Anda di halaman 1dari 9

Persiapan

 Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan kolom praktis dan balok latei.
 Approval material yang akan digunakan.
 Persiapan lahan kerja.
 Persiapan material kerja, antara lain : semen PC, pasir, split, kaso, multiplek, besi beton, kawat beton,
paku, air, dll.
 Persiapan alat bantu kerja, antara lain : theodolith, waterpass, meteran, bor listrik, gunting besi,
pembengkok besi, gergaji, unting-unting, benang, selang air, dll.

Pemasangan Balok Latei & Kolom Praktis

Pengukuran

 Surveyor melakukan pengukuran dengan theodolith dan memberi tanda (marking) untuk posisi titik
perletakan kolom beton praktis dan balok latei.
Fabrikasi besi tulangan
 Fabrikasi besi beton untuk tulangan dengan mutu, ukuran dan panjang dibuat sesuai gambar kerja yang
telah disetujui.
 Fabrikasi besi beton untuk tulangan kolom praktis dan balok latei.
 Besi beton yang telah difabrikasi diberi tanda sesuai dengan penempatannya, supaya tidak membingungkan
pada saat akan dipasang.
 Posisi besi beton untuk tulangan pada kolom praktis dan balok latei yang belum ada besi stek existing,
terlebih dahulu dibuatkan besi stek dengan menggunakan alat bantu bor listrik.
Fabrikasi bekesting

 Fabrikasi bekesting untuk kolom beton praktis praktis menggunakan bahan dari multiplek dan perkuatan
dengan menggunakan kaso.
 Potong multiplek untuk bekesting kolom praktis dan balok lintel.
 Pasang bekesting pada lokasi besi beton tulangan kolom praktis dan balok lintel dengan dimensi dibuat
sesuai ukuran gambar kerja.
 Pasang perkuatan/support pada bekesting.
 Bekesting dipasang harus rapih, siku dan lurus sehingga hasil pengecoran beton dapat menghasilkan bidang
yang flat/maksimal. Gunakan waterpass/unting-unting untuk pengecekan.
 Beton decking dipasang secara merata dan sesuai dengan kebutuhan.
Pengecoran beton

 Sebelum pengecoran terlebih dahulu harus diperiksa kekuatan acuan yang sudah dipasang / difabrikasi,
semua ukuran sudah sesuai rencana.
 Pengecoran beton dilakukan menggunakan beton readymix K-175.
 Setelah area siap, lakukan pengecoran beton. Tuang adukan beton ke area pengecoran, adukan beton
diratakan dan dipadatkan sehingga beton tidak ada sarang tawon/keropos.

Persiapan

 Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan kolom praktis dan balok latei.
 Approval material yang akan digunakan.
 Persiapan lahan kerja.
 Persiapan material kerja, antara lain : semen PC, pasir, split, kaso, multiplek, besi beton, kawat beton,
paku, air, dll.
 Persiapan alat bantu kerja, antara lain : theodolith, waterpass, meteran, bor listrik, gunting besi,
pembengkok besi, gergaji, unting-unting, benang, selang air, dll.

Pemasangan Balok Latei & Kolom Praktis

Pengukuran

 Surveyor melakukan pengukuran dengan theodolith dan memberi tanda (marking) untuk posisi titik
perletakan kolom beton praktis dan balok latei.
Fabrikasi besi tulangan
 Fabrikasi besi beton untuk tulangan dengan mutu, ukuran dan panjang dibuat sesuai gambar kerja yang
telah disetujui.
 Fabrikasi besi beton untuk tulangan kolom praktis dan balok latei.
 Besi beton yang telah difabrikasi diberi tanda sesuai dengan penempatannya, supaya tidak membingungkan
pada saat akan dipasang.
 Posisi besi beton untuk tulangan pada kolom praktis dan balok latei yang belum ada besi stek existing,
terlebih dahulu dibuatkan besi stek dengan menggunakan alat bantu bor listrik.
Fabrikasi bekesting

 Fabrikasi bekesting untuk kolom beton praktis praktis menggunakan bahan dari multiplek dan perkuatan
dengan menggunakan kaso.
 Potong multiplek untuk bekesting kolom praktis dan balok lintel.
 Pasang bekesting pada lokasi besi beton tulangan kolom praktis dan balok lintel dengan dimensi dibuat
sesuai ukuran gambar kerja.
 Pasang perkuatan/support pada bekesting.
 Bekesting dipasang harus rapih, siku dan lurus sehingga hasil pengecoran beton dapat menghasilkan bidang
yang flat/maksimal. Gunakan waterpass/unting-unting untuk pengecekan.
 Beton decking dipasang secara merata dan sesuai dengan kebutuhan.
Pengecoran beton

