Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN


Menyusun laporan keuangan bagi akuntan tidak begitu sulit. Pengetahuan
terhadap proses akuntansi mulai dari pencatatan jurnal, pemostingan ke buku
besar, penyusunan neraca, dan lain-lain sudah mencukupi. Namun realitanya di
balik laporan itu belum banyak diungkapkan. Karena tanpa aspek teoritis laporan
keuangan, sulit kita miliki laporan keuangan dengan sifat-sifat yang konsepsional,
sistematis, teratur, dan konsisten. Sifat itu hanya ada jika laporan keuangan itu
lahir dari kerangka teori yang konsepsional yang sudah teruji dan conform dengan
sifat ilmiah.
Laporan keuangan adalah sebuah laporan yang diterbitkan oleh perusahaan
bagi pemakai laporan keuangan. Laporan ini memuat laporan keuangan dasar dan
juga analisis manajemen atas operasi tahun lalu dan pendapat mengenai prospek-
prospek perusahaan dimasa yang akan datang.
Laporan keuangan merupakan output dan hasil akhir dari proses akuntansi.
Laporan keuangan inilah yang menjadi bahan informasi bagi para pemakainya
sebagai salah satu bahan informasi bagi pemakainya dan sebagai salah satu bahan
dalam proses pengambilan keputusan. Di samping sebagai informasi, laporan
keuangan juga sebagai pertanggung jawaban atau accountability. Sekaligus
menggambarkan indicator kesuksesan suatu perusahaan dalam mencapai
tujuannya.
Dalam makalah ini, kami akan mencoba membahas laporan keuangan
neraca dari ketentuan-ketentuan yang berlaku dan menurut dari beberapa sumber.

2. RUMUSAN MASALAH
a. Ada berapakah Jenis Laporan Keuangan menurut SAK?
b. Bagaimana Isi dan elemen dari laporan keuangan khusus neraca?

1|Laporan Keuangan : Neraca


c. Laporan periodic apa saja yang diwajibkan SEC (Security Exchange
Comitee)?
d. Laporan periodic apa saja yang diwajibkan BAPEPAM (Badan
Pengawasan Pasar Modal)?
e. Apa saja yang diungkapkan dalam Catatan dan Penjelasan Laporan
Keuangan?
f. Bagaimana perlakuan atas Peristiwa Kemudian (Subsequent Event)?
g. Apa saja Keterbatasan dalam Laporan Keuangan?

3. TUJUAN PENULISAN
a. Dapat menjelaskani apa saja Jenis Laporan Keuangan menurut SAK
b. Mengetahui bagaimana Isi dan elemen dari laporan keuangan khusus
neraca
c. Dapat membuat rincian laporan periodic yang diwajibkan SEC (Security
Exchange Comitee)
d. Dapat membuat rincian laporan periodic apa saja yang diwajibkan
BAPEPAM (Badan Pengawasan Pasar Modal)
e. Memahami apa saja yang diungkapkan dalam Catatan dan Penjelasan
Laporan Keuangan
f. Mengetahui bagaimana perlakuan atas Peristiwa Kemudian (Subsequent
Event)
g. Dapat menjelaskan keretbatasan yang melekat dalam Laporan Keuangan

2|Laporan Keuangan : Neraca


BAB II
PEMBAHASAN

1. DEFINISI dan JENIS LAPORAN KEUANGAN


Laporan keuangan adalah sebuah laporan yang diterbitkan oleh perusahaan
bagi pemakai laporan keuangan. Laporan ini memuat laporan keuangan dasar dan
juga analisis manajemen atas operasi tahun lalu dan pendapat mengenai prospek-
prospek perusahaan dimasa yang akan datang.
Laporan keuangan utama menurut SAK yaitu:
a. Daftar neraca yang menggambarkan posisi keuangan perusahaan pada
suatu tanggal tertentu;
b. Perhitungan laba rugi yang menggambarkan jumlah hasil, biaya, dan
laba/rugi perusahaan pada suatu periode tertentu;
c. Laporan arus kas. Memuat sumber dan pengeluaran kas perusahaan selama
satu periode.

