Anda di halaman 1dari 15

Dalam rangka pemerataan pelayanan kesehatan dan pembinaan kesehatan masyarakat telah di

bangun puskesmas. Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten / kota yang
bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja tertentu.
Puskesmas berfungsi sebagai :

1. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan .

2. Pusat pemberdayaan keluarga dan masyarakat.

3. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama.

Untuk menunjang pelaksanaan fungsi dan penyelenggaraan upayanya, puskesmas dilengkapi dengan
instrumen manajemen yang terdiri dari :

1. Perencanaan tingkat Puskesmas

2. Lokakarya Mini Puskesmas

3. Penilaian Kinerja Puskesmas Dan Manajemen Sumber Daya termasuk alat, obat, keuangan
dan Tenaga serta didukung dengan manajemen sistem pencatatan dan pelaporan disebut sistem
informasi manajemen Puskesmas (SIMPUS) dan upaya peningkatan mutu pelayanan ( antara lain
melalui penerapan quality assurance ).

Mempertimbangkan rumusan pokok-pokok program dan program-program unggulan sebagaimana


disebutkan dalam Rencana Strategis Departemen Kesehatan dan program spesifik daerah, maka
area program yang akan menjadi prioritas di suatu daerah, perlu dirumuskan secara spesifik oleh
daerah sendiri demikian pula strategi dalam pencapaian tujuannya, yang harus disesuaikan dengan
masalah, kebutuhan serta potensi setempat.

Puskesmas merupakan ujung tombak terdepan dalam pembangunan kesehatan, mempunyai peran
cukup besar dalam upaya mencapai pembangunan kesehatan. Untuk mengetahui tingkat kinerja
Puskesmas, perlu diadakan Penilaian Kinerja Puskesmas.

B. PENGERTIAN PENILAIAN KINERJA PUSKEMAS

Penilaian kinerja Puskesmas adalah suatu upaya untuk melakukan penilaian hasil kerja / prestasi
Puskesmas.

Pelaksanaan penilaian dimulai dari tingkat Puskesmas sebagai instrumen mawas diri karena setiap
Puskesmas melakukan penilaian kinerjanya secara mandiri, kemudian Dinas Kesehatan Kabupaten /
Kota melakukan verifikasi hasilnya. Adapun aspek penilaian meliputi hasil pencapaian cakupan dan
manajemen kegiatan termasuk mutu pelayanan (khusus bagi Puskesmas yang telah
mengembangkan mutu pelayanan) atas perhitungan seluruh Puskesmas. Berdasarkan hasil verifikasi,
dinas kesehatan kabupaten / kota bersama Puskesmas dapat menetapkan Puskesmas kedalam
kelompok (I,II,III) sesuai dengan pencapaian kinerjanya.Pada setiap kelompok tersebut, dinas
kesehatan kabupaten/kota dapat melakukan analisa tingkat kinerja puskesmas berdasarkan rincian
nilainya, sehingga urutan pencapian kinerjanya dapat diketahui, serta dapat dilakukan pembinaan
secara lebih mendalam dan terfokus.

C. TUJUAN DAN MANFAAT PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS

1. Tujuan

1. Tujuan Umum

Tercapainya tingkat kinerja puskesmas yang berkualitas secara optimal dalam mendukung
pencapaian tujuan pembangunan kesehatan kabupaten / kota.

b. Tujuan Khusus

1). Mendapatkan gambaran tingkat pencapaian hasil cakupan dan mutu kegiatan serta manajemen
puskesmas pada akhir tahun kegiatan.

2). Mengetahui tingkat kinerja puskesmas pada akhir tahun berdasarkan urutan peringkat kategori
kelompok puskesmas.

3). Mendapatkan informasi analisis kinerja puskesmas dan bahan masukan dalam penyusunan
rencana kegiatan puskesmas dan dinas kesehatan kabupaten/kota untuk tahun yang akan datang.

