BUDAYA ORGANISASI
Dosen Pengampu: Ninik Probosari, SE, M.Si.
Kelas EM-C
Kelompok 11
Disusun oleh :
Rizqi Nur Faisal 141150127
Tahta Islam A.K 141150128
Haka Ainun 141150140
Wisang Wicaksono 141150145
Tony Pranoto S 141150167
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga makalah
Budaya Organisasi ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak
terimakasih atas bantuan semua pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan
baik materi maupun pikirannya,terkhusus kepada Ibu Ninik Probosari, S.E, M.Si yang telah
memberikan kami arahan untuk menyelesaikan tugas ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih
kepada orang tua yang selalu memberikan dukungan dan doa, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik.
Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca, untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar
menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Budaya sebuah organisasi memegang peranan yang cukup penting dalam organisasi
tersebut karena budaya yang baik akan dapat memberikan kenyamanan yang kemudian
menunjang peningkatan kinerja anggotanya. Sebaliknya, budaya organisasi yang kurang baik
atau yang kurang sesuai dengan pribadi anggotanya akan memicu penurunan kinerja setiap
anggota.
Dewasa ini banyak perusahaan yang mengubah budayanya agar dapat menunjang
kemajuan perusahaan tersebut. Hal ini semakin membuktikan bahwa budaya suatu organisasi
dapat sedemikian mempengaruhi sebuah organisasi. Keberlangsungan suatu organisasipun
sedikit-banyak terpengaruh oleh budaya organisasi. Sebagai contoh, budaya nepotisme di
suatu organisasi atau perusahaan sudah tentu akan mengantarkan organisasi atau perusahaan
tersebut ke gerbang kehancuran. Bagaimana tidak, dengan merekrut orang-orang yang hanya
satu ras saja atau satu keluarga dalam perusahaan tersebut tanpa merujuk pada prestasi,
kredibilitas, kemampuan serta kesetiaan pada perusahaan sudah pasti akan menurunkan
kualitas suatu perusahaan yang lama kelamaan akan tersingkir oleh perusahaan lain yang lebih
merekrut karyawan dengan kualitas yang baik tanpa melihat ras, agama atau warna kulit.
Namun, dalam hal menciptakan serta menumbuhkan sebuah budaya organisasi tidak hanya
bertitik tumpu pada kenyamanan anggota saja. Ada banyak faktor-faktor lain yang harus
diperhatikan. Diperlukan pemikiran yang matang untuk dapat menciptakan dan menumbuh-
kembangkan budaya yang akan dapat berdampak baik perusahaan.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, maka rumusan masalah yang akan
dibahas dalam makalah ini diantaranya ialah:
1. Apa devinisi budaya organisasi?
2. Apakah organisasi memiliki budaya yang seragam?
3. Apa saja fungsi budaya organisasi?
4. Bagaimana budaya organisasi menciptakan iklim yang etis?
5. Bagaimana cara menciptakan dan mempertahankan budaya?
6. Bagaimana menciptakan budaya organisasi yang beretika?
7. Bagaimanakah spiritualitas budaya organisasi?
C. TUJUAN
Tujuan dari disusunnya makalah ini adalah untuk memberikan informasi kepada pembaca
mengenai budaya organisasi pada suatu perusahaan yang mana didalamnya berisi mengenai
pengertian, manfaat, cara menciptakan dan mempertahankan budaya organisasi yang baik.
BAB II
PEMBAHASAN
Tiap-tiap karakter ini terjadi pada sebuah kontinum dari rendah ke tinggi. Menilai
organisasi pada mereka, kemudian, memberikan panduan gambaran dari budayanya dan
dasar untuk berbagi pemahaman kepada para anggota mengenai organisasi, bagaimana segala
sesuatunya dilakukan didalamnya, dan cara mereka seharusnya berprilaku.
Beberapa riset telah mengkonseptualisasikan budaya kedalam 4 tipe yang berbeda yang
berdasarkan pada nilai-nilai yang bersaing, yaitu klan yang kolaboratif dan kohesif adhocracy
yang inovatif dan dapat menyesuaikan diri, hirarki yang terkendali dan konsisten, serta
kompetitif dan konsumen yang terfokus pada pasar. Suatu tinjauan dari 94 kajian menemukan
bahwa tingkah laku pekerjaan terutama positif dalam budaya yang didasarkan pada klan,
inovasi khususnya kuat dalam budaya pasar, dan kinerja keuangan yang terutama bagus
dalam budaya pasar. Meskipun kerangka nilai yang bersaing menerima beberapa dukungan,
para penulis tinjauan menyatakan bahwa kerja yang lebih bagus teoritis diperlukan untuk
memastikan bahwa hal ini konsisten dengan nilai budaya actual yang ditemukan dalam
organisasi.
Pengerjaan dalam menetapkan iklim beretika yang positif harus dimulai pada posisi
atas dari organisasi. Sebuah kajian atas 195 manajer memperlihatkan bahwa ketika
manajemen puncak ,menekankan pada nilai etis yang kuat, maka para supervisor lebih
cenderung untuk mempraktikkan kepemimipinan yang beretika. Tingkah laku beretika
yang positif akan berpindah turun kepada jalur para pekerja, yang menunjukkan level
perilaku yang menyimpang lebih rendah dan level kerja sama serta bantuan yang lebih
tinggi. Suatu kajian yang melibatkan para auditor menemukan bahwa tekanan yang
dipandang dari pemimpin organisasional akan bersikap tidak etis sehubungan dengan
meningkatnya intensitas untuk terlibat dalam praktik praktik yang tidak beretika. Tipe
budaya organisasi yang dengan jelas salah dapat secara negatif memengaruhi perilaku
beretika dari para pekerja. Terakhir, para pekerja yang memiliki nilai yang beretika yang
sama dengan mereka dari departemen mereka cenderung untuk dipromosikan, sehingga
kita dapat berfikir bahwa budaya yang beretika akan mengalir dari dasar mengalir keatas
pula.
KESIMPULAN
Budaya organisasi merupakan suatu system berbagi arti yang dilakukan oleh para anggota
yang membedakan organisasi satu dengan yang lainya. Proses penciptaan organisasi terjadi dalam
3 cara : pertama, pendiri merekrut dan mempertahankan hanya pekerja yang berpendapat dan
merasakan hal yang sama . Kedua mereka menanamkan dan menyosialisasikan cara mereka dalam
berpikir dan merasakan. Terakhir perilaku dari para pendiri sendiri mendorong para pekerja untuk
mengidentifikasi mereka dengan menginternalisasikan keyakinan nilai dan asumsi mereka.
Budaya organisasi sangat cenderung membentuk standar etika yang tinggi di antara para
anggotanya yang tinggi dalam toleransi risikonya, tingkat keagresifan yang rendah hingga
moderat, dan menitikberatkan pada sarana demikian pula hasil. Jika suatu budaya kuat dan
mendukung standar etika yang tinggi, maka akan memiliki pengaruh yang sangat ampuh dan
positif terhadap perilaku pekerja.
Daftar Pustaka
Robbins, Stephen P. 2015. Perilaku Organisasi – Organizational Behavior. Buku 1. Edisi 16.
Salemba Empat : Jakarta
http://jhonmiduk8.blogspot.co.id/2015/08/makalah-budaya-organisasi_55.html
http://andhy-brenjenk.blogspot.co.id/2011/05/makalah-budaya-organisasi-dalam.html