Anda di halaman 1dari 15

Protozoa merupakan organisme bersel tunggal yang sudah memiliki membran inti

(eukariota). Protozoa berukuran mikroskopis, yaitu sekitar 100 sampai 300 mikron. Bentuk sel
Protozoa sangat bervariasi ada yang tetap dan ada yang berubah-ubah. Protozoa umumnya dapat
bergerak aktif karena memiliki alat gerak berupa kaki semu (pseudopodia), bulu cambuk
(flagellum), bulu getar (cilia), namun ada juga yang tidak memiliki alat gerak. Sebagian besar
Protozoa hidup bebas di air tawar dan laut sebagai komponen biotik. Beberapa jenis Protozoa
hidup sebagai parasit pada hewan dan manusia. Protozoa hidup secara heterotrop dengan
memangsa bakteri,
protista lain, dan sampah organisme.
Ukuran protozoa beranekaragam, yaitu mulai kurang dari 10 mikron sampai ada yang mencapai 6
mm, meskipun jarang. Diperairan, protozoa adalah penyusun zooplankton. Makanan protozoa
meliputi bakteri, jenis protista lain, atau detritus (materi organic dari organisme mati). Protozoa
hidup soliter atau berkoloni. Jika keadaan lingkungan kurang menguntungkan, protozoa
membungkus diri membentuk kista untuk mempertahankan diri. Bila mendapat lingkungan yang
sesuai hewan ini akan aktif lagi. Cara hidupnya ada yang parasit, saprofit, dan ada yang hidup
bebas (soliter).

Ciri-ciri Protozoa
Protozoa adalah mikroorganisme menyerupai hewan yang merupakan salah satu filum dari
Kingdom Protista. Seluruh kegiatan hidupnya dilakukan oleh sel itu sendiri dengan menggunakan
organel-organel antara lain membran plasma, sitoplasma, dan mitokondria. Ciri-ciri umum :
• Organisme uniseluler (bersel tunggal)
• Eukariotik (memiliki membran nukleus)
• Hidup soliter (sendiri) atau berkoloni (kelompok)
• Sifat hidupnya kosmopolit artinya dapat hidup di tempat atau habitat apapun.
• Umumnya tidak dapat membuat makanan sendiri (heterotrof)
• Hidup bebas, saprofit atau parasit
• Protozoa merupakan bagian plankton di air tawar atau air laut dan berperan penting sebagai
indikator polusi
• Sejumlah protozoa dapat menimbulkan penyakit.
• Dapat membentuk sista untuk bertahan hidup
• Alat gerak berupa pseudopodia, silia, atau flagela
Ciri-ciri prozoa sebagai hewan adalah gerakannya yang aktif dengan silia atau . Memiliki membran
sel dari zat lipoprotein, dan bentuk tubuhnya ada yang bisa berubah-ubah. Adapun yang bercirikan
sebagai tumbuhan adalah ada jenis protozoa yang hidup autotrof. Ada yang bisa berubah-ubah.
Adapun yang mencirikan sebagai sebagai tumbuhan adalah ada jenis protozoa yang hidup autotrof.
Perkembangbiakan bakteri dan amuba. Perkembangbiakan amuba dan bakteri yang biasa
dilakukan adalah dengan membelah diri. Dalam kondisi yang sesuai mereka mengadakan
pembelahan secara setiap 15 menit. Peristiwa ini dimulai dengan pembelahan inti sel atau bahan
inti menjadi dua. Kemudian diikuti dengan pembelahan sitoplasmanya, menjadi dua yang masing-
masing menyelubungi inti selnya. Selanjutnya bagian tengah sitoplasma menggenting diikuti
dengan pemisahan sitoplasma. Akhirnya setelah sitoplasma telah benar-benar terpisah, maka
terbentuknya dua sel baru yang masing=masing mempunyai inti baru dan sitoplasma yang baru
pula. Pada amuba bila keadaan kurang baik, misalnya udara terlalu dingin atau panas atau kurang
makan, maka amuba akan membentuk kista. Didalam kista amuba dapat membelah menjadi
amuba-amuba baru yang lebih kecil. Bila keadaan lingkungan telah baik kembali, maka dinding
kista akan pecah dan amuba-amuba baru tadi dapat keluar. Selanjutnya amuba ini akan tumbuh
setelah sampai pada ukuran tertentu, dia akan membelah diri seperti semula.

