1. Analisis Masalah
a. Joan, seorang anak perempuan berusia 9 tahun, bertempat tinggal di Palembang,
dibawa ke bagian gawat darurat dengan keluhan utama demam selama 4 hari
disertai bercak kemerahan di kulit. Demam tinggi, intermitten, hilang timbul tiap
2 hari.
b. Demam diawali dengan menggigil, diikuti oleh demam tinggi, dan kemudian
demam mereda setelah berkeringat banyak.
c. Joan juga mengalami sakit kepala, mual, dan muntah. Dua hari sebelum dibawa
ke RS, timbul bentol kemerahan di kedua tangan dan kaki yang terasa gatal.
1) Bagaimana mekanisme munculnya gejala tersebut (sakit kepala, mual,
muntah, bentol kemerahan yang gatal)? 8, 9, 10
Jawab:
Gejala klinis muncul saat parasit menyerang eritrosit. Eritrosit yang
dimasuki parasit (EP) mengalami dua stadium: stadium cincin pada 24 jam
pertama dan stadium matur pada 24 jam berikutnya. Pada stadium cincin,
permukaan EP akan menampilkan antigen RESA yang menghilang saat matur.
EP stadium matur akan mengaami penonjolan knob dengan komponen utama
histidine-rich-protein-1 (HRP-1). Bila EP berubah menjadi merozoit, akan
dilepaskan toksin malaria glikosilfosfatidilinositol (GPI) yang merangsang
pelepasan TNF-α, IL-1, IL-6, IL-3, LT, dan INF-γ dari monosit, makrofag,
dan endotel.
Sakit kepala
IL-3 akan mengaktivasi sel mast dan mensekresikan PAF (Platelet
Activating Factor) yaitu pembawa pesan kimiawi yang menyebabkan
inflamasi, pengerutan pembuluh darah, penggumpalan darah dan akhirnya
gangguan fungsi serebral. Hal tersebut mengaktifkan faktor hagemann (faktor
koagulasi atau penggumpalan) sehingga menyebabkan sintesis bradikinin
yang bersifat vasodilatasi dan meningkatkan permeabilitas vaskuler.
Peningkatan permeabilitas vaskuler dan vasodilatasi merangsang serabut saraf
di otak sehingga menyebabkan nyeri dan sakit kepala.
2) Mengapa bentol hanya timbul pada kedua tangan dan kaki? 9, 10, 1
2) Apa saja kemungkinan penyakit yang dialami dari hasil pemeriksaan fisik? 9,
10, 1
h. Pemeriksaan penunjang
Hb 9 gr%, hematokrit 29 vol%, leukosit dan trombosit dalam batas normal.
Gambaran darah tepi menunjukan gambaran hemolitik, tidak terdapat kelainan
morfologi sel darah putih dan trombosit. Urinalisis dalam batas normal. Pada
pemeriksaan apusan darah tipis (thin blood smear) ditemukan gambaran sebagai
berikut.
1) Bagaimana interpretasi dan mekanisme dari pemeriksaan penunjang
(termasuk gambar)? 10, 1, 2
Jawab:
Hasil Laboratorium Nilai Normal Interpretasi
Lk : 13,5 - 18 gr/dL
Hb
A 9 g/dl Rendah
Pr : 12 - 16 gr/dL
p
Lk : 40%-48%
Ht
a 29% Rendah
Pr : 37-43%
Leukosit Normal 5000-10.000/ mm3 Normal
s
150.000 – 350.000/
Trombosit
a Normal Normal
mm3
j
Apusan darah Tidak ada gambaran
a Gambaran hemolitik Abnormal
tepi hemolitik
Apusan darah Terdapat ring form Tidak ada gambaran
M Abnormal
tipis dan schuffner dots parasit
Mekanisme Abnormal:
1) Anemia
Pada malaria anemia disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:
Fitria Masturah 04011281419116
- Penghancuran eritrosit yang mengandung parasit dan yang tidak
mengandung parasit terjadi di limpa. Dalam hal ini, faktor autoimun
memegang peranan.
- Terjadi penurunan waktu normal hidup eritrosit yang tidak
mengandung parasit
- Terjadi diseritropoesis (gangguan dalam pembentukan eritrosit karena
depresi eritrosit dalam sumsum tulang, retikulosit tidak dilepaskan
dalam peredaran perifer
2) Hematokrit
Hematokrit merupakan persentase konsentrasi eritrosit dalam plasma darah.
Terjadinya penurunan hematokrit bisa disebabkan oleh adanya anemia
ataupun hemolitik yang terjadi.
