Anda di halaman 1dari 15

Nama Pasien : An.

MC
Usia : 12 bulan
Tanggal MRS : 15 September 2015
Tanggal pengkajian : 16 september 2015
Ruang : R 7A - kamar 12
Diagnosa Medis : HIV-AIDS + TB Paru + Diare akut + Candidiasis oral

Data Dasar Sintesa Data Diagnosa Gizi Intervensi Gizi Monitoring dan Evaluasi

ANTROPOMETRI Status Gizi Buruk NI 2.5 Asupan enteral ND 2 Pemberian nutrisi FH 1.3.1 Intake nutrisi
BB = 5,8 Kg tidak adekuat ditandai enteral sesuai kebutuhan enteral mencapai 80% dari
PB = 72 cm dengan hasil recall persen pasien dengan F75 setiap jumlah kebutuhan.
Tb estimasi= 71.3 cm kecukupan asupan energi 2 jam (12x65 ml) Dilakukan setiap hari
LILA : 9,1 cm defisit tingkat berat melalui food record
%LILA : 56.52% (63,4%), asupan E1 Edukasi gizi kepada
IMT = 11.41 karbohidrat defisit tingkat keluarga pasien terkait AD 1.1 Perubahan berat
Z-score BB/U = - 3,15 berat (44,8%), asupan diet yang diberikan selama badan pasien dilakukan
Z-score PB/U = - 3,923 lemak defisit tingkat di RS (F75 melalui enteral) setiap 3 hari secara
Z-score BB/PB = - 4,42 sedang (79,2%) serta pemberian makanan langsung dengan target
Z-score IMT/U = - 4.15 ketika sudah dirumah berat badan tidak
BIOKIMIA NC 3.2 Kehilangan berat mengalami penurunan
Hemoglobin 9.10 gr/dl Hemoglobin  (anemia) badan yang tidak RC1 Kolaborasi dengan
Eritrosit 3.95.106 /ul Eritrosit  diinginkan disebabkan dokter terkait obat yang BD 1.10 Profil anemia (Hb,
Leukosit 18,64.103/ul Leukosit  (infeksi) adanya gangguan fungsi diberikan dan perawat Hct, MCV, MCH, MCHC),
Hermatokrit 28,9% Hermatokrit  (anemia) pernafasan (TB paru), terkait kondisi fisik klinis dilakukan dengan melihat
3
Trombosit 289.10 /ul (Normal) MCV  (anemia penyakit HIV-AIDS dan pasien serta pemberian hasil pemeriksaan
MCV 73,2 fl mikrositik) diare ditandai dengan nutrisi enteral laboratorium setiap kali
MCH 23 pg MCH  (anemia riwayat penurunan berat hasil pemeriksaan keluar,
MCHC 31,5 mikrositik) badan yang drastic dari bb target nilai Hb, Hct, MCV,
RDW 20,9% MCHC  (anemia tertinggi 7,8 kg pada usia MCH, MCHC menjadi
MPV 10,2(Normal) mikrositik)
10 bulan menjadi 5,8 kg normal
Eosinofil 0,4% (Normal) RDW  (anemia
pada usia sekarang
Basofil 0,1 % (Normal) defesiensi besi) BD 1.11 profil protein
Neutrofil 77,3% Neutrofil  (infeksi) NB 1.1 kurangnya (albumin,SGOT, SGPT)
Limfosit 17,9% Limfosit  (infeksi) pengetahuan tentang gizi dengan melihat hasil
Manosit 4,3% (Normal) AST/SGOT (gangguan
dan makanan disebabkan pemeriksaan laboratorium
AST/SGOT 404/ul hati) ibu pasien kurang setiap hasil pemeriksaan
ALT/SGPT 155/ul ALT/SGPT (gangguan memahami materi edukasi keluar, dengan target nilai
Albumin 2,79 gr/dl hati)
gizi yang telah diberikan albumin, SGOT, SGPT
Metabolism Kh Glukosa darah Albumin  ( malnutrisi ditandai pasien diberikan menjadi normal
sewaktu 151 mg/dl (Normal) defisiensi protein) mp-asi terlalu dini di usia 3
Ureum 36,8 mg/dl (Normal Kreatinin  (defisiensi bulan dan kualitas serta PD 1.1 Pemeriksaan fisik
Kreatinin 0,36 mg/dl protein) kuantitas mp-asi tidak terkait gizi (mual, muntah,
Ca 7,6 mg/dl (Normal) CRP kuantitatif  (respon tepat sesuai umur diare, tanda dehidrasi)
Phospor 4,5 mg/dl (Normal) stress akibat infeksi)
CRP kuantitatif 3,47 mg/dl Determine HIV (HIV+) dilakukan setiap hari
Determine HIV Reactive Biodine HIV (HIV+) dengan melihat rekam
Biodine HIV Reactive Oncoprobe HIV (HIV+) medis, target fisik klinis
Oncoprobe Reactive normal
FISIK KLINIS
Hepatomegali Hepatomegali (+) PD 4.1 Pengetahuan
Iga gambang Iga gambang (+) terkait makanan dan gizi
Wajah seperti orangtua Wajah seperti orangtua (+) dilakukan melalui tanya
rambut tipis agak kemerahan Rambut tipis agak jawab di akhir sesi edukasi
Splenomegali kemerahan (+) pada saat visite dengan
Oral candidiasis Splenomegali (+) target ibu pasien dapat
Nafsu makan turun Oral candidiasis (+) menjawab pertanyaan
Turgor kulit kering Nafsu makan turun (+)
Mual Turgor kulit kering(+)
Diare Mual (+)
Batuk Diare (+)
Nadi 140x/menit (Normal) Batuk(+)
RR 24x/menit (Normal)
Suhu 36,90C (normal)