Klasifikasi Protozoa
Protozoa dibagi menjadi 4 kelas berdasarkan alat gerak:
1. Rhizopoda (Sarcodina)
Pada kelompok ini, alat geraknya berupa aliran isi sel atau tonjolan sitoplasma yang disebut
pseudopodia. Contoh spesies dalam kelas Rhizopoda yang sangat dikenal adalah Amoeba sp.
Selain Amoeba, ada beberapa Protozoa yang termasuk dalam Rhizopoda, yaitu Foraminifera dan
Arcella. Keduanya merupakan Rhizopoda yang diselimuti oleh cangkang. Bentuk sel amoeba tidak
tetap, sitoplasmanya terdiri dari ektoplasma dan endoplasma. Habitat organisme ini di air tawar,
air laut, tempat-tempat basah, dan sebagian kecil hidup di dalam tubuh hewan atau manusia.
Ektoplasma Amoeba sp. bersifat lebih kental dari endoplasma, sehingga aliran endoplasma dan
ektoplasma tersebut berperan dalam penjuluran dan penarikan pseudopodia. Dengan cara ini
Amoeba bergerak untuk menangkap makanan. Dengan kaki semunya, Amoeba dapat menangkap
dan mengambil makanan. Mula-mula kaki semu (pseudopoda) dijulurkan ke arah makanan lalu
mengelilingi makanan tersebut. Kemudian, membran plasma bergerak mendekati dan mengikuti
kaki semu mengelilingi makanan. Bersatunya kedua ujung membran plasma membentuk vakuola.
Makanan dicerna di dalam vakuola makanan. Dari sini, sari makanan diedarkan ke seluruh tubuh.
Sisa makanan yang berupa cairan dikeluarkan melalui vakuola berdenyut. Cara Amoeba
mendapatkan makanannya dapat dilihat padaa gambar berikut.

Amoeba berkembang biak secara aseksual dengan pembelahan biner tanpa melalui tahap-tahap
mitosis. Pembelahan dimulai dari membelahnya inti sel menjadi dua, lalu diikuti oleh pembelahan
sitoplasma. Pembelahan inti tersebut menimbulkan lekukan yang sangat dalam yang lama-lama
akan putus sehingga terjadilah dua sel anak Amoeba. Kedua sel anak ini akan mengalami
pembelahan biner sehingga menjadi empat sel, delapan sel, enam belas sel, dan seterusnya.
Apabila kondisi lingkungan tidak menguntungkan, amoeba dapat mempertahankan hidupnya
dengan membentuk kista. Kista adalah bentuk penebalan plasma guna melindungi diri dari
lingkungan yang tidak menguntungkan. Berikut adalah gambar dari proses pembelahan biner dan
kistanya pada Amoeba sp
.

Contoh spesies dalam kelas Rhizopoda:


1. Amoeba
Jenis Amoeba yang hidup di dalam tubuh manusia disebut Entamoeba, misalnya:
a) Entamoeba dysentriae, penyebab penyakit disentri, karena menyerang dan merusak jaringan
usus, disebut juga Entamoeba histolitica.
b) Entamoeba ginggivalis, hidup di rongga mulut.
c) Entamoeba coli, hidup dalam kolon, sebenarnya bukan parasit, tetap kadang-kadang
menyebabkan diare.
Berikut adalah gambar dari Amoeba
2. Foraminifera, hidup di laut, terlindung kerangka luar yang beruang banyak yang terbuat dari
kalsium karbonat. Kerangka yang telah kosong mengendap di dasar laut dan merupakan tanah
"globigerina". Fosilnya berguna sebagai petunjuk dalam pencarian minyak bumi. Contoh gambar
dari spesies ini adaslah sebagai berikut.

3. Radiolaria, hidup di laut. Kerangka tubuhnya tersusun dari silikat


membentuk tanah radiolaria yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan penggosok. Contoh dari
spesies ini adalah sebagai berikut.

