Pemeriksaan forensik guna mengidentifikasi individu sangat diperlukan terutama
dalam kasus bila ditemukan individu tidak diketahui identitas aslinya ataupun adanya indikasi pemalsuan identitas. Terlebih lagi bila jenazah yang ditemukan sudah berupa rangka, baik rangka utuh maupun tidak utuh. Sesuai protokol yang dikemukakan oleh Byers, bahwa pada temuan rangka yang akan diidentifikasi perlu untuk diketahui karakteristik demografisnya. Hal ini meliputi perkiraan usia, jenis kelamin, asal-usul/ras, dan perkiraan tinggi badan/postur tubuh. Usia dapat diperkirakan karena bertambahnya usia bersamaan dengan meningkatnya tahap pertumbuhkembangan struktur tubuh seperti perubahan fisik yang konstan sehingga setiap proses ini dapat menggambarkan usia seorang individu. Perkiraan usia dapat dilakukan baik pada individu yang masih hidup ataupun individu yang sudah mati. Pada kasus bencana massal ataupun penemuan banyak rangka dalam satu situs, penentuan perkiraan usia ini dapat menjadikan identifikasi korban lebih sederhana dengan mengelompokkan usia korban. Bagian tubuh yang umumnya dipakai untuk memprakiraan usia adalah skeletal dan gigi meliputi: - Erupsi gigi - Ukuran dan kematangan tulang - Penutupan epifisis - Kondisi akar gigi molar ketiga - Segmen sakral - Simfisis pubis - Sutura kranial - Perubahan tepi tulang rusuk termal - Batas peri-aurikular -