Dulu dikenal Laporan Sumber dan Penggunaan Dana. Dana di sini


diartikan bermacam-macam, yaitu sebagai berikut.
a. Kas
b. Aktiva Cepat (Quick Assets)
c. Monetery Assets
d. Aktiva Lancar
e. Modal Kerja (Aktiva Lancar dikurangi Utang Lancar)
f. Keseluruhan aktiva

Pengertian dana yang paling popular adalah dana sebagai modal kerja,
sedangkan jika diartikan sebagai kas, laporannya hamper sama dengan Laporan
Arus Kas. Laporan ini (Cash Flow Statement) merupakan ikhtisar Arus KasMasuk
dan Arus Kas Keluar yang dibagi dalam kelompok-kelompok berikut.
a. Kegiatan Operasi
b. Kegiatan Investasi

3|Laporan Keuangan : Neraca


c. Kegiatan Pendanaan (Keuangan)

Laporan Kas dapat disusun dengan dua cara:


a. Direct Method
b. Indirect Method

Orang sering memberikan jenis laporan keuangan lain seperti :


a. Daftar Laba Ditahan (Retained Earning Statement)
b. Daftar Perubahan Modal (Capital Statement)
c. Daftar Perhitungan Harga Pokok (Cost of Good Manufactured Statement)

Daftar ini semua merupakan daftar pendukung (Supporting Statement) dari


laporan keuangan utama.

2. ISI DAN ELEMEN LAPORAN KEUANGAN KHUSUS NERACA


Ada tiga hal penting yang harus diingat dalam mempertimbangkan apakah
suatu transaksi dapat dianggap sebagai elemen laporan keuangan atau tidak, yaitu
a. Konsep income dalam istilah tadi harus dianggap lebih luas daripada
istilah income menurut akintansi secara tradisional
b. Pengertian asset, liabilities, equity menyangkut pada jumlah kekayaan,
klaim terhadap sumber-sumber tadi pada suatu waktu tertentu. Sedangkan
pengertian revenues, expense, gains dan losses menyangkut pengaruh
transaksi, kejadian selama periode tertentu (dari satu tanggal ke tanggal
lain).
c. Nilai asset, liabilities, equity dianggap berubah akibat pengaruh revenue,
expense, gain, loss.
Dalam Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) No. 6 elemen
akuntansi itu adalah Asset, Liabilities, Owners’ Equity, Revenues, Gain,
Expenses, dan Losses.
Dalam mengkaji elemen akuntansi dan hubungan laporan laba rugi dengan
neraca dikenal dua pendekatan, yaitu

4|Laporan Keuangan : Neraca


a. Articulated Approach, kedua laporan dianggap memiliki hubungan
matematis, laba rugi hanya merupakan perubahan modal pada periode itu
dengan asumsi tidak ada transaksi modal dan penyesuaian modal. Dalam
pendekatan articulated dikenal dua konsep, yaitu
 Revenue – Expense Approach, menganggap bahwa laporan utama
adalah laporan laba rugi.
 Asset Liability Approach, menganggap bahwa langkah pertama bukan
mengukur laba, tetapi mengukur harta dan kewajiban.
b. Non-Articulated Approach, kedua laporan tersebut tidak memiliki
hubungan, minimal tidak otomatis dan masing-masing berdiri sendiri
antara satu sama lain.

3.1 Laporan Neraca (Posisi Keuangan)


Neraca atau disebut juga posisi keuangan menggambarkan posisi
keuangan perusahaan dalam suatu tanggal tertentu atau a moment of time,
sering disebut per tanggal tertentu misalnya per tanggal 31 Desember 2005.

Definisi Komponen Neraca


a. Definisi Harta
Menurut Committee on Terminology (1953, hlm 26):
Sesuatu yang akan disajikan di saldo debit yang akan dipindahkan
setelah tutup buku sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi (bukan
karena saldo negative yang akan dinilai sebagai utang), saldo debit
ini merupakan hak milik atau nilai yang dibeli atau pengeluaran
yang dibuat untuk mendapatkan kekayaan di masa yang akan
datang.
APB Statement (1970, hlm 132)
Kekayaan ekonomi perusahaan, termasuk di dalamnya
pembebanan yang ditunda, yang dinilai dan diakui sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku.

5|Laporan Keuangan : Neraca


FASB (1985)
Aset adalah kemungkinan keuntungan ekonomi yang diperoleh
atau dikuasai di masa yang akan datang oleh lembaga tertentu
sebagai akibat transaksi atau kejadian yang sudah berlalu.

b. Pengukuran dan Penilaian Aktiva dan Kewajiban


Prinsip yang berlaku sekarang dalam pengakuan dan penilaian aktiva
dan kewajiban sesuai yang digariskan APB sebagai berikut
Pencatatan aktiva didasarkan pada kejadian kapan perusahaan
mendapatkan kekayaan atau aktiva itu dari pihak lain sedangkan
kewajiban kapan muncul kepada pihak lain. Penilaian keduanya
didasarkan pada nilai tukar, nilai pengorbanan
(exchange ataumarket price) pada pengalihan terjadi. Nilai ini
disebut acquisition cost.