2. Flagellata (Mastigophora)
Flagellata berasal dari kata flagel artinya cambuk atau Mastigophora dari mastig artinya cambuk,
phora artinya gerakan. Semua anggota filum flagellata bergerak menggunakan flagel. Bentuk
tubuh flagellata tetap karena dilindungi oleh pelikel. Di antara Flagellata ada yang hidup bebas,
ada pula yang hidup bersimbiosis dalam tubuh hewan, tetapi kebanyakan bersifat parasit.
Flagellata berkembang biak secara aseksual dengan pembelahan biner secara longitudinal,
sedangkan reproduksi seksual belum banyak diketahui.
Flagellata dibedakan menjadi 2 kelompok, yaitu:
1) Flagellata yang mempunyai kromatofora dan struktur yang mengandung pigmen hijau
klorofil,disebut kelompok fitoflagellata. Contoh:
a) Euglena viridis, hidup di air tawar. Contoh gambar Euglena viridis adalah sebagai berikut.

b) Volvox globator, hidup di air tawar, berkoloni, merupakan kumpulan ribuan hewan bersel satu
yang berflagel dua. Sel-sel pembentuk koloni dihubungkan dengan benang-benang plasma.
Contoh gambar dari spesies ini adalah sebagai berikut.

c) Noctiluca miliaris, hidup di laut, mempunyai dua flagel, yang satu panjang dan yang satu
pendek, hewan ini menyebabkan laut tampak bercahaya pada waktu malam hari.
2) Flagellata yang tidak mempunyai pigmen klorofil disebut kelompok zooflagellata. Contoh:
a) Trypanosoma gambiense dan Trypanosoma rhodosiense, penyebab penyakit tidur pada
manusia. Hospes perantaranya adalah lalat tse-tse, yaitu Glosina palpalis dan Glosina mursitans.
Trypanosoma hidup di dalam kelenjar getah bening atau cairan serebro spinal manusia.
b) Trichomonas vaginalis, parasit pada vagina saluran urine wanita.
c) Leishmania tropica, penyebab penyakit kalaazar dengan tanda
demam dan anemia.
d) Leishmania tropica, penyebab penyakit kulit, disebut penyakit
oriental.
e) Trypanosoma evansi, penyebab penyakit sura (malas) pada ternak.

3. Cilliata (Ciliophora)
Ciliata adalah Protozoa yang mempunyai alat gerak berupa rambut getar (cilia). Rambut getar ini
adalah bulu-bulu halus yang melekat pada membran sel. Dengan menggunakan rambut getar,
makhluk hidup dapat bergerak bebas ke segala arah di dalam air.Alat gerak berupa cilia atau bulu
getar. Bentuk tubuh tetap, hidup di air tawar yang banyak mengandung zat organik dan bakteri.
Ada yang hidup bersimbiosis di dalam usus vertebrata.
Contoh:
1) Paramaecium caudatum, adalah Ciliata yang hidup bebas. Bentuk selnya seperti sandal, ukuran
kira-kira 250 mikron, mempunyai sitostom (celah mulut) pada membran plasma, dan selnya
diselubungi oleh pelikel. Sel berisi dua inti sel yang terdiri atas inti kecil (mikronukleus) dan inti
besar (makronukleus), sitoplasma, vakuola makanan (pencerna makanan), serta vakuola kontraktil
(pengeluaran zat sisa). Gerakan Paramaecium caudatum dilakukan dengan menggetarkan cilianya.
Gerakan cilia sulit diamati oleh mikroskop karena gerakannya sangat cepatbereproduksi secara
aseksual dengan membelah diri dengan arah transversal, seksual dengan konjugasi dengan terjadi
pertukaran inti kecil (mikronukleus).
Contoh gambar dari Paramecium caudatum adalah sebagai berikut.

2) Stentor, bentuk seperti terompet dan menetap di suatu tempat. Contoh gambar spesies ini adalah
sebagai berikut.

3) Vorticella, bentuk seperti lonceng bertangkai panjang dengan bentuk


lurus atau spiral yang dilengkapi cilia di sekitar mulutnya. Contoh gambarnya adalah sebagai
berikut.

3) Didinium, predator pada ekosistem perairan, yaitu pemangsa Paramaecium. Contoh gambar
spesies ini adalah

4) Stylonichia, bentuk seperti siput, cilianya berkelompok. Banyak ditemukan pada permukaan
daun yang terendam air. Contoh gambarnya adalah sebagai berikut.

