05 - Endah Mastuti Analisis Faktor Alat Ukur Kepribadian Big Five (Adaptasi Dari IPIP) Pada Mahasiswa Suku Jawa PDF
05 - Endah Mastuti Analisis Faktor Alat Ukur Kepribadian Big Five (Adaptasi Dari IPIP) Pada Mahasiswa Suku Jawa PDF
3, Desember 2005
Endah Mastuti
Fakultas Psikologi Universitas Airlangga
ABSTRAK
Perkembangan kepribadian big five sangat pesat dalam berbagai riset kepribadian. Berbagai
penelitian telah menunjukkan bahwa banyak hal yang mampu diprediksi dengan trait-trait
dalam kepribadian big five. Sejalan dengan hal tersebut, berbagai alat ukur telah
dikembangkan untuk mengukur kepribadian big five. Penelitian ini bertujuan ingin
mengadaptasi salah satu alat ukur kepribadian big five yang diambil dari International
Personality Item Pool (IPIP) dan menguji validitas konstraknya di suku Jawa sehingga
penggunaan taksonomi tentang alat tes ini bisa dikembangkan dan diaplikasikan di Indone-
sia, khususnya di suku Jawa. Selain itu, ingin membuktikan validitas aitem, reliabilitas alat
ukur kepribadian big five yang diadaptasi dari International Personality Item Pools
(IPIP) tersebut.
Subyek penelitian ini adalah 110 mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Airlangga.
Metode yang digunakan adalah analisis faktor eksploratori untuk menguji validitas
konstraknya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa validitas konstrak alat ukur kepribadian
big five yang diambil dari International Personality Item Pools (IPIP) dengan sampel
mahasiswa Jawa, tidak terbukti. Hal ini karena data yang didapatkan tidak sesuai dengan
teori kepribadian big five yang diteorikan. Pada penelitian ini dengan analisis faktor
menunjukkan bahwa trait kepribadian terdiri dari 6 faktor yaitu Neuroticism,
Extraversion, Opennes to Experience, Agreeableness, Conscientiousness dan
Morality.
© 2005, Fakultas Psikologi Universitas Airlangga INSAN Vol. 7 No. 3, Desember 2005
264
Endah Mastuti
dalam menentukan perilaku individu. dan Amerika. Tes yang digunakan adalah
Berbagai alat untuk mengukur kepribadian NEO-Personality Inventory Revised dan
telah banyak dikembangkan dengan OMNI Berkeley Personality Profile. Subyek
bermacam-macam pendekatan. Untuk terdiri dari 385 mahasiswa di dua universitas
memperoleh gambaran yang representatif di Jakarta. Hasil penelitian ini menunjukkan
tentang kepribadian individu, maka bahwa 2 dari 5 faktor dari kepribadian Big
penggunaan alat tes kepribadian yang valid Five menunjukkan hasil yang sama yaitu pada
dan reliabel menjadi tolak ukur utama. Saat faktor Neuroticism dan Conscientiousness.
ini banyak ahli psikologi berkeyakinan Sementara 3 faktor lain yaitu Extraversion,
bahwa gambaran yang paling baik mengenai Agreeableness dan khususnya Opennes
struktur trait dimiliki oleh Five Factor Model. ditemukan berbeda antara mahasiswa
Menurut Five Factor Model (FFM) ini trait Amerika dan Indonesia.
kepribadian digambarkan dalam bentuk lima Mengingat banyak sekali aspek yang
dimensi dasar (McCrae & Costa.Jr, 1997). dapat diprediksi dengan kepribadian big
Kelima dimensi dasar tersebut adalah five, maka pengembangan alat tersebut di
Neuroticism, Extraversion, Openness to Indonesia menurut peneliti perlu dilakukan.
