Anda di halaman 1dari 15

DARI

Sumatera
TARI SEUDATI ( Berasal Dari Aceh/ Sumatera Utara )

Tari Seudati adalah nama tarian yang berasal


dari provinsi Aceh. Seudati berasal dari kata
Syahadat, yang berarti saksi/bersaksi/pengakuan
terhadap Tiada Tuhan selain Allah, dan Nabi
Muhammad utusan Allah.

Tarian ini juga termasuk kategori Tribal War


Dance atau Tari Perang, yang mana syairnya
selalu membangkitkan semangat pemuda Aceh
untuk bangkit dan melawan penjajahan. Oleh
sebab itu tarian ini sempat dilarang pada zaman
penjajahan Belanda, tetapi sekarang tarian ini diperbolehkan kembali dan menjadi Kesenian
Nasional Indonesia.

TARI PASAMBAHAN MINANG ( Berasal Sumatera Barat )

Tari Pasambahan Minang merupakan tarian


tradisional Sumatera Barat yang ditujukan
untuk menyambut kedatangan tamu yaitu
sebagai ucapan selamat datang dan ungkapan
rasa hormat kepada tamu yang datang. Tari
Pasambahan biasanya ditampilkan saat
menyambut tamu dan saat kedatangan
pengantin pria ke rumah pengantin wanita.
Setelah Tari Pasambahan kemudian dilanjutkan
dengan suguhan Daun Sirih dalam Carano
kepada Sang tamu, sedangkan pada acara
penyambutan pengantin pria, Daun sirih dalam Carano disuguhkan kepada pengantin pria
sebagai wakil rombongan dan juga kepada kedua orangtua pengantin pria. Pada saat ini tari
Pasambahan Minang tidak hanya ditampilkan untuk menyambut tamu saja, akan tetapi kerap
kali dipertunjukan pada pementasan seni dan budaya Sumatera Barat.

TARI TANGGAI ( Berasal Sumatera Selatan )

Tari Tanggai juga merupakan tarian


yang dibawakan untuk menyambur para
tamu terhormat. Namun, tari ini
dibawakan oleh 5 orang saja dengan
mengenakan pakaian khas daerah
seperti songket, pending, kalung,
sanggul, dodot, sanggul, kembang
goyang dan tentu saja tanggai.
Tanggai adalah sebuah benda yang di pasang di jari yang menyerupai kuku biasanya berasal
dari bahan tembaga.

TARI PIRING ( Minangkabau / Sumatera Barat )

Tari Piring atau dalam bahasa


Minangkabau disebut dengan Tari Piriang
adalah salah satu seni tari tradisional di
Minangkabau yang berasal dari kota Solok,
provinsi Sumatera Barat. Tarian ini
dimainkan dengan menggunakan piring
sebagai media utama.[1] Piring-piring
tersebut kemudian diayun dengan gerakan-
gerakan cepat yang teratur, tanpa terlepas
dari genggaman tangan[2]. Tari Piring
merupakan sebuah simbol masyarakat Minangkabau. Di dalam tari piring gerak dasarnya
terdiri daripada langkah-langkah Silat Minangkabau atau Silek.

TARI TOR-TOR TUJUH CAWAN ( Sumatera Utara )

Tari Tor-Tor Tujuh Cawan tidak bisa


dipelajari sembarangan orang kecuali kalau
memang sudah jodoh. Lewat turun
temurun, tarian tujuh cawan dianggap
sebagai tarian paling unik karena sang
penari harus menjaga keseimbangan tujuh
cawan yang diletakkan di kedua belah
tangan kanan dan kiri tiga serta satu di
kepala.
DARI
Sumatera
KAMBANGLAH BUNGO
( Sumatera Barat )

Kambanglah bungo parauiktan


Bungo idaman gadih-gadih pingitan
Dipasuntiang siang malam
Bungo kanangan rumah nan gadang

Kambanglah bungo parauiktan


Simambang riang ditarikan
Di desa dusun Ranah Minang

Kambanglah bungo parauiktan


Simambang riang ditarikan
Di desa dusun Ranah Minang

Bungo kambang sumarak anjuang


Pusako Minang Ranah Pagaruyuang
Dipasuntiang siang malam
Bungo kanangan, rumah nan gadang

