Anda di halaman 1dari 9

A.

JUDUL
BATUAN SEDIMEN KLASTIK

B. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat mengetahui macam-macam batuan Sedimen.
2. Mahasiswa dapat menidentifikasi batuan Sedimen.
3. Mahasiswa dapat mengetahui proses atau genesa batuan Sedimen.
4. Mahasiswa dapat menganalisis proses pembentukan batuan sedimen klastik.

C. ALAT DAN BAHAN


1. Komparator
2. Skala cm
3. Cairan HCL
4. Canera
5. Pencil warna
6. Batuan Sedimen
- Konglomerat
- Batuan pasir halus
- Batuan pasir sedang
- lanau
7. Kertas HVS
8. Alat tulis

D. DASAR TEORI
Batuan Sedimen merupakan batuan yang terbentuk akibat lithifikasi dari hancuran
batuan induk, maupun hasil denudasi atau hasil reaksi kimia maupun hasil kegiatan
organism. Lithifikasi batuan meliputi proses kompaksi autigenik dan diagenesa (proses
terubahnya material-material lepas menjadi batuan yang kompak). Secara lateral
penyebaran batuan sedimen mencapai 70 % dari batuan yang ada dipermukaan akan
tetapi batuan sedimen hanya 5 % dari batuan yang ada di bumi.
Proses pembentukan batuan sedimen
Batuan Sedimen terbentuk dari asal Batuan induk  lapuk secara mekanis/disintegrasi
maupun kimiawi/dekomposisi  tererosi  tertransportasi menuju cekungan
pengendapan terdiagenesa.
Secara umum batuan sedimen terbagi atas dua kelompok besar yaitu:
1. Batuan Sedimen Silisiklastik
berdasarkan besar butirnya dikelompokkan menjadi kelompok mudrock, batupasir
dan konglomerat atau breksi.
Fragmen rombakan umumnya tersusun atas kuarsa yang merupakan mineral paling
stabil dan feldspar. Butiran yang berukuran halus akan menjadi batulanau,
batulempung maupun sebagai matrik dalam batuapasir, breksi dan konglomerat.
Butir-butiran klastik terbentuk setelah mengalami proses pelapukan mekanik atau
kimiawi maupun keduanya, proses transportasi serta pengendapan.
Transportasi terjadi krn air, angin, es, arus pasang-surut dan arus turbidit.
Tekstur terutama ukuran butir akan menunjukkan tingkat kedewasaan dari sedimen
tersebut dan menggambarkan dinamika transportasi sedimen.
2. Batuan karbonat
adalah batuan sedimen yang mempunyai komposisi dominan (>50 %) terdiri dari
garam-garam karbonat yang secara umum meliputi batugamping dan dolomit.
Proses pembentukannya dapat terjadi secara insitu (berasal dari larutan yang
mengalami proses kimiawi maupun biokimia, organisme turut berperan), dapat pula
terjadi dari butiran rombakan yang telah mengalami transportasi secara mekanik dan
kemudian diendapkan pada tempat lain.
dapat pula terjadi akibat proses diagenesa dari batuan karbonat lain seperti dalam
proses dolomitisasi dimana kalsit berubah menjadi dolomit.

KLASIFIKASI BERDASARKAN PROSES PEMBENTUKKANNYA

1. Sedimen Klastik
2. Sedimen non klastik 1. Sedimen kimiawi
2. Sedimen biologic

Sedimen klastik
Batuan sedimen yg terbentuk dari pengendapan kembali detritus/pecahan batuan asal.
Mengalami transportasi dengan media fluida (air, angin, gletser) sehingga pengendapannya
tidak pada tempat terdapatnya batuan induk.
Contoh : Batupasir, konglomerat, Batupasir, Konglomerat, Arkose
Batul empung, Batulanau, Batugamping.
Sedimen non klastik
Batuan sedimen yg terbentuk dari hasil reaksi kimia atau kegiatan organisme.
Reaksi kimia yg dimaksud adl kristalisasi langsung atau reaksi organic (penggaraman unsur2
laut, pertumbuhan Kristal dan replacement). Umumnya insitu atau tidak mengalami
transportasi sehingga pengendapannya relative dekat dengan batuan induk.

a. Sedimen organik
Batuan sedimen yang dihasilkan oleh aktivitas organisme, terdapat sebagai sisa
organisme yang biasanya tetap tinggal di tempatnya.
Contoh : Batugamping terumbu, batubara, chalk (batugamping yg tersusun oleh
cangkang organism laut spt foraminifera), rijang, radiolarian, coquina
b. Sedimen kimia
Batuan sedimen yang dihasilkan oleh proses penguapan, terutama di daerah aride.
Batuan ini umumnya hanya tersusun atas satu komposisi mineral dengan kilap yang
umumnya non-metalik.

