Final Kebencanaan Muhammad Ikhsan
Final Kebencanaan Muhammad Ikhsan
DI INDONESIA
Nim : 1304107010053
RINGKASAN
Tenaga Eksogen adalah kekuatan alami yang berasal dari luar bumi. Tenaga
ini akan bekerja terhadap batuan dipermukaan bumi maupun dibawah permukaan
dan pengendapan. Hal inilah yang menjadi salah satu faktor tenaga yang
jiwa, korban terluka, harta benda, kerusakan lingkungan hidup, sarana prasarana,
negara yang rentan akan tanah longsor, apalagi indonesia adalah daerah yang
dilewati oleh dua sirkum pengunungan aktif dunia. Oleh karena itu, tidak heran
PENDAHULUAN
Bencana alam tanah longsor atau gerakan tanah merupakan masalah umum yang
sering terjadi di Indonesia. Hampir setiap tahun bencana tanah longsor terjadi di
Indonesia pada tahun 2016 adalah 612 kejadian dan menyebabkan 188 jiwa
dinding atau lereng. Retakan tanah atau batuan tersebut disebabkan oleh kondisi
semula akibat dari pengaruh gravitasi. Longsor terjadi dalam waktu yang singkat
dan dengan volume yang besar. Prinsip dari tanah longsor terjadi bila gaya
pendorong pada lereng lebih besar daripada gaya penahan. Gaya penahan
umumnya dipengaruhi oleh besarnya sudut lereng, air beban serta jenis tanah
batuan.
Salah satu penyebab longsor yang berpengaruh adalah bidang gelincir (slip
surface) dan bidang geser (shear surface). Daerah ini sangat peka terhadap
gangguan luar, baik yang bersifat alami maupun aktivitas manusia yang
BAB II
PEMBAHASAN
berupa batuan asli maupun bahan timbunan yang bergerak kearah bawah dan
keluar lereng. Salah satu penyebab longsor yang sangat berpengaruh adalah
bidang gelincir (slip surface). Hal ini karena bidang gelincir merupakan bidang
longsor terjadi dalam waktu yang singkat dan dengan volume yang besar.
ditimbulkan besar.
Suatu daerah dinyatakan memiliki potensi longsor apabila memenuhi tiga syarat,
yaitu:
Tanah longsor yang banyak terjadi di indonesia terjadi pada topografi terjal
dengan sudut 15o - 45o dan pada batuan vulkanik lapuk dengan curah hujan tinggi.
Pada prinsipnya tanah longsor terjadi bila gaya pendorong pada lereng lebih
oleh besarnya sudut lereng, air, beban serta berat jenis tanah batuan. Proses
terjadinya tanah longsor dapat diterangkan sebagai berikut: air yang meresap
kedalam tanah akan menambah bobot tanah. Jika air tersebut menembus sampai
tanah kedap air yang berperan sebagai bidang gelincir, maka tanah menjadi licin
dan tanah pelapukan diatasnya akan bergerak mengikuti lereng dan luar lereng.
(Nandi,2007).
(fall), robohan (topple), longsoran (slides), pencaran lateral (lateral spread), aliran
berikut:
1. Runtuhan (falls)
Runtuhan (falls) adalah runtuhnya sebagian massa batuan pada lereng yang
terjal. Jenis ini memiliki ciri yaitu sedikit atau tanpa disertai terjadinya pergeseran
antara massa yang runtuh dengan massa yang tidak runtuh. Runtuhnya massa
batuan umumnya dengan cara jatuh bebas, meloncat atau menggelinding tanpa
2. Robohan (topples)
ini berupa retakan pada batuan seperti pada runtuhan. Robohan ini biasanya
3. Longsoran (Slide)
lereng, melalui bidang gelincir pada lereng. Seringkali dijumpai tanda-tanda awal
gerakan berupa retakan berbentuk lengkung tapal kuda pada bagian permukaan
lereng yang mulai bergerak. Bidang gelincir ini dapat berupa bidang yang relatif
secara translasi dapat berupa blok (rock block slide). Longsoran yang bergerak
secara rotasi melalui bidang gelincir lengkung disebut nendatan (slump).
Nendatan umumnya terjadi pada lereng yang tersusun oleh material yang relatif
homogen.
Pencaran lateral (lateral spread) adalah material tanah atau batuan yang
landai sampai datar. Pergerakan terjadi pada lereng yang tersusun atas tanah
lunak dan terbebani oleh massa tanah di atasnya. Pembebanan inilah yang
5. Aliran (flows)
Aliran (flows) yaitu aliran massa yang berupa aliran fluida kental. Aliran
pada bahan rombakan dapat dibedakan menjadi aliran bahan rombakan (debris),
aliran tanah (earth flow) apabila massa yang bergerak didominasi oleh material
tanah berukuran butir halus (butir lempung) dan aliran lumpur (mud flow) apabila
massa yang bergerak jenuh air. Jenis lain dari aliran ini adalah aliran kering yang
6. Gabungan
Di alam sering terjadi tanah longsor dengan mekanisme gabungan dari dua
atau lebih jenis tanah longsor. Tanah longsor tersebut diklasifikasikan sebagai
Salah satu faktor penyebab longsor yang sangat berpengaruh adalah adanya
bidang gelincir (slip surface). Faktor lain yang juga mempengaruhi adalah
kemiringan lereng, tanah yang kurang padat/tebal, jenis tata lahan, dan adanya
beban tambahan. Pada dasarnya, tanah yang mengalami longsoran akan bergerak
diatas bidang gelincir tersebut (sugito dkk,2010). Ketika terjadi hujan, air hujan
akan meresap dan menembus tanah hingga kelapisan kedap air. Lapisan inilah
yang akan berperan sebagai bidang gelincir sehingga menyebabkan gerakan tanah
atau longsor.
