >80% Furnace adalah proses dimana terjadinya pemanasan minyak mentah yang
9. Naphtha ->thermal cracking(hot section,cold section) mengalir di dalam pipa sebelum dimasukkan kedalam kolom destilasi.
pemisahan->destilasi.(l)etilen 170 oC, (l) propilen 140 oC  Kolom Destilasi
10. Disuplai ke polietilen->LDPE, HDPE Fungsi dari kolom ini ialah sebagai tempat terjadinya penguapan molekul-
11. Etilen+etil benzene: styrene monomer molekul minyak bumi dan kemudian dipisahkan kedalam fraksi-fraksi
12. Propilen: tertentu sesuai dengan titik didihnya.
 Rigid: Homo PP->Propilen-Propilen-PP  Kolom Stripper
 Alot:Random PP->Propilen-etilen-PP untuk mengeluarkan fraksi yang lebih ringan dari dalam fraksi yang lebih
 Impac:Impan PP->Perpaduan antara EPR(etilen berat, contohnya fraksi naphta yang terikut masuk kedalam penampungan
Propilen Rubber); pada spakbor motor, dashbor fraksi kerosen.
mobil:impac(menyerap energi benturan untuk  Condensor
meminimalisasi efek pengemudi) Kondensor merupakan alat yang digunakan untuk mencairkan fraksi gas
13. CAP Plants Interconnection yang merupakan hasil dari kolom destilasi. Gas tersebut didapatkan dari
 NSI (SAP->Super Absorbant Polimer)untuk bagian atas kolom yang merupakan fraksi yang memiliki titik didih
pembalut terendah.
 IOA  Cooler
 Pygas(oktan number >100) untuk mendinginkan suatu produk yang memiliki panas yang tinggi
sehingga tidak dapat ditampung di dalam tanki.
 BTX dijual diluar dipisahkan benzene,toluene,xylen,
dibeli lagi benzenenya.  Seperator
14. CAP Supporting Facilities Separator digunakan untuk memisahkan dua zat yang tidak dapat melarut,
 Electrical: GTG, bahan bakar dari gas lalu misalnya air dan minyak atau minyak dan gas.
menggerakkan turbin untuk menggerakkan generator.  Perpipaan
STG(Steam turbin generator), PLN(Pembangkit Pipa berfungsi sebagai tempat mengalirnya suatu fluida dari suatu tempat
Listrik Negara). ke tempat lain.
Optimasi critical: GTG-STG, non critical:PLN a. Industri petrokimia adalah industri yang menghasilkan produk-
 Boiler: Olefin, PP(3), SMI(4) produk industri kimia organik yang merupakan bahan baku industri
polimer dengan bahan baku dasar bersumber dari hasil pengolahan
 Cooling water: suplai dari KTI, mendinginkan
minyak dan gas bumi, produk pencairan batu bara, bahkan sekarang
cooling water yg sedang digunakan 35-38 oC ->80oC
sudah dikembangkan oleokimia berbasis biomassa
 Water treatment:mentreat (purifikasi) cooling water, b. Proses pengolahan minyak bumi dari crude oil :
seawater
 Distilasi bertingkat
 Polimer warehouse Minyak mentah dipisahkan kedalam fraksi-fraksi, yakni
 Jetty(pelabuhan):3 kelompok-kelompok yang mempunyai kisaran titik didih
15. Diverse product portofolio tertentu.
 PoliPropilen(food packaging) : lapisan bungkus 1) Minyak mentah dipanaskan dalam boiler sampai suhu
indomie yg multilayer, goddie bag, kain sintetik, kain 600˚C uap minyak mentah kemudian dialihkan
beras, tupperware, kipas angin. kebagian bawah menara distilasi.
 Poli etilen(PE) : food packaging, kantong 2) Uap minyak mentah bergerak melewati tray
keresek(HDPE), pipa, ember. Di indonesia akan 3) Uap minyak mentah akan menjadi dingin dalam
diaplikasikan pipa plastik untuk cair dan gas. Karena pergerakannya.sebagian uap akan mencapai ketinggian
kalau pakai pipa besi dapat mengakibatkan korosi, dimana uap akan terkondensasi, zat cair yang diperoleh
emisi. dalam suatu kisaran tertentu disebut fraksi.
 PVC : dijepang (rigid) tidak digunakan lagi. PE lebih 4) Fraksi yang mengandung senyawa dengan titik didih
fleksibel, minim degradasi, tidak mengandung Cl, tinggi akan terkondensasi dibagian bawah menara
lebih mudah disambung dgn cara dipanaskan. disitilasi sedangkan senyawa yang titik didihnya rendah
 Butadiene : SBR (bahan baku ban, sepatu) akan terkondensasi dibagian atas menara.
 Styrene monomer: dalam helm, tempat kue nastar,  Proses primer
bungkus pop mi. Minyak bumi atau minyak mentah sebelum masuk kedalam kolom
 Dari segi kesehatan lebih bagus pakai PP fraksinasi (kolom pemisah) terlebih dahulu dipanaskan dalam aliran pipa
16. Certification:SNI,SMK3,halal, resposible care(tanggung jawab dalam furnace (tanur) sampai dengan suhu +/- 350˚C. Lalu minyak mentah
kepada barang yang dijual), ECO label(ramah lingkungan). dimasukan kedalam kolom fraksinasi pada bagian flash chamber.untuk
17. Proses: menjaga suhu & tekanan dalam kolom maka dibantu dengan pemanasan
steam (uap air panas & bertekanan tinggi)
Karena adanya perbedaan titik didih tinggi setiap komponen  Konfigurasi kilang minyak akan lebh fleksible untuk
