Anda di halaman 1dari 4

Gaya Elektrostatis (Electrostatic Forces)

Hukum Coulomb
Hukum Coulomb adalah hukum yang menjelaskan hubungan antara gaya yang timbul
antara dua titik muatan, yang terpisahkan jarak tertentu, dengan nilai muatan dan jarak pisah
keduanya.
𝑞1.𝑞2
F= k 𝑟2

Hukum ini menyatakan apabila terdapat dua buah titik muatan maka akan timbul gaya
di antara keduanya, yang besarnya sebanding dengan perkalian nilai kedua muatan dan
berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antar keduanya . Interaksi antara benda-benda
bermuatan (tidak hanya titik muatan) terjadi melalui gaya tak-kontak yang bekerja melampaui
jarak separasi. Adapun hal lain yang perlu diperhatikan adalah bahwa arah gaya pada masing-
masing muatan terletak selalu sepanjang garis yang menghubungkan kedua muatan tersebut.
Gaya yang timbul dapat membuat kedua titik muatan saling tarik-menarik atau saling tolak-
menolak, tergantung nilai dari masing-masing muatan. Muatan sejenis (bertanda sama) akan
saling tolak-menolak, sedangkan muatan berbeda jenis akan saling tarik-menarik.

Meskipun J.C. Maxwell (1831-1879) berhasil memadukan semua hukum dan rumus
kelistrikan dalam bentuk empat persamaan yang lalu dikenal sebagai persamaan maxwell
sedemikian hingga semua gejala kelistrikan selalu dapat diterangkan berdasarkan atau
dijabarkan dari keempat persamaan itu, pada hakikatnya keempat persamaan itu dapat
𝑞1.𝑞2
dipadukan menjadi atau dapat dijabarkan dari hukum Coulomb : ”F” = k yakni yang
𝑟2
menyatakan bahwa gaya antara dua muatan listrik q1 dan q2 akan sebanding dengan banyaknya
muatan listrik masing–masing serta berbanding terbalik dengan kuadrat jarak (r) antara kedua
muatan listrik tersebut, serta tergantung pada medium di mana kedua muatan itu berada, yang
dalam perumusannya ditetapkan oleh suatu tetapan medium k. Jadi hukum Coulomb
merupakan hukum yang fundamental dalam ilmu kelistrikan, yang mendasari semua hukum
dan rumus kelistrikan, seperti halnya hukum 'inisial Newton' dalam mekanika yang mendasari
semua hukum dan rumus mekanika. Dalam sistem satuan m.k.s, tetapan medium k tertuliskan
𝑞1.𝑞2
sebagai 1/(4 π ε ), sehingga hukum Coulomb menjadi berbentuk : F = dan ε disebut
4𝜋𝜖𝑟 2
permitivitas medium. Dengan F positif berarti gaya itu tolak-menolak dan sebaliknya F negatif
berarti tarik–menarik.

Medan Listrik
Adanya muatan listrik di dalam ruang akan menyebabkan setiap muatan listrik yang
ada di dalam ruangan itu mengalami gaya elektrostatika Coulomb, yaitu yang menurutkan
hukum Coulomb di atas. Oleh sebab itu dikatakan bahwa muatan listrik akan menimbulkan
medan listrik disekitarnya. Medan listrik dikatakan kuat apabila gaya pada muatan listrik di
dalam ruangan bermedan listrik itu besar. Tetapi gaya coulomb itu besar terhadap muatan
listrik yang banyak sehingga didefinisikan kuat medan listrik sebagai gaya pada satu satuan
muatan listrik. Jadi dari hukum Coulomb di atas, kuat medan listrik oleh titik muatan listrik q
𝑞
adalah: E = 4𝜋∈𝑟 2 ȓ Di mana r ialah vektor satuan arah radial dari titik muatan q . Sebagaimana
gaya adalah besaran vektor maka begitu juga kuat medan listrik E sehingga kuat medan listrik
oleh beberapa titik muatan listrik q1, q2, q3, … sama dengan jumlah vektor–vektor kuat medan
listrik oleh masing–masing titik muatan listrik, yaitu: E = E1 + E2 +E3 + …

Garis Gaya Medan Listrik


Garis gaya medan listrik bukanlah besaran nyata melainkan suatu abstraksi atau angan–angan atau
gambaran yang menyatakan arah medan listrik di berbagai tempat di dalam ruang bermedan listrik,
yakni yang polanya menyatakan distribusi arah medan listrik. Arah medan listrik setempat, yaitu pada
arah garis gaya di tempat itu, sudah tentu menyinggung garis gaya ditempat tersebut.

Pada hakikatnya memang setiap titik pasti dilalui suatu garis gaya, sehingga garis–garis gaya akan
memenuhi seluruh ruangan. Tetapi seandainya semua garis gaya kita gambarkan, maka sistem pola
garis dari gaya itu tidak akan tampak. Oleh sebab itu banyak garis gaya yang dilukis harus dibatasi,
misalnya sebanyak muatan yang memancarkannya; artinya, banyak garis gaya yang digambarkan, yang
memancar dari titik muatan listrik q adalah juga sebanya q saja, agar pola sistem garis gaya itu tampak
dan memiliki makna, yang kecuali menyatakan distribusi arah medan listrik juga memperlihatkan
distribusi kuat medan listrik di mana yang bagian garis gayanya rapat, medan listriknya juga rapat.

