Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Dalam setiap organisasi bisnis selalu terdapat berbagai bidang fungsional yang harus
dikelola dalam rangka pencapaian tujuan, sasaran, strategi, rencana, dan program kerja
perusahan tersebut. Dengan perkataan lain, terdapat kesamaan bidang-bidang fungsional yang
perlu ditanganni oleh semua bentuk dari jenis organisasi niaga. Tapi kesamaan bidang-bidang
tersebut tidak berakibat pada kesemaan kelembagaannya. Artinya penanganan berbagai bidang
fungsional yang terdapat dalam perusahaan dapat dilakukan oleh satuan-satuan kerja yang
sengaja dibentuk untuk itu.tetapi tidak mustahil terjadi penggabungan beberapa bidang
fungsional dalam satu satuan kerja tertentu atau bahkan penanganannya ditugaskan hanya kepada
seseorang atau beberapa orang saja dalam perusahaan.
Kenyataan menunjukkan bahwa bidang-bidang fungsional yang terdapat bahwa suatu
perusahaan diklarifikasikan menjadi dua kelompok utama, yaitu bidang- bidang fungsional yang
bersifat tugas pokok yang menberi kontstribusi langsung kepada keberhasilan perusahaan dalam
mencapai tujuan dan sasarannya. Dan yang kedua ialah bidang-bidang fungsional yang
menyelenggarakan berbagai fungsi penunjang. Yang tergolong kategori pertama ialah bidang
produksi, bidang pemasaran, bidang promosi, dan bidang penjualan. Yang tergolong pada
kategori kedua ialah bidang-bidang sumber daya manusia dan fungsi-fungsi sumber daya
manusia.
Dalam menjalangkan fungsinya, setiap bidang tersebut memerlukan dukungan
informasi. Bidang-bidang tersebutlah yang menjadi sorotan, dengan berbagai informasi
pendukung yang diperlukan seingga masing-masing bidang mampu menjalankan fungsinya
dengan tingkat efesiensi, efektivitas, dan produktivitas yang setinggi mungkin.

1.2.Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan Sistem Informasi Fungsional?
b. Bagaimana Evolusi Konsep Sistem Informasi Pemasaran?
c. Apa saja Model-Model Sistem Informasi Pemasaran?
d. Bagaimana Penggunaan Sistem Informasi Pemasaran Oleh Manajer?

1
1.3.Tujuan
a. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Sistem Informasi Fungsional.
b. Untuk mengetahui bagaimana Evolusi Konsep Sistem Informasi Pemasaran.
c. Untuk mengetahui apa saja Model-Model Sistem Informasi Pemasaran.
d. Untuk mengetahui bagaimana Penggunaan Sistem Informasi Pemasaran Oleh Manajer.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Sistem Informasi Fungsional


Sistem informasi berdasarkan area fungsional adalah merupakan sistem informasi yang
ditujukan untuk memberikan informasi bagi kelompok orang yang berada pada bagian tertentu
dalam suatu perusahaan dengan perusahaan lain berbeda-beda. Sedangkan didalam suatu
perusahaan/ organisasi itu sendiri juga memiliki sejumlah area fungsional bisnis seperti
akuntansi, pemasaran, produksi, dan sebagainya.
Berdasarkan area fungsional seperti ini, dikenal sejumlah sistem informasi fungsional.
Jadi, sistem informasi adalah sistem informasi yang ditunjukkan untuk memberikan informasi
bagi kelompok orang yang berada pada bagian tertentu dalam perusahaan. Beberapa sistem
informasi fungsional yang umum adalah sebagai berikut :
a. Sistem Informasi pemasaran ( Marketing information system atau MKIS )
b. Sistem informasi manufaktur ( Manufacturing / Production information system )
c. Sistem Informasi keuangan ( Finance information system )
d. Sistem Informasi SDM ( Human resource information system atau HRIS )
e. Sistem Informasi Sumber Daya Informasi

3
Macam – macam Sistem Informasi fungsional yang tersedia antara satu perusahaan
dengan perusahaan yang lainnya berbeda – beda. Sebagai contoh, perusahaan distribusi tidak
memiliki sistem informasi produksi.
Perlu diketahui bahwa sistem – sistem informasi fungsional tidak berdiri sendiri secara
fisik. Sistem – sistem informasi ini berasal dari berbagai sumber daya dalam organisasi. Dalam
sistem informasi perusahaan sistem – sistem informasi fungsional ini berkedudukan sebagai sub
sistem – sub sistem. Penggolongan sistem – sistem informasi fungsional sering kali didasarkan
pada perspektif yang berbeda. Semua informasi, selain sistem informasi akuntansi, dianggap
sebagai sistem informasi manajemen.