hidrokarbon maka komponen-komponen tersebut akan terpisah dengan menghandle(menangani) bahan baku dengan kualitas buruk dan
sendirinya,komponen tersebut akan terkumpul pada tray sesuai fraksi alternatif bahan baku dengan dampak lingkungan yang minim.
masing-masing.kemudian dipompakan keluar kolom, didinginkan dalam  Pengawasan dan pengendalian akan dikembangkan dengan
bak pendingin, lalu ditampung dalam tangki produknya masing-masing. pengendali otomatis untuk mengoreksi dan mengurangi emisi.
 Proses sekunder  Tangki penyimpanan akan bebas dari kebocoran.
Teknologi banyak yang digunakan adalah cracking
(perengkahan/pemutusan) terhadap hidrokarbon rantai panjang menjadi 2. Produk sulfur yang harus direduksi dari proses pengolahan crude oil
rantai pendek. Ada yang menggunakan katalis (catalytic cracking) dan tsb dalam satuan berat adalah : 18%×1000kg = 180kg.
cara tanpa menggunakan katalis / menggunakan pemanasan tinggi C1 = 20%
dengan suhu diatas 350˚C (thermal cracking). C2 = 25%
 Proses polimerisasi C3 = 20%
Proses penggabungan molekul-molekul kecil menjadi molekul-molekul C7 = 15%
besar,dengan mempertahankan bentuk dan susunan atomdalam H2S = 20%
molekul dasarnya. Total = 100%
 Proses pemurnian  %S = 20% / 100%
Untuk menghilangkan senyawa-senyawa yang tidak diinginkan seperti =0,2%
sulfur,mercaptan,nitrogen, dll  %S = [Ar S / BM S]×massa total
1) Caustic treating, untuk memperbaiki kualitas dari fraksi nafta, = [32/34]×0,2%
heavy reformate,& top reformate = 0,18%
2) Doctor treating untuk merubah senyawa mercaptan sulfur menjadi  %H2S = 20%
disulfida 18% S
 Proses pencampuran 2%H
Proses pencampuran beberapa produk untuk mendapatkan produk yang  Ws = 18% × 1000kg = 180 kg=0,18 ton
diinginkan. Contoh : 2.
1) Penambahan TEL untuk menaikan angka oktan a.
2) Kerosene yang smoke pointnya 12 diblend dengan 23 untuk 1. Olefin
memenuhi spesifikasi
c. Pengertian istilah-istilah dalam refinary Olefin adalah kelompok senyawa hidrokarbon tidak jenuh,
 Oktan Number adalah suatu bilangan yang menunjukkan tingkat CnH2n. Contohnya etilena (C2H4), propena (C3H6), dan
ketangguhan bahan bakar terhadap detonasi atau knocking. butena (C4H8).
 Catalic creacking adalah proses perengkahan yang terjadi dengan Berat molekul
bantuan katalis.  butena (C4H8).= 58,12 g/mol
 Proses blending adalah penambahan bahan-bahan aditif kedalam fraksi
minyak bumi dalam rangka untuk meningkatkan kualitas produk
tersebut.
 Hydroskimming adalah proses destilasi dan treating dari limbah yang
dihasilkan crude oil dan proses treating untuk produk naphta.
 Desulfurized adalah proses penghilangan kadar sulfur pada minyak
bumi.  propena (C3H6) = 44,1 g /mol
 Hydrotreating adalah proses pemurinan produk hasil pengolahan
minyak bumi untuk menghilangkan atau mengurangi impuritis
(misal:sulfur, nitrogen, mercaptan dll)
 Catalic reforming adalah mengkonfersi umpan nafta berat(heavy
naphtha) menjadi komponen gasoline (reformat) dan hidrokarbon
aromatik rendah(benzen, toluene, xylena) dengan bantuan katalis.
 Alkilasi adalah proses yang bertujuan mengkonfersi umpan isobutana
dan olefin jenis propilena, butilena, dan amilena menjadi alkilat dengan
2. Parafin
bantuan katalisis asam(H2SO4)
adalah kelompok senyawa hidrokarbon jenuh berantai
 Peralatan utama refinary process:Control valve, Pompa, Heat
lurus (alkana), CnH2n+2. Contohnya adalah metana
Exchanger, Desalter, Furnace, Kolom Destilasi, Kolom Stripper,
(CH4), etana (C2H6), n-butana (C4H10), isobutana (2-
Kondensor, Cooler, Separator, Perpipaan.
metil propana, C4H10), isopentana (2-metilbutana,
C5H12), dan isooktana (2,2,4-trimetil pentana, C8H18).
d. Perbedaan gas alam & gas synthetic
Berat molekul
 Syn-gas (gas sintetis) : campuran dari karbon monoksida (CO) dan
 Metana (CH4) = 16,04 g/mol
hidrogen (H2).beberapa produk petrokimia yang menggunakan bahan
dasar gas syntetis:
a. Amonia : dibuat dari ga nitrogen + gas hidrogen
b. Urea : dibuat dari amonia dan gas karbon dioksida.selain
sebagai pupuk,dapat digunakan industri perekat,plastik dan resin.
c. Metanol :dibuat dari gas sintetis melalui pemanasan dengan suhu
& tekanan tinggi dengan bantuan katalis. Contoh untuk pembuatan
metanol dan campuran bahan bakar.
d. Formaldehid : dibuat dari metanol oksidasi dengan bantuan katalis.
 Gas alam : campuran hidrokarbon yang mempunyai daya kembang  Etana (C2H6) = 30,07 g/mol
besar, daya tekan tinggi,berat jenis spesifik yang rendah dan yang
secara alamiah terdapat dalam bentuk gas.contoh gas alam baik untuk
bahan baku produksi pupuk dengan amonia.