Disamping nilai pertukaran, juga dikenal berbagai nilai yang sering


dipakai dalam penilaian aktiva, seperti:
 Book value adalah harga buku yang diperoleh dari nilai perolehan
historis dikurangi akumulasi penyusutan yang telah dibebankan
kepada pendapatan.
 Replacement cost adalah nilai barang yang dimaksudkan jika
diganti dengan barang lain yang sama
 Selling price adalah nilai harga penjualan
 Net Realizable Value, harga jual dikurangi biaya penjualan atau
dikurangi tingkat margin yang normal.

6|Laporan Keuangan : Neraca


Beberapa metode penilaian asset digambarkan oleh Wolk,dkk sebagai
berikut :
Aset Metode Penilaian
Piutang Taksiran Nilai Net relizable value
Investasi Cost, lower of cost or market,
atau market (tergantung jenis investasi)
metode equity
Persediaan Barang Cost, replacement cost, net relizable
value atau net relizable
value dikurangi mark up normal
Aktiva dibangun sendiri Full absorption costing untuk perusahaan
Aktiva tetap dan kapitalisasi bunga untuk yang bukan
persediaan.
Pertukaran aktiva non Cost, alokasi cost dan nilai buku
yang sejenis Nilai buku asset lama ditambah dengan kas
yang sejenis diberikan
Aktiva tak berwujud Nilai buku
Pembebanan ditunda Nilai buku

c. Definisi Kewajiban/Utang (Liabilities)


Kewajiban adalah saldo kredit atau jumlah yang harus dipindahkan
dari suatu tutup buku ke periode tahun berikutnya berdasarkna
pencatatan yang sesuai dengan prinsip akuntansi (saldo kredit bukan
akibat saldo negative aktiva).

Definisi berikut diberikan oleh APB :


Kewajiban ekonomis dari suatu perusahaan yang diakui dan dinilai
sesuai prinsip akuntansi. Kewajiban di sini termasuk juga saldo
kredit yang ditunda yang bukan merupakan kewajiban atau utang.

7|Laporan Keuangan : Neraca


FASB memberikan definisi :
Kemungkinan pengorbanan kekayaan ekonomis di masa yang akan
datang yang timbul akibat kewajiban perusahaan sekarang untuk
masa yang akan datang sebagai akibat suatu transaksi atau kejadian
yang sudah terjadi.

Dari definisi Wolk,dkk., ini ada tiga sifat kewajiban, yaitu


1. Kewajiban itu benar ada;
2. Kewajiban itu tidak dapat dihindarkan;
3. Kejadian yang menyebabkan perusahaan memiliki kewajiban telah
terjadi.

Dalam membahas kewajiban ini kita mengenal beberapa istilah


penting yaitu
1. Contractual liabilities adalah kewajiban yang didukung oleh
perjanjian tertulis.
2. Constructive obligation adalah kewajiban yang dinyatakan secara
tertulis, misalnya pembayaran cuti atau bonus tertentu.
3. Equitable obligation adalah kewajiban yang tidak dikuatkan
kontrak dan hanya karena kewajiban moral atau kewajiban demi
kewajaran atau keadilan.
4. Contingent liabilities , adalah suatu situasi atau keadaan yang
menggambarkan ketidakpastian apakah mungkin menimbulkan
keuntungan atau kerugian kepada perusahaan, di mana hanya dapat
dipastikan apabila suatu kejadian atau beberapa kejadian di masa
yang akan datang terjadi atau tidak. Standar akuntansi mengatur
bahwa hanya yang menimbulkan kerugian (kewajiban) yang akan
dicatat dan mempunyai persyaratan untuk bisa dicatat, sebagai
berikut:
 Kewajiban itu sangat mungkin terjadi atau kekayaan
perusahaan telah digunakan atau dikorbankan

8|Laporan Keuangan : Neraca


 Kewajiban itu dapat diukur secara terpercaya.
5. Deffered credit adalah sejenis kewajiban, tetapi bukan dalam
pengertian memberikan pengirbanan di masa yang akan
datang. Deffered credit ada dua jenis:
 Prepaid revenue : penerimaan free di muka yang belum
sepenuhnya diimbangi dengan pemberian jasa atau produk
yang dibayar;
 Deffered revenue : akibat peraturan pengakuan pendapatan.
6. Executory contract adalah perjanjian yang belum dilaksanakan,
tetapi sudah terikat dengan perjanjian baik untuk memenuhi
kewajiban di masa yang akan datang maupun yang akan menerima
kekayaan atau jasa di masa yang akan datang.

d. Pengakuan dan Penilaian Kewajiban


Menurut APB Statement No. 4 serta SFAC No. 5 kewajiban dinilai
sebesar kejadian dalam transaksi, biasanya sejumlah yang akan
dibayarkan di masa yang akan datang biasanya didiskontokan (dinilai
berdasarkan present value- untuk jangka panjang), sejumlah nilai
pertukaran, atau sejumlah nilai normal.

