Anda di halaman 1dari 11

Hukum Hooke adalah hukum atau ketentuan mengenai gaya dalam bidang ilmu fisika yang

terjadi karena sifat elastisitas dari sebuah pir atau pegas. Besarnya gaya Hooke ini secara
proporsional akan berbanding lurus dengan jarak pergerakan pegas dari posisi normalnya,
atau lewat rumus matematis dapat digambarkan sebagai berikut:

di mana

F adalah gaya (dalam unit newton)


k adalah konstante pegas (dalam newton per meter)
x adalah jarak pergerakan pegas dari posisi normalnya (dalam unit meter).
Penjelasan berikut ini adalah hukum Hooke atau gaya pemulih dan contoh soal hukum

Hooke, serta rumus hukum Hooke. Materi ini masuk ke dalam bab elastisitas SMA kelas XI.

Materi ini terbilang sangat mudah karena banyak penjelasan dan tidak banyak rumus.

penerapan hukum Hooke pada shockbreaker motor


Robert Hooke yang hidup pada tahun 135 -1703 merupakan orang yang pertama kali

menemukan hubungan antara gaya yang digunakan untuk meregangkan pegas dengan

pertambahan panjang pada pegas. Misalnya kita menari pegas dengan kuat. Maka pegas itu

akan bertambah panjang. Begitu pula saat kita menarik pegas dengan lemah, maka

pertambahan panjang pegas tidaklah panjang. Padahal si Hooke hanya menemukan seperti itu

yah. Mengapa kita tidak bisa? Karena kita tidak mau belajar sains hehe.
Bunyi hukum Hooke

Hukum Hooke berbunyi bahwa besarnya gaya yang bekerja pada benda sebanding dengan

pertambahan panjang bendanya. Tentu hal ini berlaku padan beda yang elastis (dapat

merenggang).

F=k.x
F = gaya yang bekerja pada pegas (N)

k = konstanta pegas (N/m)

x = pertambahan panjang pegas (m)

Contoh soal.

1. Suatu pegas memiliki konstanta 50 N/m. Jika pegas itu ditarik dengan gaya 50 Newton.

Berapakah pertambahan panjang pegas?

Jawab:

k = 50 N/m

F = 50 N

Ditanya adalah x?

F=k.x

x=F/k

x = 50 / 50

justify;"> x = 1 m.
Jadi pertambahan panjang pegas tersebut adalah 1 meter.

2. Suatu pegas mempunyi petambahan panjang 0,25 meter setelah diberikan gaya. Jika pada

pegas bertuliskan 400 N/m. Berapakah gaya yang dikerjakan ada pegas tersebut?

Jawab:

x = 0,25 m
k = 400 N/m

ditanya F....?

F=k.x

F = 400 N/m x 0,25 m

F = 100 N

Jadi gaya yang diberikan pada pegas tersebut adalah 100 Newton.

3. Jika sebuah pegas ditantungkan. Kemudian pegas tersebut diberikan massa 3 kg. Jika

konstanta pegasnya adalah 300 N/m. Berapakah pertambahan panjang pegas tersebut?

Jawab: k = 300 N/m

Ditanya adalah x .....?

Karena x = F / k ; maka kita cari dahulu nilai gaya yang bekerja pada pegas itu. Gaya yang

bekerja pada pegas sama dengan gaya berat. Rumus gaya berat adalah W = m . g

Jadi gaya berat atau berat benda adalah W = 3 kg . 10 m/s2 = 30 N.

x=F/k

x = 30 N / 300 N/m

x = 0,1 m

pertambahan panjang pegas itu adalah 0,1 m.

Penerapan hukum Hooke dalam kehidupan sehari-hari

Dalam kehidupan sehari-hari kita berhubungan dengan hukum Hooke. Contohnya adalah

pada pegas di sepeda motor, pegas di mobi, dan pegas di sepeda. Pegas tersebut dirangkai

dengan besi di tengahnya. Namanya adalah Shock. Kalau motor metik hanya punya satu

shock saja. Bayangkan apa yang terjadi kalau tidak adalah shockbreaker. Tentu rasanya tidak

enak sekali pada saat kita mengendarai sepeda motor. Apalagi kalau kita mengendarai di
jalan yang berlubang dan tidak mulus. Jadi fungsi dari shock itu sebagai peredam dari

gelombang atau kejutan sehingga kita yang mengendarai itu lebih nyaman.