e. Strategi penanganan pencemaran dan pengendalian


lingkungan untuk pengoperasian kilang modern:
 Alat-alat yang dihubungkan / berhubungan lingkungan diintegrasikan 3. Aromatik
dengan proses produksi Aromatik adalah hidrokarbon-hidrokarbon tak jenuh yang
 Produk-produk selanjutnya dimuat dari kilang minyak sampai berintikan atom-atom karbon yang membentuk cincin
konsumen (tidak ada kebocoran atau racun berbahaya). benzen (C6H6). Contohnya benzen (C6H6), metilbenzen
 Mengurangi dampak lingkungan pada masyarakat (bekerja dengan zero (C7H8), dan naftalena (C10H8).
emission/tanpa emisi).  Benzen (C6H6) = 78,11 g/mol
 Proses-proses akan menangani umpan dengan kualitas buruk dengan
dampak lingkungan seminimal mungkin.
 Keputusan lingkungan berdasarkan analisa resiko, menggunakan
metode sound scientific.
Fenol formaldehida, Metoksi benzena dan alkohol
sekunder

5.

 Naftalena (C10H8) = 128,1705 g/mol

250

BM Polietilen = (2500 𝑥 28) = 70.000 𝑔/𝑚𝑜𝑙


Berat molekul poliethylen:
Polyethylen termasuk jalur olefinik dan merupakan jenis industri
intermediet antara hulu dan hilir.