Experience, Agreeableness, Conscientiousness. Apalagi pembahasan keberadaan alat
Berbagai alat tes dikembangkan untuk kepribadian big five secara psikometri, juga
mengukur kepribadian yang berdasar pada belum banyak dilakukan. Selain itu, telah
teori tersebut, diantaranya NEO- PIR, PCI, diketahui bahwa salah satu aspek yang
HPI, AB5C. Pendekatan yang menggunakan mempengaruhi terbentuknya kepribadian
taksonomi ini dominan dalam berbagai riset adalah budaya, untuk itu dengan
kepribadian. mempertimbangkan keragaman budaya
Di Indonesia penggunaan alat ukur yang ada di Indonesia, maka peneliti ingin
kepribadian big five maupun pengembangan menguji apakah pada budaya Jawa, trait-trait
alatnya masih belum begitu populer. Padahal dalam big five tersebut universal. Berdasarkan
banyak hal yang mampu diprediksi dengan latar belakang masalah yang telah dijelaskan
kepribadian big five. Penelitian tentang alat diatas, maka dapat dirumuskan persoalan
big five di Indonesia diantaranya dilakukan penelitian sebagai berikut:
oleh Suminar,dkk. (1997) yang menguji 1 Berapa banyak faktor-faktor yang
validitas konstruk alat Personality Characteristic diungkap oleh alat ukur kepribadian big
Inventory (PCI). Hasil penelitian tersebut five.
menunjukkan bahwa setelah dilakukan 2 Apakah alat ukur kepribadian big five
analisis faktor ternyata hanya empat faktor yang diadaptasi dari IPIP memiliki
saja yang ada di Indonesia. Saran dari validitas konstrak.
penelitian ini adalah melihat faktor budaya
perlu dilihat. Penelitian lain dilakukan oleh Definisi Kepribadian
Halim, dkk. (2002) yang membandingkan Kepribadian menurut Allport (Barrick
big five faktor antara mahasiswa Indonesia & Ryan, 2003) didefinisikan sebagai suatu
organisasi yang dinamik dalam diri individu mempunyai pengaruh yang membuat
yang merupakan sistem psikopysikal dan hal seseorang sama dengan orang lain karena
tersebut menentukan penyesuaian diri berbagai pengalaman yang dialaminya.
individu secara unik terhadap lingkungan. Faktor lingkungan terdiri dari faktor budaya,
Definisi ini menekankan pada atribut kelas social, keluarga, teman sebaya, situasi.
eksternal seperti peran individu dalam Diantara faktor lingkungan yang mempunyai
lingkungan sosial, penampilan individu, dan pengaruh signifikan terhadap kepribadian
reaksi individu terhadap orang lain. Feist & adalah pengalaman individu sebagai hasil
Feist (1998) mendefinisikan kepribadian dari budaya tertentu. Masing-masing budaya
sebagai sebuah pola yang relatif menetap, mempunyai aturan dan pola sangsi sendiri
trait, disposisi atau karakteristik didalam dari perilaku yang dipelajari, ritual dan
individu yang memberikan beberapa ukuran kepercayaan. Hal ini berarti masing-masing
yang konsisten tentang perilaku. anggota dari suatu budaya akan mempunyai
Menurut Larsen & Buss (2002) karakteristik kepribadian tertentu yang
kepribadian merupakan sekumpulan trait umum (Pervin & John, 2001). Faktor lain
psikologis dan mekanisme didalam individu yaitu faktor kelas sosial membantu
yang diorganisasikan, relatif bertahan yang menentukan status individu, peran yang
mempengaruhi interaksi dan adaptasi mereka mainkan, tugas yang diembannya
individu didalam lingkungan (meliputi dan hak istimewa yang dimiliki. Faktor ini
lingkungan intrafisik, fisik dan lingkungan mempengaruhi bagaimana individu melihat
sosial). Dari berbagai definisi diatas dapat dirinya dan bagaimana mereka mempersepsi
disimpulkan bahwa kepribadian menurut anggota dari kelas sosial lain (Pervin & John,
peneliti adalah sebuah karakteristik didalam 2001). Salah satu faktor lingkungan yang
diri individu yang relatif menetap, bertahan, paling penting adalah pengaruh keluarga
yang mempengaruhi penyesuaian diri (Collins et al., 2000; Halvelson & Wampler,
individu terhadap lingkungan. 1997; Maccoby, 2000 dalam Pervin & John,
Secara khusus faktor-faktor yang 2001). Orang tua yang hangat dan
mempengaruhi terbentuknya kepribadian penyayang atau yang kasar dan menolak,
ada dua yaitu faktor genetik dan faktor akan mempengaruhi perkembangan
lingkungan (Pervin & John, 2001). Faktor kepribadian pada anak. Menurut Pervin &
genetik mempunyai peranan penting John (2001), lingkungan teman mempunyai
didalam menentukan kepribadian khususnya pengaruh dalam perkembangan kepribadian.
