Anda di halaman 1dari 31

PENINGKATAN KETUNTASAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN

AGAMA ISLAM MELALUI METODE KERJA KELOMPOK


DI KELAS V SEMESTER I SDN 4 PADANG CERMIN
KAB. PESAWARAN TAHUN PELAJARAN 2017/2018

PROPOSAL
PENELITIAN TINDAKAN KELAS

OLEH :
WASIKUN
NPM : 14250151

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM


AGUS SALIM METRO LAMPUNG
1438 H/ 2017 M

i
PENGESAHAN PROPOSAL

Assaamu’alaikum Warrohmatullahi Wabarakatuh

Proposal ini diterima dan disetujui dan telah diseminarkan atas nama saudari :
Nama Mahasiswa : WASIKUN
NPM : 14250151
Judul : Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar Pendidikan
Agama Islam Melalui Metode Kerja Kelompok Di
Kelas V Semester I SDN 4 Padang Cermin Kab.
Pesawaran Tahun Pelajaran 2017/2018.”

Diseminarkan pada :
Hari /Tanggal :
Bertempat : Institut Agama Islam Agus Salim Metro Lampung

Panitia Seminar

Ketua :
NPA :

Sekretaris :
NPA :

Pembahas :
NPA :

ii
KATA PENGANTAR

‫الر ِحي ِْم‬


َّ ‫الر ْحمٰ ِن‬
َّ ‫هللا‬
ِ ‫ِب ْس ِم‬
Segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
serta hidayah-Nya atas penyelesaian penulisan Penelitian Tindakan Kelas ini
yang berjudul “Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar Pendidikan Agama
Islam Melalui Metode Kerja Kelompok Di Kelas V Semester I SDN 4 Padang
Cermin Kab. Pesawaran Tahun Pelajaran 2017/2018” Penelitian ini adalah
sebuah jawaban atas do’a, usaha, dan tawakkal dalam menggapai cita-cita serta
mengaplikasikan harapan orang tua dalam pendidikan.
Adapun penulisan penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk
melengkapi tugas perkuliahan dan dalam rangka memenuhi persyaratan
memperoleh gelar Sarjana dalam bidang ilmu pendidikan guru madrasah
ibtidaiyah pada Institut Agus Salim Metro Lampung. Dengan tujuan tersebut di
atas, maka kupersembahkan ini - atas bantuan dari berbagai pihak - sebagai
motivasi persuasif yang tak terlupakan.
Semoga bimbingan, pengarahan, dukungan, dan do’a dari mereka semua
mendapat balasan dari Allah SWT sebagai amal jariyah di sisi-Nya amin.
Disamping itu, penulis menyadari, masih banyak kekurangan dalam penulisan
penelitian tindakan kelas ini, maka atas segala kekurangan, saran dan kritik yang
konstruktif sangat penulis harapkan untuk kesempurnaannya.
Penulis berharap para pendidik (Guru/Dosen) dapat memetik
mau’idzhoh/pelajaran untuk dapat menambah wawasan dan meningkatkan
keprofesioanalan dalam kegiatan pembelajaran. Semoga penelitian tindakan kelas
ini tidak hanya menjadi sekedar dokumentasi pendidikan saja, tetapi menjadi
sebuah ilmu yang dapat diamalkan bagi para pendidik atau masyarakat luas, kapan
dan dimana saja serta dapat diamalkan oleh siapa saja.
Metro, ……………………… 2017
Hormat saya,

WASIKUN

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ................................................................................... i


PENGESAHAN PROPOSAL ....................................................................... ii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1


A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................... 4
C. Hipotesis Tindakan .................................................................... 4
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ............................................... 5
1. Tujuan Penelitian .................................................................. 5
2. Kegunaan Penelitian ............................................................. 5
3. Indikator Keberhasilan Penelitian ......................................... 6