 Sebelum pengecoran terlebih dahulu harus diperiksa kekuatan acuan yang sudah dipasang / difabrikasi,
semua ukuran sudah sesuai rencana.
 Pengecoran beton dilakukan menggunakan beton readymix K-175.
 Setelah area siap, lakukan pengecoran beton. Tuang adukan beton ke area pengecoran, adukan beton
diratakan dan dipadatkan sehingga beton tidak ada sarang tawon/keropos.

Beberapa hal yang perlu diketahui tentang


Kolom, cara pengecoran dan bahan – bahan
untuk dinding

Perbedaan Kolom Praktis dan Kolom Utama


Kolom :

Batang tekan vertikal dari rangka struktur yang memikul beban dari balok. Kolom
merupakan suatu elemen struktur tekan yang memegang peranan penting dari suatu
bangunan, sehingga keruntuhan pada suatu kolom merupakan lokasi kritis yang dapat
menyebabkan runtuhnya (collapse) lantai yang bersangkutan dan juga runtuh total (total
collapse) seluruh struktur (Sudarmoko, 1996). SK SNI T-15-1991-
03 mendefinisikan kolom adalah komponen struktur bangunan yang tugas utamanya
menyangga beban aksial tekan vertikal dengan bagian tinggi yang tidak ditopang paling
tidak tiga kali dimensi lateral terkecil.

Fungsi kolom adalah sebagai penerus beban seluruh bangunan ke pondasi. Bila
diumpamakan, kolom itu seperti rangka tubuh manusia yang memastikan sebuah
bangunan berdiri. Kolom termasuk struktur utama untuk meneruskan berat bangunan
dan beban lain seperti beban hidup (manusia dan barang-barang), serta beban
hembusan angin. Kolom berfungsi sangat penting, agar bangunan tidak mudah roboh.
Beban sebuah bangunan dimulai dari atap. Beban atap akan meneruskan beban yang
diterimanya ke kolom. Seluruh beban yang diterima kolom didistribusikan ke permukaan
tanah di bawahnya.

Kesimpulannya, sebuah bangunan akan aman dari kerusakan bila besar dan jenis
pondasinya sesuai dengan perhitungan. Namun, kondisi tanah pun harus benar-benar
sudah mampu menerima beban dari pondasi. Kolom menerima beban dan
meneruskannya ke pondasi, karena itu pondasinya juga harus kuat, terutama untuk
konstruksi rumah bertingkat, harus diperiksa kedalaman tanah kerasnya agar bila tanah
ambles atau terjadi gempa tidak mudah roboh. Struktur dalam kolom dibuat dari besi
dan beton. Keduanya merupakan gabungan antara material yang tahan tarikan dan
tekanan. Besi adalah material yang tahan tarikan, sedangkan beton adalah material
yang tahan tekanan. sloof dan balok bisa menahan gaya tekan dan gaya tarik pada
bangunan.

Jenis-jenis Kolom
Menurut Wang (1986) dan Ferguson (1986) jenis-jenis kolom ada tiga:

1. Kolom ikat (tie column)


2. Kolom spiral (spiral column)
3. Kolom komposit (composite column)

Dalam buku struktur beton bertulang (Istimawan dipohusodo, 1994)ada tiga jenis kolom
beton bertulang yaitu :

1. Kolom menggunakan pengikat sengkang lateral. Kolom ini merupakan kolom brton
yang ditulangi dengan batang tulangan pokok memanjang, yang pada jarak spasi
tertentu diikat dengan pengikat sengkang ke arah lateral. Tulangan ini berfungsi untuk
memegang tulangan pokok memanjang agar tetap kokoh pada tempatnya.

2. Kolom menggunakan pengikat spiral. Bentuknya sama dengan yang pertama hanya
saja sebagai pengikat tulangan pokok memanjang adalah tulangan spiral yang dililitkan
keliling membentuk heliks menerus di sepanjang kolom. Fungsi dari tulangan spiral
adalah memberi kemampuan kolom untuk menyerap deformasi cukup besar sebelum
runtuh, sehingga mampu mencegah terjadinya kehancuran seluruh struktur sebelum
proses redistribusi momen dan tegangan terwujud.