Kambanglah bungo parauiktan


Simambang riang ditarikan
Di desa dusun Ranah Minang

Kambanglah bungo parauiktan


Simambang riang ditarikan
Di desa dusun Ranah Minang

ANJU AHU
Sumatera Utara/Tapanuli/Batak

Anju ahu sai anju ahu ale anggiDina muruk manang


marsak rohangkiNang so hupa boa arsak nadi
rohaHolongni rohangku sai hot doi
Anju ahu sai anju ahu ale anggiEngkelmi mambahen
pa sonang rohangkiTung saleleng ahu di lambung
miAnju ahu sai anju ahu ale anggi

Cuk Mak Ilang ( Sumatera Selatan )

Cuk Mak Ilang


Mak ilang jaga batu
Dimano koceng belang
Disitu rumah aku (2x)

Kapal api masok pelembang


Banyu tenang jadi gelumbang
Oi makmano ati dak bimbang
Gades doson bujang pelembang
DARI
Sumatera
1. Sumatera Utara

Rumah Bolon adalah rumah


adat dari suku Batak yang
ada di Indonesia.[1] Rumah
Bolon berasal dari daerah
Sumatera Utara. Rumah
Bolon adalah simbol dari
identitas masyarakat Batak
yang tinggal di Sumatera
Utara.
Rumah Bolon memilik
bentuk persegi empat.
Rumah Bolon mempunyai
model seperti rumah
panggung. Rumah ini
memiliki tinggi dari tanah
sekitar 1,75 meter dari tanah. Tingginya rumah Bolon menyebabkan penghuni rumah
atau tamu yang hendak masuk ke dalam rumah harus menggunakan tangga. Tangga
rumah Bolon terletak di tengah-tengah badan rumah. Hal ini mengakibatkan jika tamu
atau penghuni rumah harus menunduk untuk berjalan ke tangga. Bagian dalam rumah
Bolon adalah sebuah ruang kosong yang besar dan terbuka tanpa kamar. Rumah
berbentuk persegi empat ini ditopang oleh tiang-tiang penyangga. Tiang-tiang ini
menopang tiap sudut rumah termasuk juga lantai dari rumah Bolon. Rumah Bolon
memiliki atap yang melengkung pada bagian depan dan belakang. Rumah Bolon
memilik atap yang berbentuk seperti pelana kuda.
Lantai rumah Bolon terbuat dari papan dan atap rumah bolon terbuat dari ijuk
atau daun rumbia. Bagian dalam rumah Bolon adalah ruangan besar yang tidak terbagi-
bagi atas kamar. Namun, tidak berarti bahwa tidak ada pembagian ruang di dalam
rumah Bolon. Ruangan terbagi atas tiga bagian yaitu jabu bona atau ruangan belakang
di sudut sebelah kanan, ruangan jabu soding yang berada di sudut sebelah kiri yang
berhadapan dengan jabu bona, ruangan jabu suhat yang berada di sudut kiri depan,
ruangan tampar piring yang berada di sebelah jabu suhat, dan ruangan Jabu Tongatonga
ni Jabu Bona. Ruangan jabu bona dikhususkan bagi keluarga kepala rumah. Ruangan
jabu soding dikhususkan bagi anak perempuan pemilik ruma, tempat para istri tamu
yang datang dan tempat diadakannya upacara adat. Ruangan jabu suhat dikhususkan
bagi anak lelaki tertua yang telah menikah. Ruangan tampar piring adalah ruangan bagi
tamu. ruangan Jabu Tongatonga ni Jabu Bona dikhususkan bagi keluarga besar. Sebagian
besar dari rumah Bolon terbuat dari kayu. Rumah Bolon tidak menggunakan paku.
Rumah Bolon hanya menggunakan tali untuk menyatukan bahan-bahan rumah. Tali ini
diikatkan kepada kayu dengan kuat agar rangka rumah tidak longgar ataupun rubuh
suatu saat. Pada badan rumah Bolon terdapat berbagai ukiran maupun gambar yang
memiliki makna sesuai dengan kehidupan masyarakat Batak.
2. Sumatera Barat