yang terkait dengan aspek yang unik dari Pengalaman pada masa kecil dan remaja
individu (Caspi, 2000;Rowe, 1999, dalam dalam suatu kelompok mempunyai
Pervin & John, 2001). Pendekatan ini pengaruh terhadap perkembangan
berargumen bahwa keturunan memainkan kepribadian. Situasi, mempengaruhi
suatu bagian yang penting dalam dampak keturunan dan lingkungan terhadap
menentukan kepribadian seseorang kepribadian. Kepribadian seseorang,
(Robbins, 1998). Faktor lingkungan walaupun pada umumnya mantap dan
konsisten, berubah dalam situasi yang langkah yang cepat (Larsen & Buss, 2002).
berbeda. Tuntutan yang berbeda dari situasi Lewis R. Goldberg telah melakukan
yang berlainan memunculkan aspek-aspek penelitian secara sistematik dengan
yang berlainan dari kepribadian seseorang menggunakan trait kata sifat tunggal.
(Robbins, 1998). Taksonomi Goldberg telah diuji dengan
menggunakan analisa faktor, yang hasilnya
Pendekatan Trait dalam Kepribadian sama dengan struktur yang ditemukan oleh
Ada beberapa pendekatan yang Norman tahun 1963. Menurut Goldberg
dikemukakan oleh para ahli untuk (1990 dalam Larsen & Buss, 2002), big five
memahami kepribadian. Salah satu terdiri dari:
pendekatan yang digunakan adalah teori a. Surgency atau extraversion
trait. Teori trait merupakan sebuah model b. Agreeableness
untuk mengidentifikasi trait-trait dasar yang c. Conscientiousness
diperlukan untuk menggambarkan suatu d. Emotional Stability
kepribadian. Trait didefinisikan sebagai e. Intellec atau Imagination
suatu dimensi yang menetap dari Sementara itu, pengukuran big five yang
karakteristik kepribadian, hal tersebut yang menggunakan trait kata tunggal sebagai
membedakan individu dengan individu yang sebuah item, dikembangkan oleh Paul T.
lain (Fieldman, 1993). Selama beberapa Costa dan Robert R. McCrae. Alat yang
tahun debat diantara para tokoh-tokoh teori digunakan untuk mengukur ini dinamakan
trait mengenai jumlah serta sifat dimensi trait NEO-PI-R yaitu The Neuroticism-Extraversion-
yang dibutuhkan dalam menggambarkan Openness (NEO) Personality Inventory (PI)
kepribadian. Sampai pada tahun 1980-an Revised (R) (Costa & McCrae, 1989 dalam
setelah ditemukan metode yang lebih Larsen & Buss, 2002).
canggih dan berkualitas, khususnya analisa Faktor-faktor didalam big five menurut
faktor, mulailah ada suatu konsensus tentang Costa & McCrae ( 1985;1990;1992 dalam
jumlah trait. Saat ini para peneliti khususnya Pervin & John, 2001) meliputi :
generasi muda menyetujui teori trait yang
mengelompokkan trait menjadi lima besar, 1) Neuroticism
dengan dimensi bipolar (John, 1990; Costa Trait ini menilai kestabilan dan
& McCrae, 1992 dalam Pervin & John, ketidakstabilan emosi. Mengidentifikasi
2001), yang disebut Big Five. kecenderungan individu apakah mudah
Secara modern bentuk dari taksonomi mengalami stres, mempunyai ide-ide yang
big five, diukur dengan dua pendekatan tidak realistis, mempunyai coping response yang
utama. Cara pertama dengan berdasar pada maladaptif ( Costa & McCrae
self rating pada trait kata sifat tunggal, 1985;1990;1992 dalam Pervin & John,
seperti talkactive, warm, moody, dsb. 2001). Dimensi ini menampung kemampuan
Pendekatan lain dengan self rating pada seseorang untuk menahan stres. Orang
item-item kalimat, seperti hidupku seperti dengan kemantapan emosional positif
0,61 sampai 0,84. Hal ini menunjukkan ditentukan berdasar sejauhmana derajat
bahwa aitem-aitem dalam IPIP mempunyai representasinya (Suryabrata, 2000).
