Anda di halaman 1dari 9

Independensi Internal Auditor

Institute of Internal Audit (IIA) sebagai ikatan internal auditor di Amerika yang dibentuk
pada tahun 1941 merumuskan definisi internal audit sebagai berikut:

Internal audit adalah aktivitas independen, keyakinan obyektif dan konsultasi yang
dirancang untuk memberikan nilai tambah dan meningkatkan operasi organisasi. Audit tersebut
membantu organisasi mencapai tujuannya dengan menerapkan pendekatan yang sistematis dan
berdisiplin untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas proses pengelolaan risiko,
kecukupan pengendalian dan proses tata kelola.

Beberapa kata kunci yang membangun definisi tersebut adalah:

 Independent
 Objective assurance (Obyektivitas)
 Consulting activity (Konsultasi)
 Add Value (Nilai tambah)
 Helping (Membantu)
 Improve (Meningkatkan)

Permasalahan Independensi Internal Auditor

Secara ideal, internal auditor dikatakan independen apabila dapat melaksanakan tugasnya
secara bebas dan obyektif. Dengan kebebasannya, memungkinkan internal auditor untuk
melaksanakan tugasnya dengan tidak berpihak. Di sisi lain, internal auditor banyak menghadapi
permasalahan dan kondisi yang menghadapkan internal auditor untuk ‘mempertaruhkan’
independensinya.

Independensi internal auditor akan dipengaruhi oleh pertimbangan sejauh mana hasil
internal audit akan berdampak terhadap kelangsungan kerjanya sebagai karyawan/pekerja.
Pengaruh ini dapat berasal dari manajemen atau dari kepentingan pribadi internal auditor.

Kondisi lain yang sangat berpotensi mempengaruhi independensi internal auditor adalah
banyaknya pihak yang berkepentingan di dalam sebuah organisasi bisnis. Kepentingan pihak-
pihak eksternal serta kepentingan pihak-pihak internal organisasi seringkali berbeda. Di satu
pihak, manajemen perusahaan ingin menyampaikan informasi mengenai pertanggunjawaban
pengelolaan dana yang berasal dari pihak luar, di lain pihak, pihak eksternal ingin memperoleh
informasi yang andal dari manajemen perusahaan. Independensi, integritas serta tanggung jawab
internal auditor terhadap profesi dan masyarakat akan dipertaruhkan dengan menempatkan
internal auditor sebagai bagian dari kepentingan manajemen internal organisasi.

Internal auditor juga harus menghadapi kepentingan-kepentingan pihak internal


organisasi yang tidak jarang pula berbeda-beda, bahkan bertentangan. Internal auditor berpotensi
dijadikan “tunggangan” konflik kepentingan pihak-pihak tertentu. Disinilah sikap obyektif
internal auditor akan mencerminkan independensinya. Internal auditor harus menjaga agar tidak
muncul prasangka atau pendapat dari pihak manapun bahwa internal auditor berpihak pada
kepentingan tertentu. Inilah yang disebut independen dalam penampilan.

Pengaruh terhadap independensi internal auditor terkadang tidak bersifat langsung


terhadap hasil audit yang dihasilkan oleh internal auditor. Namun demikian intervensi tersebut
dapat mempengaruhi kinerja internal audit termasuk mempengaruhi internal auditor dalam
menetapkan ruang lingkup dan metodologi auditnya.

Membangun Independensi Internal Auditor

Membangun independensi bukanlah perkara gampang semudah membalikkan telapak


tangan. Banyak aspek yang harus dipertimbangkan untuk membangun independensi internal
audit.

Sesuai dengan interprestasi standar internal audit, untuk mencerminkan independensi,


kedudukan Internal Audit dalam organisasi harus ditetapkan sedemikian rupa sehingga mampu
mengungkapkan pandangan dan pemikirannya tanpa pengaruh ataupun tekanan dari manajemen
ataupun pihak lain yang terkait dengan organisasi. Pemimpin internal audit memiliki akses
langsung dan tidak terbatasi dengan manajemen senior dan komisaris untuk melaporkan hasil
auditnya.

Bukan hanya sekedar memenuhi tuntutan, kedudukan internal audit dalam struktur
organisasi perusahaan juga merupakan komitmen manajemen puncak terhadap fungsi internal
audit yang independent. Kedudukan internal audit dalam struktur organisasi harus didukung
dengan pernyataan mengenai kewenangannya. Oleh karena itu, komitmen manajemen puncak
terhadap kedudukan internal audit dalam struktur organisasi perusahaan harus didukung dengan
pernyataan tertulis mengenai wewenang dan independensi yang diberikan kepada internal
auditor.