3. Struktur kolom komposit merupakan komponen struktur tekan yang diperkuat pada
arah memanjang dengan gelagar baja profil atau pipa, dengan atau tanpa diberi batang
tulangan pokok memanjang.
• Kolom Utama
Yang dimaksud dengan kolom utama adalah kolom yang fungsi utamanya menyanggah
beban utama yang berada diatasnya. Untuk rumah tinggal disarankan jarak kolom
utama adalah 3.5 m, agar dimensi balok untuk menompang lantai tidak tidak begitu
besar, dan apabila jarak antara kolom dibuat lebih dari 3.5 meter, maka struktur
bangunan harus dihitung. Sedangkan dimensi kolom utama untuk bangunan rumah
tinggal lantai 2 biasanya dipakai ukuran 20/20, dengan tulangan pokok 8d 12mm, dan
begel d 8-10cm ( 8 d 12 maksudnya jumlah besi beton diameter 12mm 8 buah, 8 – 10
cm maksudnya begel diameter 8 dengan jarak 10 cm).

• Kolom Praktis
Adalah kolom yang berpungsi membantu kolom utama dan juga sebagai pengikat
dinding agar dinding stabil, jarak kolom maksimum 3,5 meter, atau pada pertemuan
pasangan bata, (sudut-sudut). Dimensi kolom praktis 15/15 dengan tulangan beton 4 d
10 begel d 8-20. Letak kolom dalam konstruksi. Kolom portal harus dibuat terus
menerus dari lantai bawah sampai lantai atas, artinya letak kolom-kolom portal tidak
boleh digeser pada tiap lantai, karena hal ini akan menghilangkan sifat kekakuan dari
struktur rangka portalnya. Jadi harus dihindarkan denah kolom portal yang tidak sama
untuk tiap-tiap lapis lantai. Ukuran kolom makin ke atas boleh makin kecil, sesuai
dengan beban bangunan yang didukungnya makin ke atas juga makin kecil. Perubahan
dimensi kolom harus dilakukan pada lapis lantai, agar pada suatu lajur kolom
mempunyai kekakuan yang sama. Prinsip penerusan gaya pada kolom pondasi adalah
balok portal merangkai kolom-kolom menjadi satu kesatuan. Balok menerima seluruh
beban dari plat lantai dan meneruskan ke kolom-kolom pendukung. Hubungan balok
dan kolom adalah jepit-jepit, yaitu suatu sistem dukungan yang dapat menahan momen,
gaya vertikal dan gaya horisontal. Untuk menambah kekakuan balok, di bagian pangkal
pada pertemuan dengan kolom, boleh ditambah tebalnya.

Dasar- dasar Perhitungan

Menurut SNI-03-2847-2002 ada empat ketentuen terkait perhitungan kolom:

1. Kolom harus direncanakan untuk memikul beban aksial terfaktor yang bekerja pada
semua lantai atau atap dan momen maksimum yang berasal dari beban terfaktor pada
satu bentang terdekat dari lantai atau atap yang ditinjau. Kombinasi pembebanan yang
menghasilkan rasio maksimum dari momen terhadap beban aksial juga harus
diperhitungkan.

2. Pada konstruksi rangka atau struktur menerus pengaruh dari adanya beban tak
seimbang pada lantai atau atap terhadap kolom luar atau dalam harus diperhitungkan.
Demilkian pula pengaruh dari beban eksentris karena sebab lainnya juga harus
diperhitungkan.

3. Dalam menghitung momen akibat beban gravitasi yang bekerja pada kolom, ujung-
ujung terjauh kolom dapat dianggap jepit, selama ujung-ujung tersebut menyatu
(monolit) dengan komponen struktur lainnya.
4. Momen-momen yang bekerja pada setiap level lantai atau atap harus didistribusikan
pada kolom di atas dan di bawah lantai tersebut berdasarkan kekakuan relative kolom
dengan juga memperhatikan kondisi kekekangan pada ujung kolom.

Adapun dasar-dasar perhitungannya sebagai berikut:


1. Kuat perlu
2. Kuat rancang

Pekerjaan Kolom

Prosesnya adalah sebagai berikut :

1. Pekerjaan lantai kerja dan beton decking.


Lantai kerja dibuat setelah dihamparkan pasir dengan ketebalan yang cukup sesuai
gambar dan spesifikasi. Digunakan beton decking untuk menjaga posisi tulangan dan
memberikan selimut beton yang cukup.