reliabilitas yang cukup baik. Sementara itu Validitas konstrak mempersoalkan
korelasi antara IPIP dan NEO-PI-R mulai sejauh mana skor-skor hasil pengukuran
0,51 sampai 0,77. dengan instrumen yang dipersoalkan itu
merefleksikan konstruksi teoritis yang
B. Validitas Dan Reliabilitas
mendasari penyusunan alat ukur tersebut.
Persyaratan utama dari alat ukur
Dasar pikiran penerapan analisis faktor
kepribadian adalah memiliki validitas alat
untuk validasi ini adalah bahwa walaupun
ukur maupun validitas aitem yang memadai.
perilaku manusia itu sangat banyak
Menurut Suryabrata (2000), dalam bidang
ragamnya, namun perilaku yang sangat
psikologi kata validitas sekurang-kurangnya
beragam itu didasari oleh sejumlah terbatas
digunakan dalam tiga konteks, yaitu (1)
faktor saja. Faktor-faktor ini yang sering
validitas penelitian, (2) validitas soal, (3)
disebut dimensi atau komponen itu sudah
validitas alat ukur. Terkait dengan penelitian
tercermin dalam spesifikasi instrumen yang
ini maka yang dibahas disini adalah tentang
disusun pada tahap awal pengembangan
validitas alat ukur. Secara etimologi, validitas
instrumen. Melalui analisis faktor
berasal dari kata validity yang mempunyai arti
dikonfirmasi apakah data yang diambil
sejauhmana ketepatan dan kecermatan suatu
memang mengandun faktor-faktor yang
alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya.
diteorikan itu (Suryabrata, 2003). Validitas
Suatu tes atau instrumen pengukur dapat
berdasarkan Kriteria adalah derajad yang
dikatakan mempunyai validitas yang tinggi
menunjukkan sejauhmana suatu alat tes
apabila alat tersebut menjalankan fungsi
menunjukkan hasil pengukuran yang sama
ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang
dengan alat tes lain yang dijadikan kriteria,
sesuai dengan maksud dilakukannya
baik yang pengukurannya dilaksanakan pada
pengukuran tersebut. Tes yang
saat yang relatis berbeda maupun ketika alat
menghasilkan data yang tidak relevan
tes diberikan dalam waktu yang bersamaan.
dengan tujuan pengukuran dikatakan
Salah satu kriteria dalam pengukuran
sebagai tes yang memiliki validitas yang
kepribadian adalah memiliki reliabilitas yang
rendah ( Azwar, 2000).
tinggi. Setiap pengukuran mengandung
Secara umum validitas tes terbagi
elemen resiko yang disebut dengan
kedalam tiga jenis yaitu validitas isi (content
measurement error. Apabila measurement error
validity), validitas berdasar kriteria (criterion-
hanya sedikit, maka pengukuran dapat
related validity), dan validitas konstruk (construct
disebut pengukuran yang reliabel, dan
validity) (Thorndike, 1997;Azwar.2000;
sebaliknya bila elemen resikonya tinggi,
Suryabrata, 2000). Validitas isi menunjuk
maka pengukuran tersebut menjadi tidak
kepada sejauh mana tes yang merupakan
reliabel (Nunnaly, 1972). Sifat reliabel atau
seperangkat soal-soal, dilihat dari isinya
tidak reliabel suatu alat ukur akan
memang mengukur apa yang dimaksudkan
diperlihatkan oleh tinggi rendahnya
untuk diukur. Ukuran sejauh mana ini
koefisien hasil ukur suatu alat tes. internasional untuk mengembangkan dan
Ditinjau dari segi etimologi, reliabilitas menyaring secara kesinambungan sejumlah
merupakan penerjemahan dari kata reliability bank item inventori kepribadian. Semua
yang mempunyai asal kata rely dan ability. itemnya bebas diambil dan memiliki skala
Pengukuran yang mempunyai reliabilitas yang dapat digunakan secara ilmiah maupun
tinggi disebut sebagai pengukuran yang untuk tujuan komersial (Goldberg & Saucier
reliabel. Walaupun reliabilitas mempunyai dalam Barrick,M.R. & Ryan,M.,2003). Item-
berbagai nama lain seperti keterpercayaan, item yang diambil dari IPIP adalah item-item
keterandalan, keajegan, kestabilan, yang mengukur konstrak yang sama dengan
konsistensi, dan sebagainya, namun ide alat ukur NEO PIR. Alat ukur big five yang
pokok yang terkandung dalam konsep digunakan terdiri dari 5 faktor dan 30 facet.