2.2. Evolusi Konsep Sistem Informasi Pemasaran

Pada tahun 1966, Prof. Philip Kotler dari Northwestern University, menggunakan istilah
pusat saraf pemasaran (marketing nerve center) untuk menggambarkan suatu unit baru di dalam
pemasaran yang mampu mengumpulkan dan mengolah informasi pemasaran. Walaupun Kotler
tidak menggunakan istilah sistem informasi pemasaran, tetapi itulah yang ada dalam pikirannya.
Kotler mengidentifikasikan 3 jenis informasi pemasaran, yaitu :

 Intelijen pemasaran (marketing intelligent), infromasi yang mengalir dari lingkungan


ke perusahaan.
 Informasi pemasaran intern (internal marketing information), informasi yang
dikumpulkan di dalam perusahaan.
 Komunikasi pemasaran (marketing communication), informasi yang mengalir dari
perusahaan ke lingkungan.

Kotler mengakui maksud dukungan keputusan dari pusat saraf itu : “… keputusan
pemasaran yang rumit seperti menurunkan harga, merevisi wilayah penjualan, atau
meningkatkan biaya iklan dapat dievaluasi sebelum dan sesudahnya melalui analisis ilmiah dari
data yang tersedia”. Walau ia tidak menggunakan istilah sistem informasi pemasaran, itulah yang
ada dalam pikiran Kotler.

Kita dapat mendefinisikan sistem informasi pemasaran (marketing information system),


atau MKIS, sebagai suatu sistem berbasis computer yang bekerja sama dengan sistem informasi

4
fungsional lain untuk mendukung manajemen perusahaan dalam menyelesaikan masalah yang
berhubungan dengan pemasaran produk perusahaan. Dua elemen dalam definisi tersebut
merupakan pokok penting. Pertama, semua sistem informasi fungsional harus bekerja sama, dan
kedua, dukungan pemecahan masalah tidak terbatas pada manajer pemasaran

2.2.1. Model Awal Pemasaran

Selama periode 1967-1974, tidak kurang dari lima model MKIS dijelaskan dalam
literature. Brien dan Stafford merupakan bagian dari pembuat model pertama, dengan
mendasarkan rancangan mereka pada 4P dan menekankan pengembangan program
pemasaran strategis. King dan Gleland menekankan perencanaan strategis, sementara
Kotler, Montgomery, dan Urban, serta Crissy dan Mossman menekankan dukungan
keputusan. Berbagai upaya pemodelan ini dimulai tahun 1960-an dan berlanjut hingga
1970-an, memberikan landasan teoritis yang kuat untuk sistem informasi fungsional
selanjutnya di semua area.

Gambar arus informasi menurut Kotler

2.3.Model Sistem Informasi Pemasaran

Model kita untuk sistem seperti itu diperlihatkan dalam Gambar 17.3. Model ini terdiri
dari kombinasi subsistem subsistem Input dan output yang dihubungkan dengan database.

5
Marketing Information System Model Data Information

Input Output subsystems


subsystems
Product
Accounting D subsystem
information
system
A Place
subsystem
Internal sources T
Marketing A Promotion
research subsystem Users
subsystem B
A
Environmental sources Price
S subsystem
Marketing
intelligence
subsystem E Integrated-
mix
subsystem

Subsistem Output

Tiap subsistem output menyediakan infomasi tentang subsistem itu sebagai bagian dari bauran.
Subsistem produk menyediakan informasi tentang produk perusahaan. Subsistem tempat
menyediakan informasi tentang jaringan distribusi perusahaan. Subsistem promosi menyediakan
infomasi tentang kegiatan periklanan perusahaan dan penjualan langsung. Subsistem harga
membantu manajer membuat keputusan harga. Selain itu, ada subsistem kelima, Subsistem
bauran terintegrasi yang memungkinkan manajer untuk mengembangkan strategi yang
mempertimbangkan dampak gabungan dari unsur-unsur tersebut. Contoh informasi yang
disediakan oleh subsistem bauran terintegrasi adalah peramalan penjualan (sale forecast), yang
mempertimbangkan interaksi seluruh unsur-unsur bauran itu.