BAB II LANDASAN TEORI ..................................................................... 7


A. Ketuntasan Hasil Belajar ......................................................... 7
1. Ketuntasan ............................................................................ 7
2. Hasil Belajar ......................................................................... 9

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................. 12


A. Metode Penelitian ..................................................................... 12
1. Jenis Penelitian ..................................................................... 12
2. Waktu dan Tempat Penelitian................................................ 19
B. Alat Pengumpul Data ................................................................ 23
C. Teknik Analisis Data ................................................................. 24
DAFTAR PUSATAKA

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Salah satu tolok ukur keberhasilan peserta didik dalam kegiatan
belajar adalah Hasil belajar. Hasil belajar dimaksudkan untuk meningkatkan
kemampuan akedemik yang dilalui dengan proses pembelajaran. Apabila
Hasil belajar peserta didik baik, ini merupakan keberhasilan peserta didik
dalam belajar, sedangkan Hasil belajar kurang/jelek merupakan kegagalan
peserta didik dalam belajar. 1
Hasil belajar peserta didik sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor,
diantaranya peserta didik, metode, strategi pembelajaran, media
pembelajaran, bahan/materi, dan lingkungan belajar. Bagaimana upaya kita
untuk meningkatkan Hasil belajar peserta didik? Hal inilah yang menjadikan
tantangan kita sebagai pendidik (guru banyak dihadapkan berbagai
perubahan dan paradigma baru, inovasi dalam pembelajaran mau tidak mau
harus dilakukan demi tercapainya peningkatan Hasil belajar peserta didik,
karena guru adalah kunci pokok dalam pembelajaran di setiap materi
pelajaran, tetapi bukan hanya guru saja yang aktif sedang peserta didik
pasif. Pengajaran menuntut keaktifan kedua pihak yang sama-sama
menempati obyek pengajaran, karena suatu pengajaran akan disebut berjalan
secara baik manakala ia mampu mengubah diri peserta didik dalam arti yang
luas serta mampu menumbuhkembangkan kesadaran peserta didik untuk
belajar sehingga pengalaman yang diperoleh peserta didik untuk belajar
sehingga pengalaman yang diperoleh peserta didik selama ia terlibat di
dalam proses pengajaran itu dapat dirasakan manfaatnya secara langsung
bagi perkembangan pribadinya.
Materi yang diajarkan dalam penelitian ini adalah rukun Islam.
Secara umum materi ini merupakan salah satu bidang studi Islam yang

1
Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, Bumi Aksara, Jakarta , 2005, hlm.86

1
banyak member manfaat kemasyarakatan dan mengatur pola hubungan
manusia dengan Tuhannya, antara manusia dengan manusia, dan manusia
dengan lingkungannya. Melalui bidang studi ini diharapkan siswa tidak
lepas dari jangkauan norma-norma agama dan menjalankan aturan syariat
Islam2. Proses belajar-mengajar akan berjalan dengan baik kalau metode
yang digunakan betul-betul tepat, karena antara pendidikan dengan metode
saling berkaitan. Menurut Zakiah Daradjat, pendidikan adalah usaha atau
tindakan untuk membentuk manusia.
Guru sangat berperan dalam membimbing anak didik ke arah
terbentuknya pribadi yang diinginkan. Sedangkan metode adalah “suatu cara
dan siasat penyampaian bahan pelajaran tertentu dari suatu mata pelajaran,
agar siswa dapat mengetahui, memahami, mempergunakan dan menguasai
bahan pelajaran”.3
Selain itu juga dalam proses belajar mengajar terjadi interaksi dua
arah antara pengajar dan peserta didik. Kedua kegiatan ini saling
mempengaruhi dan dapat menentukan hasil belajar. Disini kemampuan guru
dalam menyampaikan atau mentransformasikan bidang studi dengan baik,
merupakan syarat mutlak yang tidak dapat ditawar lagi karena hal ini dapat
mempengaruhi proses mengajar dan hasil belajar siswa. Untuk dapat
menyampaikan pelajaran dengan baik agar siswa lebih mudah memahami
pelajaran, seorang guru selain harus menguasai materi, dia juga dituntut
untuk dapat terampil dalam memilih dan menggunakan metode mengajar
yang tepat untuk situasi dan kondisi yang dihadapinya.
Oleh karena itu, untuk dapat menciptakan suasana belajar yang
kreatif dalam mata pelajaran, guru dapat memilih metode, karena dalam
pelajaran ini banyak materi yang dapat diterapkan atau dipraktekkan, salah
satunya adalah metode kerja kelompok. Namun dalam kenyataannya,
terkadang tidak seperti yang diharapkan oleh teori tersebut di atas. Banyak
permasalahan-permasalahan yang muncul ketika dihadapkan pada situasi di

