Disusun Oleh :
TAHUN 2017
BAB I
PENDAHULUAN
A. Pengertian
bawah kosta (tulang rusuk) sampai lumbosakral (sekitar tulang ekor). Nyeri
juga bisa menjalar ke daerah lain seperti punggung bagian atas dan pangkal
paha (Rakel, 2002). Low back pain adalah suatu keadaan dengan rasa tidak
nyaman atau nyeri akut pada daerah ruas lumbalis ke – 5 dan sarkalis (L5 –
S1). Low back pain dirasakan oleh penderita dapat terjadi secara jelas atau
samar serta menyebar atau terlokalisir (Pheasant, 1991). Low back pain atau
disebabkan oleh aktivitas tubuh yang kurang baik (Maher, Salmond & Pellino,
2002).
menarik atau mendorong beban berat atau yang dilakukan dengan posisi tubuh
yang salah / dipaksakan lebih rentan mengalami keluhan low back pain.
Low back pain umumnya akan memberikan rasa nyeri pada seseorang
mengganggu aktivitas yang akan dilakukan. (Eleanor Bull dkk, 2007 dalam
punggung miofasial.
dan depresi. Nyeri ini tidak menghasilkan definisi yang jelas, juga tidak
menimbulkan gangguan anatomi dari akar saraf atau saraf tepi. Nyeri ini
superficial tetapi dapat juga dirasakan pada bagian dalam secara nyata atau
tidak nyata, radikuler maupun non radikuler, berat atau ringan. Lama
Acute low back pain ditandai dengan rasa nyeri yang menyerang secara
sampai beberapa minggu dan rasa nyeri ini dapat hilang atau sembuh.
Acute low back pain (LBP) dapat disebabkan karena luka traumatik
seperti kecelakaan mobil atau terjatuh, rasa nyeri dapat hilang sesaat
Rasa nyeri pada chronic low back pain bisa menyerang lebih dari 3
bulan dan rasa nyeri ini dapat berulang-ulang atau kambuh kembali.
Fase ini biasanya memiliki onset yang berbahaya dan sembuh pada
waktu yang lama. Chronic low back pain dapat terjadi karena
Banyak hal yang dapat menyebabkan low back pain, baik secara
timbulnya rasa sakit adalah karena terjadinya tekanan pada susunan saraf
tepi daerah pinggang (saraf terjepit). Jepitan pada saraf ini dapat terjadi
2009).
lengkap pada saat lahir. Hal ini dapat menyebabkan timbulnya low
back pain yang disertai dengan skoliosis ringan. Selain itu ditandai
pula adanya dua buah vertebra yang melekat menjadi satu, namun
5. Trauma
6. Sciatica
8. Strain ligament
9. Problem Diskus
D. Patofisiologi
yang tersusun atas banyak unit vertebrae dan unit diskus intervertebrae
yang diikat satu sama lain oleh kompleks sendi faset, berbagai ligament
penekanan pada akar saraf ketika keluar dari kanalis spinalis, yang
E. Manifestasi Klinis
Gejala klinis yang utama pada low back pain adalah nyeri. Nyeri
dapat bersifat sementara atau menetap, lokal atau menjalar. Nyeri juga
dapat bersifat dangkal atau dalam. Hal ini bergantung pada penyebab dan
jenis nyeri. Adapun tanda dan gejala yang dirasakan penderita low back
pain adalah merasakan sakit, kekakuan, rasa baal / mati rasa, kelemahan,
penting pada semua negara. Besarnya masalah yang diakibatkan oleh nyeri
pinggang dapat dilihat dari ilustrasi data berikut. Pada usia kurang dari 45
rumah sakit dan masuk 3 besar tindakan pembedahan. Pada usia antara 19-
45 tahun, yaitu periode usia yang paling produktif, nyeri pinggang menjadi
Trimunggara 2010).
paling banyak dijumpai (49 %). Pada negara maju prevalensi orang
terkena low back pain adalah sekitar 70-80 %. Sekitar 80-90% pasien low
2010).
BAB II
Faktor resiko low back pain meliputi usia, jenis kelamin, berat badan,
merokok, pekerjaan, paparan getaran, angkat beban yang berat yang berulang-
ulang, membungkuk, duduk lama, geometri kanal lumbal spinal dan faktor
psikososial (Bimariotejo, 2009). Sifat dan karakteristik nyeri yang dirasakan pada
penderita low back pain bermacam-macam seperti nyeri terbakar, nyeri tertusuk,
nyeri tajam, hingga terjadi kelemahan pada tungkai (Idyan, 2008). Nyeri ini
antara lain sakroiliaka, koksigeus, bokong, kebawah lateral atau posterior paha,
tungkai, dan kaki (Bimariotejo, 2009). Low back pain jarang fatal namun nyeri
jam kerja pada usia produktif maupun usia lanjut (Kirkaldy-Willis, 1999;
Waddell, 1992).
1. Deconditioning
kemih
1. Depresi,
3. Kesulitan duduk ,
PEMBAHASAN
sehari–hari.
Otot yang terganggu pada low back pain antara lain adalah
tangga, maupun transfer dari bed ke kursi dan sebaliknya. Masalah lain
terdapat pada area activity daily living (ADL) yaitu dressing, toiletting dan
leisure aktif.
C. Tujuan Fungsional
1. Teknik terapi
2. Media Terapi
lingkup gerak sendi pada kondisi low back pain adalah : (1) Botol
berisi air 100 ml (2) Botol berisi air 250 ml (3) Botol berisi air 500 ml
3. Pelaksanaan Terapi
Adjunctive
Active stretching merupakan stretching yang dilakukan secara aktif
Enabling
awal terapis menyiapkan botol berisi air 100 ml, 250 ml dan 500 ml
10 cm dari kepala pasien dan untuk botol yang berisi air 500 ml
Semispinalis thoracis.
Occupational Performance
Semispinalis.
1. Teknik Terapi
3, 3 ke 4 caranya :
Mengradasi berat benda dari ringan ke berat.
2. Media Terapi
kekuatan otot pada kondisi low back pain adalah : (1) ember kosong
(2) ember berisi air 1/4 (3) kursi rendah (4) kursi tinggi (5) pakaian.
3. Pelaksanaan Terapi
Adjunctive
untuk nilai otot 2 dan 3. Pada kasus low back pain M. Rectus
gerak sendi penuh dibantu oleh terapis atau alat. Latihan ini untuk nilai
otot 2, 3.
Enabling
berisi air ¼ dari tinggi ember tersebut ke kursi yang lebih tinggi
pada M. Rectus Abdominis yaitu otot untuk fleksi trunk dan otot –
Purposeful
Semispinalis thoracis.
Occupational Performance
Semispinalis.
LAMPIRAN
Adjunctive
Enabling
Purposeful dan Occupational Performance
2. Meningkatkan Kekuatan Otot
Adjunctive
Enabling
Purposeful dan Occupational Performance
REFERENSI