2.1 Tinjauan Umum Konfigurasi Kilang


b. Struktur bangun Ethylen DiChloride ; 2,3,4 Triimethyl
sikloheksanol, dan 3,4 dibromo 5 hidroksi benzoat.
 Proses katalitik terdiri atas proses Hydrotreating dan
proses-proses sekunder seperti hidroisomerisasi, Reforming,
Cracking, dan Hydrocracking. Proses non katalitik terdiri atas
proses Cracking non katalitik dan proses separasi yang terdiri
Ethylen DiChloride Berat atas Distilasi, Deasphalting, Aromatic Extraction dan Dewaxing.
molekul:98,96 kg/kgmol  Untuk membersihkan fraksi-fraksi minyak bumi dari komponen
korosif seperti sulfur maka hasil-hasil utama distilasi atmosferik
dan distilasi vakum dilewatkan pada unit Hydrotreating. Proses
selanjutnya adalah proses pengolahan sekunder yang
dilakukan dengan tujuan tertentu pada masing-masing fraksi.
 Untuk nafta ringan yang keluar dari proses Hydroteating
dilanjutkan dengan proses Hidroisomerisasi yang bertujuan
menyiapkan komponen nafta sebagai bahan baku
Bensin/Gasoline. Untuk nafta berat dilanjutkan dengan proses
Reforming, yaitu menyiapkan komponen nafta sehingga
memiliki angka oktan yang tinggi untuk memenuhi persyaratan
sebagai komponen bensin.
2,3,4 Triimethyl sikloheksanol  Hasil unit distilasi vakum berupa distilat vakum dapat diolah
dengan dua pilihan. Pilihan pertama diolah dalam unit
Catalytic cracking. Pilihan lainnya adalah dengan melewatkan
distilat pada unit Hydrocracking.
2.2 Tinjauan Konfigurasi Berdasarkan Produk Kilang

2.2.1 Konfigurasi kilang dengan produk utama BBM


 Kilang dengan produk utama BBM merupakan jenis
kilang yang terbanyak saat ini, hal ini disebabkan
karena filosofi pendirian kilang pertama kali
3,4 dibromo 5 hidroksi benzoat. ditujukan untuk pemenuhan kebutuhan bahan
bakar.
4.
a. Isomer adalah senyawa kimia yang memiliki rumus molekul yang
sama - yang berarti bahwa mereka terdiri dari jumlah yang sama dari
jenis atom yang sama - tetapi memiliki struktur atau pengaturan yang
berbeda dalam ruang.
Contohnya: Pentena (C5H10)
 CH2 = CH-CH2-CH2– CH2-CH3
1-heksena
 CH2 = CH-CH-CH2-CH3
3-metil-1-pentena
|
CH3
 CH2 = C-CH2– CH2-CH3
2-metil-1- pentena
|
CH3
b.
 Polimer merupakan senyawa yang besar yang
terbentuk dari hasil penggabungan sejumlah (banyak)
unit-unit molekul yang kecil. Contohnya: Polietilena,
PVC, Polipropena, Polivinil alcohol, Teflon, Dakron,
Nilon, Polibutadiena, Poliester, Melamin, Epoksi
resin.
 Monomer adalah unit molekul kecil pembentuk
senyawa. Contohnya: Etena, Propena, Vynil
Chlorida, Vynil alcohol, Tetrafluoroetena, Metil
tereftalat dan Etilena glikol, Asam adipat dan heksa
metilena diamin, Butadiena, Ester dan Etilen glikol,
2.2.2 Konfigurasi kilang dengan produk utama bahan baku petrokimia
 Hasil kilang berupa LPG dan Light Naphtha menjadi bahan baku
untuk industri petrokimia olefin (Steam cracker) yang selanjutnya
akan menghasilkan berbagai produk petrokimia seperti Ethylene,
Propylene, dan Pyrolisis Gas (Pygas). Ethylene, selain dapat dijual
langsung, juga bermanfaat sebagai bahan baku pembuatan Vinyl
Chloride, Styrene dan Acrylonitrile. Sisa fraksi berat dasri Steam
cracker akan dimanfaatkan sebagai bahan bakar (fuel).
 Heavy naphtha bermanfaat untuk bahan baku pada industri
petrokimia aromatic. Pada unit Aromatic Recovery Unit, nafta
berat dan Pygas akan diolah menjadi produk petrokimia Benzene,
Toluene, dan Xylene. Sedangkan produk gas yang mengandung C4 2.2.3 Konfigurasi kilang dengan produk bahan baku pelumas
akan diolah oleh unit C4 Processing dan menghasilkan produk
Butene dan Butadiene. Propylene yang dihasilkan oleh Steam  Model konfigurasi kilang yang menghasilkan bahan baku
cracker dan Catalytic cracker selain dijual langsung, juga pembuatan minyak pelumas, umumnya menghasilkan 6-9 lube
bermanfaat sebagai bahan baku pembuatan Ethylhexanol. base. Dari bahan dasar oleh industri pelumas dapat membuat
bermacam-macam pelumas, puluhan bahkan ratusan pelumas
dengan hanya mencampurkan berbagai bahan dasar ini.
 Proses pembuatan bahan dasar pelumas diawali dari unit
Distilasi Vakum. Dari unit ini dihasilkan tiga aliran yang
dibedakan oleh titik didih dan viskositas sebagai titik potong
(cutting point) masing-masing fraksi. Potongan pertama
memisahkan Light Vacum Gas Oil (LVGO) dari distilat
lainnya. Potongan kedua adalah MediumVacuum Gas Oil
(MVGO). Dan potongan ketiga adalah Heavy Vacuum Gas
Oil (HVGO) serta menyisakan residu.
2.3 Tinjauan Konfigurasi Berdasarkan Jenis Minyak Bumi yang
Diolah