2. 2. Manfaat Penilaian Kinerja Puskesmas :

1. Puskesmas mengetahui tingkat pencapaian (prestasi) kunjungan dibandingkan dengan target


yang harus dicapai.

2. Puskesmas dapat melakukan identifikasi dan analisis masalah, mencari penyebab dan latar
belakang serta hambatan masalah kesehatan di wilayah kerjanya berdasarkan adanya kesenjangan
pencapaian kinerja puskesmas (out put dan out come)

3. Puskesmas dan dinas kesehatan kabupaten/kota dapat menetapkan tingkat urgensi suatu
kegiatan untuk dilaksanakan segera pada tahun yang akan datang berdasarkan prioritasnya.

4. Dinas kesehatan kabupaten/kota dapat menetapkan dan mendukung kebutuhan sumber


daya puskesmas dan urgensi pembinaan puskesmas.

D. RUANG LINGKUP PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS

Ruang lingkup kinerja puskesmas meliputi penilaian pencapaian hasil pelaksanaan pelayanan
kesehatan, manajemen puskesmas dan mutu pelayanan. Penilaian terhadap kegiatan upaya
kesehatan wajib puskesmas yang telah ditetapkan di tingkat kabupaten/kota dan kegiatan upaya
kesehatan pengembangan dalam rangka penerapan tiga fungsi puskesmas yang diselenggarakan
melalui pendekatan kesehatan masyarakat, dengan tetap mengacu pada kebijakan dan strategi
untuk mewujudkan visi ” Indonesia Sehat 2010.
BAB II

PELAKSANAAN PENILAIAN KINERJA

1. BAHAN DAN PEDOMAN

Bahan yang dipakai pada penilaian kinerja puskesmas adalah hasil pelaksanaan pelayanan
kesehatan, manajemen puskesmas dan mutu pelayanan. Sedangkan dalam pelaksanaannya mulai
dari pengumpulan data, pengolahan data, analisis hasil / masalah sampai dengan penyusunan
laporan berpedoman pada Buku Pedoman Penilaian Kinerja Puskesmas dari Direktorat Jenderal Bina
Kesehatan Masyarakat Departemen Kesehatan R.I. tahun 2006.

B. TEKNIS PELAKSANAAN

Teknis pelaksanaan penilaian kinerja UPT Puskesmas Playen II tahun 2010, sebagaimana berikut di
bawah ini:

1. Pengumpulan Data.

Pengumpulan data dilaksanakan dengan memasukkan data hasil kegiatan puskesmas tahun 2009 (
Januari s.d Desember 2009 ) dengan variabel dan sub variabel yang terdapat dalam formulir
penilaian kinerja puskesmas tahun 2009.

2. Pengolahan Data.

Setelah proses pengumpulan data selesai, dilanjutkan dengan penghitungan sebagaimana berikut di
bawah ini :

1. Penilaian Cakupan Kegiatan Pelayanan Kesehatan

Cakupan sub variabel (SV) dihitung dengan membagi hasil pencapaian (H) dengan target sasaran (T)
dikalikan 100 atau SV (%) = H x 100%

Cakupan variabel (V) dihitung dengan menjumlah seluruh nilai sub variabel (ΣSV ) kemudian dibagi
dengan jumlah variabel ( n ) atau

V (%) = Σ SV

Jadi nilai cakupan kegiatan pelayanan kesehatan adalah rerata per jenis kegiatan. Kinerja cakupan
pelayanan kesehatan dikelompokkan menjadi tiga, yaitu :
1. Kelompok I (kinerja baik) : Tingkat pencapaian hasil ≥ 91 %

2. Kelompok II (kinerja cukup) : Tingkat pencapaian hasil 81 – 90 %

3. Kelompok III (kinerja kurang) :Tingkat pencapaian hasil ≤ 80 %

b. Penilaian Kegiatan Manajemen Puskesmas

Penilaian kegiatan manajemen puskesmas dikelompokkan menjadi empat kelompok :

1. Manajemen Operasional Puskesmas

2. Manajemen alat dan obat

3. Manajemen keuangan

4. Manajemen ketenagaan

Penilaian kegiatan manajemen puskesmas dengan mempergunakan skala nilai sebagai berikut :

Skala 1 nilai 4

Skala 2 nilai 7

Skala 3 nilai 10

Nilai masing-masing kelompok manajemen adalah rata-rata nilai kegiatan masing-masing kelompok
manajemen.