5) Balantidium coli, habitat pada kolon manusia dan dapat menimbulkan balantidiosis (gangguan
pada perut).
Bagaimana cara Ciliata mendapatkan makanan? Ciliata mempunyai mulut sel. Pada saat bergetar,
rambut di sekitar mulut sel akan bergetar pula. Pada saat ini, terjadilah aliran keluar masuk air
pada mulut sel. Air yang masuk dan keluar mulut sel banyak mengandung bakteri atau bahan
organik atau bahan makanan lainnya yang tertambat atau terkumpul di dalam mulut sel. Makanan
yang terkumpul akan masuk dalam sitofaring (kerongkongan sel) lalu masuk ke dalam vakuola
makanan untuk dicerna
dan diedarkan ke seluruh tubuhnya. Penyerapan sari makanan terjadi di dalam sitoplasma. Sisa
makanan padat dikeluarkan melalui membran plasma, sedangkan sisa makanan berupa cairan
dikeluarkan melalui vakuola berdenyut yang terletak di kedua ujungnya.

4. Sporozoa
Tidak mempunyai alat gerak. Dapat membentuk semacam spora dalam siklus hidupnya, bersifat
parasit pada manusia atau hewan. Sporozoid memiliki organel-organel kompleks pada salah satu
ujung (apex) selnya yang dikhususkan untuk menembus sel dan jaringan inang. Hidupnya parasit
pada manusia dan hewan. Tubuh Sporozoa berbentuk bulat atau oval, mempunyai nukleus, tetapi
tidak mempunyai vakuola kontraktil. Makanan diserap langsung dari hospesnya melalui
permukaan tubuh, demikian pula respirasi dan ekskresinya melalui permukaan tubuh. Beberapa
contoh hewan yang termasuk dalam filum Sporozo adalah Toxoplasma gondii yang menyebabkan
penyakit Toksoplasmosis. Toxoplasma gondii masuk ke dalam tubuh manusia melalui makanan,
misalnya daging yang tercemar kista toxoplasma dari kotoran kucing. Infeksi Toxoplasma gondii
membahayakan bagi ibu hamil karena dapat mengakibatkan bayi yang lahir cacat, bahkan dapat
membunuh embrio. Contoh lainnya adalah Plasmodium yang menyebabkan penyakit malaria pada
manusia. Contoh lainnya adalah Plasmodium falciparum, Plasmodium malariae,Plasmodium
vivax. Gregarina.
Reproduksi dibagi menjadi dua:
1) Aseksual dengan schizogoni, yaitu membelah diri di dalam tubuh inang dan sporogoni, yaitu
membuat spora di dalam tubuh inang perantara.
2) Seksual dengan peleburan makrogamet dan mikrogamet di dalam tubuh nyamuk.

Morfologi Protozoa
Semua protozoa mempunyai vakuola kontraktil. Vakuola dapat berperan sebagai pompa untuk
mengeluarkan kelebihan air dari sel, atau untuk mengatur tekanan osmosis. Jumlah dan letak
vakuola kontraktil berbeda pada setiap spesies. Protozoa dapat berada dalam bentuk vegetatif
(trophozoite), atau bentuk istirahat yang disebut kista. Protozoa pada keadaan yang tidak
menguntungkan dapat membentuk kista untuk mempertahankan hidupnya. Saat kista berada pada
keadaan yang menguntungkan, maka akan berkecambah menjadi sel vegetatifnya. Protozoa tidak
mempunyai dinding sel, dan tidak mengandung selulosa atau khitin seperti pada jamur dan algae.
Kebanyakan protozoa mempunyai bentuk spesifik, yang ditandai denganfleksibilitas ektoplasma
yang ada dalam membran sel. Beberapa jenis protozoa seperti Foraminifera mempunyai kerangka
luar sangat keras yang tersusun dari Si dan Ca. Beberapa protozoa seperti Difflugia, dapat
mengikat partikel mineral untuk membentuk kerangka luar yang keras. Radiolarian dan Heliozoan
dapat menghasilkan skeleton. Kerangka luar yang keras ini sering ditemukan dalam bentuk fosil.
Kerangka luarForaminifera tersusun dari CaO2 sehingga koloninya dalam waktu jutaan tahun
dapat membentuk batuan kapur. Protozoa merupakan sel tunggal, yang dapat bergerak secara khas
menggunakan pseudopodia (kaki semu), flagela atau silia, namun ada yang tidak dapat bergerak
aktif. Berdasarkan alat gerak yang dipunyai dan mekanisme gerakan inilah protozoa
dikelompokkan ke dalam 4 kelas.