3.2 Modal Pemilik (Owner’s Equity)


Equity adalah suatu hak yang tersisa atas aktiva suatu lembaga (entity)
setelah dikurangi kewajibannya. Dalam perusahaan equity adalah modal
pemilik.
Laba Ditahan
Laba ditahan terdiri dari laba tahunan, penyesuaian atau koreksi tahun
sebelumnya, dan besaran dividen.
Cadangan (Reserve)
Cadangan berarti susatu yang disimpang dengan maksud tertentu. Dalam
akuntansi sering juga dianggap sebagai pos penilaian atau taksiran
kewajiaban. Pengertian yang sebaiknya dalam akuntansi merupakan laba

9|Laporan Keuangan : Neraca


ditahan yang ditetapkan untuk maksud tertentu, jadi boleh digunakan
untuk tujuan lain.

Pengakuan dan Penilaian Modal


Transaksi modal dapat dibagi dua, transaksi modal dan transaksi yang
berkaitan dengan laba. Transaksi golongan pertama menyangkut transaksi
langsung dari pemilik dengan perusahaan,. Golongan kedua menyangkut
transaksi yang berkaitan dengan laba.
Penilaian terhadap transaksi modal ini sama dengan penilaian pada harat
dan kewajiban, yaitu berdasarkan harag psara pada saat terjadinya transasi.
Dalam hal ini pencatatan modal saham harus dipisahkan nilai parinya
dengan nilai jualnya. Laba ditahan dicatat sebagai akumulasi laba dari
tahun-tahun sebelumnya.

3.3 Off Balance Sheet


Off balance sheet adalah transaksi yang terjadi dalam perusahaan,
tetapi karena menurut aturan, baik aturan prinsip akuntansi maupun aturan
lainnya tidak dimasukan dalam neraca atau belum boleh dicatat dalam proses
akuntansi. Transaksi ini biasanya menyangkut transaksi cash atau transaksi
instrument keuangan lainnya yang belum direalisasi, misalnya :
a. Giro, yang belum jatuh tempo
b. Hak untuk menerima kas atau asset keuangan lainnya
misalnya plafond kredit (pembiayaan) yang belum digunakan
c. Hak menukarkan asset keuangan lainnya yang lebih menguntungkan.

10 | L a p o r a n K e u a n g a n : N e r a c a
Khusus bank sesuai PSAK No.31 masa penyajian dan
pengungkapannya adalah sebagai berikut.
Laporan Keuangan Bank
Laporan keuangan bank terdiri atas:
a. Neraca
Bank menyajikan aktiva dan kewajiban dalam neraca berdasarkan
karakteristiknya dan disusun berdasarkan urutan likuiditasnya.
Para pengguna laporan keuangan memerlukan informasi yang dapat
memberikan gambaran tentang hubungan dan ketergantungan bank
terhadap berbagai pihak, seperti bank lain, pelaku pasar uang lainnya,
dan penyimpan. Dengan demikian,bank mengungkapkan secara
terpisah:
 Saldo pada Bank Indonesia;
 Penempatan pada bank-bank lain;
 Penempatan pada pasar uang;
 Simpanan dari bank-bank lain; dan
 Simpanan lain.
b. Laporan laba rugi
Bank menyajikan laporan laba rugi dengan mengelompokkan
pendapatan dan beban menurut karakteristiknya dan disusun dalam
bentuk berjenjang (multiple step) yang menggambarkan pendapatan
atau beban yang berasal dari kegiatan utama bank dan kegiatan lain.
Laporan laba rugi bank menyajikan secara terperinci unsur pendapatan
dan beban, serta membedakan antara unsure-unsur pendapatan dan
beban yang berasal dari kegiatan operasional dan nonoperasional.
Jenis-jenis pendapatan utama dari operasi suatu bank antara lain adalah
pendapatan bunga, pendapatan komisi dan provisi, serta pendapatan
jasa lainnya. Jenis-jenis beban utama dari suatu operasi bank antara
lain beban bunga, beban komisi, beban penyisihan kerugian akibat
produktif beban yang terkait dengan penurunan nilai tercatat investasi
dan beban administrasi umum.