Cara Penilaian :

1. Nilai manajemen dihitung sesuai dengan hasil pencapaian Puskesmas dan dimasukkan ke
dalam kolom yang sesuai.

2. Hasil nilai skala di masukkan ke dalam kolom nilai akhir tiap variabel

3. Hasil rata – rata dari penjumlahan nilai variabel dalam manajemen merupakan nilai akhir
manajemen

4. Hasil rata-rata dikelompokkan menjadi :

Baik : Nilai rata – rata > 8,5

Cukup : Nilai 5,5 – 8,4

Kurang : Nilai < 5,

c. Penilaian mutu pelayanan

Cara Penilaian :

1. Nilai mutu dihitung sesuai dengan hasil pencapaian Puskesmas dan dimasukkan ke dalam
kolom yang sesuai.
2. Hasil nilai skala di masukkan ke dalam kolom nilai akhir tiap variabel

3. Hasil rata – rata nilai variabel dalam satu komponen merupakan nilai akhir mutu

4. Nilai mutu dikelompokkan menjadi :

* Baik : Nilai rata – rata > 8,5

* Cukup : Nilai 5,5 – 8,4

* Kurang : Nilai < 5,

BAB III

HASIL KINERJA UPT PUSKESMAS PLAYEN II

TAHUN 2010

Hasil Kinerja Puskesmas Playen II Tahun 2010 berdasarkan data tahun 2009 dapat kami sajikan
sebagaimana berikut ini:

A. Hasil kinerja pelayanan kesehatan

1. Upaya Kesehatan Wajib

Tabel 1. Hasil Pencapaian Kinerja Upaya Kesehatan Wajib UPT Puskesmas Playen II Tahun 2010

NO KOMPONEN KEGIATAN UPAYA KESEHATAN WAJIB HASIL CAKUPAN (%) TINGKAT


KINERJA KETERANGAN

1 UPAYA PROMOSI KESEHATAN 79% Kurang Baik ≥ 91 %

2 UPAYA KESEHATAN LINGKUNGAN 92% Baik Cukup ≥81-90 %

3 UPAYA KESEHATAN IBU DAN ANAK TERMASUK KB 96% Baik Kurang≤ 80%

4 UPAYA PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT 93% Baik

5 UPAYA PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR 80% Kurang

6 UPAYA PENGOBATAN 97,45% Baik


Rata-rata Kinerja 90% Cukup

1. Upaya Kesehatan Pengembangan

Tabel 2. Hasil Pencapaian Kinerja Upaya Kesehatan Pegembangan UPT Puskesmas Playen II Tahun
2010

NO KOMPONEN KEGIATAN UPAYA KESEHATAN PENGEMBANGAN HASIL CAKUPAN (%)


TINGKAT KINERJA KETERANGAN

1 Upaya Kesehatan Usia Lanjut 83% CUkup Baik ≥ 91 %

2 Upaya Kesehatan Mata / Pencegahan Kebutaan 100% Baik Cukup ≥81-90 %

3 Upaya Kesehatan Telinga / Pencegahan Gangguan pendengaran 100% Baik Kurang≤


80%

4 Kesehatan Jiwa 40% Kurang

5 Pencegahan dan penanggulangan penyakit gigi 83% Cukup

6 Perawatan Kesehatan Masyarakat 100% Baik

Rata-rata Kinerja 84% Cukup

Nilai cakupan kinerja pelayanan kesehatan adalah : rata – rata nilai upaya kesehatan wajib dan
upaya kesehatan pengembangan, atau dengan kata lain nilai pencapaian upaya kesehatan wajib +
pengembangan dibagi dua.