DIETARY
Riwayat Makan dahulu Riwayat Makan dahulu
- Tidak ada alergi makanan - Pasien tidak
- Pola makan 2-3x/hr mendapatkan asi
- Usia 0-3 bulan pasien ekslusif
mendapat ASI eksklusif. - Pemberian mp-ASI dini
- Usia > 3 bulan pasien (usia>3 bulan)
diperkenalkan bubur @ 2 - Penghentian
sdm 1-2x/minggu dan pemberian ASI pada
pisang @1/4 buah 1 - usia 9 bulan dan
2x/minggu tapi jarang mau pemberian susu
sehingga pasien hanya formula yang mulai
minum ASI saja. menyebabkan anak
- Usia 9 bulan pasien sudah sering mengalami
tidak mendapat ASI karena diare
produksi ASI berkurang - Makanan anak kurang
dan ibu juga enggan untuk bervariasi (belum
memberikannya lagi pernah diberikan lauk
sehingga pasien diberikan hewani, nabati, dan
susu formula. Setelah itu sayuran)
pasien sering mengalami - Pemberian MP-ASI
diare sehingga harus sering yang kurang tepat
berganti susu formula dan (sering diberi melon,
terakhir yang dikonsumsi jeruk, sufor, dan air
adalah susu bendera gula, serta terkadang
dengan pemberian 4-6x diberi bubur, biskuit,
100 cc/hari sampai pada roti, pisang, papaya,
usia yang sekarang. teh manis)
- Usia 10 bulan diberi buah
melon 2-3x /minggu@30gr
dan jeruk 2-3x/minggu@40
gr. Pepaya jarang diberikan
1-2x/minggu @50 gr.
Kadang-kadang diberikan
air gula 1-2x 50 cc/hari
- Untuk lauk Hewani dan
nabati belum pernah
diberikan. Demikian pula
sayuran juga belum pernah
diberikan
- Hasil SQ-FFQ, rata-rata
konsumsi perhari
Bubur, biscuit, roti, melon,
jeruk, pisang, susu formula,
gula pasir

Sekarang
Asupan via NGT, diet F75 LLM
12x45 cc
Energi: 294 kkal
Protein: 10,5 gr
Lemak: 14,7 gr
KH: 29,4 gr
Asupan sekarang
Kebutuhan energi (fase Asupan energi defisit
stabilisasi)
tingkat berat (63,4%)
Energi: 80kkal x 5,8= 464 kkal
Protein: 1gr x 5,8= 5,8 gr (5%) Asupan karbohidrat defisit
Lemak: (36% x 464)/9= 18,56 gr tingkat berat (42,9%)
KH: (100-(5+36)) = 59%
Asupan lemak defisit
: (59% x 464)/4= 68,44 gr
Cairan: 130ml x 5,8= 754 ml tingkat sedang (79,2%)