3) Gambaran darah tepi menunjukkan gambaran hemolitik
Terjadinya penghancuran RBC yang berlebihan
4) Tidak terdapat kelainan morfologi sel darah putih dan trombosit
Makna klinis tidak ada kelainan yaitu bahwa tidak terjadi gangguan pada sel
darah putih dan trombosit seperti yang diserang virus dengue
5) Urinalisis dalam batas normal
Memberikan keterangan menandakan tidak adanya gangguan seperti adanya
hyalin atau kandungan seperti pada leptospirosis.
i. Aspek klinis
1) Faktor risiko 8, 9, 10
Jawab:
1) Perilaku
Perilaku yang dimaksud dapat mempengaruhi terjadinya penyakit malaria
adalah perilaku hidup seseorang dalam usaha melindungi dirinya dari gigitan
nyamuk dan menjaga kebersihan sanitasi lingkungan dimana ia tinggal
sehingga tidak ada kemungkinan vektor penyebab penyakit malaria untuk
berkembang.
2) Pencahayaan
Rumah yang sehat memerlukan cahaya yang cukup.Cahaya matahari
sangat penting karena dapat mencegah nyamuk bersarangdidalam rumah.Oleh
Fitria Masturah 04011281419116
karena itu rumah harus mempunyai jalan masuk cahaya yang cukup seperti
jendela dan ventilasi.Jendela dan ventilasi mempunyai banyak fungsi
diantaranya untuk menjaga aliran udara di dalam rumah agar tetap sehat,
menjaga keseimbangan oksigen dan menjaga kelembaban udara di dalan
rumah.
3) Suhu udara
Suhu udara sangat mempengaruhi panjang pendeknya siklus sporogoni
atau masa inkubasi ekstrinsik.Makin tinggi suhu makin pendek masa inkubasi
ekstrinsik dan sebaliknya makin rendah suhu siklus ekstrinsik makin tinggi.
4) Musim
Terdapat hubungan langsung antara musim dan perkembangan larva
nyamuk anopheles menjadi bentuk dewasa. Nyamuk anopheles akan lebih
cepat berkembang pada musim hujan apalagi pada hujan yang deras dengan
jumlah hari hujan yang cukup lama sebab hal itu akan mempengaruhi tempat
nyamuk anopheles atau tempat perindukannya berkembang.
5) Angin
Kecepatan angin pada saat matahari terbit dan terbenam yang merupakan
saat terbangnya kedalam atau keluar rumah adalah salah satu faktor yang ikut
menentukan jumlah kontak antara manusia dengan nyamuk.
6) Saluran pembuangan air limbah
Saluran pembuagan air limbah juga dapat mempengaruhi terjadinya
penyakit malaria, apabila saluran air limbah tersebut tidak diperhatikan
dengan baik keadaan sanitasinya serta aliran limbahnya apakah tergenang atau
tidak sebab nyamuk anopheles menyukai tempat yang airnya statis atau
mengalir sedikit. Air limbah yang tidak diolah dengan baik akan
menyebabkan berbagai gangguan kesehatan masyarakat dan lingkungan hidup
diantaranya menjadi transmisi atau media berkembang biak nyamuk.
7) Berpergian ke daerah dimana ada penyakit malaria malaria dan:
- Tidak minum obat untuk mencegah malaria sebelum, selama, dan
setelah perjalanan, atau tidak minum obat dengan benar.
- Berada di luar, terutama di daerah pedesaan, pada waktu senja dan
fajar (malam hari), yaitu waktu aktif dari nyamuk yang menularkan
malaria.
- Tidak mengambil langkah pencegahan untuk melindungi diri dari
gigitan nyamuk.
8) Kebanyakan orang dewasa yang tinggal di daerah yang ada penyakit
malaria, telah mengembangkan kekebalan parsial terhadap penyakit ini
karena pernah terinfeksi, sehingga hampir tidak pernah berkembang
menjadi penyakit parah. Namun anak-anak yang tinggal di daerah ini dan
Fitria Masturah 04011281419116
wisatawan yang datang ke daerah ini berisiko terkena malaria karena
mereka belum mempunyai kekebalan terhadap malaria.
9) Wanita hamil lebih mungkin terkena malaria berat dibandingkan wanita
yang tidak hamil, karena sistem kekebalan tubuhnya ditekan selama
kehamilan. Wanita hamil, anak-anak, orang dewasa, dan orang-orang yang
memiliki masalah kesehatan lain, lebih mungkin mengalami komplikasi
serius ketika mereka terkena malaria.
10) Orang yang limpanya diangkat (splenektomi) dapat terkena malaria yang
lebih parah.
2) Epidemiologi 9, 10, 1
Jawab:
Infeksi malaria tersebar lebih dari 100 negara di Afrika, Asia, Amerika
(bagian selatan), dan daerah Oecania dan Kepulauan Caribia. Beberapa
daeraah yang bebas malaria adalah Amerika Serikat, Canada, Eropa (kecuali
Rusia), Israel, Singapura, Hongkong, Jepang, Taiwan, Korea, Brunei
Darussalam, dan Eropa.
Distribusi jenis-jenis plasmodium yang menginfeksi pada tiap daerah
endemis adalah sebagai berikut.
- Afrika, Haiti, Papua Nugini P. falciparum
- Amrika Latin P. vivax
- Amerika Selatan, Asia Tenggara, Oceania, dan India P.
falciparum dan P. vivax
- Afrika P. ovale
- Serawak dan Kalimantan P. knowlesi