Jadi Nilai Kinerja cakupan pelayanan kesehatan UPT Puskesmas Playen II adalah : 85,5 % (cukup)

B. Hasil Kinerja Kegiatan Manajemen UPT Puskesmas Playen II

Tabel 3. Hasil Pencapaian Kinerja Manajemen UPT Puskesmas Playen II Tahun 2010

NO. KOMPONEN MANAJEMEN PUSKESMAS CAKUPAN KEGIATAN TINGKAT KINERJA


KETERANGAN

1 MANAJEMEN OPERASIONAL PUSKESMAS 8,71 baik Baik ≥ 8,5

2 MANAJEMEN ALAT DAN OBAT 7,6 sedang Cukup ≥ 5,5 – 8,4

3 MANAJEMEN KEUANGAN 10 baik Kurang < 5,5

4 MANAJEMEN KETENAGAAN 9,25 baik

Rata-rata 8,89 baik

Jadi hasil kinerja kegiatan manajemen puskesmas Playen II tahun 2009 adalah : 8,89 (Kinerja Baik )
1. Hasil Kinerja Mutu Pelayanan Kesehatan UPT Puskesmas Playen II

Tabel. 4. Hasil Pencapaian Kinerja Mutu Pelayanan Kesehatan UPT Puskesmas Playen II Tahun 2010

No JENIS KEGIATAN Cakupan Nilai Tingkat Kinerja

1 Drop out pelayanan ANC (K1-K4) 0% 10 Baik

2 Persalinan oleh tenaga kesehatan 98,97% 10 Baik

3 Penanganan komplikasi obstetri / resiko tinggi 100% 10 Baik

4 Kepatuhan terhadap standar ANC 100% 10 Baik

5 Kepatuhan terhadap standar pemeriksaan TB Paru 100% 10 Baik

6 Tingkat Kepuasan pasien terhadap pelayanan puskesmas 96% 10 Baik

Rata-rata nilai 10 Baik

Dengan melihat tabel diatas hasil kinerja mutu pelayanan kesehatan Puskesmas Playen II tahun 2009
adalah 10 ( termasuk kinerja Baik )

1. Hasil Total Kinerja Kegiatan di UPT Puskesmas Playen II Tahun 2010

Tabel. 5. Hasil Total Kinerja Kegiatan UPT Puskesmas Playen II Tahun 2010

No. Komponen Kegiatan Pencapaian Tingkat Kinerja Keterangan

1 Pelayanan Kesehatan 85,5 % Cukup

2 Manajemen 8,89 Baik

3 Mutu 10 Baik

Rata-rata Kinerja

BAB IV

ANALISIS HASIL KINERJA

1. Perbandingan Hasil Kinerja Tahun 2009 dengan Tahun 2010

Belum dapat dibandingkan karena pada tahun 2009 menggunakan penilaian kinerja dengan CMI
tool.
1. Hasil Kinerja Kegiatan (Upaya Kesehatan Wajib Dan Upaya Kesehatan Pengembangan) UPT
Puskesmas Playen II Tahun 2010

Dari grafik diatas semua kegiatan belum mencapai 100 %, yang termasuk kurang yaitu : upaya
promosi kesehatan (79 %) dan upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular (80 %).

Kemudian dapat kita jabarkan lagi ke dalam pencapaian kinerja per kegiatan.

Dari grafik di atas terlihat bahwa untuk kegiatan bayi mendapatkan ASI eksklusif hanya mencapai 20
%, dan kegiatan penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat 90 %.

Terlihat bahwa penyuluhan PHBS yang kurang adalah di tempat-tempat umum.