terhadap lereng. Perubahan bentuk lereng, Getaran Gempa Bumi, dan intensitas
hujan yang tinggi, namun untuk kasus longsor di indonesia penyebab paling
utama adalah intensitas hujan yang tinggi dan perubahan bentuk lereng.
longsor yaitu:
a. Curah Hujan
Hal ini menyebabkan munculnya pori-pori atau rongga tanah, kemudian terjadi
retakan dan rekahan tanah dipermukaan. Pada saat hujan, air akan menyusup
kebagian yang retak. Tanah pun dengan cepat mengembang kembali. Pada awal
musim hujan, kandungan air pada tanah menjadi jenuh dalam waktu singkat.
Hujan lebat pada awal musim dapat menimbulkan longsor karena melalui tanah
yang merekah itulah, air akan masuk dan terakumulasi dibagian dasar lereng,
tanah longsor dapat dicegah karena air akan diserap oleh tumbuhan. Akar
b. Lereng Terjal
Lereng atau tebing yang terjal akan memperbesar gaya pendorong. Lereng
yang terjal terbentuk karena pengikisan air sungai, mata air, air laut, dan angin.
Kebanyakan sudut lereng yang menyebabkan longsor adalah 180o apabila ujung
dalam proses terjadinya longsor, hal ini disebabkan lereng yang terjal akan
terjadi longsor pada musim penghujan dan terjadinya gempa bumi akan semakin
besar. Lereng atau tebing yang terjal akan memperbesar gaya pendorong atau
peluncur. Lereng yang terjal terbentuk karena pengikisan air sungai, mata air, air
erosi dan longsor. Tanah memiliki sifat kelolosan air (permeabilitas), yang dapat
menggambarkan kuat atau lemahnya daya ikat (kohesi) tanah. Jenis tanah yang
kurang padat adalah tanah lempung atau tanah liat dengan ketebalan lebih dari
2,5 m dan sudut lereng > 220o. Tanah jenis ini memiliki potensi untuk terjadinya
tanah longsor terutama bila terjadi hujan. Selain itu, jenis tanah ini sangat rentan
terhadap pergerakan tanah karena menjadi lembek jika terkena air dan pecah jika
mempunyai efek penstabilan yang negatif maupun positif. Akar bisa mengurangi
larinya air atas dan meningkatnya kohesi tanah, atau sebaliknya bisa memperlebar
lahan seperti persawahan maupun tegalan dan semak belukar, terutama pada
retak-retak pada musim kemarau. Pada musim penghujan air akan mudah
meresap kedalam lapisan tanah melalui retakan tersebut dan dapat menyebabkan
lapisan tanah menjadi jenuh air. Hal demikian cepat atau lambat akan
f. Pengikisan/erosi
Pengikisan banyak dilakukan oleh air sungai ke arah tebing. Selain itu akibat
tersebut belum terpadatkan sempurna seperti tanah asli yang berada di bawahnya.
Sehingga apabila hujan akan terjadi penurunan tanah yang kemudian diikuti
korban jiwa, korban terluka, harta benda, kerusakan lingkungan hidup, dan
hancurnya rumah yang tertimpa longsoran tanah. Dampak negatif yang lainnya
yaitu rusaknya lahan hutan dan pertanian yang berada dilokasi tanah longsor.
Akibat longsoran tanah kadang menutupi badan jalan sehingga terhambatnya arus
a. Pemetaan
b. Penyelidikan
penanggulangannya.
c. Pemantauan
secara ekonomi dan jasa, agar diketahui secara dini tingkat bahaya, oleh
d. Sosialisasi
atau Masyarakat umum, tentang bencana alam tanah longsor dan akibat yang
mengirimkan poster, booklet, dan leaflet atau dapat juga secara langsung kepada
tata cara penanggulangan bencana di suatu daerah yang terlanda bencana tanah
longsor.
Membuat terasering
Kesimpulan
batuan asli maupun bahan timbunan yang bergerak kearah bawah dan keluar
terutama di wilayah perbukitan yang memiliki lereng curam dan wilayah yang
penyusun lereng yang terjadi karena pergerakan massa batuan atau tanah dengan
berbagai tipe dan jenis seperti jatuhnya bebatuan atau gumpalan besar tanah.
Secara umum kejadian longsor disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor pendorong
terjadi karena kondisi geologi Indonesia yang banyak terdapat gunung api aktif