Selain komitemen yang berasal dari manajemen puncak, komitemen yang besar dari
internal auditor terhadap independensi yang harus dijaganya juga menjadi elemen penting dalam
membangun independensi internal auditor itu sendiri. Komitmen dari internal auditor terhadap
independensi ini harus dituangkan dalam kode etik internal audit perusahaan dan dilaksanakan
secara konsekwen. Internal auditor harus tidak memiliki kepentingan terhadap obyek atau
aktivitas yang diauditnya. Apabila internal auditor memiliki keterkaitan dengan obyek audit yang
mengakibatkan secara fakta auditor tidak independen, maka internal audit harus melaporkan hal
tersebut kepada manajemen puncak.

Komitmen terhadap independensi juga harus diimplementasikan oleh internal auditor


dalam menetapkan metode, cara, teknik, dan pendekatan audit yang dilaksanakan. Kebebasan
dan sikap mental internal auditor ini akan tercermin dari laporan internal audit yang lengkap,
obyektif serta berdasarkan analisa yang cermat dan tidak memihak. Untuk mendukung
independensi dan sikap mental obyektif ini, 2 hal utama yang perlu dilaksanakan adalah rotasi
secara berkala penugasan pekerjaan internal audit dan review secara cermat terhadap laporan
hasil internal audit serta prosesnya.
ASPEK PENGELOLAAN KEGIATAN AUDIT INTERNAL
Aktivitas audit intern adalah memeriksa dan menilai efektivitas dan kecukupan dari sistem
pengendalian internal yang ada dalam organisasi, tanpa fungsi audit intern dewan direksi dan
atau pimpinan unit tidak dapat memiliki sumber informasi internal yang bebas mengenai kinerja
organisasi.
Audit intern pada dasarnya bertujuan utnuk memberikan bantuan kepada manajemen dan
dewan direksi dalam melaksanakan tanggung jawab secara efektif mencakup pula usaha
mengembangkan pengendalian yang efektif dengan biaya wajar.
Tujuan audit intern yang dikemukakan oleh D. Hartanto dalam bukunya “Akuntansi untuk
Usahawan” adalah sebagai berikut :
1) Meneliti dan menilai apakah pelaksanaan daripada pengendalian intern di bidang akuntansi dan
operasi cukup dan memenuhi syarat.
2) Menilai apakah kebijakan, rencana dan prosedur yang telah ditentukan betul-betul ditaati.
3) Menilai apakah aktiva perusahaan aman dari kehilangan atau kerusakan dan penyelewengan.
4) Menilai kecermatan data akuntansi dan data lain dalam organisasi perusahaan.
5) Menilai mutu atau pelaksanaan daripada tugas-tugas yang diberikan kepada masing-masing
manajemen.
Ruang lingkup audit intern mencakup pengujian dan pengevaluasian kelayakan dan
keefektifan pengendalian intern dan kualitas kinerja yang berdasarkan tanggung jawab yang
telah ditetapkan termasuk :
1) Mereview reliabilitas dan integritas informasi keuangan dan operasional.
2) Mereview sistem yang ada.
3) Mereview sarana pengamanan aktiva, dan bila perlu memverifikasi keberadaan aktiva tersebut.
4) Menilai keekonomisan dan efisiensi penggunaan sumber daya.
5) Mereview operasi atau program.
Diperlukan batasan-batasan yang menetapkan wewenang dan tanggung jawab bagian
audit intern guna mencapai tujuan audit intern. Hal ini diperlukan agar bidang pekerjaan yang
harus dilaksanakan menjadi jelas dan tidak tumpang tindih dengan wewenang dan tanggung
jawab bagian organisasi yang lain.
Ruang lingkup pekerjaan satuan kerja audit intern mencakup seluruh aspek dan unsur
kegiatan perusahaan yang secara langsung/tidak langsung diperkirakan dapat mempengaruhi
tingkat terselenggaranya perusahaan secara baik. Namun perlu diingat bahwa dengan tidak
adanya pembatasan ruang lingkup audit ini, berarti tuntutan atas kinerja auditor intern semakin
besar atau dapat dikatakan masalah ini tidaklah ringan dan memerlukan upaya peningkatan yang
terus menerus.