Struktur batuan sedimen (struktur primer) umumnya tidak banyak yang dapat diamati di
laboratorium karena umumnya mempunyai skala yang cukup besar.
Struktur batuan sedimen diantaranya :
1. Struktur perlapisan
Merupakan struktur utama batuan sedimen klastik yang menunjukkan adanya bidang-
bidang perlapisan sebagai hasil proses pengendapan.
Faktor-faktor yang menyebabkan adanya struktur perlapisan :
a. Perbedaan warna
b. Perbedaan ukuran butir
c. Perubahan struktur sediment
d. Perbedaan komposisi mineral
e. Perbedaan kekompakan
f. Perubahan macam batuan
2. Cross-bedding
3. Graded bedding
4. Ripple marks
5. Mud cracks

Komposisi batuan sedimen dapat dibedakan menjadi 3, yaitu :


1. Fragmen Butiran pembentuk batuan yang berukuran paling besar.
Fragmen dapat berupa butiran mineral, batuan atau fosil.

2. Matrik Bagian dari butiran pembentuk batuan yang berukuran


lebih kecil dari fragmen. Biasanya berkomposisi sama
dengan fragmen.

3. Semen Bahan pengikat antara fragmen dengan matrik.

Dalam sediment klastik dikenal 3 macam semen yaitu :


1. Karbonat : Kalsit, dolomite
2. Silikat : Kalsedon, Kuarsa
3. Oksida Besi : Hematit, limonit,SIDERIT

Karbonat
komposisi batuan karbonat secara umum dikelompokkan menjadi non skeletal grains,
skeletal components, micrite dan cement.
Butiran tersebut merupakan butiran karbonat dan bagian dari sisa organisme yang
dibagi berdasarkan bentuk butir dan ukuran butirnya.
Karena lingkungan pembentukan batuan karbonat yang sangat khas maka detritus asal
darat sangat sedikit bahkan tidak ada dalam batuan karbonat.

Tekstur. Menurut Pettijohn (1975) tekstur adalah suatu kenampakan yang berhubungan
dengan ukuran dan bentuk butir serta susunannya. Secara umum tekstur batuan sedimen
mencerminkan proses-proses yang terjadi pada saat pengendapan.
Tekstur batuan sedimen Klastik
1. Ukuran butir
Pada batuan sediment klastik parameternya menggunakan skala wenthworth.

Tabel 1. Skala wenthworth

Wentworth Size Scale

Boulder >256 mm Conglomerate

Cobble 64-256 mm

Pebble 2-64 mm

Sand 1/16-2 mm Sandstone

Silt 1/256-1/16 mm Siltstone

Clay <1/256 mm Shale

2. Derajat pemilahan (sortasi)


Merupakan gambaran tingkat keseragaman dari butiran pembentuk batuan
sediment. Semakin seragam kemas semakin baik.
a. Pemilahan baik (well sorted)
b. Pemilahan sedang (moderately sorted)
c. Pemilahan buruk (poorly sorted)
3. Derajat Pembundaran (Roundness)
a. Menyudut (angular)
b. Menyudut tanggung (sub-angular)
c. Membulat tanggung (sub rounded)
d. Membulat (rounded)
e. Membulat baik (well rounded)
4. Kemas
Menunjukkan hubungan kerapatan antara butiran penyusun dalam batuan.
a. Kemas terbuka : kerapatan antar butiran kecil/renggang, butiran tidak saling
bersentuhan/mengambang dlm massa dasar.
b. Kemas tertutup : kerapatan antar butiran besar/rapat
Nonklastik
A. Sedimen Organik
Pada batuan karbonat klasifikasinya berhubungan dengan matrik dan partikel
penyusun batuan yang dikenal dengan istilah Allochem, mikrit dan sparit.
Bentuk butir dalam batuan karbonat akan sangat khas jika merupakan unsur dari
organisme seperti cangkang dan fragmen kerangka.
Pada batuan karbonat partikel-partikel karbonat dibagi menjadi dua yaitu butiran
(>0,02 mm) dan lime mud (<0,02 mm).
Karena sifatnya yang mudah larut ukuran butir pada batuan karbonat tidak
berhubungan langsung dengan besarnya porositas dan permeabilitas batuan.
B. Sedimen Kimiawi
Pemerian sediment kimiawi meliputi : Teksturnya :
b. Warna batuan
a. Kristalin
c. Komposisi
d. Ukuran butir b. Amorf
e. Mineral c. Gelas
Dalam klasifikasinya batuan sedimen mengacu
d. Fibrous
pada proses pembentukannya, apakah termasuk
dalam sediment klastik ataupun sedimen non
klastik. Klasifikasi batuan sedimen klastik
umumnya lebih sederhana karena penamaannya dapat didasarkan pada ukuran butirnya.
Sedangkan untuk batuan non klastik masih harus dilihat komposisinya secara menyeluruh.
Tabel 2. Klasifikasi batuan sediment berdasarkan proses pembentukannya
Sedimentary Rock Identification Chart
TEXTURE GRAINSIZE COMPOSITION ROCK NAME
rock fragments, quartz,
>2 mm Conglomerate
feldspar
Clastic 1/16 - 2 mm quartz, feldspar Sandstone
<1/16 mm quartz, clay minerals Mudstone
>1/16 mm feldspar, quartz Arkose
calcite Limestone
silica (quartz) Chert
Chemical
gypsum Rock Gypsum
halite Rock Salt
organic material, plant
Bituminous Coal
fragments
calcite, shell and
Biologic skeletal Coquina
fragments
calcite with some
Fossiliferous Limestone
fossils

