Anda di halaman 1dari 9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 KESEHATAN LINGKUNGAN


Kesehatan lingkungan diselenggarakan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang
sehat, yang dapat dilakukan dengan melalui peningkatan sanitasi lingkungan, baik yang
menyangkut tempat maupun terhadap bentuk atau wujud substantifnya yang berupa fisik,
kimia, atau biologis termasuk perubahan perilaku.
Keadaan lingkungan dapat mempengaruhi kondisi kesehatan masyarakat. Banyak
aspek kesejahteraan manusia dipengaruhi oleh lingkungan, dan banyak penyakit dapat
dimulai, didukung, ditopang, atau di rangsang oleh faktor-faktor lingkungan oleh karena itu
lingkungan hidup sangat berperan dalam mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan
kesejahteraan manusia serta mahluk hidup.
Interaksi manusia dengan lingkungan hidupnya merupakan suatu proses yang wajar
dan terlaksana sejak manusia itu dilahirkan sampai ia meninggal dunia. Hal ini disebabkan
karena manusia memerlukan daya dukung unsur-unsur lingkungan untuk kelangsungan
hidupnya. Udara, air, makanan,sandang, papan dan seluruh kebutuhan manusia harus diambil
dari lingkungan hidupnya.
Kualitas lingkungan yang sehat adalah keadaan lingkungan yang bebas dari resiko
yang membahayakan kesehatan dan keselamatan hidup manusia, melalui pemukiman antara
lain rumah tinggal dan asrama atau yang sejenisnya, melalui lingkungan kerja antara
perkantoran dan kawasan industry atau sejenis. Sedangkan upaya yang harus dilakukan dalam
menjaga dan memelihara kesehatan lingkungan adalah obyek sanitasi meliputi seluruh tempat
kita tinggal/bekerja seperti: dapur, restoran, taman, public area, ruang kantor, rumah dsb.
Menurut HAKLI (Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia) mengemukakan
bahwa kesehatan lingkungan adalah suatu kondisi lingkungan yang mampu menopang
keseimbangan ekologi yang dinamis antara manusia dan lingkungannya untuk mendukung
tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat dan bahagia.10
Menurut WHO (World Health Organization), kesehatan lingkungan adalah Suatu
keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia dan lingkungan agar dapat menjamin
keadaan sehat dari manusia.11
Kesehatan lingkungan pada hakikatnya adalah suatu kondisi atau keadaan lingkungan
yang optimum sehingga berpengaruh positif terhadap terwujudnya status kesehatan yang
optimum pula. Kesehatan lingungan juga meliputi penyehatan air dan udara, pengamanan

5
limbah padat, limbah cair, limbah gas, radiasi dan kebisingan, pengendalian faktor penyakit,
dan penyehatan makanan. Melihat luasnya ruang lingkup kesehatan, sangatlah diperlukan
adanya mutu disiplin kerja agar kegiatannya dapat berjalan dengan baik.

2.2 PENYAKIT BERBASIS LINGKUNGAN


Lingkungan tidak mungkin mampu mendukung jumlah kehidupan yang tanpa batas
dengan segala aktivitasnya. Karena itu, apabila lingkungan sudah tidak mampu lagi
mendukung kehidupan manusia, manusia akan menuai berbagai kesulitan. Perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi telah berdampak pada kualitas daya dukung lingkungan,
yang pada akhirnya akan merusak lingkungan itu sendiri. Eksploitasi sumberdaya yang
berlebihan akan berdampak buruk pada manusia.
Pengaruh lingkungan dalam menimbulkan penyakit pada manusia telah lama disadari,
seperti dikemukakan Blum dalam Planing for health, development and applicationof social
change theory, bahwa factor lingkungan berperan sangat besar dalam meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat. Sebaliknya kondisi kesehatan masyarakat yang buruk, termasuk
timbulnya berbagai penyakit juga dipengaruhi oleh lingkungan yang buruk.12
Interaksi manusia dengan lingkungan telah menyebabkan kontak antara kuman
dengan manusia. Sering terjadi kuman yang tinggal ditubuh host kemudian berpindah
kemanusia karena manusia tidak mampu menjaga kebersihan lingkungannya. Hal ini
tercermin dari tingginya kejadian penyakit berbasis lingkungan yang masih merupakan
masalah kesehatan terbesar masyarakat Indonesia. Beberapa penyakit yang timbul akibat
kondisi lingkungan yang buruk seperti ISPA, diare, DBD, Malaria dan penyakit kulit.