Terlihat bahwa kegiatan yang belum mencapai 100 % adalah kegiatan pengawasan sanitasi tempat-
tempat umum 94 % dan penyehatan lingkungan pemukiman dan jamban keluarga 55 %. Hal ini
disebabkan sanitasi tempat-tempat umum yang memenuhi syarat 89%, pemeriksaan penyehatan
lingkungan pada perumahan 55% dari 4948 rumah seharusnya diperiksa.

Untuk kegiatan KIA dan KB, Kesehatan ibu (95 %), Kesehatan Bayi (100%), Upaya Kesehatan bayi dan
Anak Prasekolah (92 %), Upaya Kesehatan Anak Usia Sekolah dan Remaja (100 %), Pelayanan
Keluarga Berencana (94 %). Untuk Upaya Kesehatan Bayi dan Anak Prasekolah kami belum
mengadakan kegiatan DTKB apras sehingga belum dapat dinilai.

Untuk kegiatan Kesehatan Ibu, Linakes 99%, KN3 99 %, dan rujukan bumil resti 82 %.
Untuk program gizi, yang belum mencapai 100 % adalah balita yang naik berat badannya (60%).

Kinerja P2M yang belum mencapai 100% adalah DBD 80 %, dan ISPA 0 %. Untuk DBD dikarenakan
ABJ 60 %, dan untuk ISPA tidak diketemukan kasus pneumonia.

Untuk Upaya pengobatan 95 %,dikarenakan dari 25547 penduduk, yang berkunjung dalam tahun
2009 hanya 91 %

Pencapaian kinerja Upaya Kesehatan Pengembangan yang belum mencapai 100 % adalah Upaya
kesehatan Usila 83 %, Kesehatan Jiwa 40 % dan Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Gigi 83 %.
Hal ini dikarenakan tidak semua kelompok usila yang dibina, dipantau kesehatannya oleh nakes (67
%), Pembinaan sikat gigi massal di SD/MI 31 %. Untuk keswa dijabarkan pada grafik di bawah ini :

1. Hasil Kinerja Mutu Pelayanan Kesehatan

Untuk kinerja mutu pelayanan kesehatan semua variabel bernilai baik.

1. Hasil Kinerja UPT Puskesmas Playen II Tahun 2010

Tabel 6. Trend Pencapaian Kinerja UPT Puskemas Playen II

NO Jenis Kegiatan Pencapaian Trend


Tahun 2009 Tahun 2010

1 Cakupan Pelayanan Kesehatan 85,5 %

2 Manajemen Puskesmas 8,89

3 Mutu Pelayanan Kesehatan 10

Trend belum bisa ditentukan karena baru tahun 2010 pedoman penilaian

kinerja puskesmas dipergunakan.

1. IDENTIFIKASI MASALAH DAN ALTERNATIF

PEMECAHAN MASALAH

Dengan melihat gambaran di atas hasil kinerja kegiatan UPT Puskesmas Playen II tahun 2010 dapat
dikategorikan perjenis kegiatan:

1. Kategori Kinerja Baik

– Upaya Kesehatan Lingkungan

– Kesehatan Ibu & Anak Termasuk KB

– Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat

– Upaya Pengobatan

– Upaya Kesehatan Mata / Pencegahan Kebutaan

– Upaya kesehatan Telinga / Pencegahan Gangguan Pendengaran

– Perawatan Kesehatan Masyarakat

2. Kategori Kinerja Cukup

– Upaya Kesehatan Usia Lanjut

– Pencegahan & Penanggulangan Penyakit Gigi

3. Kategori Kinerja Kurang

– Promosi Kesehatan

– Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular

– Kesehatan Jiwa
Selanjutnya akan dibahas jenis kegiatan yg termasuk kategori kinerja cukup & kurang. Menentukan
penyebab dengan menelusuri variabel & sub variabel :

1. Penilaian Kinerja Cukup

1. Upaya Kesehatan Usia Lanjut dengan nilai 83 %

Permasalahan :

1. Penanggung jawab program sedang mengambil ijin belajar DIII kebidanan, sehingga kegiatan
posyandu lansia kurang terpantau

2. Pendanaan khusus untuk kegiatan usila tidak ada

3. Kegiatan posyandu lansia dilakukan saat siang ataupun sore hari, sehingga petugas usila
tidak dapat rutin hadir untuk ikut pembinaan

4. Masyarakat yang berusia lanjut, bila sehat tidak datang ke posyandu, sehingga seakan-akan
posyandu usila hanya untuk berobat saya.