Selamat datang di softilmu, blog sederhana yang berbagi ilmu pengetahuan dengan penuh

keikhlasan, kali ini kami akan berbagi ilmu tentang Hukum Hooke dan Elastisitas. Beberapa

poin utama yang akan kami bahas adalah Pengertian Hukum Hooke dan Elastisitas,

Konsep Hukum Hooke dan Elastisitas, Besaran dan Formula dalam Hukum Hooke dan

Elastisitas,

A. PENGERTIAN HUKUM HOOKE DAN ELASTISITAS

Hukum Hooke dan elastisitas merupakan dua istilah yang saling berkaitan. Untuk memahami

arti kata elastisitas, banyak orang menganalogikan istilah tersebut dengan benda-benda yang

terbuat dari karet, meskipun pada dasarnya tidak semua benda dengan bahan dasar karet

bersifat elastis. Kita ambil dua contoh karet gelang dan peren karet. Jika karet gelang tersebut

ditarik, maka panjangnya akan terus bertambah sampai batas tertentu. Kemudian, apabila

tarikan dilepaskan panjang karet gelang akan kembali seperti semula. Berbeda halnya

dengan permen karet, Jika ditarik panjangnya akan terus bertambah sampai batas tertentu tapi

apabila tarikan dilepaskan panjang permen karet tidak akan kembali seperti semula. Hal ini

dapat terjadi karena karet gelang bersifat elastis sedangkan permen karet bersifat plastis.

Namun, apabila karet gelang ditarik terus menerus adakalanya bentuk kareng gelang tidak

kembali seperti semula yang artinya sifat elastisnya telah hilang. Sehingga diperlu tingkat

kejelian yang tinggi untuk menggolongkan mana benda yang bersifat elastis dan plastis.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa elastisitas adalah kemampuan suatu benda untuk kembali ke

bentuk awal setelah gaya pada benda tersebut dihilangkan. Keadaan dimana suatu benda

tidak dapat lagi kembali ke bentuk semula akibat gaya yang diberikan terhadap benda terlalu

besar disebut sebagai batas elastis. Sedangkan hukum Hooke merupakan gagasan yang
diperkenalkan oleh Robert Hooke yang menyelidiki hubungan antar gaya yang bekerja pada

sebuah pegas/benda elastis lainnya agar benda tersebut bisa kembali ke bentuk semua atau

tidak melampaui batas elastisitasnya.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa Hukum Hooke mengkaji jumlah gaya

maksimum yang dapat diberikan pada sebuah benda yang sifatnya elastis (seringnya pegas)

agar tidak melwati batas elastisnya dan menghilangkan sifat elastis benda tersebut.

B. KONSEP HUKUM HOOKE DAN ELASTISITAS

Bunyi Hukum Hooke ialah “Jika gaya tarik yang diberikan pada sebuah pegas tidak

melampaui batas elastis bahan maka pertambahan panjang pegas berbanding

lurus/sebanding dengan gaya tariknya”.

Jika gaya yang diberikan melampaui batas elastisitas, maka benda tidak dapat kembali ke

bentuk semula dan apabila gaya yang diberikan jumlahnya terus bertambah maka benda dapat

rusak. Dengan kata lain, hukum Hooke hanya berlaku hingga batas elastisitas.

Dari gagasan tersebut dapat disimpulkan bahwa konsep hukum Hooke ini menjelaskan

mengenai hubungan antara gaya yang diberikan pada sebuah pegas ditinjau dari pertambahan

panjang yang dialami oleh pegas tersebut. Besarnya perbandingan antara gaya dengan
pertambahan panjang pegas adalah konstan. Fenomena ini dapat lebih mudah dipahami

dengan memperhatikan gambar grafik berikut ini.

Gambar 1, menjelaskan bahwasanya jika pegas ditarik ke kanan maka pegas akan

meregang dan bertambah panjang. Jika gaya tarik yang diberikan pada pegas tidak terlalu

besar, maka pertambahan panjang pegas sebanding dengan besarnya gaya tarik. Dengan kata

lain, semakin besar gaya tarik, semakin besar pertambahan panjang pegas.

Pada Gambar 2, digambarkan bahwa kemiringan grafik sama besar yang menunjukkan

perbandingan besar gaya tarik terhadap pertambahan panjang pegas bernilai konstan. Hal ini

menggambarkan sifat kekakuan dari sebuah pegas yang dikenal sebagai ketetapan pegas.

Secara matematis hukum Hooke dapat dituliskan sebagai berikut.

Keterangan:

F = Gaya luar yang diberikan (N)

k = Konstanta pegas (N/m)

Δx = Pertanbahan panjang pegas dari posisi normalnya (m)

Artikel Penunjang : Hukum Perbandingan Tetap (Hukum Proust)

C. BESARAN DAN RUMUS DALAM HUKUM HOOKE DAN ELASTISITAS

1. Tegangan

Tegangan merupakan keadaan dimana sebuah benda mengalami pertambahan panjang ketika

sebuah benda diberi gaya pada salah satu ujungnya sedangkan ujung lainnya ditahan.
Contohnya, misal seutas kawat dengan luas penampang x m2, dengan panjang mula-mula x

meter ditarik dengan gaya sebesar N pada salah satu ujungnya sedangkan pada ujung yang

lain ditahan maka kawat akan mengalami pertambahan panjang sebesar x meter. Fenomena

ini mengambarkan suatu tegangan yang mana dalam fisika disimbolkan dengan σ dan secara

matematis dapat ditulis seperti berikut ini.