2.3 UPAYA KESEHATAN LINGKUNGAN


Kesehatan lingkungan pada hakikatnya adalah suatu kondisi atau keadaan lingkungan
yang optimum sehingga berpengaruh positif terhadap terwujudnya status kesehatan yang
optimal pula.
Adapun tujuan dilakukannya upaya kesehatan lingkungan adalah untuk
menanggulangi dan menghilangkan unsur-unsur fisik pada lingkungan sehingga faktor
lingkungan yang kurang sehat tidak menjadi faktor resiko timbulnya penyakit menular
dimasyarakat.
Untuk menilai keadaan lingkungan dan upaya yang dilakukan untuk menciptakan
lingkungan sehat telah dipilih beberapa indikator, yaitu persentase rumah sehat, persentase

6
keluarga yang memiliki akses air bersih dan air minum, jamban sehat, saluran pembuangan
air limbah, tempat pembuangan sampah serta Tempat-Tempat Umum dan Pengolahan
Makanan (TTUPM). Beberapa upaya untuk memperkecil resiko turunnya kualitas lingkungan
telah dilaksanakan oleh berbagai instansi terkait seperti pembangunan sarana sanitasi dasar,
pemantauan dan penataan lingkungan, pengukuran dan pengendalian kualitas lingkungan.12

2.4 SANITASI PENGELOLAAN MAKANAN


Makanan merupakan salah satu bagian yang penting untuk kesehatan manusia
mengingat setiap saat dapat saja terjadi penyakit-penyakit yang diakibatkan oleh makanan.
Kasus penyakit bawaan makanan (foodborne disease) dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor.
Faktor-faktor tersebut antara lain kebiasaan mengolah makanan secara tradisional,
penyimpanan dan penyajian yang tidak bersih dan tidak memenuhi persyaratan sanitasi.13
Sanitasi makanan adalah upaya-upaya yang ditujukan untuk kebersihan dan keamanan
makanan agar tidak menimbulkan bahaya keracunan dan penyakit pada manusia. Dengan
demikian, tujuan sebenarnya dari upaya sanitasi makanan antara lain : menjamin keamanan
dan kebersihan makanan, mencegah penularan wabah penyakit.
Sanitasi makanan yang buruk dapat disebabkan 3 faktor, yakni faktor fisik, faktor
kimia dan faktor mikrobiologi. Faktor fisik terkait dengan kondisi ruangan yang tidak
mendukung pengamanan makanan seperti sirkulasi udara yang kurang baik, temperatur
ruangan yang panas dan lembab, dan sebagainya. Untuk menghindari kerusakan makanan
yang disebabkan oleh faktor fisik, maka perlu diperhatikan susunan dan konstruksi dapur
serta tempat penyimpanan makanan.13
Sanitasi makanan yang buruk disebabkan oleh faktor kimia karena adanya zat- zat
kimia yang digunakan untuk mempertahankan kesegaran bahan makanan, penggunaan wadah
bekas obat-obat pertanian untuk kemasan makanan, dan lain-lain.
Sanitasi makanan yang buruk disebabkan oleh faktor mikrobiologis karena adanya
kontaminasi oleh bakteri, virus, jamur dan parasit. Akibat buruknya sanitasi makanan dapat
timbul gangguan kesehatan pada orang yang mengkonsumsi makanan tersebut.
Gangguan kesehatan yang dapat terjadi akibat makanan dapat dikelompokkan
menjadi 2, yaitu : keracunan makanan dan penyakit bawaan makanan.
Keracunan makanan dapat disebabkan oleh racun asli yang berasal dari tumbuhan
atau hewan itu sendiri maupun oleh racun yang ada di dalam panganan akibat kontaminasi.
Makanan dapat terkontaminasi oleh berbagai racun yang dapat berasal dari tanah, udara,
manusia dan vektor.12

7
Penyakit bawaan makanan pada hakekatnya tidak dapat dipisahkan secara nyata dari
penyakit bawaan air. Yang dimaksud penyakit bawaan makanan adalah penyakit umum yang
dapat diderita seseorang akibat memakan sesuatu makanan yang terkontaminasi mikroba
patogen, kecuali keracunan.