reliabilitas adalah sejauhmana hasil suatu Masing-masing faktor terdiri dari 6
pengukuran dapat dipercaya (Azwar, 2000). subfaktor atau facet dan setiap facet terdiri
dari 3 aitem positif dan 3 aitem negatif
METODE PENELITIAN sehingga diperkirakan jumlah aitem
keseluruhan kurang lebih 180 aitem.
Penelitian ini adalah penelitian Uji validitas alat ukur yang digunakan
mengenai alat ukur kepribadian big five. dalam penelitian ini adalah validitas
Variabel utama dalam penelitian ini adalah konstrak. Validitas konstrak mempersoalkan
skor kepribadian big five yang terdiri dari sejauh mana skor-skor hasil pengukuran
lima faktor besar yaitu extraversion, neuroticism, dengan instrumen yang dipersoalkan itu
agreeableenes, conscientiousness dan opennes to merefleksikan konstruksi teoritis yang
experience. Skor didapat dari respon subyek mendasari penyusunan alat ukur tersebut.
terhadap aitem-aitem yang dibuat (Suryabrata, 2000). Validitas konstrak adalah
berdasarkan subkomponen (facet) pada tipe validitas yang menunjukkan
masing-masing faktor.Subjek penelitian yang sejauhmana tes mengungkap suatu trait atau
menjadi target penelitian, dipilih dengan konstrak teoritik yang hendak diukurnya
kriteria berikut : (Allen & Yen dalam Azwar, 2001). Pada
1. Mahasiswa penelitian ini pendekatan yang digunakan
2. Usia 17 tahun keatas untuk menguji validitas konstrak adalah
3. Suku Jawa pendekatan analisis faktor.
4. Jenis kelamin pria atau wanita Teknik Analisis terdiri dari:
Populasi penelitian adalah mahasiswa 1. Analisis Faktor Eksploratori.
Psikologi Universitas Airlangga. Alat yang Validitas alat ukur yang digunakan
digunakan adalah alat ukur yang diambil dari dalam penelitian ini adalah validitas konstrak
IPIP (INTERNATIONAL PER- yang dicari melalui tehnik analisa faktor.
SONALITY ITEM POOL) milik Analisis dilakukan dengan menggunakan
Goldberg. IPIP adalah sebuah usaha secara program SPSS 11.00 for Windows.
Aitem Nomor
Faktor Faset/Subfaktor Jumlah
Aitem
Aitem + Aitem –
Tabel 2
Faktor-Faktor Baru Hasil Analisis Faktor Eksploratori
di Philipina sehingga bisa diargumentasikan dalam kepribadian big five yaitu faktor
adanya struktur yang spesifik dari budaya Conscientiousness. Tetapi adanya tambahan 1
asia. Kedua, hal ini dapat diinterpretasi faktor dan menyebarnya subfaktor atau facet
bahwa adanya struktur yang bervariasi yang mendukungnya, dimungkinkan karena
karena dalam proses rotasi didalam data adanya kekhasan sifat-sifat pada budaya ini.