Rumah Gadang adalah


rumah adat suku Minangkabau
yang juga memiliki sebutan lain
seperti rumah Godang, rumah
Bagonjong, dan rumah
Baanjuang. Rumah adat ini
merupakan rumah model
panggung yang berukuran besar
dengan bentuk persegi panjang.
Sama seperti rumah adat
Indonesia lainnya, rumah
gadang juga dibuat dari material
yang berasal dari alam. Tiang
penyangga, dinding, dan lantai
terbuat dari papan kayu dan bambu, sementara atapnya yang berbentuk seperti tanduk
kerbau terbuat dari ijuk. Meski terbuat dari hampir 100% bahan alam, arsitektur rumah
gadang tetaplah memiliki desain yang kuat. Rumah ini memiliki desain tahan gempa
sesuai dengan kondisi geografis Sumatera Barat yang memang terletak di daerah rawan
gempa. Desain tahan gempa pada rumah gadang salah satunya ditemukan pada
tiangnya yang tidak menancap ke tanah. Tiang rumah adat Sumatera barat ini justru
menumpang atau bertumpu pada batu-batu datar di atas tanah. Dengan desain ini,
getaran tidak akan mengakibatkan rumah rubuh saat terjadi gempa berskala besar
sekalipun. Selain itu, setiap pertemuan antara tiang dan kaso besar pada rumah adat ini
tidak disatukan menggunakan paku, melainkan menggunakan pasak yang terbuat dari
kayu. Dengan sistem sambungan ini, rumah gadang akan dapat bergerak secara
fleksibel meski diguncang dengan getaran gempa yang kuat.
Fungsi Rumah Adat Selain menjadi ikon budaya masyarakat suku Minang, rumah
Gadang pada masa silam juga berfungsi sebagai tempat tinggal bersama bagi suatu
keluarga Minang. Untuk memenuhi fungsi tersebut, rumah adat Sumatera Barat ini
didesain sedemikian rupa sesuai dengan aturan-aturan adat yang telah berlaku sejak
lama. Aturan tersebut misalnya terdapat pada pembagian ruangan berdasarkan
kegunaannya, sebagaimana berikut: Seluruh bagian di dalam Rumah Gadang adalah
ruangan lepas, kecuali kamar tidur. Jumlah kamar dalam rumah Gadang bergantung
kepada jumlah wanita atau perempuan yang tinggal di dalamnya. Setiap perempuan
dalam keluarga yang sudah bersuami mendapatkan satu kamar. Perempuan tua dan
perempuan yang masih anak-anak mendapatkan satu kamar dekat dapur. Gadis remaja
mendapat kamar bersama di ujung dekat dapur. Di halaman depan rumah terdapat 2
buah Rangkiang. Rangkiang adalah bangunan yang digunakan untuk menyimpan padi
dan bahan pangan lainnya. Pada sayap kiri dan kanan bangunan terdapat ruang anjung
(Bahasa Minang: anjuang) yang digunakan sebagai tempat pengantin bersanding atau
tempat penobatan kepala adat. Tidak jauh dari kompleks Rumah Gadang biasanya
terdapat sebuah surau kaum yang berfungsi sebagai tempat ibadah, tempat pendidikan,
dan juga sekaligus menjadi tempat tinggal lelaki dewasa yang belum menikah dari
keluarga tersebut. Rumah Gadang biasanya dibangun di atas sebidang tanah milik
keluarga induk dan hanya dimiliki dan diwariskan secara turun temurun dari dan
kepada kaum perempuan saja. Aturan ini memiliki nilai filosofi bahwa derajat kaum
perempuan dalam budaya suku Minang sangatlah dijunjung tinggi.

DARI
Sumatera
1. Saksang ( Makan Khas Sumatera Utara )

Atau sangsang adalah masakan khas dari


tanah Batak yang terbuat dari
daging babi (atau daging anjing) yang
dicincang dan dimasak dengan menggunakan
darah, santan dan rempah-rempah
(termasuk jeruk purut dan daun
salam, ketumbar, bawang merah, bawang
putih, cabai, merica, serai, jahe, lengkuas,kun
yit dan andaliman).Saksang menjadi makanan
wajib dalam adat pernikahan Batak

2. RENDANG

Rendang daging adalah masakan tradisional


bersantan dengan daging sapi sebagai bahan
utamanya. Masakan khas dari Sumatera
Barat, Indonesia ini sangat digemari di semua
kalangan masyarakat baik itu di Indonesia
sendiri ataupun di luar negeri. Selain daging
sapi, rendang juga
menggunakan kelapa (karambia), dan
campuran dari berbagai bumbu khas
Indonesia di
antaranya Cabai (lado), lengkuas, serai, bawang dan aneka bumbu lainnya yang
biasanya disebut sebagai (Pemasak).

3. Pempek
Pempek merupakan ikan yang
dibuat dengan menggunakan
adonan tepung tapioka. Makanan
ini sangat identik dengan
Sumatera Selatan. Palembang yang
terkenal di seluruh Indonesia
sebagai surganya pempek
memiliki banyak ragam dan variasi masakan. Beberapa jenis pempek baik
pempek kapal selam, lenggang, pempek keriting, pempek kulit mudah di jumpai
dan tersedia di berbagai tempat makan dan restoran di Sumatera Selatan.