2
Ibid
3
Zakiah Daradjat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, Bumi Aksara, Jakarta,
2005, hlm.22

2
lapangan yang terkait dengan salah satu faktor kognitif yaitu pemahaman
siswa dalam proses pembelajaran. Bahkan ada 75% dari jumlah keseluruhan
siswa yang nilainya di bawah KKM.
Kegagalan ini disebabkan karena praktek pendidikannya hanya
memperhatikan aspek kognitif semata dari pertumbuhan kesadaran nilai-
nilai (agama) dan mengabaikan pembinaan aspek afektif yakni kemauan dan
tekad untuk mengamalkan nilai-nilai ajaran agama. Akibatnya terjadi
kesenjangan antara pengetahuan dan pengamalan, antara gnosis dan praxis
dalam kehidupan nilai agama. Proses pembelajaran yang digunakan para
guru mata pelajaran selama ini lebih banyak menggunakan metode ceramah.
Metode pembelajaran semacam ini kurang memberikan arahan pada proses
pencarian, pemahaman, penemuan dan penerapan. Akibatnya, pendidikan
agama Islam kurang dapat memberikan pengaruh yang berarti pada
kehidupan sehari-hari peserta didiknya.”4
Maka tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar.
di mana siswa lebih aktif, kreatif, dan termotivasi dalam proses
pembelajaran. Selain itu bagi guru juga dapat meningkatkan kreatifitasnya
dalam proses pembelajaran dan cara mengajar lebih bervariasi lagi.
Berdasarkan hasil prasurvey seperti tersebut pada tabel dibawah ini.
Ternyata nilai prasurvey menunjukkan bahwa nilai peserta didik banyak
yang tidak mencapai KKM yaitu tidak mencapai nilai 70.

Tabel 1
Nilai Prasurvey Peserta Didik

Nilai
No Nama Peserta Didik
KKM Prasurvey Ket
1 Andrew Pratama 70 73 TUNTAS
2 Sintia Nabila Balqis 70 75 TUNTAS
3 Egi Dwi Nugroho 70 77 TUNTAS
4 Fandela 70 73 TUNTAS
5 Finka Andriani 70 59 TIDAK TUNTAS
6 Faiz Naufal 70 54 TIDAK TUNTAS

4
Sutrisno, Revolusi Pendidikan di Indonesia, Ar-Ruzz, Yogyakarta, 2005, hlm. 37

3
Nilai
No Nama Peserta Didik
KKM Prasurvey Ket
7 M. Ilham 70 51 TIDAK TUNTAS
8 M. Prako 70 50 TIDAK TUNTAS
9 Neneng Dwi Parwati 70 42 TIDAK TUNTAS
10 Umi Zakia 70 55 TIDAK TUNTAS
11 Riskika Amalia 70 55 TIDAK TUNTAS
12 Tiara Maisya Arisanti 70 54 TIDAK TUNTAS
13 Rahmat Alim 70 55 TIDAK TUNTAS
14 Nafisah Khoirunnisa 70 54 TIDAK TUNTAS
15 Bunga Bella Pertiwi 70 55 TIDAK TUNTAS
16 Azzahra Lutfi Azizah 70 55 TIDAK TUNTAS
17 Daffa Izul Haq 70 55 TIDAK TUNTAS
18 Alfa Inka 70 77 TUNTAS
19 Haziz Ardiansyah 70 74 TUNTAS
20 Ulfa Zalia 70 55 TIDAK TUNTAS
21 Aditya Kurniawan 70 51 TIDAK TUNTAS
22 Dea Amalia 70 51 TIDAK TUNTAS
23 Virdha Mayasari 70 51 TIDAK TUNTAS
Sumber : Dokumentasi Guru