Program Audit Intern


Supaya dalam pelaksanaan program audit intern efektif dan efisien maka diperlukan
adanya rencana yang berkaitan dengan subjek yang diperiksa, dalam perencanaan auditnya,
auditor harus mempertimbangkan sifat, luas, dan waktu pekerjaan yang harus dilaksanakan dan
diharuskan membuat program secara tertulis.
Program audit intern dibuat dan disusun serta dikembangkan untuk aktivitas audit intern
yang akan dilaksanakan dalam waktu tertentu. Program audit intern berperan penting dalam
menunjang keberhasilan operasi audit intern, tanpa program yang baik, hasil audit dapat
menyimpang atau penekanan audit yang berlebihan dari sewajarnya terhadap suatu item
tertentu/tidak tepatnya pelaksanaan audit.
Penyusunan program pemeriksaan harus disesuaikan dengan kondisi organisasi
perusahaan, adakalanya beberapa organisasi perusahaan memiliki kegiatan yang sering berubah-
ubah dari waktu ke waktu, dan adapula organisasi yang kegiatannya relatif stabil/terdiri atas
beberapa unit organisasi yang kegiatannya bersifat sama. Oleh karena itu harus digunakan
program pemeriksaan yang tepat.
Terdapat dua macam program pemeriksaan, yaitu :
1) Program pemeriksaan individual.
2) Program pemeriksaan proforma.
Program pemeriksaan dapat disiapkan sebelum pelaksanaan survai pendahuluan. Bila
hasil daripada survai pendahuluan terjadi perubahan kegiatan yang diperiksa, maka program
pemeriksaan tersebut harus disesuaikan dengan kondisi/perubahan tersebut.
Fungsi pengelola Internal Audit adalah fungsi yang bukan hanya melihat, mengukur dan
memastikan suatu perilaku management system organisasinya telah mengikuti management
system yang sudah ditetapkan, tetapi lebih dari itu juga dapat membantu menilai kelemahan dari
management system, memberikan saran langkah Corrective Action/ Improvement management
system yang diperlukan, bahkan mendorong langkah implementasi CA/ Improvement yang
diperlukan.
Sedangkan secara kegiatan Internal Audit adalah menguji dan menilai efektivitas dan
kecukupan management system internal yang ada dalam organisasi, sehingga tanpa fungsi
internal audit, managemen tidak memiliki sumber informasi internal yang independen mengenai
kinerja organisasi.

Memanfaatkan Teknologi Informasi


Teknologi system informasi yang didukung dengan perangkat komputasi teknologi
adalah suatu teknologi yang tergolong berkembang paling pesat didunia saat ini. Integrasi
komputasi yang ada yang didorong dengan berkembangnya pula teknologi komunikasi data pada
saat ini, dimana komputer-komputer yang ada keberadaanya sudah tidak lagi stand alone, tetapi
saling berhubungan dengan area network yang begitu luas dan tak terbatas cakupannya/
accesability-nya sangat mudah.
Pemanfaatan teknologi informasi dalam pekerjaan praktis seperti misal pengelolaan
Internal Audit adalah suatu tuntutan dan tantangan bagi pengelolanya. Penggunaan system
informasi yang terintegrasi dalam pengelolaan internal audit dapat berjalan efektif paling tidak
harus memperhatikan beberapa hal sebagai berikut:
1) Pengelolaan Internal Audit membutuhkan pengawasan dan pengendalian secara langsung
progressive terhadap proses yang sedang berlangsung dalam pengelolaan Internal Audit.
2) Pengeloaan Internal Audit memerlukan rekaman/ record yang baik dan berkesinambungan
3) Pengelolaan Internal Audit adalah disamping fungsi yang sangat erat berhubungan dengan
fungsi lain Internal Audit juga akan melalui tahapan-tahapan yang cukup panjang dan
memerlukan waktu siklus yang panjang dan bertele-tele.
Fungsi Sistem Informasi
Perlu menjadi perhatian bahwa fungsi pengelola internal audit tidaklah dengan harga mati
harus menggunakan perangkat system informasi dan komputasi dalam mejalankan aktivitasnya.
tugas utama sebenarnya adalah bagaimana kita mengelola fungsi internal audit secara
berkualitas, disamping dituntut pula kualitas pelaksanaan internal audit itu sendiri.
Fungsi Internal Audit adalah salah satu fungsi penting di suatu perusahaan. Internal
Auditor kadang-kadang dipandang sebelah mata oleh kolega dari unit lain karena dianggap tidak
professional, hanya mencari-cari kesalahan saja. Padahal Internal Audit mempunyai peran
strategis dalam membawa kepentingan perusahaan, bahkan mungkin pemegang saham untuk
memastikan setiap unit di dalam perusahaan berjalan dengan baik.