Pemenuhan Kebutuhan Asupan protein kelebihan

Zat Gizi Pemenuhan (181%)


Energi 63,4% (def. tk.
berat)
Protein 181% (kelebihan)
Lemak 79,2% (def. tk.
sedang)
KH 42,9% (def. tk.
berat)
EKOLOGI
Sosial Ekonomi
Pasien tinggal di rumah Ibu pasien pernah
bersama kedua orangtuanya. mendapat edukasi gizi
Pendidikan terakhir ibu pasien namun masih terbatas
adalah tamat SD dan ayahnya dalam pemahamannya
adalah tamat SMP. Ibu pasien dan merasa masih kurang
tidak bekerja sedangkan mengerti.
ayahnya bekerja sebagai
operator sound system dan
termasuk kategori ekonomi
bawah. Ibu pasien sudah
pernah mendapat edukasi gizi
yakni tentang pemberian ASI
dan makanan bayi namun ibu
pasien masih terbatas dalam
pemahamannya dan merasa
masih kurang mengerti.
Riwayat penyakit dahulu
Pasien lahir dengan berat 3500
gram dengan persalinan normal
dan cukup bulan.
Pasien telah mendapat
imunisasi ( wajib ) lengkap.
Saat usia 2 bulan pasien sering
batuk dan demam.
Pada saat usia 3 bulan selain
mengalami batuk dan demam
juga mengalami diare yang
cukup sering hampir 1x dalam
seminggu gingga
mengakibatkan penurunan
berat badan.
Pada saat usia 10 bulan pasien
mengalami diare akut hingga
menyebabkan dehidrasi
Riwayat penyakit sekarang
Pasien masuk rumah sakit
(MRS) pada tanggal 15
September 2015. Sejak dua
hari sebelum masuk rumah
sakit, pasien mengalami
penurunan nafsu makan, mual
dan diare akut dengan
frekuensi 10x/hari dengan
volume @ 25-50 cc. Pasien juga
mengalami penurunan berat
badan yang drastis yakni dari
berat badan tertinggi 7, 8 kg
pada usia 10 bulan menjadi 5, 8
kg pada usia sekarang.
FARMAKOLOGI
Ampicillin (antibiotik) - Efek samping Amfisilin:
Colestin (antibiotik ganguan GI, mual,
muntah, diare
enterokolitis dan disentri
- Efek samping colestine
basiler kolistin sulfat) : hematuria,
Biotahydree emetic (anti proteinuria, oliguria,
acute tubular necrosis
emetic)
(ATN), penurunan
Nistatin (anti jamur) creatinine clearance
Cefotaxime (antibiotik) dan peningkatan level
ureum dan serum
kreatinin
- Efek samping nistatin
mual, muntah dan
diare jika diberikan
dengan dosis tinggi
- Efek samping
Cefotaxime diare
PRESKRIPSI DIET

Tujuan
- Memberikan makanan secara bertahap sesuai dengan kondisi dan kebutuhan pasien
- Memperbaiki kondisi dehidrasi pasien

Prinsip
- Hipoosmolar, rendah laktosa, rendah serat

Syarat
- Energi cukup yaitu 464 kkal perhari. Energi diberikan cukup karena penderita gizi buruk
merupakan orang yang mengalami kurang energi kronis sehingga energi diberikan berguna
untuk memenuhi kebutuhan dan menstabilkan kondisi pasien
- Protein diberikan 1 gr/kgBB/hr atau sebesar 5,8 gr perhari untuk mencegah refeeding syndrome
Pada fase stabilisasi sebaiknya menghindari makanan yang tinggi laktosa seperti susu sapi
- Lemak diberikan 36% dari total kebutuhan atau sebesar 18,56 gram/hari untuk memenuhi
kebutuhan
- Karbohidrat diberikan 59% dari total kebutuhan atau sebesar 68,44 gr/hari untuk memenuhi
kebutuhan
- Cairan diberikan 130ml/kgBB atau sebesar 754 ml/hari
- Vitamin A diberikan 200.000 SI (1 kapsul merah). Vitamin A diberikan untuk meningkatkan atau
memperbaiki daya tahan tubuh anak dalam melawan infeksi atau diare yang dialami
- Vitamin C diberikan 100 mg/hari (2 tablet). Vitamin C diberikan untuk meningkatkan daya tahan
tubuh dalam melawan infeksi
- Asam folat diberikan 5 mg/hari. Asam folat diberikan untuk meningkatkan kadar Hb darah
sehingga dapat memperbaiki kondisi pasien yang mengalami anemia
- Vitamin B kompleks diberikan 1 tablet/hari. Vitamin B kompleks diberikan untuk meningkatkan
kadar Hb darah sehingga dapat memperbaiki kondisi pasien yang mengalami anemia
- Zinc, kalium, natrium, magnesium, dan tembaga diberikan melalui mineral mix untuk membantu
memenuhi kekurangan mikronutrien yang terjadi pada anak gizi buruk serta membantu
mengoptimalkan perbaikan kondisi klinis pasien. Pemberiannya dicampurkan kedalam ReSoMal.
ReSoMal diberikan berselang seling dengan F75 setiap jam dengan dosis 5 m/kgBB/pemberiaan
via NGT untuk mengatasi dehidrasi
- Makanan berupa Formula F75 diberikan via enteral NGT, setiap 2 jam sekali (selama 12 kali
@65ml)
Terapi Edukasi