2. Pekerjaan pembesian.
Fabrikasi pembesian dilakukan di tempat fabrikasi, setelah lantai kerja siap maka besi
tulangan yang telah terfabrikasi siap dipasang dan dirangkai di lokasi. Pembesian pile
cap dilakukan terlebih dahulu, setelah itu diikuti dengan pembesian sloof. Panjang
penjangkaran dipasang 30 x diameter tulangan utama.

3. Pekerjaan bekisting.
Bekisting dibuat dari multiplex 9 mm yang diperkuat dengan kayu usuk 4/6 dan diberi
skur-skur penahan agar tidak mudah roboh. Jika perlu maka dipasang tie rod untuk
menjaga kestabilan posisi bekisting saat pengecoran.

4. Pekerjaan kontrol kualitas.


Sebelum dilakukan pengecoran, perlu dilakukan kontrol kualitas yang terdiri atas dua
tahap yaitu :

 Sebelum pengecoran.

Sebelum pengecoran dilakukan kontrol kualitas terhadap :


• Posisi dan kondisi bekisting.
• Posisi dan penempatan pembesian.
• Jarak antar tulangan.
• Panjang penjangkaran.
• Ketebalan beton decking.
• Ukuran baja tulangan yang digunakan.
• Posisi penempatan water stop

 Pada saat pengecoran.


Pada saat berlangsungnya pengecoran, campuran dari concrete mixer truck diambil
sampelnya. Sampel diambil menurut ketentuan yang tercantum dalam spesifikasi.
Pekerjaan kontrol kualitas ini akan dilakukan bersama-sama dengan konsultan
pengawas untuk selanjutnya dibuat berita acara pengesahan kontrol kualitas.

5. Pekerjaan pengecoran.
Pengecoran dilakukan secara langsung dan menyeluruh yaitu dengan menggunakan
Concrete Pump Truck. Pengecoran yang berhubungan dengan sambungan selalu
didahului dengan penggunaan bahan Bonding Agent.

6. Pekerjaan curing
Curing dilakukan sehari ( 24 jam ) setelah pengecoran selesai dilakukan dengan
dibasahi air dan dijaga/dikontrol untuk tetap dalam keadaan basah.
Jadi, untuk kolom pada bangunan berlantai 2 atau lebih, di butuhkan kolom yang kuat
dan kokoh sebagai dasar penopang beban yang besar dari atas, kolom yang baik untuk
bangunan ini adalah dengan ukuran 30/40 atau 40/40 ke atas. Ukuran kolom ini
disesuaikan dengan kebutuhan pada beban bangunan.

Balok untuk bangunan berlantai 2


Agar dalam penggambaran konstruksi beton bertulang untuk balok sesuai dengan
persyaratan yang telah ditentukan perlu memperhatikan ketentuan-ketentuan yang
terkandung dalam konstruksi beton bertulang.
Menggambar penulangan balok agak sedikit berbeda dengan menggambar penulangan
pelat atap/lantai, karena dalam menggambar penulangan balok, tulangannya harus
dibuka satu persatu ( harus digambarkan bukaan tulangan) agar kelihatan jelas
susunan tulangan-tulangan yang digunakan dan bentuknya.

Tulangan yang dipilih luasnya harus desuai dengan luas tulangan yang
dibutuhkan serta memenuhi persyaratan konstruksi beton bertulang.