ASPEK PENGELOLAAN AUDIT INTERNAL DALAM ORGANISASI


Pada dasarnya perusahaan adalah organisasi yang terdiri dari manusia dengan berbagai
macam karakter yang bekerja bersama-sama, sesuai dengan fungsi dan kedudukannya masing-
masing, dengan tujuan yang sama.
Tujuan perusahaan adalah memaksimalkan profit untuk kepentingan pemegang saham.
Namun begitu, untuk mengelola sebuah perusahaan bukanlah pekerjaan sederhana, apalagi
perusahaan publik yang selalu dituntut terbuka atau transparan.
Kompleksitas dalam organisasi perusahaan tergantung pada besar kecilnya perusahaan.
Semakin banyak manusia yang bekerja di dalamnya semakin kompleks organisasi perusahaan,
dan semakin tinggi tingkat kesulitan dalam melakukan pengawasan atau kontrol untuk
memastikan bahwa setiap unit atau divisi sudah bekerja sesuai dengan fungsinya masing-masing.
Setiap organisasi perusahaan menyimpan risiko bahwa setiap bagian, unit atau divisi bisa
melakukan penyimpangan dalam menjalankan tugas dan fungsi masing-masing. Kadar
penyimpangan itu bisa bervariasi mulai dari yang ringan, sedang hingga yang berat.
Menyadari hal itu maka, untuk mengurangi risiko penyimpangan yang terjadi dan
dilakukan oleh orang dalam perusahaan maka dibutuhkan adanya satu unit kerja khusus yang
bertugas melakukan fungsi kontrol atau audit. Fungsi ini kemudian dikenal dengan istilah
internal audit.
Peran dan fungsi internal audit sangat membantu manajemen dalam menjaga efektifitas
jalannya roda organisasi perusahaan. Ia bisa melaporkan temuan-temuan di lapangan langsung
kepada Direktur Utama dan memberikan rekomendasi solusi.
Perlu diperhatikan 7 aspek penting dalam meningkatkan kinerja pengawasan internal.
1) Petugas pengawas yang berkualifikasi dan di-upgrade pengetahuan dan keterampilannya setiap
tahun dengan berbagai pelatihan yang mendukung.
2) Pembaharuan Peraturan (peraturan perusahaan, code of conduct, kode etik) secara periodik. Jauh
lebih baik bila di-review dua tahun sekali.
3) Struktur yang independen. Antara lain langsung melaporkan segala temuan ke pimpinan
tertinggi organisasi.
4) Mutasi / rolling bagi petugas pemeriksa (semisal Petugas Internal Audit Cabang, Pengawas
Internal Cabang, Loss Prevention Regional) maksimal 4 tahun sekali.
5) Mekanisme pelaporan yang apik, efisien dan efektif, antara lain dengan menggunakan teknologi
informasi yang dapat diakses oleh bagian Intenal Audit, Risk Management, Hubungan
Industrial, Direktur Risk Management dan Audit Comitee.
6) Adanya perencanaan pengawasan per bulan secara spesifik dan pelaporan per 3 bulan kepada
Board of Director / Komisaris.
7) Performance Appraisal yang mana aspeknya harus relevan sebagai bagian organiasasi yang
berfungsi pencegah, mengawasi dan memberikan solusi pada setiap masalah.
Kepala unit Internal audit langsung bertanggung jawab kepada Direktur Utama.
Pengangkatan dan pemberhentian kepala internal audit dilakukan Direktur Utama dengan
persetujuan Dewan Komisaris dan dilaporkan kepada OJK.
Adapun tugas dan tanggung jawab internal audit antara lain:
a) Menyusun dan melaksanakan rencana internal audit tahunan;
b) Menguji dan mengevaluasi pelaksanaan pengendalian interen dan sistem manajemen risiko
sesuai dengan kebijakan perusahaan;
c) Melakukan pemeriksaan dan penilaian atas efisiensi dan efektivitas di bidang keuangan,
akuntansi, operasional, sumber daya manusia, pemasaran, teknologi informasi dan kegiatan
lainnya;
d) Memberikan saran perbaikan dan informasi yang obyektif tentang kegiatan yang diperiksa pada
semua tingkat manajemen;
e) Membuat laporan hasil audit dan menyampaikan laporan tersebut ke Direktur Utama dan Dewan
Komisaris;
f) Memantau, menganalisis dan melaporkan pelaksanaan tindak lanjut perbaikan yang telah
disarankan;
g) Bekerja sama dengan Komite Audit;
h) Menyusun program untuk mengevaluasi mutu kegiatan internal audit yang dilakukannya; dan
i) Melakukan pemeriksaan khusus apabila diperlukan.
Dalam rangka melaksanakan tugasnya itu, unit internal audit memiliki wewenang untuk
mengakses seluruh informasi yang relevan tentang perusahaan. Bahkan unit ini bisa
berkomunikasi langsung dengan Direksi maupun Dewan komisaris.

Dengan fungsinya yang amat strategis itu semestinya bisa mengurangi risiko perusahaan
terhadap kemungkinan terjadinya penyelewengan ataupun penyalahgunaan asset perusahaan.
Efektifitas internal audit seridaknya mampu meningkatkan performance perusahaan karena
seluruh unit kerja di perusahaan akan berjalan sebagaimana mestinya.

Anda mungkin juga menyukai