I'm a Cules
Kumpulan kata penting dan tidak penting :D

Friday, 21 March 2014


Makalah Protozoa (lengkap)
MAKALAH PROTOZOA

Disusun dalam Rangka Memenuhi Tugas Mata Kuliah Avertebrata Air


Dr. Yuni Kilawati, S.Pi, MS
Oleh:

Sayang Ananda Fitri 135080500111044

BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG
2013
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar belakang

Protozoa merupakan organisme bersel tunggal yang sudah memiliki membran inti (eukariota).

Protozoa berukuran mikroskopis, yaitu sekitar 100 sampai 300 mikron. Bentuk sel Protozoa sangat

bervariasi ada yang tetap dan ada yang berubah-ubah. Protozoa umumnya dapat bergerak aktif

karena memiliki alat gerak berupa kaki semu (pseudopodia), bulu cambuk (flagellum), bulu getar

(cilia), namun ada juga yang tidak memiliki alat gerak. Sebagian besar Protozoa hidup bebas di

air tawar dan laut sebagai komponen biotik. Beberapa jenis Protozoa hidup sebagai parasit pada

hewan dan manusia. Protozoa hidup secara heterotrop dengan memangsa bakteri,

protista lain, dan sampah organisme.

Ukuran protozoa beranekaragam, yaitu mulai kurang dari 10 mikron sampai ada yang mencapai 6

mm, meskipun jarang. Diperairan, protozoa adalah penyusun zooplankton. Makanan protozoa

meliputi bakteri, jenis protista lain, atau detritus (materi organic dari organisme mati). Protozoa

hidup soliter atau berkoloni. Jika keadaan lingkungan kurang menguntungkan, protozoa

membungkus diri membentuk kista untuk mempertahankan diri. Bila mendapat lingkungan yang

sesuai hewan ini akan aktif lagi. Cara hidupnya ada yang parasit, saprofit, dan ada yang hidup

bebas (soliter).

2. Rumusan Masalah

 Bagaimanakah sistem hidup pada organisme protozoa?


 Bagaimanakah klasifikasi pada organism protozoa?

3. Tujuan

 Untuk mengetahui dan memahami tentang kehidupan pada organisme protozoa serta

klasifikasinya.

BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Protozoa

Protozoa secara umum dapat dijelaskan bahwa protozoa adalah berasal dari bahasa Yunani, yaitu

protos artinya pertama dan zoon artinya hewan. Jadi, Protozoa adalah hewan pertama. Protozoa

merupakan kelompok lain protista eukariotik. Kadang-kadang antara algae dan protozoa kurang

jelas perbedaannya. Protozoa termasuk kelompok protista yang mirip hewan. Protozoa dibedakan

dari prokariot karena ukurannya yang lebih besar, dan selnya eukariotik. Protozoa dibedakan dari

algae karena tidak berklorofil, dibedakan dari jamur karena dapat bergerak aktif dan tidak

berdinding sel, serta dibedakan dari jamur lendir karena tidak dapat membentuk badan buah.

2. Bentuk Tubuh Protozoa

Kebanyakan Protozoa hanya dapat dilihat di bawah mikroskop. Ukuran tubuhnya antara 3-1000

mikron. Tubuh protozoa amat sederhana, yaitu terdiri dari satu sel tunggal (unisel). Namun

demikian, Protozoa merupakan sistem yang serba bisa. Semua tugas tubuh dapat dilakukan oleh
satu sel saja tanpa mengalami tumpang tindih. Bentuk tubuh macam-macam ada yang seperti bola,

bulat memanjang, atau seperti sandal bahkan ada yang bentuknya tidak menentu. Juga ada

memiliki flagel atau bersilia.

3. Habitat Protozoa

Protozoa hidup di air atau setidaknya di tempat yang basah. Mereka umumnya hidup bebas dan

terdapat di lautan, lingkungan air tawar, atau daratan. Beberapa spesies bersifat parasitik, hidup

pada organisme inang. Inang protozoa yang bersifat parasit dapat berupa organisme sederhana

seperti algae, sampai vertebratayang kompleks, termasuk manusia. Beberapa spesies dapat tumbuh

di dalam tanah atau pada permukaan tumbuh-tumbuhan. Semua protozoa memerlukan kelembaban

yang tinggi pada habitat apapun. Beberapa jenis protozoa laut merupakan bagian dari zooplankton.