Tujuan:
 Memberikan informasi mengenai kondisi pasien dan tahapan fase (fase stabilisasi, transisi,
rehabilitasi dan tindak lanjut) pada kondisi gizi buruk
 Memberikan informasi mengenai diet yang diberikan sekarang (F75) dan jalur pemberiannya
 Memberikan informasi mengenai pemberian makanan setelah keluar dari RS

Materi:
 Edukasi terkait kondisi pasien dan tahapan fase (fase stabilisasi, transisi, rehabilitasi dan
tindak lanjut) pada kondisi gizi buruk
 Edukasi terkait diet yang diberikan sekarang (F75) dan jalur pemberiaan NGT yang sesuai
kondisi pasien
 Edukasi terkait pemberian makanan setelah keluar dari RS (padat gizi)
 Motivasi keluarga pasien untuk patuh terhadap saran diet

Sasaran:
 Keluarga pasien

Metode:
 Penyampaian materi menggunakan leaflet yang berisikan materi diet yang sesuai dengan
kondisi pasien yaitu gizi buruk fase stabilisasi
 Diskusi dan penetapan keputusan strategi bersama

Waktu:
Penyampaian materi dilakukan dalam 3 kali visite (@ 15 menit)

 Pertemuan pertama pada saat pasien baru MRS. Materi yang disampaikan yaitu makanan
yang diberikan selama di RS dan jalur pemberiaannya
 Pertemuan kedua pada hari ketiga MRS. Materi yang disampaikan yaitu mengenai evaluasi
makanan yang telah diberikan selama di rumah sakit
 Pertemuan ketiga pada saat pasien sebelum pulang. Materi yang disampaikan yaitu terkait
pemberian makanan (padat gizi) untuk tumbuh kejar anak (contoh menu dan porsi
makanan)
DAFTAR PUSTAKA
Handayani dkk. 2015. Nutrition Care Process (NCP). Yogjakarta: Graha Ilmu
Kemenkes RI. 2011. Bagian Tatalaksana Anak Gizi Buruk Buku I
Kemenkes RI. 2011. Petunjuk Teknis Tatalaksana Anak Gizi Buruk Buku II
Kemenkes RI. 2011. Pedoman Intepretasi Data Klinik
Lubis, Ramona Dumasari. 2008. Pengobatan Dermatomikosis. Universitas Sumatra Utara
Loho et al.2015. Colistin: an antibiotic and its role in multiresistant Gram-negative infections. Acta Med
Indones-Indones J Intern Med Vol.47, No. 2, April 2015
Purnasari, Galih. 2011. Anemia Pada Penderita Tuberkulosis Paru Anak Dengan Berbagai Status Gizi Dan
Asupan Zat Gizi. Universitas Diponegoro Semarang
Widjaja dkk. 2013. Pengaruh penyakit infeksi terhadap kadar albumin anak gizi buruk. Sari Pediatri, Vol.
15, No. 1, Juni 2013
TUGAS INDIVIDU PEMBEKALAN KLINIK

STUDI KASUS KELOMPOK 3

“HIV-AIDS + TB Paru + Diare akut + Candidiasis oral”

Oleh :

Ulzana Ayu Hapsari 145070301111007

PROGRAM STUDI ILMU GIZI

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2018

Anda mungkin juga menyukai