Tiap subsistem output terdiri dari program-program di dalam koleksi perangkat lunak Berbagai
program ini memungkinkan manajer untuk mendapat infomasi dalam bentuk laporan periodik
dan khusus, hasil simulasi matematika, komunikasi elektronik, dan saran sistem pakar.

Anda perlu menyadari bahwa subsistem-subsistem output akan mengambil tiap subsistem CBIS-
SIA, SIM, DSS dan Kantor Virtual. Subsistem output dari semua sistem informasi fungsional
berisi semua jenis perangkat lunak CBIS.

6
Database

Data yang digunaksn oleh subsistem output berasal dari database, beberapa data dalam database
adalah unik bagi fungsi pemasaran, tapi banyak yang berbagi dengan area fungsional lain.

Subsistem Input

Sistem infomasi akuntansi mengumpulkan transaksi pemasaran perusahaan. Subsistem intelijen


pemasaran mengumpulkan informasi dari lingkungan perusahaan yang berkaitan dengan operasi
pemasaran. Subsistem penelitian pemasaran melakukan penelitian khusus mengenai operasi
pemasaran untuk tuhuan mempelajari kebutuhan konsumen dan meningkatkan efisiensi
pemasaran.

SUBSISTEM-SUBSISTEM INPUT

1. Sistem Informasi Akuntansi

Pemasaran berperan penting dalam SIA perusahaan dengan menyediakan data pesanan
penjualan. Mungkin wiraniaga memasukan data dari kantor pelanggan, dengan menggunkan
laptop, Atau pegawai pesanan penjualan di kantor pusat mungkin mengambil data pesanan
melalui telepon atau surat, dan memasukkannya ke dalam terminal keyboard.

Data itu digunakan unutk menyiapkan informasi dalam bentuk laporan perodik dan khusus.
Data itu juga menyediakan input bagi model matematika dan sistem pakar.

Data untuk Persiapan Laporan Periodik

Contoh Klasik bagaimana informasi pemasaran dapat disediakan oleh SIA adalah analisis
penjualan. Analisis penjualan adalah penelitian tentang kegiatan penjualan perusahaan dalam
hal produk apa yang terjual, pelanggan yang mana yang membeli produk tersebut dan
wiraniaga yang mana yang menjualnya. Dua contoh laporan analisis penjualan disertakan
daiam Bab l2 saat pembahasan management by exception. Gambar 2.4 menunjukkan laporan
penjualn per-produk. Dengan mengurutkan produk yang paling laku, manajer dapat
memperhatikannya dan menyusun strategi untuk membuat penjualannya lebih berhasil lagi.
Gambar 12.6 menunjukan laporan penjualan-per-wiraniaga. Nilai penjualan tiap wiraniaga

7
dibandingkan dengan kuotanya, dan terlihat selisihnya. Manajer memberi perhatian khusus
pada variansi yang besar dan membuat tindak lanjut yang tepat.

Data untuk Persiapan Laporan Khusus

Sebagian besar data yang digunakan untuk menjawab database queries manajer berasal dari
data yang disediakan oleh SIA. Contohnya, seorang manajer dapat menggunakan 4GL untuk
menyiapkan laporan analisis penjualan dari produk yang terjual atau daftar wiraniaga dengan
keterampilan tertentu.

Data untuk Model Matematika dan Sistem Pakar

Eksekutif perusahaan mengguna model Penentuan harga untuk memperkirakan dampak


perubahan harga terhadap profit. Semua informasi output dari model penentuan harga
dihasilkan dari data yang disediakan oleh SIA.

Kuncinya adalah jika perusahaan tidak memiliki SIA yang baik, perusahaan tidak dapat
berharap untuk menyediakan informasi yang baik untuk para pemecah masalahnya.

2. Subsistem Penelitian Pemasaran

Manajer Pemasaran dapat menggunakan penelitiaan pemasaran untuk mengumpulkan segala


jenis informasi, tetapi sebagian besar kegiatan ditujukan pada pelanggan dan calon
pelanggan.