Untuk medan listrik oleh titik muatan q, menurut hukum coulomb, kuat medan listriknya
berbanding terbalik dengan kuadrat jaraknya. Tetapi dengan melukis sebanyak q garis gaya yang
memancarkan radial merata dari titik muatan q, suatu permukaan bola berjari–jari r yang berpusat di q
akan ditembus tegak lurus leh flux garis gaya Φ yang sebanyak q, yakni Φ sama dengan q, sehingga
rapat garis gaya yang didefinisikan sebagai banyaknya garis gaya yang menembus suatu satuan luas
𝜙 𝑞
permukaan tegak lurus pada permukaan bola itu diberikan oleh: 𝜎 = 4𝜋𝑟 2
= 4𝜋𝑟 2
= 𝜀𝐸 = 𝐷 dengan
D yang disebut induksi elektrik. Jadi induksi elektrik setempat diberikan oleh rapat flux garis gaya
medan listrik ditempat itu yaitu :𝐷 = 𝜎 Yang berarti kuat medan listrik setempat sebanding dengan
rapat flux garis gaya medan listrik ditempat itu. Dengan definisi serta pengertian garis gaya medan
listrik seperti yang diutarakan di atas, maka garis gaya tersebut memiliki sifat–sifat sebagai berikut :

1. Tidak berpotongan satu sama lain, sebab arah medan listrik setempat adalah pasti.

2. Kontinyu, sebab medan listrik ada di setiap titik di dalam ruang.

3. Seolah–olah ditolak oleh muatan positif dan sebaliknya ditarik oleh muatan negatif.

4. Dipotong tegak lurus oleh bidang–bidang equipotensialsebab usaha yang dilakukan


satu satuan muatan listrik dari sutu titik ketitik lain di bidang equipotensial adalah nol
karena tidak ada perubahan tenaga potensial, yang harus berarti arah gaya medannya,
yaitu arah garis gaya medannya, selalu tegak lurus bidang equipotensial tersebut.

Gaya elektrostatis terjadi antara pasangan partikel atau partikel dan permukaan yang
terjadi karena surplus ataupun defisit elektron. Pengisisan elektostatik dapat sengaja diinduksi
selama pengolahan bubuk (powder) atau kebetulan terjadi karena penanganan dari operasi
tersebut. Pengisian elektrostatik karena kontak gesekan dapat terjadi dari pergerakan antara
permukaan yang satu dengan permukaan yang lain, baik itu antara bubuk dengan bubuk
(powder with powder) ataupun anatara bubuk dengan dinding (powder with wall).

Besarnya tegangan elektrostatik sangat dipengaruhi oleh beberapa variabel diantaranya


yaitu bentuk dan ukuran partikel, kekasaran permukaan dan impuritis (pengotor), kelembaban,
dan kadar air. Untuk partikel yang non-konduktor, penyebaran tegangan pada permukaan
partikel menjadi tidak merata. Akibatnya, umumnya tidak mudah untuk memperkirakan
besarnya gaya elektrostatik yang bekerja antara pasangan partikel dan partikel dan permukaan.
Untuk dua partikel bermuatan, persamaan berikut dapat digunakan untuk memperkirakan gaya
elektrostatik yang dialami oleh setiap partikel :

𝑄1 𝑄2
Fel = − −12
8.86 × 10 𝑍
Dimana Fel adalah gaya dalam newton, Z adalah jarak dari pusat ke pusat antar partikel
dalam meter dan  adalah permitivitas interstitial fluida ( = 8.86 x 10-12 A s/V m untuk udara).
Q1 dan Q2 adalah muatan listrik pada partikel dalam coulomb. Untuk patikel fly-ash yang
terdispersidibawah 10 µm, Clift (1985) menunjukkan bahwa tegangan rata-rata per partikel
dapat diperoleh dari persamaan empiris berikut :

𝑄 = −3.973 × 10−11 (𝑑𝑣 )1.025


Dengan demikian, untuk sebuah partikel dari ukuran 5 µm, persamaan diatas
menghasilkan tegangan sekitar – 1.47 x 10-16 C. Hal ini menunjukkan surplus sekitar 920
elektron pada permukaan, mengingat bahwa muatan per elektron adalah 1.60206 x 10-19 C.

Gaya tarik elektrostatik antara partikel bola logam dan permukaan logam yang licin
dapat diperoleh dengan menggunakan persamaan berikut yang dikembangkan oleh Russell
(Kinzing, 1981) :

𝑄2
𝐹𝑒𝑙 =
1 2𝑅
16𝜋 [0.5772 + 2 ln 𝑍 ]2 𝑅𝑍

Dimana Z adalah jarak partikel ke permukaan dan R adalah jari-jari partikel. Dari
persamaan diatas, kekuatan tarik antara partikel 5µm dan permukaan pada saat pemisahan
partikel-permukaan sekitar 4 Å menjadi sekitar 2 x 10-19 N. Harnby et al (1985) menunjukkan
bahwa sebaguan besar dilaporkan gaya tarik elektrostatik berada di kisaran 104 – 107 N/m2.
Besarnya gaya elektrostatik itu memiliki ketergantungan orde kedua yang berhubungan dengan
Q, dan menurun secara linear bersamaan dengan penurunan ruang dari reaksi partikel dengan
partikel (particle-particle) dan partikel dengan permukaan (particle-surface). (Dari dua
persamaan diatas.)

Sumber :

https://id.wikipedia.org/wiki/Hukum_Coulomb#cite_note-3

http://www.bukupedia.net/2015/10/pengertian-dan-bunyi-hukum-coulomb-serta-rumus-gaya-
hukum-coulomb.html

http://fisikazone.com/hukum-coulomb/

Anda mungkin juga menyukai