Dosen Pembimbing:
Drs. H. Abdul Hamid, M.Si
Arif Sholahuddin, S.Pd, M.Si
Drs. H. Bambang Suharto, M.Si
Asisten:
Farah Medina
Muhammad Awaluddin Fitri
Oleh:
Hendra Kesuma Putra A1C315012
Gusti Puteri Nurhabibah A1C315010
Rahimah A1C315032
Izatul Hilalliyah A1C315048
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
JANUARI 2018
PERCOBAAN II
I. DASAR TEORI
Analisis gravimetri adalah proses isolasi dan pengukuran berat suatu unsur atau
senyawa tertentu. Bagian terbesar dan penentuan senyawa gravimetri meliputi
transformasi unsur atau radikal senyawa murni stabil yang dapat segera diubah menjadi
bentuk dapat ditimbang dengan teliti. Berat unsur dapat dihitung berdasarkan rumus
senyawa dan berat atom unsur-unsur atau senyawa yang dikandung dilakukan dngan
berbagai cara, seperti : metode pengendapan; metode penguapan; metode
elektroanalisis; atau berbagai macam cara lainnya. Pada prakteknya 2 metode pertama
adalah yang terpenting, metode gravimetri memakan waktu yang cukup lama, adanya
pengotor pada konstituen dapat diuji dan bila perlu faktor-faktor pengoreksi dapat
digunakan (Khopkar, 2002).
Gravimetri merupakan cara memeriksa jumlah zat yang paling tua dan yang
paling sederhana dibandingkan dengan cara pemeriksaan kimia lainnya. Analisis
gravimetri adalah cara analisis kuantitatif berdasarkan berat tetap (berat konstannya).
Dalam analisis ini, unsur atau senyawa yang dianalisis dipisahkan sejumlah bahan yang
dianalisis. Bagian terbesar analisis gravimetri menyangkut perubahan unsur atau gugus
senyawa yang dianalisis menjadi senyawa lain yang murni dan mantap (stabil),
sehingga dapat diketahui berat tepatnya. Berat unsur atau gugus yang dianalisis
selanjutnya dihitung dan rumus senyawa serta berat atom penyusunnya (Gandjar, &
Rahman, 2007).
Metode gravimetri adalah suatu metode analisis secara kuantitatif yang
berdasarkan pada prinsip penimbangan. Analisis gravimetri digunakan pada beberapa
bidang diantaranya untuk mengetahui suatu spesies senyawa dan kandungan-
kandungan unsur tertentu/molekul dari suatu senyawa murni yang diketahui
berdasarkan pada perubahan berat. Analisis kandungan air dalam uranium oksida
dengan metode gravimetri (ASTM C-696) menggunakan alat microprocessor oven. Air
terserap secara fisika oleh bahan dapat dilepaskan lagi dengan cara membentuk uap.
Pelepasan air ini sangat tergantung pada suhu dan waktu (Okdayani, 2010).
Suatu zat mengendap apabila hasil kali kelarutan ion-ionnya lebih besar
daripada harga Ksp. Pada percobaan ini larutan barium klorida diendapkan dengan
larutan kalium kromat.
Endapan barium kromat disaring, hasil teoritis barium kromat dihitung dari
endapan yang terbentuk. Semua barium klorida dianggap berubah menjadi hasil. Hasil
teoritis ditentukan dari stoikiometri reaksi (Sholahuddin, Suharto, & Hamid, 2017).
Penetapan kadar air tanah dapat dilakukan secara langsung melalui pengukuran
perbedaan berat tanah (disebut metode gravimetri) dan secara tidak langsung melalui
pengukuran sifat-sifat lain yang berhubungan erat. Metode gravimetri merupakan
metode standar yang memiliki akurasi yang sangat tinggi. Namun metode ini harus
dilakukan dilabolatorium sehingga penerapannya sangat membutuhkan waktu dan
tenaga yang dibutuhkan dalam metode gravimetri (Hermawan, 2004).
Sulfat didalam senyawa organik terdapat sebagai thiophenols dan thiophenes.