• Setiap sudut balok harus ada 1 (satu) batang tulangan sepanjang balok
• Diameter tulangan pokok minimal Ø 12 mm
• Jarak pusat ke pusat (sumbu ke sumbu) tulangan pokok maksimal 15 cm dan jarak
bersih 3 cm pada bagian-bagian yang memikul momen maksimal.
• Hindarkan pemasangan tulangan dalam 2 (dua) lapis untuk tulangan pokok.
• Jika jarak tulangan atas dan tulangan bawah (tulangan pokok) dibagian samping lebih
dari 30 cm, harus dipasang tulangan ekstra (montage)
• Tulangan ekstra (montage) untuk balok tinggi (untuk balok yang tingginya 90 cm atau
lebih luasnya minimal 10 % luas tulangan pokok tarik yang terbesar dengan diameter
minimal 8 mm untuk baja lunak dan 6 mm untuk baja keras
Selimut beton (beton deking) pada balok minimal untuk kontruksi
• Di dalam : 2.0 cm
• Di luar : 2.5 cm
• Tidak kelihatan : 3.0 cm
Apabila tegangan geser beton yang bekerja lebih kecil dari tegangan geser beton yang
diijinkan, jarak sengkang / beugel dapat diatur menurut peraturan beton dengan jarak
masimal selebar balok dalam segala hal tidak boleh lebih dari 30 cm.
Jika tegangan geser beton yang bekerja lebih besar dari tegangan geser beton yang
diijinkan, maka untuk memikul / menahan tegangan yang bekerja tersebut ada 2 (dua)
cara:
• Tegangan geser yang bekerja tersebut seluruhnya (100 %) dapat ditahan/dipikul oleh
sengkang-sengkang atau oleh tulangan serong / miring sesuai dengan perhitungan
yang berlaku.
• Apabila tegangan geser yang bekerja tersebut ditahan / dipikul oleh kombinasi dari
sengkang-sengkang dan tulangan serong / miring (sengkang-sengkang dipasang
bersama-sama dengan tulangan serong / miring atau dengan kata lain sengkang
bekerjasama dengan tulangan serong), maka 50 % dari tegangan yang bekerja tersebut
harus dipikul / ditahan oleh sengkang-sengkang dan sisinya ditahan / dipikul oleh
tulangan serong/miring.
Tulangan tumpuan harus dipasang simetris (tulangan tumpuan bawah harus dipasang
minimal sama dengan tulangan tumpuan atas).
Kolom untuk bangunan lantai 2

Yang perlu mendapatkan perhatian dalam menggambar penulangan kolom antara lain:

• Penyambungan kolom di atas balok atau sloof


• Seperempat tinggi kolom jarak sengkang lebih rapat dari pada bagian tengah kolom
• Lebar kolom lebih dari 30 cm diberi tulangan tambahan di tengah-tengah lebar
• Minimal tulangan pokok kolom menggunakan diameter 12 mm
Bahan – Bahan Dinding

 DINDING BATA

Dinding bata merah terbuat dari tanah liat/ lempung yang dibakar. Untuk dapat
digunakan sebagai bahan bangunan yang aman maka pengolahannya harus memenuhi
standar peraturan bahan bangunan Indonesia NI-3 dan NI-10 (peraturan bata merah).
Dinding dari pasangan bata dapat dibuat dengan ketebalan 1/2 batu (non struktural)
dan min. 1 batu (struktural). Dinding pengisi dari pasangan bata 1/ 2 batu harus
diperkuat dengan kolom praktis, sloof/ rollag, dan ringbalk yang berfungsi untuk
mengikat pasangan bata dan menahan/ menyalurkan beban struktural pada bangunan
agar tidak mengenai pasangan dinding bata tsb. Pengerjaan dinding pasangan bata
dan plesterannya harus sesuai dengan syarat-syarat yang ada, baik dari campuran
plesterannya maupun teknik pengerjaannya. (Materi Pasangan Bata)

 DINDING BATAKO

Batako merupakan material untuk dinding yang terbuat dari batu buatan/ cetak yang
tidak dibakar. Terdiri dari campuran tras, kapur (5 : 1), kadang – kadang ditambah PC.
Karena dimensinya lebih besar dari bata merah, penggunaan batako pada bangunan
bisa menghemat plesteran 75%, berat tembok 50% – beban pondasi berkurang. Selain
itu apabila dicetak dan diolah dengan kualitas yang baik, dinding batako tidak
memerlukan plesteran+acian lagi untuk finishing.
Prinsip pengerjaan dinding batako hampir sama dengan dinding dari pasangan
bata,antara lain:
1. Batako harus disimpan dalam keadaan kering dan terlindung dari hujan.
2. Pada saat pemasangan dinding, tidak perlu dibasahi terlebih dahulu dan tidak boleh
direndam dengan air.
3. Pemotongan batako menggunakan palu dan tatah, setelah itu dipatahkan pada kayu/
batu yang lancip.
4. Pemasangan batako dimulai dari ujung-ujung, sudut pertemuan dan berakhir di
tengah – tengah.
5. Dinding batako juga memerlukan penguat/ rangka pengkaku terdiri dari kolom dan
balok beton bertulang yang dicor dalam lubang-lubang batako. Perkuatan dipasang
pada sudut-sudut, pertemuan dan persilangan.

Anda mungkin juga menyukai