Anda di halaman 1dari 2

BAB 3

KESIMPULAN

Pangan memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, oleh


karena itu dibutuhkan suatu jaminan bahwa pangan yang dikonsumsi sehari-
hari oleh manusia memiliki tingkat keamanan yang tinggi, sehingga manusia
dapat bebas dari serangan penyakit atau bahaya yang berasal dari makanan.
Pemerintah menyadari pentingnya keamanan pangan yang dikonsumsi oleh
manusia sehingga menetapkan Undang-Undang Nomor 18 tahun 2012 yang
mengatur pangan di Indonesia. Definisi keamanan pangan menurut Undang –
Undang Republik Indonesia nomor 7 tahun 1996 tentang Pangan dan Peraturan
Pemerintah nomor 28 tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan
adalah kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah pangan dari
kemungkinan cemaran biologis, kimia dan benda lain yang dapat mengganggu,
merugikan, dan membahayakan kesehatan manusia.
Pangan yang tidak aman dapat menyebabkan penyakit yang disebut
dengan foodborne diseases, yaitu gejala penyakit yang timbul akibat
mengkonsumsi pangan yang mengandung bahan/senyawa beracun atau
organimse pathogen. Penyakit penyakit yang ditimbulkan oleh pangan dapat
digolongkan ke dalam dua kelompok utama yaitu infeksi dan intoksikasi. Istilah
infeksi digunakan bila setelah mengkonsumsi pangan atau minuman yang
mengandung bakteri pathogen, timbul gejala gejala penyakit. Intoksikasi adalah
keracunan yang disebabkan karena mengkonsumsi pangan yang mengandung
senyawa racun. Penerapan jaminan mutu pangan harus di dukung oleh GMP
dan HACCP sebagai sistem pengganti prosedur inspeksi tradisional yang
mendeteksi adanya cacat dan bahaya dalam suatu produk pangan setelah
produk selesai diproses.
Terdapat beberapa issue mengenai keamanan pangan. Di negara-negara
Asia Selatan terdapat perkembangan foodborne disease. Beberapa faktor
penentu potensial, yaitu tidak adanya sistem manajemen keamanan pangan,
praktik pertanian yang baik (GAP/ good agricultural practices) dan praktik

39
manufaktur yang baik (GMP/ good manufacturing practices) khususnya pada
produksi dan pengolahan skala kecil. Menurut sebuah perkiraan, 6000 wabah
dari berbagai foodborne disease dilaporkan di Amerika Latin dan Karibia
antara tahun 1993 dan 2002. Foodborne disease di negara-negara Sub-Sahara
Afrika berasal dari sistem persediaan makanan yang buruk dan kontaminasi
mikrobiologis selama proses produksi, pengolahan, penyimpanan, dan
penanganan beberapa makanan.
Pemalsuan makanan juga merupakan issue yang terdapat dalam
keamanan pangan. Di AS, dilaporkan bahwa 33% sampel makanan laut yang
dikumpulkan dari 674 gerai ritel di 21 negara bagian AS salah diberi label. Di
India, 64,8% permen berbasis susu dan sereal dan produk gurih yang diuji telah
dipalsukan. Prediksi dampak perubahan iklim terhadap keamanan pangan
terutama mengacu pada penyakit bawaan makanan dan kegigihan mikotoksin
pada tanaman pangan. Penyakit diare yang menyebabkan sekitar 1,9 juta
kematian per tahun terutama disebabkan oleh patogen bawaan makanan
(misalnya Campylobacter, Salmonella, dll) yang ditularkan melalui makanan
yang diturunkan dari hewan (misalnya susu, daging). Di Palembang, pada Mei
2016 peserta Olimpiade Sains Nasional tumbang yang diduga karena keracunan
makanan serta pada November 2017 terdapat Keracunan Massal Krama Batuan
Kaler.
Beberapa macam best practice mengenai keamanan pangan adalah
menjaga kebersihan, pisahkan makanan yang mentah dan matang, pisahkan
makanan yang mentah dan matang, masak sampai matang, simpan makanan
pada temperatur yang aman, gunakan air yang aman dan bahan mentah yang
aman. Food Safety Hazard Adalah sesuatu yang seharusnya tidak ditemukan
dalam makanan. Hazard makanan yang kami dapatkan di kantin FK Unsri yang
dapat mengkontaminasi makanan yaitu hazard mikrobiologi, kimia dan fisik.
Undang-undang yang mengatur tentang keamanan makanan di Indonesia yaitu
Undang-undang Nomor 7 Tahun 1996 Tentang Pangan dan Undang-Undang RI
No.18 tahun 2012 tentang Pangan.

40

Anda mungkin juga menyukai