Batu bara dengan kandungan sulfat tinggi ketika dibakar akan terbentuk sulfur dioksida
yang dapat menyebabkan polusi didalam udara. Ada beberapa metode analisis sulfat,
yaitu pertama metode gravimetri, sangat tergantung pada konsentrasi sulfat yang ada
dalam larutan, untuk konsentrasi kecil akan terbentuk endapan koloid (sangat halus)
sehingga endapan yang terbentuk susah dipisahkan (sulit penyaringannya). Selain hal
diatas, waktu pengerjaan dengan gravimetri cukup lama. Kedua, metode titrimetri,
perlakuannya (preparasi antara analisisnya) dilakukan secara konvensional butuh
waktu yang lama dan dibutuhkan indikator untuk penentuan end pointnya; dan ketiga,
metode potensiometri, waktu lebih cepat dibandingkan kedua metode diatas tanpa
indikator, caranya sama dengan titrimetri, bedanya penentuan titik akhitnya (end point)
menggunakan elektroda ion selektif kalsium (Yudhi, 2009).
The liquor sulotion obtained after separating from the solid product was
analysed for the dissolved silica. The liquor was titrated with 1,5 M sulphuric acid until
pH 7 or slightly acidic to ensure complete precipitation of the silica. The silica obtained
was recovered by filtering, followed by drying in a oven for 24 hours and weighted.
This silica was dissolved silica which still remained in the reaction mixture and did not
being used up form zeolite crystal (Mohammed, Lintang, & Ramli, 2012).
Karakteristik kimia-fisika biosorben yang diamati meliputi penentuan
keasaman permukaan dengan metode analisis gravimetri, titrasi asam-basa, dan
spektrofotometri inframerah, dan luas permukaan menggunakan spektrofotometer UV-
vis denga metode adsorpsi metien biru. Pemanfaatannya sebagai biosorben Cd2+
dipelajari dari waktu setimbang, isoterm adsorpsi kapasitas adsorpsi, dan pengaruh pH
terhadap kapasitas adsorpsi (Widinati, 2010).
Metode-metode gravimetri berani dengan teknik analisis lain dalam hal
ketepatan yang dicapai jika analitnya merupakan penyusun utama (71% sampel)
dapatlah diharapkan ketepatan yang beberapa bagian tiap ribu. Jika sampel tidak terlalu
tumit, jika analitnya berada dalam jumlah kecil (<1%) biasanya tidak digunakan
metode gravimetri ( Day, & Underwood, 1996).
II. ALAT DAN BAHAN
A. Alat-alat yang digunakan dalam praktikum, yaitu:
1. Gelas kimia 250 mL 8 buah
2. Neraca analitik 1 buah
3. Hot plate 1 buah
4. Pipet tetes 10 buah
5. Batang pengaduk 8 buah
6. Spatula 2 buah
7. Erlenmeyer 100 mL 8 buah
8. Gelas ukur 25 mL 2 buah
9. Corong kaca 8 buah
10. Gelas ukur 10 mL 8 buah
11. Kaca arloji 8 buah
8 Menimbang kertas saring dan Berat kertas saring 0,6 g dan kaca
kaca arloji arloji 41,9 g
V. ANALISIS DATA
H2O
BaCl2 + 2H2O Ba2x (aq) + 2Cl- (aq)
Setelah itu, larutan BaCl2 ditambahkan dengan larutan K2CrO4 0,2 M sebanyak
25 mL yang berwarna kuning. Dari penambahan tersebut terbentuk dua lapisan setelah
didiamkan beberapa saat. Pada lapisan yang berada pada bagian dasar gelas kimia
berupa endapan berwarna kuning susu, sedangkan pada bagian atas adalah larutan
kuning bening. Endapan kuning susu tersebut merupakan barium kromat (BaCrO4),
sedangkan larutan kuning bening adalah larutan KCl. Sedangkan larutan bening adalah
larutan KCl. Seharusnya larutan KCl tidak berwarna (bening), maka larutan KCl
berwarna kuning bening.