Data Primer dan Sekunder

Terdapat dua jenis data yang dikumpulkan yaitu primer dan sekunder. Data primer adalah
data yang dikumpulkan perusahaan. Contohnya adalah data yang dikumpulkan oleh
wiraniaga perusahaan. Data yang dikumpulkan orang lain disebut data sekunder.

Menggunakan Penelitian Pemasaran Untuk Mengumpulkan Data Sekunder

Beberapa data sekunder harus dibeli dan sering tersedia dalam bentuk pita magnetik atau
disket untuk memudahkan pemasukan ke dalam CBIS. Data sekunder lain, seperti yang
terdapat di perpustakaan, dapat diperoleh dengan cuma-cuma. Sistem pengambilan informasi
berbasis computer, tersedia di banyak perpustakaan, mengurangi waktu pengumpulan. Daftar

8
surat (mailing lists) adalah contoh lain dari data sekunder. Daftar ini tersedia dalam berbagai
bentuk, termasuk pita magnetic, disket, label temple dan kartu indeks. Daftar ini
memungkinkan perusahaan membuat kontak dengan pasar sangat terpilih, biasanya dengan
surat langsung (direct mail).

Menggunakan Penelitian Pemasaran Untuk Mengumpulkan Data Primer

Hampir tiap orang pernah didekati oleh seseorang dengan melakukan survey. Suatu survey
menanyakan sejumlah orang dengan pertanyaan yang sama melalui wawancara pribadi,
telepon, atau surat. Jumlah responden mungkin relative sedikit.

Saat pertanyaan-pertanyaan diajukan pada sejumlah kecil orang, mungkin hanya tiga atau
empat, teknik yang digunakan adalah wawancara mendalam (in-depth interview). Waktu
yang digunakan untuk wawancara lebih lama dari pada waktu yang digunakan oleh orang
yang berpartisipasi dalam survey. Juga, penekanan wawancara mendalam adalah
mendapatkan penjelasan mengapa konsumen bertindak demikian. Ini bertolak belakang
dengan penekanan pada survey yaitu pada apa yang konsumen lakukan.

Teknik penelitian pemasaran ketiga adalah pengamatan (observation), baik mengamati


perilaku tertentu atau mencari bukti bahwa hal itu terjadi. Peneliti pemasaran sering mencatat
plat nomor mobil di tempat parker pusat perbelanjaan untuk menentukan seberapa jauh orang
itu mengemudi. Ada kalanya peneliti juga memeriksa sampah orang untuk mempelajari
produk apa yang mereka beli.

Pemasar juga menerapkan teknik pengujian terkendali (controlled experiment) dari ilmu
fisika dan perilaku, dan pasar nyata maupun ruang kelas digunakan sebagai laboratorium.
Mahasiswa sering menjadi subyek dalam percobaan yang dirancang untuk mengukur dampak
dari suatu perlakuan tertentu pada perilaku.

Perangkat Lunak Penelitiaan Pemasaran

Sampai beberapa tahun lalu hanya beberapa perusahaan besar yang dapat melakukan riset
pemasaran sendiri. Organisasi yang lebih kecil harus bergantung pada organisasi penelitian
pemasaran atau tidak melakukannya. Sekarang, terdapat banyak perusahaan dan berbagai
paket perangkat lunak penelitian pemasaran yang tersedia. Paket-paket ini, sebagian besar

9
untuk computer mikro, melaksanakan berbagai jenis aplikasi yang bervariasi dari membantu
pewawancara telepon hingga melakukan analisis statistic canggih. Ada juga paket yang
menghasilkan grafik dari penemuan riset. Peta berwarna merupakan cara yang popular untuk
menampilkan data riset yang berhubungan dengan area perdagangan.

Walau perangkat lunak membuat riset pemasaran dapat dilakukan oleh semua ukuran
perusahaan, ini bukan merupakan kunci bagi penelitian yang efektif. Kuncinya adalah
keahlian yang digunakan untuk merancang proyek penelitian dan menafsirkan penemuannya.
Jika keahlian tidak ada dalam perusahaan, keahlian itu dapat berasal dari konsultan, atau
perusahaan dapat mendaftarkan para pegawainya pada kursus penelitian pemasaran.

3. Subsistem Intelejen Pemasaran

Tiap area fungsional bertanggung jawab untuk menghubungkan perusahaan dengan elemen-
elemen tertentu di lingkungan. Pemasaran memiliki tanggung jawab utama pada pelanggan
dan pesaing. Seperti area fungsional lainnya, pemasaran juga memiliki tanggung jawab pada
pemerintah.

