PENDAHULUAN
1
oleh sektor kesehatan saja tetapi seluruh lintas sektor pemerintah bahkan tanggung
jawab seluruh lapisan masyarakat. Untuk itu, diperlukan wadah untuk menghimpun
dan menggerakkan, mengkoordinasikan serta mensinergiskan segenap potensi,
sumber daya yang dibutuhkan untuk menanggulangi malaria. Landasan pemikiran
tersebutlah yang mengilhami ide pembentukan Kantor Pusat Penanggulangan
Malaria Kabupaten Mandailing Natal.
1.2 Perumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan penyakit Malaria?
2. Bagaimana perkembangan penyakit Malaria di Sumatera Utara?
3. Bagaimana kemitraan Kantor Pusat Penanggulangan Malaria dengan berbagai
sektor di Sumatera Utara dalam upaya penanggulangan Malaria?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui tentang penyakit Malaria
2. Mengetahui perkembangan penyakit Malaria di Sumatera Utara
3. Mengetahui Kemitraan Kantor Pusat Penanggulangan Malaria dengan berbagai
sektor di Sumatera Utara dalam upaya penanggulangan Malaria
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
otak sehingga menyebabkan koma, mengigau serta yang paling fatal yaitu akan
menyebabkan kematian.
- Malaria kuartana
Dan untuk jenis penyakit malaria yang kedua yaitu malaria
kuartana. Pengertian penyakit malaria jenis kuartana ini adalah penyakit
malaria yang disebabkan oleh plasmodium malariae. Jenis malaria yang satu ini
memiliki masa inkubasi yang lebih lama jika dibandingkan dengan jenis malaria
tertian atau tropika. Gejala yang dialami dalam jenis penyakit ini pada pertama
kali tidak akan terjadi hingga 18 sampai 40 hari setelah terjadinya infeksi. Dan
selanjutnya gejala akan terus terulang kembali di setiap 3 hari sekali.
- Malaria tertiana
Jenis malaria yang ketiga ini merupakan jenis malaria yang paling ringan
yaitu penyakit malaria tertiana. Arti dari penyakit malaria yang satu ini yaitu
penyakit yang disebabkan oleh infeksi plasmodium vivax. Dalam penyakit
malaria jenis ini terdapat gejala demam yang akan terjadi setiap dua hari sekali
yang mana gejala ini akan terjadi setelah gejala yang pertama kali.Dan gejala
ini akan dirasakan oleh penderita selama kurang lebih 2 minggu setelah
terjadinya infeksi.
- Malaria plasmodium ovale
Sesuai dengan namanya, jenis penyakit malaria yang satu ini disebabkan
oleh infeksi dari plasmodium ovale. Jenis penyakit ini hampir sama dengan
jenis malaria atertiana. Dimana pada masa inkubasi penyakit ini, protozoa akan
tumbuh di dalam sel hati beberapa hari sebelum gejala yang pertama terjadi.
Dan akhirnya organisme tersebut akan terus berkembang dan semakin
menyerang dan juga menghancurkan sel darah merah, dan hal tersebut akan
mengakibatkan demam tinggi.
2.1.3 Penularan Malaria
Penularan parasit plasmodium kepada manusia adalah melalui nyamuk
anopheles betina. Ketika nyamuk menggigit seseorang yang terinfeksi malaria,
nyamuk tersebut menyedot parasit yang disebut gametocytes. Parasit tersebut
menyelesaikan siklus pertumbuhannya di dalam tubuh nyamuk dan kemudian
merambat ke kelenjar ludah nyamuk. Pada saat menggigit anda, nyamuk ini
menyuntikan parasit ke aliran darah anda. Menuju hati kemudian
melipatgandakan diri. Bentuk penularan lain yang dapat terjadi dapat berupa
4
penularan dari wanita hamil ke janin. Malaria juga dapat menular melalui
transfusi darah.