2.5 RUANG LINGKUP KESEHATAN LINGKUNGAN


Kontribusi lingkungan dalam mewujudkan derajat kesehatan merupakan hal yang
essensial di samping masalah perilaku masyarakat, pelayanan kesehatan dan faktor
keturunan. Lingkungan memberikan kontribusi terbesar terhadap timbulnya masalah
kesehatan masyarakat. Ruang lingkup Kesehatan lingkungan adalah :
1. Menurut WHO
a. Penyediaan air minum
b. Pengelolaan air buangan dan pengendalian pencemaran
c. Pembuangan sampah padat
d. Pengendalian vektor
e. Pencegahan/pengendalian pencemaran tanah oleh ekskreta manusia
f. Higiene makanan, termasuk higiene susu
g. Pengendalian pencemaran udara
h. Pengendalian radiasi
i. Kesehatan kerja
j. Pengendalian kebisingan
k. Perumahan dan pemukiman
l. Aspek kesling dan transportasi udara
m. Perencanaan daerah dan perkotaan
n. Pencegahan kecelakaan
o. Rekreasi umum dan pariwisata
p. Tindakan-tindakan sanitasi yang berhubungan dengan keadaan
epidemi/wabah, bencana alam dan perpindahan penduduk.
q. Tindakan pencegahan yang diperlukan untuk menjamin lingkungan.
2. Menurut UU No 23 tahun 1992 Tentang Kesehatan (Pasal 22 ayat 3), ruang lingkup
kesehatan lingkungan sebagai berikut :
a. Penyehatan air dan udara
b. Pengamanan Limbah padat/sampah

8
c. Pengamanan Limbah cair
d. Pengamanan limbah gas
e. Pengamanan radiasi
f. Pengamanan kebisingan
g. Pengamanan vektor penyakit
3. Menurut Kepmenkes RI Nomor HK.03.01/160/I/2010, ruang lingkup kesehatan
lingkungan sebagai berikut :
a. Persentase penduduk yang memiliki akses terhadap air minum berkualitas
b. Persentase kualitas air minum yang memenuhi syarat
c. Persentase penduduk yang menggunakan jamban sehat
d. Persentase cakupan tempat-tempat umum yang memenuhi syarat
e. Persentase cakupan tempat pengolahan makanan yang memenuhi syarat
f. Persentase cakupan rumah yang memenuhi syarat
g. Persentase penduduk stop Buang Air Besar Sembarangan (BABS)
h. Cakupan daerah potensial yang melaksanakan strategi adaptasi dampak
kesehatan akibat perubahan iklim
i. Persentase provinsi yang memfasilitasi penyelenggaraan STBM sebesar 100%
Kabupaten/Kota
j. Persentase provinsi yang memfasilitasi penyelenggaraan kota sehat yang
sesuai standart 50%
k. Persentase Kab/Kota Kawasan yang telah melaksanakan Kab/Kota/Kawasan
sehat

2.6 TUJUAN PROGRAM KESEHATAN LINGKUNGAN


2.6.1 Tujuan secara umum
1. Melakukan koreksi atau perbaikan terhadap segala bahaya dan ancaman
pada kesehatan dan kesejahteraan hidup manusia.
2. Melakukan usaha pencegahan dengan cara mengatur sumber-sumber
lingkungan dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan dan
kesejahteraan hidup manusia.
3. Melakukan kerja sama dan menerapkan program terpadu di antara
masyarakat dan institusi pemerintah serta lembaga nonpemerintah dalam
menghadapi bencana alam atau wabah penyakit menular.

9
2.6.2 Tujuan secara khusus
Meliputi usaha-usaha perbaikan atau pengendalian terhadap lingkungan hidup
manusia, yang di antaranya berupa:
1. Menyediakan air bersih yang cukup dan memenuhi persyaratan kesehatan.
2. Makanan dan minuman yang diproduksi dalam skala besar dan
dikonsumsi secara luas oleh masyarakat.
3. Pencemaran udara akibat sisa pembakaran BBM, batubara, kebakaran
hutan, dan gas beracun yang berbahaya bagi kesehatan dan makhluk hidup
lain dan menjadi penyebab terjadinya perubahan ekosistem.
4. Limbah cair dan padat yang berasal dari rumah tangga, pertanian,
peternakan, industri, rumah sakit, dan lain-lain
5. Kontrol terhadap arthropoda dan rodent yang menjadi vektor penyakit dan
cara memutuskan rantai penularan penyakitnya.
6. Perumahan dan bangunan yang layak huni dan memenuhi syarat
kesehatan.
7. Kebisingan, radiasi, dan kesehatan kerja.
8. Survei sanitasi untuk perencanaan, pemantauan, dan evaluasi program
kesehatan lingkungan.