SIA mengumpulkan data pelanggan dan subsistem intelijen pemasaran mengumpulkan data
pesaing. Pemasaran tidak bertanggung jawab untuk membuat arus keluar bagi pesaing tapi
membuat arus masuk.

Istilah intelijen pemasaran mungkin membuat kita membayangkan bahwa perusahaan yang
satu memata-matai perusahaan yang lain atau spionase industry (industrial espionage).
Pekerjaan tersamar ini berlangsung dalam dunia bisnis yang kompetitif, tapi sedikit kejadian
yang telah dipublikasikan. Perusahaan enggan untuk melaporkan pencurian informasi
berharga karena takut merusak citra perusahaannya. Juga, pelanggaran seperti itu sulit untuk
dituntut oleh yang berwajib.

Sama sekali tidak beralasan untuk melanggar hukum guna mendapatkan informasi karena
informasi sangat mudah didapatkan secara legal. Intelijen pemasaran (marketing intelligence)
mengacu pada berbagai kegiatan yang etis yang dapat digunakan untuk mendapatkan
informasi tentang pesaing. Istilah tersebut tidak mengacu pada kegiatan yang tidak etis atau
kotor.

10
SUBSISTEM-SUBSISTEM OUTPUT

1. Subsistem Produk

Produk biasanya merupakan unsur pertama yang dijelaskan dalam bauran pemasaran.
Perusahan memutuskan untuk menyediakan suatu produk untuk memenuhi kebutuhan pasar
tertentu Selanjutnya unsur-unsur lain (tempat. promosi dan harga) akan diidentifikasi dan
dijelaskan.

Siklus Hidup Produk

Tugas manajer pemasaran adalah mengembangkan strategi dan taktik untuk tiap unsur dalam
bauran pemasaran dan kemudian mengintegrasikannya menjadi suatu tema pemasaran yang
menyeluruh. Suatu Kerangka kerja yang disebut siklus hidup produk mengarahkan manajer
dalam membuat keputusan-keputusan ini. Seperti arti namanya. siklus hidup produk (product
life cycle) menelusuri penjualan suatu produk mulai dari perkenalan, Perkembanga, dewasa
dan penurunan.

Gambar 17.4 menunjukkan tahap-tahap ini, bersama dengan tiga periode waktu saat
subsistem produk membantu manajer pemasaran membuat keputusan-keputusan beronentasi
produk. Periode pertama mendahului perkenalan produk, saat dibuat keputusan apakah akan

11
mengembangkan dan memasarkan produk. Periode kedua mencakup waktu saat berbagai
strategi perlu dipertimbangkan untuk membuat penjualan tetap berjalan. Periode terakhir
adalah selama terjadinya penurunan, saat penghapusan produk merupakan suatu allternatif.

Beberapa teknik telah dikembangkan untuk memberikan informasi yang dibutuhkan manajer
untuk membuat keputusan berorientasi produk. Teknik yang dibahas di bawah ini membantu
manajer memutuskan apakah akan memperkenalkan suatu produk. Subsistem produk lain
dari teknik-teknik seperti ini.

Model Evaluasi Produk Baru

Perusahaan yang banyak memperkenalkan produk baru mengembangkan suatu produk


formal yang mempertimbangkan faktor-faktor seperti potensi tingkat keuntungan dan
efisiensi penggunaan sumber daya. Perusahaan dapat memiliki komite produk baru (new
product committee), yang melakukan fungsi seleksi dengan menggunakan model evaluasi
prosuk baru (new product evaluation model) untuk menghitung nilai bagi calon produk baru.
Eksekutif perusahaan gunakan milai-nilai itu dalam membuat keputusan produk baru.

2. Subsistem Tempat

Berbagai saluran distribusi yang digunakan perusahaan untuk menyalurkan produknya ke


konsumen merupakan unsur tempat dalam bauran pemasaran. Untuk beberapa perusahaan
saluran itu pendek, misalnya menjual langsung ke konsumen.