11 | L a p o r a n K e u a n g a n : N e r a c a
c. Laporan perubahan ekuitas
Laporan perubahan ekuitas disajikan sesuai dengan PSAK1:
Penyanjian Laporan Keuangan. Laporan perubahan ekuitas
menyajikan peningkatan dan penurunan aktiva bersih atau kekayaan
bank selama periode bersangkutan berdasarkan prinsip pengukuran
tertentu yang dianut dan harus diungkapkan dalam laporan keuangan
d. Laporan arus kas;
Laporan arus kas disajikan sesuai dengan PSAK 2 : Laporan Arus kas
disusun berdasarkan kas selama periode laporan.
Kas dan setara kas terdiri atas:
 Kas;
 Giro pada Bank Indonesia; dan
 Giro pada bank lain.
e. Catatan atas laporan keuangan.
Catatan atas laporan keuangan disajikan secara sistematis.
f. Analisis Jatuh Tempo Aktiva dan Kewajiban
Bank harus mengungkapkan analisis aktiva dan kewajiban menurut
kelompok jatuh temponya berdasarkan periode yang tersisa, terhitung
sejak tanggal neraca sampai dengan tanggal jatuh tempo.

3.4 Bentuk Neraca


Dalam menyajikan neraca dapat dibagi dalam 3 bentuk:
a. Bentuk Neraca Staffel atau Report Form
Dilaporkan satu halaman vertical. Di sebelah atas dicantumkan total
aktiva dan di bawahnya disajikan posa kewajiban dan pos modal.
b. Bentuk kedua Neraca Skontro atau T-Account Form
Aktiva disajikan di sebelah kiri dan kewajiban serta modal di sebelah
kanan sehingga penyajiannya sebelah menyebelah.
c. Bentuk yang menyajikan Posisi Keuangan (Financial Possition
Report)

12 | L a p o r a n K e u a n g a n : N e r a c a
Dalam bentuk ini posisi keuangan tida dilaporkan seperti dalam bentuk
sebelumnya yang berpedoman pada persamaan akuntansi. Dalam bentu
iini pertama-tama dicantumkan aktiva lancer dikurangi utang lancer
dan pengurangannya diketahui modal kerja. Modal kerja ditambah
aktiva tetap dan aktiva lainnya kemudian dikurangi utang jangka
panjang, maka diperoleh modal pemilik.

3.5 Penyajian Neraca Menurut Standar Akuntansi


Komponen-komponen neraca dapat digolongkan sebagai berikut :
AKTIVA :
- Aktiva lancar
- Investasi
- Aktiva tetap
- Aktiva tak berwujud
- Aktiva lain-lain

KEWAJIBAN
- Kewajiban lancar
- Kewajiban jangka panjang
- Kewajiban lain-lain

MODAL
- Modal saham
- Agio saham
- Laba yang ditahan

Penyajian di atas merupakan pencerminan dari klasifikasi lazim pos


neraca sebagai berikut :
a. Aktiva diklasifikasikan menurut urutan likuiditas
b. Kewajiban dklasifikasikan menurut urutan jatuh tempo
c. Modal diklasifikasikan berdasarka sifat kekekalan

13 | L a p o r a n K e u a n g a n : N e r a c a
3.6 Keterbatasan Neraca
Mulanya para pemakai laporan menaruh kepercayaan besar terhadap
neraca, tetapi karena perhatian investor beralih ke earning per share sebagai
alat menilai perusahaan, peranan laporan keuangan laba-rugi semakin penting
bagi pembaca laporan keuangan perusahaan. Upaya untuk menaikkan
kegunaan neraca semakin dilakukan mulai dari metode penilaian, penyajian
yang komparatif, sampai pada akuntansi inflasi. Kelemahan yang paling berat
dari neraca adalah ketidakmampuannya menyajikan informasi current
valuedari asset yang dimiliki perusahaan.

3. LAPORAN PERIODIK yang DIWAJIBKAN SEC (Security Exchange


Commision)
Di Amerika, SEC atau Badan Pengawas Pasar Modal mewajibkan
perusahaan go public melaporkan secara periodic laporan keuangannya sebagai
berikut.
a. Form 10 – K. Ini adalah laporan tahunan yang harus disampaikan tiga
bulan atau sepulu hari setelah akhir tahun buku
b. Form 10 – Q. Laporan keuangan kuartal yang harus disampaikan 45 hari
setelah akhir kuartal.
c. Form 8 – K. Laporan harus disampaikan 15 hari setelah kejadian tertentu
dilaksanakan. Kejadian itu adalah :
 Perubahan dalam hal pengawasan perusahaan
 Pembelian atau penjualan asset yang demikian besar
 Bangkrut atau mengalami dampak bangkrut
 Perubahan akuntan pemeriksa
 Kejadian lain yang dianggap penting bagi pemegang saham