 Berdasarkan jumlah cadangannya yang besar, minyak bumi


timur tengah banyak digunakan dalam permodelan
konfigurasi kilang. Minyak ringan biasanya disebut Light
Crude dan minyak berat disebut Heavy crude yang
o
dibedakan berdasarkan API Gravity
 Salah satu faktor lain yang mempengaruhi model konfigurasi
kilang ditinjau dari jenis minyak bumi yang diolah adalah
kandungan sulfur pada suatu minyak bumi. Kilang yang
mengolah minyak bumi dengan kandungan sulfur tinggi
akan membutuhkan investasi yang lebih besar untuk
menangani sulfur ini, biasanya membutuhkan proses
Hydrotreating yang lebih kompleks. Sebaliknya kilang yang
mengolah minyak bumi dengan kandungan sulfur rendah
membutuhkan unit Hydrotreating yang lebih sedikit sehingga
investasi untuk unit ini menjadi lebih sedikit. Untuk
mendapatkan keuntungan tambahan, pada kilang dengan
sulfur tinggi biasanya dibangun suatu Sulfur Plant sehingga
dapat menjual produk sulfur (belerang padat).
 Proses Katalitis Hydrodesulfurisasi. Hydrotreating
untuk Penghilangan belerang biasanya disebut
hydrodesulfurisasi.
2.4 Tinjauan Konfigurasi Berdasarkan Kompleksitas Kilang
 Untuk membantu memudahkan para Refiner dalam
memahami suatu kilang dari sisi investasi dan biaya
operasinya, maka konfigurasi kilang dapat dibagi menjadi
tiga jenis yaitu Topping refinery, Hydroskimming Refinery dan
Complex Refinery.
 Topping Refinery adalah jenis kilang yang hanya terdiri dari
unit distilasi atmosferik dan distilasi vakum.
 Hydroskimming Refinery adalah jenis kilang dimana selain
terdapat unit distilasi atmosferik dan vakum, juga memiliki
unit Hydrotreating dan Reforming. Sedangkan kilang
kompleks (Complex Refinery) adalah jenis kilang yang
memiliki unit-unit konversi sekunder seperti adanya
Catalytic Cracking, Hydrocracking, Coker dan unit-unit lainnya.
 Hydrocracking proses adalah untuk mengurangi formasi dan
mencegah buildup coke pada katalisator itu. Hydrogenation
juga melayani untuk mengkonversi belerang dan campuran zat
lemas hadir di feedstock itu ke sulfida hidrogen dan amoniak.
 Catalytic Reforming adalah suatu proses penting dimana low-
octane minyak nafta ke dalam komponen campuran bensin
berkadar oktan tinggi di format kembali.

Anda mungkin juga menyukai