Pemecahan :

5. Kegiatan posyandu usila dilakukan di pagi hari atau saat hari libur

6. Membuat perencanaan kegiatan melalui dana yang ada di puskesmas maupun di


masyarakat. Contoh : Jamkesmas, Jamkesos, PNPM, Alokasi Dana Desa

7. Perlu pelatihan untuk kader posyandu usila, sehingga dapat secara mandiri melaksanakan
kegiatan posyandu usila

8. Perlu adanya sosialisasi ke masyarakat mengenai peran posyandu usila, dan kegiatan apa
saja yang ada di dalamnya

1.

1.

1. ada di dalamnya

2. Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Gigi dengan nilai 83 %. Disebabkan oleh :


pembinaan dan bimbingan sikat gigi missal pada SD/MI 31 %.

Permasalahan :

1. Jumlah SD/MI di UPT Puskesmas Playen II 25 sekolah, sedangkan petugas UKS juga bertugas
di Poli Gigi Puskesmas.

2. Pendanaan untuk kegiatan UKS hanya sedikit, tidak dapat mencakup seluruh SD/MI
3. Belum semua SD dilatih dokter kecil, sehingga dapat membimbing teman-temannya untuk
berPHBS

Pemecahan :

4. Perlu penjadwalan yang matang, sehingga semua kegiatan dapat terlaksana

5. Membuat perencanaan kegiatan melalui dana yang ada di puskesmas maupun di


masyarakat. Contoh : Jamkesmas, Jamkesos, PNPM, Alokasi Dana Desa

6. Mengadakan Pelatihan dokter kecil bagi SD/MI yang belum dilatih dokter kecil

2. Penilaian Kinerja Kurang

1. Promosi Kesehatan dengan nilai 79 %. Disebabkan program bayi mendapatkan ASI Eksklusif
20 %. Permasalahan :

1. Petugas kurang mempromosikan pentingnya ASI Esklusif

2. Pemerintah kurang tegas untuk menindak produsen susu yang mempromosikan penggunaan
susu formula bagi bayi usia 0-6 bulan, maupun penyalur (petugas kesehatan) yang memberikan susu
formula pada bayi 0-6 bulan tanpa indikasi medis.

3. Kurangnya pengetahuan ibu tentang menyusui, kebanyakan sekarang wanita adalah pekerja
sehingga kadang pemberian ASI eksklusif hanya sampai usia 3 bulan

Pemecahan :

4. Sosialisasikan ke petugas dan pemegang program terkait untuk lebih giat menginformasikan
kepada masyarakat tentang pentingnya Asi Eksklusif.

5. Sosialisasi ke masyarakat mengenai ASI eksklusif

2. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular dengan nilai 80 %. Untuk program
ISPA masih 0 %, ABJ 60 %

Permasalahan ISPA :

1. Petugas dan masyarakat kurang mengerti pneumonia

2. Kebanyakan pneumonia ditemukan di RS, karena biasanya sudah dalam kondisi buruk, tidak
dibawa lewat puskesmas

3. Pendanaan program ISPA tidak ada

Pemecahan ISPA :

4. Perlunya sosialisasi pneumonia pada petugas dan masyarakat.

5. Dibuat protap diagnosis Pneumonia

6. Adanya jejaring surveilans pneumonia tingkat kabupaten


7. Membuat perencanaan kegiatan melalui dana yang ada di puskesmas maupun di
masyarakat. Contoh : Jamkesmas, Jamkesos, PNPM, Alokasi Dana Desa