2.7 SUMBER DAYA PROGRAM KESEHATAN LINGKUNGAN


Dalam melaksanakan program-program kesehatan lingkungan diperlukan sumber
daya untuk mencapai tujuan program, sumber daya program kesehatan lingkungan adalah
sebagai berikut :
2.7.1 Tenaga Pelaksana
Adapun tenaga yang dibutuhkan untuk melaksanakan program kesehatan
lingkungan adalah terdiri dari tenaga inti dibidang kesehatan lingkungan seperti
sanitarian atau diploma III kesehatan lingkungan. Disamping itu dalam pelaksanaan
program kesehatan lingkungan ini juga dibutuhkan tenaga pendukung yang telah
ditunjuk oleh pimpinan puskesmas dalam pelaksanaan program.

2.7.2 Sarana dan Prasarana Program Kesehatan Lingkungan


Sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam pelaksanaan program kesehatan

10
lingkungan adalah ruangan sebagai tempat petugas kesehatan lingkungan melakukan
kegiatan-kegiatan penyuluhan, konsultasi, konseling, demonstrasi, pelatihan atau
perbaikan sarana sanitasi dasar dan penyimpanan peralatan kerja.
Peralatan-peralatan kesehatan lingkungan berupa alat-alat peraga penyuluhan,
cetakan sarana air bersih dan jamban keluarga, alat pengukur kualitas lingkungan (air,
tanah dan udara), lembar chek list untuk inspeksi pada tempat-tempat umum dan
tempat pengolahan makanan serta alat transportasi untuk mendukung kegiatan
program kesehatan lingkungan yang dilaksanakan.
Alat peraga dan media penyuluhan yang digunakan dalam melaksanakan
program kesehatan lingkungan antara lain berupa maket, media cetak, sound system,
media elektronik dan formulir untuk pencatatan dan pelaporan hasil kegiatan.

2.7.3 Sumber Dana Program Kesehatan Lingkungan


Untuk mendukung tercapainya cakupan program kesehatan lingkungan
dibutuhkan dana, adapun dana ini diperoleh dari APBD (Anggaran Pendapatan
Belanja Daerah) Kabupaten/Kota, APBD Provinsi, BLN (Bantuan Luar Negeri),
kemitraan dan swadaya masyarakat. Besarnya dana yang dibutuhkan sangat berbeda
dimasing-masing puskesmas, tergantung masalah kesehatan lingkungan yang
ditangani di wilayah kerja puskesmas.

2.8 KEGIATAN PROGRAM KESEHATAN LINGKUNGAN


2.8.1 Penyehatan Air
Secara umum Program Penyehatan Air bertujuan untuk meningkatkan kualitas
air untuk berbagai kebutuhan dan kehidupan manusia untuk seluruh penduduk baik
yang berada di pedesaan maupun di perkotaan dan meningkatkan kesadaran, kemauan
dan kemampuan masyarakat dalam memakai air. Secara khusus program penyehatan
air bertujuan meningkatkan cakupan air bersih pada masyarakat dan meningkatkan
kualitas air yang aman untuk konsumsi masyarakat.
Kegiatan upaya penyehatan air meliputi : Surveilans kualitas air; Inspeksi
Sanitasi Sarana Air Bersih; Pemeriksaan kualitas air; Pembinaan kelompok pemakai
air. Kegiatan dilaksanakan dengan strategi terpadu pengawasan, perbaikan dan
pembinaan pemakai air.
Target Program Penyehatan Air yang ingin dicapai yaitu : Cakupan air bersih

11
perkotaan 100% dan pedesaan 85% dan Memenuhi syarat kimia dan bakteriologis
70%.
Kegiatan survailan kualitas air terdiri dari observasi sarana air bersih dan
observasi penduduk yang menggunakan sarana air bersih dan bukan sarana air bersih.
Kegiatan pengawasan kualitas air secara umum bertujuan mengetahui gambaran
keadaan sanitasi sarana dan kualitas air sebagai data dasar dan penyediaan informasi
pengamanan kualitas air sehingga tersedia rekomendasi tindak lanjut dalam upaya
perlindungan pencemaran dan perbaikan kualitas air. Pengawasan kualitas air
dilakukan dengan upaya inspeksi sanitasi sarana air bersih.