VI. KESIMPULAN
1 Suatu zat akan mengendap apabila hasil kali onsentrasi ion-ionnya lebih besar
daripada harga KSPnya.
2 Barium Klorida dapat mengendap karena ditambahkan suatu zat penendap yaitu
K2CrO4.
3 Persen hasil barium kromat melebihi 100% yaitu 186,09%. Hal ini disebabkan
oleh beberapa faktor, yaitu zat pengotor yang ikut tersaring atau proses
pengeringan endapan yang belum kering sepenuhnya.
DAFTAR PUSTAKA
Day, R. A., & Underwood, A. L. (1996). Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Kelima.
Jakarta: Erlangga.
Gandjar, I. G., & Rahman, A. (2007). Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Mohammed, M., Lintang, H. O., & Ramli, Z. (2010). Characterization and Gravimetri
Analycis of The Dissolved Oiuartz In The Conversion of The Coal Fly Ash to
Sodalite. The Malaysian Journal of Analytical Science, 16 (3), 235-240.
Okdayani, Y. (2010). Penentuan Kadar Air Dalam Serbuk NO2 Dengan Gravimetri.
Hasil-Hasil Penelitian EBN, 12 (7).
Sholahuddin, A., Suharto, B., & Hamid, A. (2017). Panduan Praktikum Kimia Analisis.
Banjarmasin: FKIP ULM.
A. PERHITUNGAN :
a. Perhitungan persentase hasil Barium Kromat (BaCrO4)
Diketahui : Berat nyata BaCrO4 =1g
Massa BaCl2. H2O =1g
Mr BaCl2. H2O = 228,34 g/mol
Mr BaCrO4 = 253,34 g/mol
V K2CrO4 = 25 mL + 140 tetes = 32 mL = 0,032 L
M K2CrO4 = 0,2 M
Ditanya : Persentase hasil BaCrO4 = … ?
Penyelesaian :
Berat teoritis BaCrO4
m BaCl₂.H₂O
n BaCl2.H2O =
Mr BaCl₂.H₂O
1𝑔
=
228,34 𝑔/𝑚𝑜𝑙
= 4 x 10⁻3 mol
n K2CrO4 = M K2CrO4 × V K2CrO4
= 0,2 M x 0,032 L
= 6,4 x 10⁻3 mol
Reaksi yang terjadi :
= 99 %
Jadi, persentase hasil endapan BaCrO4 dari percobaan adalah 99%
= 4 x 10⁻3 mol
mol BaCl2.H2O = mol BaCl2 dalam campuran
Massa BaCl2 = n x Mr
= 4 x 10⁻3 mol × 208,34 g/mol
= 0,83 g
m endapan
% BaCl2 dalam campuran = x 100%
m BaCl2
0,5 g
= x 100%
0,83 g
= 60 %
Jadi, Persentase barium klorida (BaCl2) dalam campuran 60 %
B. PERTANYAAN
1. Jelaskan faktor apa saja yang harus dikontrol pada praktek agar
menghasilkan endapan yang mudah disaring dengan partikel yang relatif
kasar!
2. Jika 100 mL larutan BaCl2 0,01 M diendapkan dengan K2CrO4. Tentukan
berapa gram K2CrO4 yang diperlukan agar terbentuk endapan BaCrO4?
Penyelesaian:
1. Faktor yang harus dikontrol pada praktek agar menghasilkan endapan yang
mudah disaring dengan partikel yang relatif kasar yaitu:
a. Penentuan selang waktu pada saat pengendapan selanjutnya yang akan
membentuk partikel dengan ukuran yang cukup besar untuk mengendap
ke dasar wadah.
b. Pemilihan keadaan untuk pengendapan.