Berdasarkan tabel diatas, pada penilaian prasurvey dari 23 peserta


didik ada 17 siswa/siswi yang mendapat nilai dibawah KKM. Jadi hanya 6
peserta didik yang mencapai ketuntasan pembelajaran. Dalam hal ini, dari
jumlah siswa yang diteliti hanya ada 25% siswa yang mencapai nilai KKM.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari skripsi PTK ini yaitu apakah
Implementasi Metode Kerja Kelompok. Dapat Meningkatkan Ketuntasan
Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Melalui Metode Kerja Kelompok Di
Kelas V Semester I SDN 4 Padang Cermin Kab. Pesawaran Tahun Pelajaran
2017/2018.”

C. Hipotesis Tindakan
Hipotesis adalah "dugaan sementara yang mungkin benar atau salah
akan ditolak jika salah atau palsu dan akan diterima jika fakta-fakta
membenarkan, penolakan dan penerimaan hipotesis dengan begitu sangat
tergantung pada hasil penyelidikan terhadap fakta-fakta yang

4
dikumpulkan".5 Dengan berpedoman pada pendapat-pendapat di atas, maka
penulis dapat mengajukan hipotesis sebagai berikut "Metode Kerja
Kelompok. Dapat Meningkatkan Ketuntasan Hasil Belajar Pendidikan
Agama Islam Melalui Metode Kerja Kelompok di Kelas V Semester I SDN
4 Padang Cermin Kab. Pesawaran Tahun Pelajaran 2017/2018?”

D. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian


1. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk Meningkatkan Ketuntasan Hasil
Belajar Pendidikan Agama Islam Melalui Metode Kerja Kelompok di
Kelas V Semester I SDN 4 Padang Cermin Kab. Pesawaran Tahun
Pelajaran 2017/2018?
2. Kegunaan Penelitian
a. Guru
1) Sebagai upaya memperkaya strategi pembelajaran sehingga
mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik Kelas V
semester 1 terhadap pelajaran Pendidikan Agama Islam.
b. Peserta didik
1) Untuk meningkatkan kompetensi belajar peserta didik terhadap
pelajaran Pendidikan Agama Islam tentang Menjelaskan Tentang
Isi Kandungan Hadits Alam Sholeh.
c. Peneliti
1) Secara khusus dapat mengetahui hasil yang maksimal dalam
menerapkan metode Kerja Kelompok dalam upaya
meningkatkan hasil belajar peserta didik Kelas V di SDN 4
Padang Cermin Kab. Pesawaran untuk mengembangkan strategi
pembelajaran.

5
Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Jilid I, Fakultas Psikologi UGM, Yogyakarta,
2001, hlm. 63.

5
d. Lembaga
1) Sebagai acuan strategi pembelajaran pendidikan terlebih pada
materi yang diajarkan.
2) Menjadi sebuah kesadaran bersama, bahwa pendidikan harus
benar-benar diperhatikan untuk membangun bangsa serta
generasi muda terlebih generasi Islam.
3. Indikator Keberhasilan Penelitian
Menurut Djamarah, Mengukur Keberhasilan Proses Pembelajaran Dibagi
Atas Beberapa Tingkatan Taraf Sebagai Berikut :
a) Istimewa/Maksimal, Apabila Seluruh Bahan Pelajaran Dapat
Dikuasai Oleh Siswa.
b) Baik Sekali/Optimal, Apabila Sebagian Besar Bahan Pelajaran
Dapat Dikuasai 85%.
c) Baik/Minimal, Apabila Bahan Pelajaran Hanya Dikuasai 60%-
75%.
d) Kurang, Apabila Bahan Pelajaran Yang Dikuasai Kurang Dari
60%6