DARI
Sumatera
1. DOLI – DOLI ( Sumatera Utara )

Doli-doli adalah alat musik tradisional


Sumatera Utara yang dibuat dari susunan
bilah-bilah bambu dengan ukuran yang
berbeda. Instrumen yang berasal dari Nias
ini, biasanya tidak dimainkan secara
tunggal, melainkan selalu diiringi dengan
bunyi alat musik lain seperti kendang dan
aramba. Doli-doli dimainkan dengan cara
dipukul menggunakan tongkat kayu.
Adapun jika di masyarakat Melayu, doli-
doli disebut dengan nama kolintang.

2. Saluang Pauh

Saluang adalah alat


musik tradisional khas
Minangkabau, Sumatra
Barat. Yang mana alat
musik tiup ini terbuat
dari bambu tipis atau
talang(Schizostachyum
brachycladum Kurz).

Orang Minangkabau percaya bahwa bahan yang paling bagus untuk dibuat saluang
berasal dari talang untuk jemuran kain atau talang yang ditemukan hanyut di sungai.
Alat ini termasuk dari golongan alat musik suling, tapi lebih sederhana pembuatannya,
cukup dengan melubangi talang dengan empat lubang. Panjang saluang kira-kira 40-60
cm, dengandiameter 3-4 cm. Adapun kegunaan lain dari talang adalah wadah untuk
membuat lemang, salah satu makanan tradisional Minangkabau. Pemain saluang
legendaris bernama Idris Sutan Sati dengan penyanyinya Syamsimar.

DARI
Sumatera
1. Karih ( Sumatera Barat )

Senjata tradisional Sumatera Barat yang


paling populer adalah kerambit.
Kepopuleran senjata ini sangat luar biasa,
karena serangan yang ditimbulkannya
sangat mematikan. Saking mematikannya,
senjata ini bahkan diadopsi oleh US Marshal
sebagai senjata wajib setiap tentaranya.
Kerambit merupakan sebuah pisau dengan
lengkungan siku pada bilahnya. Bilah yang
tajam dan ujung yang runcing membuat ia dapat melukai lawan dengan efek fatal.
Sekalipun dari luar, kulit yang terkena hanya terlihat tersayat saja, namun karena
ketajamannya, ia bisa menimbulkan luka dalam yang dapat memutus urat dan otot
mereka yang terkena. Banyak sejarahwan mancanegara yang telah meneliti senjata khas
masyarakat Minangkabau ini. Catatan dari Asian Journal British di tahun 1827
menyebutkan bahwa tentara minang di masa perang kemerdekaan kerap dipersenjatai
dengan keris di pinggang, tombak di tangan, dan kerambit di simpan di bagian. Sesuai
bentuknya, pisau ini hanya bisa digunakan untuk serangan jarak dekat (close range
combat).

2. Tombak Trisula ( Sumatera Selatan )

Senjata tradisional di Sumatera


Selatan memang banyak kesamaan
dengan senjata tradisional di provinsi
lainnya di Pulau Sumatera dan
Kepulauan Riau. Tetapi ada satu
senjata memang merupakan senjata
paling dan terkenal yaitu Tombak
Trisula. Seperti halnya kujang dari
Sunda, mandau dari Kalimantan,
tombak trisula sudah dikenal berasal
dari Palembang Sumatera Selatan.

Akan tetapi belum diketahui secara


pasti sejak kapan tombak trisula ini menjadi senjata tradisional di tanah Palembang.
Menurut para ahli, diduga perkembangan tombak trisula ini berkaitan dengan
perkembangan kebudayaan Hindu pada masa kerajaan Sriwijaya yang memang
berpusat di Palembang.

Hal tersebut bisa dilihat dari bentuk tombak trisula yang mirip dengan bentuk trisula
yang ada di kuil-kuil Hindu yakni senjata yang dipegang oleh Dewa Siwa. Meskipun
senjata tradisional ini digunakan oleh banyak negara, akan tetapi yang menjadi ciri khas
dari tombak trisula ini adalah kedua sisi tombak bisa digunakan sebagai senjata. Di satu
sisi tombak berbentuk trisula dan sisi yang lainnya adalah mata tombak biasa.

Anda mungkin juga menyukai