Biasanya isi laporan tahunan adalah sebagai berikut:


 Neraca yang sudah diaudit untuk 2 tahun terakhir
 Laporan laba rugi untuk tiga tahun terakhir

14 | L a p o r a n K e u a n g a n : N e r a c a
 Laporan keuangan penting selama lima tahun terakhir.
 Penjelasan manajemen tentang situasi keuangan perusahaan.
 Ikhtisar informasi keuangan intern untuk tiap kuartal pada tahun yang
bersangkutan.
 Data penting yang menyangkut segmen industry, kegiatan perusahaan
domestic dan luar negeri dan penjual ekspor.

4. LAPORAN PERIODIK yang DIWAJIBKAN BAPEPAM


Elemen pengungkapan yang diterapkan BAPEPAM dan Tim lain di
Indonesia. Elemen pengungkapan ini disusun oleh Tim yang setiap tahun
melakuan perlombaan laporan tahunan perusahaan public. Sponsornya adalah
kementrian BUMN didukung oleh Dirjen Pajak, BAPEPAM, Bank Indonesia,
Jakarta Study Exchange IAI. Dengan criteria penjelasan sebagai berikut:
I. Informasi Keuangan
a. Surat pernyataan Direksi tentang tanggung jawab Direksi atas Laporan
Keuangan, seesuai dengan peraturan BAPEPAM No. VII. G. 11
tentang tanggung jawab Direksi atas Laporan Keuangan
b. Opini akuntan atas Laporan Keuangan, sesuai dengan SPAP-IAI
c. Deskripsi Auditor Independen di opini, deskripsi memuat tentang:
1. Nama dan tanda tangan
2. Tanggal Laporan Audit
3. No. Ijin KAP (jika ada)
d. Laporan keuangan lengkap, memuat secara lengkap unsur-unsur
laporan keuangan:
1. Neraca
2. Laporan Laba Rugi
3. Laporan Perubahan Ekuitas
4. Laporan Arus Kas
5. Catatan atas Laporan Keuangan
e. Penyajian laporan arus kas, memenuhi ketentuan sebagai berikut:
1. Penggunaan metode langusng (direct method)

15 | L a p o r a n K e u a n g a n : N e r a c a
2. Pengelompokan dalam tiga kategori aktivitas: aktivitas operasi,
investasi, dan pendanaan
3. Pengungapan aktivitas yang tidak mempengaruhi arus kas
4. Pemisahan penyajian antara penerimaan kas dan atau pengeluaran
kas kepada pelanggan (customer), karyawan, pemasok, dan
pembayar pajak selama tahun berjalan pada kativitas operasi
5. Penyajian penambahan dan pembayaran utang jangka panjanng
seta deviden pada aktivitas pendanaan
f. Ikhtisar kebijakan akuntansi, meliputi sekurang-kurangnya:
1. Konsep dasar penyajian laporan keuangan
2. Pengakuan pendapatan dan beban
3. Penilaian investasi
4. Penilaian dan metode penyusutan aktiva tetap
5. Dasar perhitungan laba per saham
g. Transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa, hal-hal
yang harus diungkapkan antara lain:
1. Rincian jenis, nama pihak yang memiliki hubungan istimewa, dan
jumlah piutang da atau utang terkait
2. Dirinci jumlah masing-masing pos ativa, kewajiban, penjualan dan
pembbelian (beban) kepada pihak yang mempunyai hubungan
istimewa beserta presentasenya terhadap total aktiva, kewajiban,
penjualan dan pembelian (beban)
3. Penjelasan transaksi yang tidak berhubungan dengan kegiatan
usaha utama dan jumlah utang atau piutang sehubungan dengan
transaksi tersebut
4. Sufat hubungan, jenis dan unsur transaksi hubungan ustimewa
5. Kebijakan harga dan syarat transaksi serta pernyataan apakah
penerapan kebijakan harga dan syarat tersebut sama dengan
kebijakan herga dan syarat untuk transaksi dengan pihak ketiga
h. Pengungkapan yang berhubungan dengan perpajakan, hal-hal yang
harus diungkapkan:

16 | L a p o r a n K e u a n g a n : N e r a c a
1. Jenis dan jumlah utang pajak
2. Rekonsiliasi antara beban (penghasilan) pajak dengan hasil
perkalian laba akuntansi dengan tariff yang berlaku dengan
mengungkapan dasar perhitungan tarif pajak yang berlaku
3. Rekonsiliasi fiscal dan perhitungan beban pajak kini
4. Pernyataan bahwa Laba Kena Pajak (LKP) hasil rekonsiliasi telah
sesuai dengan SPT
5. Rincian aktiva dan kewajiban pajak tangguhan yang disajikan pada
neraca untuk setiap periode penyajian, dan jumlah beban
(penghasilan) pajak tangguhan yang diakui pada laporan laba rugi
apabila jumlah tersebut tidak terlihat dari jumlah aktiva atau
kewajiban pajak tanngguhan yang diakui pada neraca
i. Aktiva dan Kewajiban dalam mata uang asing, hal-hal yang harus
diungkapkan:
1. Rincian aktiva dan kewajiban dalam mata uang asing serta
ekuivalennya dalam rupiah
2. Posisi neto dari aktiva dan kewajiban dalam mata uang asing
3. Rincian kontrak valuta berjangka dan ekuivalen dalam rupiah
4. Kebijakan manajemen resiko mata uang asing
5. Apabila lindung nilai tidak diberlakukan, alasan untuk tidak
melakukannya
j. Komitmen dan kontijensi, hal-hal yang harus diungkapan:
1. Untuk perikatan berupa perjanjian sewa, keagenan dan dsitribusi,
bantuan manajemen, teknik, royalty, dan lisensi memuat uraian
tentang pihak-pihak yang terkait, priode berlakunya perikatan,
dasar penentuan kompensasi dan denda, jumlah beban atau
pendapatan pada periode pelaporan, dan pembatasan-pembatasan
lainnya
2. Untuk perikatan berupa kontrak atau perjanjian yang memerlukan
penggunaan dana di masa yang akan datang, seperti: pembangunan
pabrik, perjanjian pembelian, ikuatan untuk investasi, dan

17 | L a p o r a n K e u a n g a n : N e r a c a
sebagainya, memuat uraian tentang pihak-pihak yang terkait dalam
perjanjian, periode berlakunya perikatan, nilai keseluruhan, mata
uang, dan bagian yang telah direalisasi
3. Untuk pemberian jaminan atau garansi memuat uraian tentang
pihka-pihak yang dijamin dan yang menerima jaminan, yang
dipisahkan antara pihak yang mempunyai hubungan istimewa dan
pihak ketiga untuk pihak yang dijamin, latar belakang
dikeluarkannya jaminan, periode berlakunya jaminan, nilai jaminan
4. Perkara atau sengketa hukum dengan mengungkapkan pihak-pihak
yang terkait, jumlah yang diperkirakan. Serta latar belakang, isi
dan status perkara dan pendapat hukum (legal opinion)
5. Untuk peraturan pemerintah yang mengikat perusahaan sepertai:
masalah lingkungan hidup, diungkapkan uraian singkat tentang
peraturan dan dampaknya terhadap perusahaan

5. CATATAN dan PENJELASAN LAPORAN KEUANGAN


Hal-hal yang diungkapkan dalam catatan dan penjelasan laporan keuangan
ini adalah :
a. Kebijaksanaan akuntansi.
b. Penjelasan tentang perkara di pengadilan, kewajibancontingent laba rugi
kontingensi dan komitmen tidak biasa
c. Rencana penggabungan usaha
d. Penjelasan tentang jenis saham
e. Jumlah penyusutan dan biaya riset dan pengembangan
f. Penjelasan pos penting
g. Penjelasan tentang pajak penghasilan, komposisi, restitusi, perkara di
majelis perpajakan.

18 | L a p o r a n K e u a n g a n : N e r a c a
6. PERISTIWA KEMUDIAN (Subsequent Event)
Peristiwa kemudian adalah transaksi atau kejadian yang terjadi setelah
tanggal neraca sebelum laporan keuangan dikeluarkan atau diumumkan. Peristiwa
kemudian ini kemungkinan :
a. Menimbulkan penyesuaian terhadap laporan keuangan;
b. Memerlukan disclosure (pengungkapan)
c. tidak memerlukan apa-apa.

Adjustment perlu jika jumlah yang ada dalam laporan keuangan harus
disesuaikan karena adanya peristiwa kemudian yang memberikan bukti yang
berkaitan dengan keadaan yang terjadi pada tanggal neraca dan memengaruhi
laporan keuangan secara materiil. Pengungkapan perlu jika peristiwa kemudian
memberikan bukti yang berkaitan dengan persyaratan yang tidak ada pada tanggal
neraca.