Protozoa laut yang lain hidup di dasar laut. Spesies yang hidup di air tawar dapat berada di danau,

sungai, kolam, atau genangan air. Ada pula protozoa yang tidak bersifat parasit yang hidup di

dalam usus termit atau di dalam rumen hewan ruminansia. Beberapa protozoa berbahaya bagi

manusia karena mereka dapat menyebabkan penyakit serius. Protozoa yang lain membantu karena

mereka memakan bakteri berbahaya dan menjadi makanan untuk ikan dan hewan lainnya.[2].

Protozoa hidup secara soliter atau bentuk koloni. Didalam ekosistem air protozoa merupakan

zooplankton. Permukan tubuh Protozoa dibayangi oleh membran sel yang tipis, elastis, permeable,

yang tersusun dari bahan lipoprotein, sehingga bentuknya mudah berubah-ubah. Beberapa jenis

protozoa memiliki rangka luar ( cangkok) dari zat kersik dan kapur. Apabila kondisi lingkungan

tempat tinggal tiba-tiba menjadi jelek, Protozoa membentuk kista. Dan menjadi aktif lagi. Organel

yang terdapat di dalam sel antara lain nucleus, badangolgi, mikrokondria, plastida, dan vakluola.
Nutrisi protozoa bermacam-macam. Ada yang holozoik (heterotrof), yaitu makanannya berupa

organisme lainnya,. Ada pula yang holofilik (autotrof), yaitu dapat mensintesis makanannya

sendiri dari zat organic dengan bantuan klorofit dan cahaya. Selain itu ada yang bersifat saprofitik,

yaitu menggunakan sisa bahan organic dari organisme yang telah mati adapula yang bersifat

parasitik. Apabila protozoa dibandingkan dengan tumbuhan unisel, terdapat banyak perbedaan

tetapi ada persamaannya. Hal ini mungkin protozoa meriupakan bentuk peralihan dari bentuk sel

tumbuhan ke bentuk sel hewan dalam perjalanan evolusinya.

4. Ciri-ciri Protozoa

Protozoa adalah mikroorganisme menyerupai hewan yang merupakan salah satu filum dari

Kingdom Protista. Seluruh kegiatan hidupnya dilakukan oleh sel itu sendiri dengan menggunakan

organel-organel antara lain membran plasma, sitoplasma, dan mitokondria. Ciri-ciri umum :

• Organisme uniseluler (bersel tunggal)

• Eukariotik (memiliki membran nukleus)

• Hidup soliter (sendiri) atau berkoloni (kelompok)

• Sifat hidupnya kosmopolit artinya dapat hidup di tempat atau habitat apapun.

• Umumnya tidak dapat membuat makanan sendiri (heterotrof)

• Hidup bebas, saprofit atau parasit

• Protozoa merupakan bagian plankton di air tawar atau air laut dan berperan penting sebagai

indikator polusi

• Sejumlah protozoa dapat menimbulkan penyakit.

• Dapat membentuk sista untuk bertahan hidup

• Alat gerak berupa pseudopodia, silia, atau flagela


Ciri-ciri prozoa sebagai hewan adalah gerakannya yang aktif dengan silia atau . Memiliki membran

sel dari zat lipoprotein, dan bentuk tubuhnya ada yang bisa berubah-ubah. Adapun yang bercirikan

sebagai tumbuhan adalah ada jenis protozoa yang hidup autotrof. Ada yang bisa berubah-ubah.

Adapun yang mencirikan sebagai sebagai tumbuhan adalah ada jenis protozoa yang hidup autotrof.

Perkembangbiakan bakteri dan amuba. Perkembangbiakan amuba dan bakteri yang biasa

dilakukan adalah dengan membelah diri. Dalam kondisi yang sesuai mereka mengadakan

pembelahan secara setiap 15 menit. Peristiwa ini dimulai dengan pembelahan inti sel atau bahan

inti menjadi dua. Kemudian diikuti dengan pembelahan sitoplasmanya, menjadi dua yang masing-

masing menyelubungi inti selnya. Selanjutnya bagian tengah sitoplasma menggenting diikuti

dengan pemisahan sitoplasma. Akhirnya setelah sitoplasma telah benar-benar terpisah, maka

terbentuknya dua sel baru yang masing=masing mempunyai inti baru dan sitoplasma yang baru

pula. Pada amuba bila keadaan kurang baik, misalnya udara terlalu dingin atau panas atau kurang

makan, maka amuba akan membentuk kista. Didalam kista amuba dapat membelah menjadi

amuba-amuba baru yang lebih kecil. Bila keadaan lingkungan telah baik kembali, maka dinding

kista akan pecah dan amuba-amuba baru tadi dapat keluar. Selanjutnya amuba ini akan tumbuh

setelah sampai pada ukuran tertentu, dia akan membelah diri seperti semula.

