Anda di halaman 1dari 1

INTISARI

PT Styrindo Mono Indonesia adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang industri
petrokimia terletak di desa Mangunreja, kecamatan Bojonegara, kabupaten Serang-
Banten. Lokasi terletak kurang lebih 15 kilometer dari pelabuhan Merak dan 30 kilometer
dari kota Serang. Produk yang dihasilkan industri ini adalah ethylbenzene. Ethylbenzene
di plant 1 dengan kapasitas 110.000 Meter Ton/Tahun dan ethylbenzene di plant 2
dengan kapasitas 264.000 Meter Ton/Tahun. Produk ini merupakan bahan baku industri
petrokimia hulu yang memproses lebih lanjut produk tersebut diantaranya menjadi
styrene monomer di plant 1 dengan kapasitas 100.000 Meter Ton/Tahun dan styrene
monomer di plant 2 dengan kapasitas 240.000 Meter Ton/Tahun. Produk ini diproses
oleh industri petrokimia hilir menjadi barang-barang yang sangat beragam baik jenis
maupun kegunaannya.
Produksi styrene monomer di Plant 2 menghasilkan produk samping yaitu toluene.
Pada styrene monomer plant, styrene monomer diproduksi dengan reaksi dehidrogenasi
pada dehidrogenation reactor. Reaksi dijalankan pada kondisi suhu 5000C – 6500C pada
tekanan atmosfer. Bahan baku dan penunjang yang digunakan adalah ethylbenzene,
dinitro buthyl phenol dan tertiary butyl catechol.
Proses produksi styrene monomer di PT. Styrindo Mono Indonesia terdiri dari proses
alkilasi dan dehidrogenasi ethylbenzene menjadi styrene monomer. Proses alkilasi
dilakukan di unit ethylbenzene (EB) kemudian hasilnya ditransfer ke unit styrene
monomer (SM) untuk mengalami pengolahan lebih lanjut. Perbedaan dari proses di Plant
1 dan Plant 2 terletak pada fasa dalam unit EB di kedua plant tersebut. Pada Plant 1,
reaksinya adalah pada fasa gas sedangkan Plant 2, reaksinya pada fasa cair.
Langkah proses pada plant 2, terdiri dari tiga unit, yaitu : unit persiapan bahan
baku, unit pereaksi dan unit pemisahan. Gambaran singkat prosesnya adalah sebagai
berikut : bahan baku sebelum masuk reaktor dimurnikan lebih dahulu, sebab reaksi pada
fase gas ini sangat peka terhadap bahan pengotor. Reaksi Pada reaktor dehidrogenasi
ini merupakan reaksi endotermis, sehingga memerlukan kalor. Panas yang keluar reaktor
sangat tinggi, sehingga sebelum masuk effluent reactor reaktan harus didinginkan lebih
dahulu didalam Waste Heat Exchanger. Gas masuk ke effluent reactor kemudian gas
yang keluar dari reaktor akan dijenuhkan dengan menggunakan main condenser,
kemudian akan diproses lebih lanjut, hasilnya akan menghasilkan dua fase yaitu fase gas
dan fase cair. Fase gas akan naik, gas yang konden (fase cair) akan turun dan diproses
lebih lanjut.
Utilitas PT. Styrindo Mono Indonesia meliputi Unit Penyediaan Air, Unit Penyediaan
Listrik, Unit Penyediaan Steam, Unit Penyediaan Udara Tekan, Unit Penyediaan Bahan
Bakar, Unit Penyediaan Nitrogen dan Hidrogen, Unit Penyediaan Tank Yard, Flare, Fire
Fighting, LPG. Limbah yang dihasilkan berupa limbah cair dan limbah padat yang berasal
dari proses produksi dan kegiatan domestik serta limbah gas yang berasal dari proses
produksi dan langsung dibakar.
Pada laboratorium PT. Styrindo Mono Indonesia dilakukan analisa terhadap bahan
baku, bahan setengah jadi, dan bahan jadi. Analisa terhadap bahan baku meliputi analisa
terhadap kemurnian Ethylbenzene. Analisa terhadap bahan setengah jadi meliputi
analisa terhadap kemurnian Dehidrogenasi Mixture. Analisa bahan jadi meliputi analisa
terhadap kemurnian Styrene Monomer.

iii

Anda mungkin juga menyukai