7. KETERBATASAN LAPORAN KEUANGAN


a. Laporan keuangan bersifat umum dan bukan dimaksudkan untuk
memenuhi kebutuhan pihak tertentu.
b. Proses penyusunan laporan keuangan tidak luput dari penggunaan
tafsiran dan berbagai pertimbangan dalam memilih alternative dari
berbagai pilihan yang ada yang sama-sama dibenarkan tetapi
menimbulkan perbedaan angka laba maupun asset
c. Akuntansi tidak mencakup informasi yang tidak material. Demikian pula
penerapan prinsip akuntansi terhadap suatu fakta atau pos tertentu
mungkin tidak dilaksanakan jika hal ini tidak menimbulkan pengaruh yang
material terhadap kelayakan laporan keuangan.

19 | L a p o r a n K e u a n g a n : N e r a c a
BAB III
PENUTUP

1. KESIMPULAN
Dari pembahasan tersebut, kita dapat menarik kesimpulan bahwa Laporan
keuangan adalah sebuah laporan yang diterbitkan oleh perusahaan bagi pemakai
laporan keuangan. Laporan ini memuat laporan keuangan dasar dan juga analisis
manajemen atas operasi tahun lalu dan pendapat mengenai prospek-prospek
perusahaan dimasa yang akan datang.
Unsur yang berkaitan langsung dengan pengukuran posisi keuangan
adalah asset, liabilities,dan equity. Sedangkan unsur yang berkaitan dengan
pengukuran kinerja dalam laporan laba rugi adalah pendapatan dan beban. Posisi
keuangan ini mencerminkan berbagai unsur laporan laba rugi dan perubahan
dalam berbagai unsur dalam neraca.
Dalam mempertimbangkan apakah suatu transaksi dapat dianggap sebagai
elemen laporan keuangan atau tidak, ada tiga hal yang harus kita perhatikan yaitu:
a. Konsep income dalam istilah tadi harus dianggap lebih luas daripada
istilah income menurut akintansi secara tradisional
b. Pengertian asset, liabilities, equity menyangkut pada jumlah kekayaan,
klaim terhadap sumber-sumber tadi pada suatu waktu tertentu. Sedangkan
pengertian revenues, expense, gains dan losses menyangkut pengaruh
transaksi, kejadian selama periode tertentu (dari satu tanggal ke tanggal
lain).
c. Nilai asset, liabilities, equity dianggap berubah akibat pengaruh revenue,
expense, gain, loss.

Laporan Keuangan utama menurut SAK adalah Neraca, Laporan Laba


Rugi, Dan Laporan Arus Kas. Neraca menggambarkan posisi keuangan
perusahaan dalam suatu tanggal tertentu atau a moment of time, sering disebut per

20 | L a p o r a n K e u a n g a n : N e r a c a
tanggal tertentu misalnya per tanggal 31 Desember 2005. Komponen neraca
terdiri dari:
a. Harta
b. Kewajiban
c. Modal Ekuitas

Laporan keuangan selain memiliki fungsi dalam menyediakan informasi yang


menyangkut posisi keuangan, dan menyediakan informasi mengenai kinerja serta
perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi pengguna
laporan keuangan dalam pengambilan keputusan, laporan keuangan juga memiliki
keterbatasan. Keterbatasan laporan keuangan yaitu:
a. Laporan keuangan bersifat umum dan bukan dimaksudkan untuk
memenuhi kebutuhan pihak tertentu.
b. Proses penyusunan laporan keuangan tidak luput dari penggunaan
tafsiran dan berbagai pertimbangan dalam memilih alternative dari
berbagai pilihan yang ada yang sama-sama dibenarkan tetapi
menimbulkan perbedaan angka laba maupun asset
c. Akuntansi tidak mencakup informasi yang tidak material. Demikian pula
penerapan prinsip akuntansi terhadap suatu fakta atau pos tertentu
mungkin tidak dilaksanakan jika hal ini tidak menimbulkan pengaruh yang
material terhadap kelayakan laporan keuangan.

2. SARAN
Laporan keuangan diharapkan dapat dijadikan bahan informasi yang
optimal dan dapat digunakan sebagai salah satu bahan dalam pengambilan
keputusan oleh para pemakainya. Selain itu, laporan keuangan yang dibuat oleh
perusahaan harus dapat dipertanggung jawabkan eksistensinya, Karena dapat
menggambarkan indicator kesuksesan perusahaan dalam mencapai tujuannya.

21 | L a p o r a n K e u a n g a n : N e r a c a
DAFTAR PUSTAKA

1. Anis Chariri dan Imam Ghazali. 2003. Teori Akuntansi. Semarang:


Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

2. Harahap, Sofyan Syafri. 2008. Teori Akuntansi Edisi Revisi. Jakarta:


Rajawali Pers.

22 | L a p o r a n K e u a n g a n : N e r a c a

Anda mungkin juga menyukai