2.1.4 Pencegahan Malaria
Biasanya pemerintah melakukan foging (pengasapan) di tempat-tempat
endemik malaria. Namun. kita juga bisa melakukan pencegahan seperti berikut:
- Menghindari gigitan nyamuk dengan memakai baju tertutup
- Menggunakan krim anti nyamuk
- Memasang kelambu anti nyamuk
- Jika Anda akan bepergian ke tempat di mana banyak nyamuk malaria
mengancam, konsultasikan dulu dengan dokter
- Jangan keluar rumah setelah senja
- Menyemprotkan obat nyamuk di kamar tidur dan isi rumah
2.2 Kemitraan
2.2.1 Pengertian Kemitraan
Kemitraan adalah upaya yang melibatkan berbagai sektor, kelompok
masyarakat, lembaga pemerintah maupun bukan pemerintah, untuk
bekerjasama dalam mencapai suatu tujuan bersama berdasarkan kesepakatan
prinsip dan peran masing-masing, dengan demikian untuk membangun
kemitraan harus memenuhi beberapa persyaratan yaitu persamaan perhatian,
saling percaya dan saling menghormati, harus saling menyadari pentingnya
kemitraan, harus ada kesepakatan misi, visi, tujuan dan nilai yang sama, harus
berpijak padalandasan yang sama, kesediaan untuk berkorban.
2.2.2 Prinsip-Prinsip Kemitraan
Terdapat 3 prinsip kunci yang perlu dipahami dalam membangun suatu
kemitraan oleh masing-masing naggota kemitraan yaitu:
a. Prinsip Kesetaraan (Equity)
Individu, organisasi atau institusi yang telah bersedia menjalin
kemitraan harus merasa sama atau sejajar kedudukannya dengan yang lain
dalam mencapai tujuan yang disepakati.
b. Prinsip Keterbukaan
Keterbukaan terhadap kekurangan atau kelemahan masing-masing
anggota serta berbagai sumber daya yang dimiliki. Semua itu harus
diketahui oleh anggota lain. Keterbukaan ada sejak awal dijalinnya
kemitraan sampai berakhirnya kegiatan. Dengan saling keterbukaan ini
5
akan menimbulkan saling melengkapi dan saling membantu diantara
golongan (mitra).
c. Prinsip Azas manfaat bersama (mutual benefit)
Individu, organisasi atau institusi yang telah menjalin kemitraan
memperoleh manfaat dari kemitraan yang terjalin sesuai dengan kontribusi
masing-masing. Kegiatan atau pekerjaan akan menjadi efisien dan efektif
bila dilakukan bersama
2.2.3 Lembaga Pencegahan Malaria di Sumatera Utara
Kantor Pusat Penanggulangan Malaria Kabupaten Mandailing Natal adalah
lembaga koordinatif dibawah koordinasi Kepala Daerah/Bupati untuk
melaksanakan tugas dan tanggung jawab pemerintah daerah dalam rangka
mewujudkan masyarakat yang terbebas dari penularan malaria. Berdasarkan
Keputusan Kepala Kantor Pusat Penanggulangan Malaria Kabupaten
Mandailing Natal Nomor 443.41/ 240/ KPPM/ 2012 tentang Penetapan Rencana
Strategis Kantor Pusat Penanggulangan Malaria Kabupaten Mandailing Natal
Tahun 2011-2016. Berdasarkan rencana strategis tersebut, target pencapaian
API pada tahun 2016 adalah 3 per 1.000 penderita. Dalam rencana strategis
tersebut telah ditetapkan visi “Mewujudkan Masyarakat Mandailing Natal yang
Sehat dan Bebas Malaria Tahun 2020”.
6
BAB III
PEMBAHASAN
7
tahapan yang didasarkan pada situasi malaria dan kondisi sumber daya yang
tersedia.
3.3 Strategi
1. Melakukan penemuan dini dan pengobatan dengan tepat.
2. Memberdayakan dan menggerakan masyarakat untuk mendukung secara aktif
upaya eliminasi malaria.
3. Menjamin akses pelayanan berkualitas terhadap masyarakat yang berisiko.
4. Melakukan komunikasi, advokasi, motivasi dan sosialisasi kepada Pemerintah dan
Pemerintah Daerah untuk mendukung secara aktif eliminasi malaria.
5. Menggalang kemitraan dan sumber daya baik lokal, nasional maupun internasional,
secara terkoordinasi dengan seluruh sektor terkait termasuk sektor swasta,
organisasi profesi, dan organisasi kemasyarakatan melalui forum gebrak malaria
atau forum kemitraan lainnya.
6. Menyelenggarakan sistem surveilans, monitoring dan evaluasi serta informasi
kesehatan.