5. Morfologi Protozoa

Semua protozoa mempunyai vakuola kontraktil. Vakuola dapat berperan sebagai pompa untuk

mengeluarkan kelebihan air dari sel, atau untuk mengatur tekanan osmosis. Jumlah dan letak

vakuola kontraktil berbeda pada setiap spesies. Protozoa dapat berada dalam bentuk vegetatif

(trophozoite), atau bentuk istirahat yang disebut kista. Protozoa pada keadaan yang tidak

menguntungkan dapat membentuk kista untuk mempertahankan hidupnya. Saat kista berada pada
keadaan yang menguntungkan, maka akan berkecambah menjadi sel vegetatifnya. Protozoa tidak

mempunyai dinding sel, dan tidak mengandung selulosa atau khitin seperti pada jamur dan algae.

Kebanyakan protozoa mempunyai bentuk spesifik, yang ditandai denganfleksibilitas ektoplasma

yang ada dalam membran sel. Beberapa jenis protozoa seperti Foraminifera mempunyai kerangka

luar sangat keras yang tersusun dari Si dan Ca. Beberapa protozoa seperti Difflugia, dapat

mengikat partikel mineral untuk membentuk kerangka luar yang keras. Radiolarian dan Heliozoan

dapat menghasilkan skeleton. Kerangka luar yang keras ini sering ditemukan dalam bentuk fosil.

Kerangka luarForaminifera tersusun dari CaO2 sehingga koloninya dalam waktu jutaan tahun

dapat membentuk batuan kapur. Protozoa merupakan sel tunggal, yang dapat bergerak secara khas

menggunakan pseudopodia (kaki semu), flagela atau silia, namun ada yang tidak dapat bergerak

aktif. Berdasarkan alat gerak yang dipunyai dan mekanisme gerakan inilah protozoa

dikelompokkan ke dalam 4 kelas.

6. Fisiologi Protozoa

Protozoa umumnya bersifat aerobik nonfotosintetik, tetapi beberapa protozoa dapat hidup pada

lingkung anaerobik misalnya pada saluran pencernaan manusia atau hewan ruminansia. Protozoa

aerobik mempunyai mitokondria yang mengandung enzim untuk metabolisme aerobik, dan untuk

menghasilkan ATP melalui proses transfer elektron dan atom hidrogen ke oksigen. Protozoa

umumnya mendapatkan makanan dengan memangsa organisme lain (bakteri) atau partikel

organik, baik secara fagositosis maupun pinositosis. Protozoa yang hidup di lingkungan air, maka

oksigen dan air maupun molekul-molekul kecil dapat berdifusi melalui membran sel. Senyawa

makromolekul yang tidak dapat berdifusi melalui membran, dapat masuk sel secara pinositosis.

Tetesan cairan masuk melalui saluran pada membran sel, saat saluran penuh kemudian masuk ke
dalam membrane yang berikatan denga vakuola. Vakuola kecil terbentuk, kemudian dibawa ke

bagian dalam sel, selanjutnya molekul dalam vakuola dipindahkan ke sitoplasma. Partikel

makanan yang lebih besar dimakan secara fagositosis oleh sel yang bersifat amoeboid dan anggota

lain dari kelompok Sarcodina. Partikel dikelilingi oleh bagian membran sel yang fleksibel untuk

ditangkap kemudian dimasukkan ke dalam sel oleh vakuola besar (vakuola makanan). Ukuran

vakuola mengecil kemudian mengalami pengasaman. Lisosom memberikan enzim ke dalam

vakuola makanan tersebut untuk mencernakan makanan, kemudian vakuola membesar kembali.

Hasil pencernaan makanan didispersikan ke dalam sitoplasma secara pinositosis, dan sisa yang

tidak tercerna dikeluarkan dari sel. Cara inilah yang digunakan protozoa untuk memangsa bakteri.