menunjukkan adanya kesalahan. Terkait Dibandingkan dengan penelitian
dengan penelitian ini dapat dijelaskan bahwa sebelumnya yang dilakukan di Indonesia
dalam budaya Jawa, memang ada satu trait oleh Halim dkk (2002) yaitu trait yang
yang sama dengan trait yang diteorikan memiliki struktur faktor yang sama adalah
faktor Neuroticism dan Conscientiousness. Hal 3. Agar informasi yang didapatkan lebih
ini hampir sama dengan hasil penelitian ini, komprehensif, maka perlu dilakukan
yaitu pada faktor Conscientiousness memiliki analisis lain, seperti analisis faktor
struktur faktor yang sama, meskipun pada konfirmatori untuk memperkuat
faktor Neuroticism pada penelitian ini tidak kesimpulan.
memiliki struktur yang sama dengan aslinya.
DAFTAR PUSTAKA
KESIMPULAN DAN SARAN
Azwar, S. 2001. Dasar-dasar Psikometri. Edisi
Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat ke 2. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
disimpulkan : Barrick, M.R. & Ryan, A.M. 2003. Personality
Pada penelitian ini dengan analisis faktor and work: Reconsidering the role of
menunjukkan bahwa trait kepribadian personality in organization. San Farnsisco:
terdiri dari 6 faktor yaitu Neuroticism, Jossey-Bass.
Extraversion, Opennes to Experience, Fieldman, Robert S. 1993. Essential Of
Agreeableness, Conscientiousness dan Understanding Psychology. New York: Mc
Morality. Hal ini berarti validitas konstrak Graw Hill.
Feist, J. & Fesit, G.J. 1998. Theories of Personality.
alat ukur kepribadian big five yang
Fourth edition. New York: McGraw Hill
diambil dari International Personality Item
Company.
Pools (IPIP) dengan sampel mahasiswa
Halim, Magdalena S. & Boon van Ostade.
Jawa, tidak terbukti. Hal ini karena data Differences in Big Five Factors of
yang didapatkan tidak sesuai dengan Personality between American and
teori kepribadian big five yang diteorikan. Indonesian students. Scientific Program
Berdasarkan kesimpulan diatas dapat and Abstracs. XVI Congress of the
disarankan, bahwa: International Association for Cross-
1. Mengingat validitas konstraknya pada Cultural Psychology. Yogyakarta: tidak
subyek Jawa tidak terbukti, maka untuk diterbitkan.
pemakaian alat ukur kepribadian big five Larsen, R.J., Buss, David M. 2002. Personality
Psychology: Domain Of Knowledge About
yang diadaptasi dari IPIP sebaiknya hati-
Human Nature. New York: McGraw Hill.
hati, dalam pemakaiannya untuk subyek
McCrae, R.R & Costa Jr., P.T. 1997.
Jawa sebaiknya dicermati aitem-aitem
Personality Trait Structure as a Human
yang mendukung faktor-faktornya Universality. Americant Psychologist. Vol
sehingga tidak salah menginterpretasi. 52. No 5. 509-516.
2. Belum maksimalnya sampel yang Pervin, L.A & John, O.P. 2001. Personality;
digunakan dalam penelitian ini, dapat Theory and Reasearch. 8 ed. New York:
dijadikan masukan untuk penelitian John Wiley & Sons, Inc.
selanjutnya dengan memperbesar Piedmont, R.L. & Ho Chae, J. 1997. Cross-
sampel penelitian sehingga didapatkan Cultural Generalizability Of The Five-
hasil yang lebih akurat.
Factor Model Of Personality, Suminar, D., Handoyo, S., Hartini, N., &
Development and Validation of The Suryanto. 1997. Validasi Konstrak
NEO PI-R for Koreans. Journal Of Personality Characteristic Inventory.
Cross-Cultural Psychology. Vol 28 no 2. Laporan Penelitian. Surabaya: lembaga
131-155. penelitian Universitas Airlangga. tidak
Robbins, S.P. 2001. Perilaku Organisasi : konsep, diterbitkan.
kontroversi, aplikasi. Versi Bahasa Suryabrata, S. 2000. Pengembangan Alat Ukur
Indonesia. Jakarta : Prehallindo Psikologis. Yogyakarta: Andi Offset..