Keterangan:

F = Gaya (N)

A = Luas penampang (m2)

σ = Tegangan (N/ m2 atau Pa)

2. Regangan

Regangan merupakan perbandingan antara pertambahan panjang kawat dalam x meter

dengan panjang awal kawat dalam x meter. Regangan dapat terjadi dikarenakan gaya yang

diberikan pada benda ataupun kawat tersebut dihilangkan, sehingga kawat kembali ke bentuk

awal.

Hubungan ini secara matematis dapat dituliskan seperti dibawah ini.

Keterangan:

e = Regangan

ΔL = Pertambahan panjang (m)

Lo = Panjang mula-mula (m)


Sesuai dengan persamaan di atas, regangan (e) tidak memiliki satuan dikarenakan

pertambahan panjang (ΔL) dan panjang awal (Lo) adalah besaran dengan satuan yang

sama

3. Modulus Elastisitas (Modulus Young)

Dalam fisika, modulus elastisitas disimbolkan dengan E. Modulus elastisitas menggambarkan

perbandingan antara tegangan dengan regangan yang dialami bahan. Dengan kata lain,

modulus elastis sebanding dengan tegangan dan berbanding terbalik regangan.

Keterangan:

E = Modulus elastisitas (N/m)

e = Regangan

σ = Tegangan (N/ m2 atau Pa)

4. Mampatan

Mampatan merupakan suatu keadaan yang hampir serupa dengan regangan. Perbedaannya

terletak pada arah perpindahan molekul benda setelah diberi gaya. Berbeda halnya pada

regangan dimana molekul benda akan terdorong keluar setelah diberi gaya. Pada mampatan,

setelah diberi gaya, molekul benda akan terdorong ke dalam (memampat).

5. Hubungan Antara Gaya Tarik dan Modulus Elastisitas

Jika ditulis secara matematis, hubungan antara gaya tarik dan modulus elastisitas meliputi:
Keterangan:

F = Gaya (N)

E = Modulus elastisitas (N/m)

e = Regangan

σ = Tegangan (N/ m2 atau Pa)

A = Luas penampang (m2)

E = Modulus elastisitas (N/m)

ΔL = Pertambahan panjang (m)

Lo = Panjang mula-mula (m)

6. Hukum Hooke

Hukum Hooke menyatakan bahwa “jika gaya tari tidak melampaui batas elastis pegas, maka

pertambahan panjang pegas berbanding lurus dengan gaya tariknya”. Secara matematis

ditulis sebagai berikut.

Keterangan:

F = Gaya luar yang diberikan (N)

k = Konstanta pegas (N/m)

Δx = Pertanbahan panjang pegas dari posisi normalnya (m)

Hukum Hooke untuk Susuna Pegas

6a. Susunan Seri


Apabila dua buah pegas yang memiliki tetapan pegas yang sama dirangkaikan secara seri,

maka panjang pegas menjadi 2x. Oleh karena itu, persamaan pegasnya yaitu:

Keterangan:

Ks = Persamaan pegas

k = Konstanta pegas (N/m)

Sedangkan persamaan untuk n pegas yang tetapannya dan disusun seri ditulis seperti berikut

ini.

Keterangan:

n = Jumlah pegas

6b. Susunan Paralel

Apabila pegas disusun secara paralel, panjang pegas akan tetap seperti semula, sedangkan

luas penampangnya menjadi lebih 2x dari semula jika pegas disusun 2 buah. Adapun

persamaan pegas untuk dua pegas yang disusun secara paralel, yaitu:

Keterangan:

Kp = Persamaan pegas susunan paralel

k = Konstanta pegas (N/m)

Sedangkan persamaan untuk n pegas yang tetapannya sama dan disusun secara paralel, akan

dihasilkan pegas yang lebih kuat karena tetapan pegasnya menjadi lebih besar. Persamaan

pegasnya dapat ditulis sebagai berikut.


Keterangan:

n = Jumlah pegas

D. APLIKASI HUKUM HOOKE

Dalam pengaplikasian hukum Hooke sangat berkaitan erat dengan benda benda yang

prinsip kerjanya menggunakan pegas dan yang bersifat elastis. Prinsip hukum Hooke telah

diterapkan pada beberapa benda-benda berikut ini.

 Mikroskop yang berfungsi untuk melihat jasad-jasad renik yang sangat kecil yang
tidak dapat dilihat oleh mata telanjang
 Teleskop yang berfungsi untuk melihat benda-beda yang letaknya jauh agar
tampak dekat, seperti benda luar angkasa
 Alat pengukur percepatan gravitasi bumi
 Jam yang menggunakan peer sebagaipengatur waktu
 Jam kasa atau kronometer yang dimanfaatkan untuk menentukan garis atau
kedudukan kapal yang berada di laut
 Sambungan tongkat-tongkat persneling kendaraan baik sepeda motor maupun mobil
 Ayunan pegas
 Beberapa benda yang telah disebutkan diatas memiliki peranan penting dalam
kehidupan manusia. Dengan kata lain, gagasan Hooke memberi dampak positif
terhadap kualitas hidup maunsia.

Anda mungkin juga menyukai