Pada kelompok Ciliata, ada organ mirip mulut di permukaan sel yang disebut sitosom. Sitosom

dapat digunakan menangkap makanan dengan dibantu silia. Setelah makanan masuk ke dalam

vakuola makanan kemudian dicernakan, sisanya dikeluarkan dari sel melalui sitopig yang terletak

disamping sitosom. Pada umumnya Protozoa membutuhkan suhu optimum untuk tumbuh antara

16-25°C, dengan suhu maksimumnya antara 36-40°C. Adapun pH (derajat keasaman optimum)

untuk proses metabolismenya adalah antara pH 6-8.

7. Adaptasi Protozoa

Sebagai predator, mereka memangsa uniseluler atau berserabut ganggang, bakteri, dan microfungi.

Protozoa memainkan peran baik sebagai herbivora dan konsumen di decomposer link dari rantai

makanan. Protozoa juga memainkan peranan penting dalam mengendalikan populasi bakteri dan

biomas. Protozoa dapat menyerap makanan melalui membran sel mereka, beberapa, misalnya

amoebas, mengelilingi dan menelan makanan itu, dan yang lain lagi memiliki bukaan atau "mulut
pori-pori" ke mana mereka menyapu makanan. Semua protozoa yang mencerna makanan di perut

mereka seperti kompartemen disebut vakuola.

Sebagai komponen dari mikro-dan meiofauna, protozoa merupakan sumber makanan penting bagi

microinvertebrates. Dengan demikian, peran ekologis protozoa dalam transfer bakteri dan

ganggang produksi ke tingkat trophic berurutan adalah penting. Protozoa seperti parasit malaria

(Plasmodium spp.), Dan Leishmania trypanosomes juga penting sebagai parasit dan symbionts

dari hewan multisel.

Beberapa protozoa memiliki tahap kehidupan bolak-balik antara tahap proliferatif (misalnya

trophozoites) dan kista aktif. Seperti kista, protozoa dapat bertahan hidup kondisi yang sulit,

seperti terpapar ke suhu yang ekstrem dan bahan kimia berbahaya, atau waktu lama tanpa akses

terhadap nutrisi, air, atau oksigen untuk jangka waktu tertentu. Menjadi spesies parasit kista

memungkinkan untuk bertahan hidup di luar tuan rumah, dan memungkinkan mereka transmisi

dari satu host ke yang lain. Ketika protozoa adalah dalam bentuk trophozoites (Yunani, tropho =

untuk memberi makan), mereka secara aktif memberi makan dan tumbuh. Proses mana protozoa

yang mengambil bentuk kista disebut encystation, sedangkan proses mentransformasikan kembali

ke trophozoite disebutexcystation.

Protozoa dapat mereproduksi dengan pembelahan biner atau beberapa fisi. Beberapa protozoa

bereproduksi secara seksual, beberapa aseksual, sementara beberapa menggunakan kombinasi,

(mis. Coccidia). Seorang individu protozoon adalah hermaphroditic.

Nama lain untuk protozoa adalah Acrita (R. Owen, 1861). Mereka dapat menyebabkan malaria

atau disentri amuba.

Cara Reproduksi Protozoa


Untuk mempertahankan jenisnya, Protozoa berkembang biak dengan cara aseksual/vegetatif dan
seksual/generatif. Reproduksi secara aseksual, yaitu dengan cara membelah diri atau pembagian
selnya sama. Pembelahan ini dapat terjadi, baik secara membujur atau melintang pada sepanjang
selnya sehingga menghasilkan anak-anak sel yang dapat berukuran sama atau tidak sama. Jika
pada proses pembelahan diri (pembagiannya) menghasilkan dua anak sel, maka disebut
pembelahan biner, namun apabila terbentuk banyak anak sel dinamakan pembelahan bahu rangkap
(multipel fission). Beberapa kelompok Protozoa bereproduksi secara seksual, yaitu dengan cara
penggabungan atau penyatuan fisik sementara antara dua individu kemudian terjadi pertukaran
nukleus. Dengan demikian, akan terjadi perpaduan sifat yang dibawa oleh kedua individu tersebut
dan menghasilkan satu individu baru. Cara pembiakan ini disebut dengan konjugasi. Berikut
adalah gambar dari proses konjugasi

Anda mungkin juga menyukai