7. Melakukan upaya eliminasi malaria melalui forum kemitraan Gebrak Malaria atau
forum kemitraan lain yang sudah terbentuk.
8. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan mengembangkan teknologi dalam
upaya eliminasi malaria.
3.4 Strategi Program Menurut Kemenkes RI (2011)
a. Diagnossis Malaria: Semua kasus malaria dikonfirmasi dengan mikroskop atau
RDT.
b. Pengobatan: ACT.
c. Pencegahan: Pendistribusian kelambu, Indoor Residual Spraying/IRS, dan lain-lain
Kelambu LLIN efektif sampai 3-5 tahun dan dapat dicuci secara teratur 3 bulan
sekali.
d. Kemitraan dalam Menuju Eliminasi Malaria Mitra Potensial Pengendalian Malaria
yaitu:
1. DPRD:
Legislatif bersama eksekutif contoh : penyusunan Perda “Pengawasan
Lingkungan dari Tempat Perindukan Nyamuk” pada sektor wisata. -
Penganggaran
8
2. BAPPEDA:
- Perencanaan program
- Penganggaran
3. Sektor Pariwisata:
Penggerakan “resort”, hotel dan institusi di sektor pariwisata untuk
meniadakan tempat perindukan nyamuk di lingkungan sekitar masing-masing.
4. Sektor Informasi/Humas:
- Penyebarluasan upaya penghindaran diri dari gigitan nyamuk
- Penyebarluasan upaya pencarian pengobatan.
5. Sektor Kimpraswil:
- Penyediaan air bersih dan pembangunan MCK (mandi, cuci, kakus).
- Program sungai bersih.
6. Sektor Peternakan:
Penyuluhan penempatan kandang yang berfungsi sebagai “cattle barier”.
7. Sektor Pertanian:
Dalam rangka tanam padi serempak dan sanitasi kebun.
8. Sektor Perikanan & Kelautan:
- Budi daya ikan (ikan pemakan jentik) ditebarkan di kolam, badan air. -
Penanaman kembali pohon bakau.
9. Sektor Pendidikan Nasional:
Menjadikan pengetahuan upaya pengendalian malaria sebagai materi
pelajaran Muatan Lokal.
10. Sektor Agama:
- Bersama sektor pendidikan nasional upaya pengendalian malaria sebagai
materi pelajaran muatan lokal.
- Materi penanggulangan malaria disebarluaskan melalui khutbah Jum’at atau
kebaktian Minggu.
11. PKK :
Penggerakan ibu rumah tangga dalam pencegahan gigitan nyamuk dan
upaya pencarian pengobatan.
9
12. LSM-LSM :
Penggerakan masyarakat dalam pencegahan dan KIE, serta penemuan dan
pengobatan malaria. Lintas Sektor/Lintas Program dan Lembaga Swadaya
Masyarakat berperan sesuai peran masing-masing yangberdampak positif
terhadap pengendalian malaria (www.bappenas go.id. jurnal. Diakses tgl
23/11/16).
10
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Malaria merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia yang dapat
menyebabkan kematian terutama pada kelompok resiko tinggi yaitu bayi, anak
balita, ibu hamil, selain itu malaria secara langsung menurunkan produktivitas kerja.
Dengan demikian malaria berperan sebagai salah satu penyakit yang sangat
mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat, yang berdampak kepada masalah
sosial ekonomi dan sosial budaya. Maka dari itu dibentuklah Kantor Pusat
Penanggulangan Malaria di Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara untuk
menekan tingginya angka Malaria di daerah tersebut. Penanggulangan ini dapat
dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya yaitu dengan bermitra dengan
berbagai sector seperti sector pendidikan, sector pariwisata, PKK, maupun LSM.
4.2 Saran
Dengan diadakannya suata wadah Kantor Pusat Penanggulangan Malaria yang
mengadakan berbagai program dan kemitraan dengan berbagai sector yang ada di
daerah Mandailing Natal, Sumatera Utara, diharapkan angka terjadinya penyakit
malaria dapat menurun, dan mewujudkan visi Kantor Pusat Penanggulangan
Malaria yaitu “Mewujudkan Masyarakat Mandailing Natal yang Sehat dan Bebas
Malaria Tahun 2020”.
11
DAFTAR PUSTAKA
12