Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Makalah Teoritis
Oleh:
Kelompok 3 Offering GHI-K 2015
Achmad Makin Amin (150342604504)
Achmad Rodiansyah (150342604537)
Alif Rosyidah El Baroroh (150342606362)
Awalia Siska Puji Lestari (150342605762)
Yasinta Swastika Ayu (150342607572)
A. Latar Belakang
Metabolisme merupakan suatu proses pembentukan atau penguraian
zat di dalam sel yang di sertai dengan adanya perubahan energi. Proses ini
terjadi di dalam sel dapat berupa pembentukan zat ataupun penguraian zat
menjadi zat yang lebih sederhana. Metabolisme mencakup berbagai kerjasama
dari banyak sistem multi enzim. Proses pembentukan zat terjadi pada proses
fotosintesis, kemosintesis, sintesis lemak, dan sintesis protein. Proses
penguraian zat dapat berupa respirasi sel dan fermentasi sel
(Wirahadikusumah, 1985).
Metabolit adalah hasil dari metabolisme. Metabolit dibedakan menjadi
dua macam, yaitu metabolit primer dan metabolit sekunder. Metabolit primer
merupakan salah satu yang dibentuk selama fase pertumbuhan primer
mikroorganisme, sedangkan metabolit sekunder merupakan salah satu yang
dibentuk menjelang akhir fase pertumbuhan primer mikroorganisme,
seringkali menjelang atau fase stationer pertumbuhan (Ningsih dkk., 2016).
Metabolit primer memiliki fungsi yang esensial dan jelas bagi kelangsungan
hidup organisme penghasilnya (merupakan komponen esensial tubuh misalnya
asam amino, vitamin, nukleotida, asam nukleat dan lemak).
Hampir semua metabolit primer mempunyai nilai ekonomi yang tinggi
dan beberapa diantaranya telah diproduksi secara komersial (Rahman, 1992).
Dalam makalah ini akan dibahas lebih lanjut mengenai metabolit primer.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Bagaimanakah prinsip dan mekanisme mikroorganisme produksi beberapa
asam organik?
2. Bagaimanakah prinsip dan mekanisme mikroorganisme produksi beberapa
asam amino?
C. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui prinsip dan mekanisme mikroorganisme produksi
beberapa asam organik.
2. Untuk mengetahui prinsip dan mekanisme mikroorganisme produksi
beberapa asam amino.
D. Manfaat
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Mengetahui prinsip dan mekanisme mikroorganisme produksi beberapa
asam amino.
2. Mengetahui prinsip dan mekanisme mikroorganisme produksi beberapa
asam organik.
BAB II
PEMBAHASAN
2. Asam Fumarat
3. Asam Malat
4. Asam Oksoglukonat
a) Asam 2-Oksoglukonat
Beberapa bakteri mampu memproduksi asam 2-Okso-D-glukonat dari
glukosa atau glukonat, misalnya beberapa spesies dari Acetobacter dan
Pseuodomonas. Pada tahap pertama glukosa dioksidasi menjadi asam
gluokonat. Sistem enzim oksidatif tampaknya terikat dalam membran plasma .
sistem enzim yoang terpisah akan mengoksidasi lebih lanjut asam glukonat
menjasi oksogluokonat (Rahman, 1992).
Suatu metode dengan hasil mendekati 100 % telah ditemukan yaitu
dengan memberoikan aerasi pada kultur Serratia marcescens NRRL B-486.
Hasil yang didapatkan tergantung pada jumlah gluokosa yoang digunakan
sebagai substrat. Hasil terbaik diperoleh dalam 20 L medium dengan
komposisi :
Gluokosa 12,0%
Amonium sulfat 0,19 %
Natrium sulfat 0,05 %
K2HPO4 0,5 %
MgSO47H2O 0,04 %
NaCl 0,004%
MnSO44H2O 0,004%
Ferrommonium sulfat 0,005%
CaCO3 3,0%
Medium diinokuolasikan dengan 5% (v/v) suspensi bakteri, diinkubasi
pada suhuo 30°C dengan aeroasi 0,75 vvm dan agitasi 400 rpm. Dalam 16 jam
hasil yang dapat diperoleh mencapai 95-100 %. Juomlah gluokosa yoang lebih
banyak dapat digunakan jika ditambahkan secara bertahap atau kontinyu. Cara
ini memungkinkan untuk memperoleh hasil antara 95-100 persen dalam 24
jam dengan 180 gr gluokosa/L, atauo 85-90 % dalam 32-40 jam dengan 240
gro glukosa/L (Rahman, 1992).
b) Asam 5-Oksoglukonat
Glukosa 2,5 %
Corn steep liquor 0,5 %
KH2PO4 0,05 %
K2HPO4 0,05%
MgS047H2O 0,02%
CaCO3 0,063%
d) Asam 2- oksoglukonat
e) Asam 2-Oksoglutarat
5. Asam Itakonat
Asam itakonat digunakan pada industri plastik. Asam itakonat
membentuk kopolimer dengan ester asam itakonat dan monomer-monomer
lain. Kopolimer ini banyak digunakan pada industri kertas untuk memproduksi
wallpaper dan jenis-jenis kertas lainnya, disamping digunakan untuk
memproduksi lem. Kopolimer asam itakonat acrylonitril lebih mudah diberi
warna daripada polimer-polimer lainnya (Rahman, 1992).