Permasalahan ABJ :

8. Gerakan PSN hanya terlaksana situasional bila ada kasus

9. Perilaku masyarakat yang masih kurang tentang PSN

Pemecahan ABJ :

10. Menggalakkan kembali gerakan PSN

11. Sosialisasi PSN di masyarakat secara rutin

3. Kesehatan Jiwa dengan nilai 40 %

Permasalahan :

1. Pemahaman masyarakat tentang gangguan jiwa masih kurang

2. Tidak semua petugas kesehatan mengetahui tentang gangguan jiwa

3. Pendanaan untuk Kesehatan Jiwa masih kurang.

Pemecahan :

4. Sosialisasikan ke petugas dan pemegang program terkait untuk lebih giat melakukan
penyuluhan tentang gangguan jiwa ke masyarakat.

5. Petugas lebih meningkatkan kinerja dalam hal perencanaan, pelaksanaan , dan evaluasi.

6. Petugas melakukan kunjungan rumah dan memotivasi masyarakat agar segera


memeriksakan keluarganya bila ada yang menderita gangguan jiwa

kinerja manajemen puskesmas, yang masih sedang adalah manajemen alat dan obat. Berdasarkan
sub variabel, disebabkan inventarisasi barang di ruangan belum ada, updating barang masih kurang.

Permasalahan :

1. Kurangnya motivasi dari petugas inventaris barang untuk mendata.

2. Tenaga rangkap

Pemecahan masalah :

1. Memonitor tugas pokok dan fungsi dari pengelola barang

2. Mengusulkan tambahan tenaga administrasi barang


BAB V

PENUTUP

A.Kesimpulan

UPT Puskesmas Playen II telah melaksanakan penilaian kinerja tahun 2010 dengan hasil sebagai
berikut :

1. Kinerja cakupan yankes dgn nilai 85,5 %termasuk kategori kinerja Cukup

2. Kinerja kegiatan manajemen puskesmas dgn nilai

8,89 termasuk kategori kinerja Baik

3. Kinerja mutu yankes dgn nilai 10Termasuk

kategori kinerja Baik

1. Dengan melihat gambaran diatas hasil kinerja UPT Puskesmas Playen II tahun 2010 dapat
dikategorikan perjenis kegiatan sebagai berikut :

1. Kategori Kinerja Baik

– Upaya Kesehatan Lingkungan

– Upaya Kesehatan Ibu & Anak Termasuk KB

– Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat

– Upaya Pengobatan

– Upaya Kesehatan Mata / Pencegahan Kebutaan

– Perawatan Kesehatan Masyarakat

1. Kategori Kinerja Cukup

– Upaya Kesehatan Usia Lanjut

– Upaya Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Gigi

1. Kategori Kinerja Kurang

– Promosi Kesehatan

– Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular

– Kesehatan Jiwa
5. Untuk kinerja manajemen puskesmas yang termasuk kinerja sedang adalah manajemen alat dan
obat.

B.Saran dan Usul

Monitoring dan evaluasi dari Dinas Kesehatan Kabupaten lebih diaktifkan.

Meningkatkan kerjasama lintas program dan lintas sektor serta

berbagai upaya untuk lebih meningkatkan partisifasi masyarakat

Diharapkan untuk tahun – tahun ke depan, masing – masing program dapat meningkatkan
hasil kinerjanya, terutama untuk program – program yang hasil pencapaian kegiatannya masih di
bawah target sasaran.

Untuk lebih meningkatkan kualiatas pelayanan dan mengantisipasi segala dampak


pembangunan perlu dibuat upaya baru dalam menanggulangi dan menghadapi masalah – masalah
yang timbul.

Sumber daya kesehatan perlu terus ditingkatkan baik kualitas maupun

Anda mungkin juga menyukai