Produksi CaO dan CaCl2, Penyepuhan Logam Tembaga, dan Pemurnian Bioetanol
Skala Laboratorium Sebagai Aplikasi Kimia Anorganik di Bidang Industri
Disusun oleh:
Kelompok 6
Desmawati 1157040014
JURUSAN KIMIA
BANDUNG
2017
I. TUJUAN
1. Membuat CaO dan CaCl2 dari bahan kapur (CaCO3) dalam skala laboratorium
2. Menentukan aplikasi dari CaO,CaCl2, dan CaCO3
3. Menentukan persen rendemen dari CaO dan CaCl2 yang dihasilkan
4. Menentukan berat koin logam sebelum dan sesudah penyepuhan
5. Menentukan kesesuaian berat koin logam hasil perhitungan dengan hasil penyepuhan
6. Menentukan kadar etanol sebelum dan sesudah pemurnian dengan zeolit alam yang
ditangani dan yang tidak ditangani
Penyepuhan Logam
Penyepuhan logam sering dikenal dengan istilah electroplating. Electroplating
merupakan peapisan logam dengan logam lainnya melalui proses elektrolis.
Electroplating sering digunakan untuk menghasilkan benda-benda yang lebih menarik
dan tahan lama, misalnya pisau, garpu (yang dilapisi denga perak), atau bemper mobil
(yang dilapisi dengan kromium). Electroplating juga digunakan untuk melindungi logam
dari korosi.
Logam besi atau baja mudah terkena korosi atau karat. Untuk melindungi besi
atau baja dari korosi makannya besi atau baja tersebut dilapisi oleh suatu logam yang
sukar teroksidasi, misalnya logam nikel, timah, perak , atau emas.
Pada proses electroplating, benda (logam) yang akan dilapisi dugunakan sebagai
kutub katoda dan logam yang melapisi digunakan sebagai kutub anoda. Larutan elektrolit
yang digunakan mengandung garam dari logam yang akan melapisi. Arus listrik yang
kecil meyebakan ion-ion loigam yang berasal dari larutan elektrolit menangkap elektron
(terjadi reaksi reduksi) dan terendapkan dengan membentuk lapisan pada kutub katoda.
Hal itu menyebabkan atom-atom logam pada kutub anoda kehilangan elektron (terjadi
reaksi oksidasi) dan larut dalam larutan elektrolit sebagai ion.
Zeolit alam terbentuk karena adanya proses kimia dan fisika yang kompleks dari
batuan-batuan yang mengalami berbagai macam perubahan di alam. Para ahli geokimia
dan mineralogi memperkirakan bahwa zeolit merupakan produk gunung berapi yang
membeku menjadi batuan vulkanik, batuan sedimen dan batuan metamorfosa yang
selanjutnya mengalami proses pelapukan karena pengaruh panas dan dingin (Lestari,
2010). Sebagai produk alam, zeolit alam diketahui memiliki komposisi yang sangat
bervariasi, namun komponen utamanya adalah silika dan alumina. Di samping komponen
utama ini, zeolit juga mengandung berbagai unsur minor, antara lain Na, K, Ca
(Bogdanov et al., 2009), Mg, dan Fe (Akimkhan, 2012).
Terlepas dari aplikasinya yang luas, zeolit alam memiliki beberapa kelemahan,
diantaranya mengandung banyak pengotor seperti Na, K, Ca, Mg dan Fe serta
kristalinitasnya kurang baik. Keberadaan pengotor-pengotor tersebut dapat mengurangi
aktivitas dari zeolit. Untuk memperbaiki karakter zeolit alam sehingga dapat digunakan
sebagai katalis, adsorben, atau aplikasi lainnya, biasanya dilakukan aktivasi dan
modifikasi terlebih dahulu (Mockovciakova et al., 2007).
III. PROSEDUR KERJA
1. Eksperimen Produksi Senyawa Yang Berhubungan dengan Kapur
Padatan CaCO3 ditimbang sebanyak 3 gram kemudian dilarutkan dalam HCL encer
secara bertahap sampai tepat larut. Kemudian larutan dipanaskan hingga air hampir
habis. Setelah itu larutan didinginkan dan disaring. Endapan hasil penyaringan dicuci
dengan aquades sampai pH netral. Endapan lalu dikeringkan dan ditimbang. Endapan
ditentukan rendemennya.
V. PERHITUNGAN
1) Pembuatan Larutan HCl 2N 200 mL
% 𝑥 𝜌 𝑥 10 36 𝑥 1,19 𝑥 10
N= = =11,7369 N
𝐵𝐸 36,5
(V1.N1) = (V2.N2)
V1. 11,7369 N = 250 mL. 2 N
V1 = 42 mL
3) Menghitung V pikno
𝑊( 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜+𝑎𝑖𝑟)− (𝑤 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜 𝑘𝑜𝑠𝑜𝑛𝑔)
V pikno =
𝜌 𝑎𝑖𝑟
46,3665 𝑔−20,8836 𝑔
= =25,4829 mL
1 𝑔/𝑚𝐿
= 133,72%