Dalam tahun 1931, asam itakonat pertamakali diketahui debagai produk
metabolit Aspergilus itaconicus. Kemudian dalam dekade yang sama,
ditemukan bahwa beberapa galur dari Aspergilus terreus, juga
mengseksresikan asam itakonat. Dewasa ini mutan dari galur diatas telah
digunakan untuk memproduksi asam itakonat secara komersial.
a) Biokimia
Asam itakonat diproduksi melalui siklus asam trikarboksilat yaitu
melalui reaksi dekarboksilasi terhadap asam cis-akonitat. Lintasan biositesa
lainyya yaitu dari piruvat melalui asam sitramalat, sitraitakonat, dan asam
itatartarat juga menghasilkan asam itakonat (Rahman, 1992).
Seperti pada proses fermentasi asam organik lainnya, pH medium
merupakan faktor terpenting untuk memproduksi produk yang diinginkan.
Pada Ph 2,1 semua glukosa dimetabolisa menjadi asam itakonat. Sedangkan
pada pH 6 akan terbentuk asam-asam organik lainnya.
Tabel 1. Pengaruh Ion Besi Terhadap Produksi Asam itakonat oleh A. Terreus (Lockwood
dan Schweiger,1967).
b) Proses produksi
Hasil penelitian fermentasi permukaan menggunakan wadah
alluminium menunjukkan bahwa asam itakonat yang dapat dihasilkan adalah
30-50 persen dari jumlah gula dalam medium. Hasil ini cukup baik walaupun
secara teoritis 100 gram glukosa aka menghasilkan 72 gram asam itakonat.
Produksi asam itakonat melalui proses fermentasi terendam telah menarik
banyak perhatian (Rahman, 1992). Kultur stok A. Terreus NRRL 1960,
ditumbuhkan pada malt agar dengan komposisi:
a) Ca-cis-epoksisuksinat sama dengan 100 gram asam bebas per liter medium.
Untuk kultur benih (inokulum) pertama, lima ratus ml medium
dimasukkan ke dalambotol 2 liter dan diinkubasikan pada shaker selama 24
jam. Kultur diinokulasikan ke dalam kultur benuh kedua fermentor 50 liter
yang berisi 30 liter medium. Inkubasikan selama 40 jam dengan agitasi dan
aerasi. Sebanyak 15 liter kultur ini diinokulasikan ke dalam 100 litaer medium
produksi dalam fermentor 200 liter. Inkubasi selama 5 hai dengan agitasi dan
aerasi. Pada awal tahap produksi ini ditambahkan 10 kg Ca-cis-epoksuksinat
kemudian 20 kg masing-masing pada hari kedua danketiga. Ca0-tartarat yang
bersifat kurang larut dapat dipisahkan dengan mudah dari 150 liter cairan
fermentasi. Setelah kristal dicuci, akan diperoleh sebanyak 64,8 kg ca-tartarat
dengan kemurnian 99 persen (Rahman, 1992).
Produksi asam D (+) tartarat dapat juga dilakukan melalui proses
enzimatis. Sel utuh atau larutan enzim dari kultur Alcaligenes levotartarics
FERM-P 2513 dan Archomobacter tartarogenes FERM-P 2507, dibiarkan
bereaksi dengan Na-cis-epoksuksinat dan akan memberikan hasil sebanyak 90
persen asam tartarat.
7. Asam Koji
Asam orgnaik yang diproduksi oleh microbial pertama kali adalah asam
laktat dalam siklus proses microbial. Namun, dewasa ini banyak industry yang
menggunakan proses kimia yang mirip dengan proses microbial. Karena memiliki
ciri flavor yang menyenangkan dan juga dapat berfungsi sebagai pengawet, asam
laktat banyak digunakan dalam industri pangan. Selain itu asam laktat juga
digunakan untuk asidifier (pengasaman), pada minuman anggur buah-buahan
yang keasamanya rendah dapa industry roti untuk memproduksi roti asam. Selain
pada industry pangan, asam laktat juga dimanfaatkan pada industry tekstil dan
industry plastic (Rahman, 1992).
Biosintesa
Proses Produksi
Fermentasi
Pemugutan Hasil
2. Fenilalanin
A. Kesimpulan