2.8.2 Penyehatan Lingkungan Pemukiman


Penyelenggaraan upaya penyehatan lingkungan permukiman, dilaksanakan
dengan meningkatkan kemampuan masyarakat untuk hidup serasi dengan lingkungan
dan dapat mewujudkan kualitas lingkungan permukiman yang bebas dari risiko yang
membahayakan kesehatan pada berbagai substansi dan komponen lingkungan, yaitu
meliputi jamban keluarga, saluran pembuangan air limbah (SPAL), dan pengelolaan
sampah.

2.8.3 Penyehatan Tempat -Tempat Umum (TTU)


Program Penyehatan Tempat Tempat Umum (TTU) bertujuan untuk
meningkatkan kualitas lingkungan tempat-tempat umum dan sarana kemasyarakatan
lainnya yang memenuhi persyaratan kesehatan, sehingga dapat melindungi
masyarakat dari penularan penyakit, keracunan, kecelakaan, pencemaran lingkungan
serta gangguan kesehatan lainnya.
Penyehatan tempat-tempat umum meliputi hotel dan tempat penginapan lain,
pasar, kolam renang dan pemandian umum lain, sarana ibadah, sarana angkutan
umum, salon kecantikan, bar dan tempat hiburan lainnya. Selain itu juga dilakukan
upaya pembinanan institusi yang meliputi : Rumah Sakit dan sarana kesehatan lain,
sarana pendidikan, dan perkantoran. Target program penyehatan tempat-tempat umum
yaitu: memenuhi syarat kesehatan 75%.13

2.8.4 Penyehatan Tempat Pengelola Makanan (TPM)


Secara umum penyehatan TPM bertujuan untuk melakukan pembinaan teknis

12
dan pengawasan terhadap tempat penyehatan makanan & minuman, kesiapsiagaan
dan penanggulangan KLB keracunan, kewaspadaan dini serta penyakit bawaan
makanan.
Target program TPM memenuhi syarat sehat sebesar 75 % dengan upaya
kegiatan antara lain melaksanakan pengawasan higiene dan sanitasi TPM pada
restoran, rumah makan, jasa boga, industri rumah tangga, dan depot air minum isi
ulang.13

2.9 KRITERIA KEBERHASILAN PROGRAM KESEHATAN LINGKUNGAN


Lingkungan mempunyai dua unsure pokok yang sangat erat kaitannya satu sama lain
yaitu unsure fisik dan sosial, lingkungan fisik dapat mempunyai hubungan langsung dengan
kesehatan dan perilaku sehubungan dengan kesehatan seperti akibat pengelolaan limbah yang
tidak memenuhi syarat dapat menimbulkan penyakit antara lain ISPA, DBD, Diare, Malaria,
Penyakit Kulit. Lingkungan social seperti ketidakadilan social yang menyebabkan
kemiskinan yang berdampak terhadap status kesehatan masyarakat yang mengakibatkan
timbulnya penyakit berbasis lingkungan.13
Keberhasilan program kesehatan lingkungan ini dapat ditunjukan dengan:

1. Meningkatnya persentase keluarga menghuni rumah yang memenuhi syarat


kesehatan 75%, persentase keluarga menggunakan air bersih menjadi 62%,
persentasi keluarga menggunakan jamban yang memenuhi syarat kesehatan
menjadi 64% dan persentase tempat-tempat umum dan tempat pengolahan
makanan minuman yang sehat menjadi 76 dan 55%.

2. Penurunan angka kejadian penyakit berbasis lingkungan seperti ISPA, DBD,


diare, penyakit kulit, malaria.

3. Terciptanya hubungan kerjasama yang baik antara lintas program dan lintas

sektor di wilayah kerja Puskesmas.

13

Anda mungkin juga menyukai