Anda di halaman 1dari 2

Muhammad Adli Pratama

1406606505
Teknologi Polimer-02
APLIKASI MATERIAL POLIMER PADA INDUSTRI DIRGANTARA
Pada industri pesawat terbang, material polimer menjadi material yang paling banyak
digunakan. Polimer memiliki sifat ringan, kuat, dan tidak terkorosi. Kemudian, dengan
penggunaan polimer berat pesawat akan berkurang dan jumlah penumpang dapat ditambah
serta penggunaan power akan lebih efektif. Hal ini tidak akan terjadi ketika menggunakan
material logam atau metal yang lebih berat dari polimer. Memang tidak semuanya
menggunakan bahan polimer, contohnya saja pada pesawat Boeing 787 hampir 60 %
menggunakan bahan polimer.

Salah satu bahan polimer yang banyak digunakan pada struktur pesawat terbang yaitu jenis
komposit. Material Komposit terdiri dari lebih dari satu tipe material dan dirancang untuk
mendapatkan sifat terbaik dari setiap komponen penyusunnya. Teknologi ini sekarang banyak
digunakan pada struktur pesawat terbang, karena dianggap lebih kuat dan lebih ringan serta
memenuhi standar STWR (Strenght to Weight Ratio).
Material komposit dapat didefinisikan sebagai campuran makroskopik dari serat dan matriks,
serat merupakan material yang umumnya lebih kuat dari matriks dan berfungsi memberikan
kekuatan tarik. Sedangkan matriks berfungsi untuk melindungi serat dari efek lingkungan dan
kerusakan akibat benturan.
Lamina dan Laminate merupakan istilah yang sering digunakan ketika berbicara mengenai
komposit. Lamina yaitu satu lembar komposit dengan arah tertentu dan gabungan-
gabungannya akan membentuk Laminate. Metode yang digunakan untuk menyusun lamina-
lamina menjadi laminates yaitu dengan memasukannya pada oven Autoclave dengan rentang
waktu, tekanan, dan temperatur tertentu. Contohnya CFRP laminates.
Muhammad Adli Pratama
1406606505
Teknologi Polimer-02
Berdasarkan proses pembuatannya, komposit terbagi menjadi dua jenis yaitu High Pressure
Composite (HPC) dan Low Pressure Composite (LPC). HPC dibuat dengan tegangan dan suhu
yang tinggi dan diaplikasikan pada pesawat yang memerlukan beban berat seperti pesawat
militer dan pesawat komersil. Jika dibandingkan dengan Aluminum yang memiliki berat jenis
2,7, komposit jenis HPC hanya berada pada nilai 1,6. Bahkan perusahaan seperti Boeing telah
menggunakan komposit sebanyak 97 % pada pesawat series terbarunya yaitu Boeing 787-
dreamliners.
Pada awal tahun 1980-an, militer Amerika Serikat telah melakukan penelitian yang
dikembangkan dan menghasilkan pengaplikasian material komposit sebanyak 27% pada
struktur rangka pesawat AV-8D. Kemudian penggunaan material komposit bertambah besar
saat tahun 1985. Saat itu, Airbus A320 terbang menggunakan komposit untuk stabilizer
horizontal dan vertikal pesawat tersebut. Dari total berat rangka pesawat seri A320, A330, dan
A340, Airbus menggunakan komposit sebanyak 15%.
Material komposit jenis LPC dibuat dengan tegangan dan suhu yang relatif lebih rendah jika
dibandingkan dengan HPC. Dengan begitu, komposit jenis LPC tidak memerlukan bolt dan
rivet saat pemasangan dan perawatannya pun akan lebih mudah. Berat jenisnya pun berbeda
sedikit dengan HPC, yaitu 1,5. Oleh karena itu, komposit jenis ini biasa digunakan pada
pesawat yang tidak membutuhkan beban berat namun membutuhkan kemampuan untuk
bermanuver. Pabrikan seperti Cirrus, Diamond dan Grob Aircraft telah menerapkannya pada
produksi pesawat terbaru mereka.

Pesawat Latih Grob buatan Inggris

Referensi:
http://obaradai.com/index.php/2015/07/12/komposit-pada-industri-penerbangan-dewasa-ini/
(diakses pada tanggal 14 September 2017 pukul 07.30 WIB)
http://www.gudangmateri.com/2011/01/material-komposit.html (diakses pada tanggal 14
September 2017 pukul 07.45 WIB)
http://www.airliners.net/photo/UK-Air-Force/ (diakses pada tanggal 14 September 2017 pukul
08.00)

Anda mungkin juga menyukai