Produk atau material, bukan satu-satunya sumberdaya yang mengalir melalui suatu saluran
yang mencakup pemasok, perusahaan manufaktur, pedagang besar, pengecer dan konsumen.
Arus material berawal dari pemasok dan berakhir di konsumen. Arus uang adalah
kebalikannya dan saluran informasi menyediakan arus dua arah yang menghubungkan semua
peserta.

12
Informasi umpan balik (feedback information) adalah informasi yang mengalir dengan
arah yang berlawanan dari arus material. Jika perusahaan manufaktur mengharapkan umpan
balik dari para anggota saluran, maka sesuatu ditawarkan sebagai imbalannya. Istilah
informasi feedforward menjelaskan arus informasi kepada konsumen. Informasi feedforward
dar perusahaan manufaktur kepada pedagang besar dan pengecer yang mencakup
pengumuman produk baru, alat bantu penjualan dan promosi, dan peramalan permintan.
Informasi feedforward kepada konsumen dapat berupa petunjuk penggunn, kiat keselamatan
dan garansi.

Arus Informasi Berbasis Komputer

Arus infomasi Berbasis-Komputer yuatu sistem saluran yang memungkinkan informasi


mengalir bebas di antara banyak perusahaan memberikan suatu keunggulan atas sistem
saingan yang tidak memiliki kemampuan itu. Pada Bab 3 telah dijelaskan bagaimana
perusahaan-perusahaan membangun hubungan elektronik dengan organisasi lain,
kemampuan yang disebut electronic data interchange (EDI). EDI sangat baik untuk mencapai
keunggulan kompetitif, dan sistem konseptual yang menyebabkannya terjadi adalah
subsistem tempat.

3. Subsistem Promosi

Sangat sulit untuk menerapkan komputer pada area promosi. Berbagai perusahaan telah
melalkukan analisis penjualan sejak zaman punched-cards, tetapi laporan-laporan itu hanya
menyediakan gambaran-gambaran masa lalu. Bahkan lebih sedikit yang dicapai dalam

13
periklanan karena sifat kreatifnya. Telah dilakukan sejumlah usaha, khususnya oleh agen
periklanan dan kalangan akademik, untuk mengembangkan model matematika yang
digunakan dalam membuat keputusan media periklanan tapi tidak ada yang berhasil paling
tidak bukan sukses yang dapat dipublikasikan.

Satu area tempat promosi computer yang dapat diterapkan adalah komunikasi wiraniaga.
Jika perusahaan ingin melengkapi tenaga penjualannya dengan cara komunikasi yang
fleksibel hal ini dapat dicapai dengan computer mikro portable. Para wiraniaga membawa
computer portable saat mereka menjelajahi wilayahnya dan menggunakannya untuk:

1. Bertanya (query) pada database untuk menjawab pertanyaan yang diajukan konsumen
tentang produk yang ingin dibeli.
2. Memasukkan data pesanan penjualan ke dalam sistem pemasukan pesanan.
3. Menyerahkan laporan panggilan (call reports) yang mengikhtisarkan tiap panggilan
penjualan, menspesifikasikan siapa yang dihubungi, apa yang dibahas, apa tujuan
penjualan selanjutnya, dan sebagainya.

Saat manajemen pemasaran memutuskan untuk menerapkan sistem informasi elektronik


tersebut, para wiraniaga perlu mengerti bagaimana penjual mereka akan meningkat.
Misalnya, sistem dapat memberikan wiraniaga:

1. Informasi tentang calon pelanggan baru


2. Informasi tentang konsumen yang ada seperti pola historis dari pembelian terdahulu
3. Informasi tentang produk yang paling menguntungkan untuk dijual, dengan
mempertimbangkan juga faktor-faktor seperti tingkat komisi, bonus, dan kontes.

Semua informasi ini memungkinkan wiraniaga melakukan tugasnya dengan lebih baik.
Semua orang merasakan keuntungannya. Wiraniaga meningkatkan komisinya, perusahaan
meningkatkan penjualannya, dan konsumen menerima pelayanan yang lebih baik.

4. Subsistem Harga

Agar harga hamper mendekati area promosi dalam hal kesulitan dukungan keputusan,
tergantung dari kebijakan harga perusahaan.