Tabel 3. Penamaan batuan klastik


Name of Rock Fragment Type

Breccia Coarse Fragments of Angular Gravel and Rocks

Conglomerate Coarse Fragments of Rounded Gravel and Rocks


Sandstone Sand Sized Particles that are 90 % Quartz

Arkose Sandstone composed of 25 % Feldspar Grains

Shale Clay Particles


Siltstone Silt Particles

Mudstone Mixture of Clay and Silt

Limestone Mixture of Shells, Coral, and Other Marine Skeletons

Tabel 4. Deskripsi Batuan Sedimen


SEDIMEN KLASTIK SEDIMEN NONKLASTIK
 Perlapisan  Monomineralik
1. Ciri  Fosil tidak utuh  Fosil utuh
 Fragmen butiran
 Perlapisan
 Laminasi (perlapisan <  Masif
2. Struktur 1mm)  Fosiliferous
 Crossbedding
 Graded bedding
 Ukuran butir  Amorf
3. Tekstur  Sortasi  Kristalin
 Roundness
 Fragmen
 Monomineralik
4. Komposisi  Matrik
 Semen
 Batupasir  Rijang
 Lanau  Batubara
5. Contoh  lempungPerlapisan  Batugamping terumbu
 Fosil tidak utuh  Batugamping merah
Fragmen butiran  Batugamping kristalin

PEMERIAN BATUAN KARBONAT


Batuan sedimen dengan komposisi dominan (>50%) terdiri dari mineral2 atau garam-garam
karbonat yg umumnya meliputi batugamping dan dolomite. Seluruh proses terjadi di laut shg
terbebas dr detritus darat.
Klasifikasi :
a. Batugamping klastik
Terbentuk dr pengendapan kembali detritus batugamping asal.
1. Kalsirudit : butiran berukuran rudit/granule (> 1 mm)
2. Kalkarenit : butiran berukuran arenit (sand/ 0,062 – 1 mm)
3. Kalsilutit : butiran berukuran lutit (clay/< 0,062 mm)
Komposisi :
1. Allochem : fragmen brp kerangka atau butiran klastik hasil batugamping
sebelumnya
2. Mikrit : agregat halus berukuran 1-4 mikron, mirip Kristal-kristal karbonat yg
terbentuk scr biokimia atau kimiawi langsung dr presipitasi airlaut dan mengisi
rongga antar butir.
3. Sparit : semen yg mengisi ruang antar butir berukuran 0,02-0,1 mm

b. Batugamping non klastik


Terbentuk dr proses2 kimiawi maupun organis, umumnya monomineral
1. Hasil biokimia : bioherm, biostrome
2. Hasil larutan kimia : travertine, tufa
3. Hasil replacement : batugamping fosfat, btgp dolomite, btgp silikat

E. LANGKAH KERJA
1. Mahasiswa menyiapkan alat tulis dan alat pratikum.
2. Mahasiswa mendengarkan dan mencatat arahan dari asisten dosen.
3. Mahasiswa menganalisis batuan sedimen.
4. Mahasiswa membuat sketsa batuan sedimen.
5. Mahasiswa membuat laporan secara sistematis.

F. PEMBAHASAN
(Terlampir)
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA

Sriyono. 2004. Geologi Umum. Semarang: Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri
Semarang.
Sutoto. 1999. Diktat Kuliah Geologi. Yogyakarta: Fakultas Geografi Univeritas Gadjah Mada
Noor, Djauhari.2011.Geologi Untuk Perencanaan.Bogor: Graha Ilmu.
.
http://id.wikipedia.org/wiki/Batuan_sedimen.html
(diakses pada 20 November 2013 pukul 14:32)
http://rafliriandi.tumblr.com/post/54266351862/petrologi-batuan-sedimen-klastik-dan-non-
klastik
(diakses pada 20 November 2013 pukul 14:34)

Anda mungkin juga menyukai