Untuk memperoleh endapan / partikel yang relatif kasar, yang perlu
diperhatikan dalam proses pengendapan adalah kelewat jenuhan nisbi
(R) yang dirumuskan dengan:
QS
R=
S
R = Kelewat jenuhan
Q = Kepekatan molar larutan setelah dicampur, belum timbul endapan
S = Kelarutan molar endapan
Jika endapan mempunyai hasil kali kelarutan yang rendah (S
yang rendah) dan endapan itu terbentuk dari larutan yang agak pekat (Q
tinggi), maka kelewat jenuhan nisbinya akan tinggi, sehingga sejumlah
besar inti akan terbentuk, yang mengelompok dengan cepat menjadi
endapan halus atau endapan tak bebentuk. Sebaliknya, jika kelewat
jenuhan nisbinya rendah (Q rendah, tapi s tinggi), maka jumlah inti yang
terbentuk juga akan rendah yang memungkinkan terbentuknya endapan
kasar. Jadi, endapan BaCrO4 akan lebih kecil bila diendapkan dari
larutan pekat dan akan menghasilkan endapan BaCrO4 akan lebih kecil
bila diendapkan dari larutan encer.
c. Laju pengendapan
Pengendapan zat pengendap secara perlahan-lahan akan
mempertahankan harga (Q S) rendah, sehingga tercapai kelewatjenuhan
nisbi yang rendah, dan dapat diperoleh endapan yang lebih besar. Untuk
menjaga agar perbedaan Q – S selalu kecil, maka larutan yang
digunakan sebaiknya larutan encer.
d. Pemanasan atau kadang-kadang dengan pengasaman larutan tempat
berlangsungnya pengendapan.
e. Pengadukan, juga penting karena dapat menghindarkan terjadinya
kelewat jenuhan setempat dalam larutan.
f. Dengan pemeraman endapan dalam cairan induknya.
Pemeraman endapan adalah pendiaman endapan dalam cairan
induknya. Pemeraman ini menyebabkan luas permukaan endapan
berkurang karena partikel endapan yang lebih besar muncul
menggantikan partikel-partikel yang lebih kecil. Selain perubahan
ukuran partikel endapan menjadi lebih besar, cara ini dapat merubah
bentuk yang kurang mantap menjadi lebih mantap, perubahan susunan
kimia endapan dan penghabluran kembali. Pada umumnya, endapan
yang lebih besar dan lebih murni dapat diperoleh dengan cara ini.
g. Pengeringan dan pemijaran endapan untuk mendapatkan bentuk-
timbang yang sesuai.
2. Diketahui : v BaCl2 = 100 mL = 0,1 L
M = 0,01 M
Ditanya : m K2CrO4 agar terbentuk endapan BaCrO4 ?
Penyelesaian :
BaCI2 (aq) + K2CrO4 (aq) BaCrO4 (s) + 2 KCl (aq)
n BaCl2 =M.V
= 0,01 M . 0,1 L
= 0,001 mol
n K2CrO4 yang diperlukan = 1/1 x 0,001 mol
= 0,001 mol
m K2CrO4 = n x Mr
= 0,001 mol x 194,2 g/mol
= 1,942 g
Jadi, massa K2CrO4 yan diperlukan agar terbentuk endapan BaCrO4 adalah
0,1942 gram.
LAMPIRAN FOTO
Menimbang kembali
Menimbang gelas Menimbang 0,1g
berat keseluruhan
kimia menggunakan BaCl2 menggunakan
dengan menggunakan
neraca analitik neraca analitik
neraca analitik
Menambahkan 25 mL Menambahkan 25 mL Menambahkan
aquades sambil K2CrO4 0,2M sambil beberapa tetes K2CrO4
mengaduk sampai diaduk dan amati 0,2M dan mengamati
homogen endapan yang hingga tidak terbentuk
tebentuk endapan lagi
Memanaskan hingga Menimbang kertas Menimbang kaca arloji
mendidih saring menggunakan menggunakan neraca
neraca analitik analitik
Campuran
Filtrat Residu
- Mengeringkan
- Menimbang
Endapan
NB : - Mencatat bobotnya
- Menghitung hasil teoritis endapan BaCrO4
- Menentukan persen hasilnya
Filtrat Residu
- Mengeringkan
- Menimbang
Endapan
NB : - Menghitung massa BaCl2 dalam campuran
- Mencari persentase BaCl2 dalam campuran semula