Penentuan Harga Berdasarkan Biaya


14
Beberapa perusahaan menggunakan penentuan harga berdasarkan biaya (cost-based pricing)
dengan menentukan biaya-biaya mereka dan menambahkan mark-up yang diinginkan.
Pendekatan ini bersifat agak hati-hati. Anda mendapatkan untung yang diharapkan saat Anda
menjual barang-barang tersebut, tetapi ada kemungkinan bahwa konsumen akan membayar
lebih. Jika perusahaan memiliki SIA yang baik, ketersediaan data biaya yang akurat membuat
tugas subsistem harga menjadi mudah untuk mendukung penentuan harga berdasarkan biaya.

Penentuan Harga Berdasarkan Permintaan

Kebijakan harga yang kurang berhati-hati adalah penentuan harga berdasarkan permintaan
(demand-based pricing), yang menetapkan harga sesuai dengan nilai yang ditempatkan oleh
konsumen terhadap produk. Kunci pendekatan ini adalah memperkirakan permintaan dengan
tepat. Ini memerlukan pemahaman yang baik tentang konsumen serta pasar, termasuk
keadaan ekonomi dan persaingan.

Saat perusahaan mengikuti pendekatan penentuan harga berorientasi permintaan, dukungan


komputer dapat berupa model matematika. Model ini memungkinkan manajer untuk
memainkan permainan “what-if” dalam menentukan tingkat harga yang memaksimumkan
profit tetapi tidak menaikkan intensitas kegiatan persaingan. Model penentuan harga telah
dijelaskan dalam Bab 12 saat membahas SIM, dan menyertakan contoh tampilan layar dalam
Gambar 12.8 sampai 12.12 (dari Halaman 267). Model seperti itu merupakan contoh
perangkat lunak yang membentuk subsistem penentuan harga.

5. Subsistem Bauran Terintegrasi

Subsitem bauran terintegrasi (Integrated Mix Subsystem) mendukung manajer saat unsur-
unsur bauran pemasaran dikombinasikan untuk membentuk strategi tertentu. Ini dicapai
dengan memproyeksikan kemungkinan hasil dari berbagai kombinasi.

15
Gambar diatas contoh model bauran terintegrasi yang dikembangkan oleh profesor John D.C.
Little . BRANDAID mencakup berapa submodel untuk periklanan, promosi, harga, penjualan
perseorangan dan distribusi eceran. BANDAID merangsang kegiatan manufaktur yang
menjual ke konsumen melalui para pengecer dalam lingkungan yang kompetitif. Garis tegas
menggambarkan pengaruh yang mengalir, sedangkan garis putus-putus menggambarkan
tanggapan terhadap berbagai pengaruh tersebut.

2.4.Penggunaan Sistem Informasi Pemasaran oleh Manajer

Para manajer pemasaran menggunakan MKIS untuk mempelajari kebutuhan dan


keinginan konsumen, memformulasikan bauran pemasaran, dan membuat tindak lanjut sampai
sejauh mana bauran itu diterima oleh konsumen. Para manajer lain dalam perusahaan juga
menggunakan MKIS.

16
BAB III
PENUTUP

3.1.Kesimpulan

Kesimpulan yang kita dapat dalam makalah ini adalah segala sesuatu yang terdapat di
dalam system informasi pemasaran membutuhkan banyak proses yang kesemuanya memerlukan
banyak pertimbangan oleh para manajer dalam rangka pemasaran suatu produk agar dapat
bertahan lama dan mengikuti perkembangan keperluan konsumen, sehingga produk tidak mudah
hilang di pasaran, dalam hal ini juga peran teknologi sangat penting dalam system informasi
pemasaran.

3.2.Saran
Dalam rangka penyusunan makalah ini penyusun mencoba membuat makalah dengan
sebaik-baiknya, namun kami menyadari masih banyak kekurangan dan kekeliruan, agar semakin
lengkap dan sempurnanya makalah ini kami menerima saran dan kritik yang membangun agar
menambah ilmu pengetahuan kita dalam pembelajaran mata kuliah system informasi
manajemen.

17
DAFTAR PUSTAKA

Mcleod, Raymond dan George P. Schell. 2008. Sistem Informasi Manajemen. Edisi 8. Jakarta :
Penerbit Salemba Empat.

Mcleod, Raymond dan George P. Schell. 20. Sistem Informasi Manajemen. Edisi 10. Jakarta :
Penerbit Salemba Empat.

http://holongmarinacom.blogspot.co.id/2016/12/sistem-informasi-fungsional.html

18

Anda mungkin juga menyukai