6
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta :
Jakarta, 2002, hlm. 107

6
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Ketuntasan Hasil Belajar


1. Ketuntasan
a) Pengertian Ketuntasan
Pembelajaran merupakan salah satu aspek yang memegang
peranan penting dalam proses pengelolaan pendidikan karena sebaik
apapun perangkat pembelajaran tertulis jika tidak dilaksanakan
secara efektif maka hasil belajar yang dicapai baik aspek kognitif,
afektif dan psikomotor juga tidak akan memadai.7 Karena itu
kualitas sebuah lembaga pendidikan tercermin dari kualitas proses
pembelajarannya. Untuk itu kriteria mutu dan ketuntasan
pembelajaran harus dibuat secara rinci sehingga benar-benar dapat
diukur dan diamati.
Kejelasan kriteria dan indikator ketuntasan pembelajaran akan
memperjelas target dalam setiap tahapan pembelajaran.
Kemampuan menyusun kriteria dan indikator ketuntasan
pembelajaran harus dimiliki Guru dan Kepala Sekolah agar dapat
menjalankan tugas masing-masing. Hal ini memerlukan pembinaan
atau bimbingan dari pengawas. Kegiatan belajar ini dirancang untuk
membekali pengawas dalam membimbing guru dan kepala sekolah
dalam menyusun kriteria ketuntasan pembelajaran.
Ketuntasan pembelajaran, mengandung makna ketuntasan
dalam belajar dan ketuntasan dalam proses pembelajaran. Artinya
tercapainya kompetensi yang meliputi pengetahuan, ketrampilan,
sikap, atau nilai yang diwujudkan dalam kebiasaan berpikir dan

7
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Rineka Cipta, Jakarta, 2005, hlm.
25

7
bertindak.8 Fungsi ketuntasan belajar adalah memastikan semua
peserta didik menguasai kompetensi yang diharapkan sebelum
pindah ke kompetensi selanjutnya. Patokan ketuntasan belajar
mengacu pada standar kompetensi dan kompetensi dasar serta
indikator yang terdapat dalam kurikulum.
Sedangkan ketuntasan dalam pembelajaran berkaitan dengan
standar pelaksanaannya yang melibatkan komponen guru dan siswa.
Kriteria ketuntasan adalah ukuran tingkat pencapaian prestasi
belajar yang mengacu pada kompetensi dasar dan standar
kompetensi yang ditetapkan yang mencirikan penguasaan konsep
atau ketrampilan yang dapat diamati dan diukur. Secara umum
kriteria ketuntasan pembelajaran adalah:
1. Ketuntasan peserta didik menyelesaikan serangkaian tes, baik
tes formatif, tes sumatif, maupun tes ketrampilan;
2. setiap ketuntasan tersebut dihubungkan dengan standar
kompetensi dan kompetensi dasar yang mengacu kepada
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), atau Kriteria Ketuntasan
Ideal (KKI) 75%; dan
3. ketercapaian keterampilan vokasional atau praktik bergantung
pada KKM
Sedangkan indikator adalah acuan untuk menentukan apakah
peserta didik telah berhasil menguasai kompetensi. Untuk
mengumpulkan informasi apakah suatu indikator telah dicapai
siswa, dilakukan penilaian sewaktu pembelajaran berlangsung atau
sesudahnya. Pencapaian indikator dapat dijaring dengan beberapa
soal/tugas. Seperti telah diungkapkan di atas, kriteria ketuntasan
belajar setiap indikator yang telah ditetapkan dalam suatu
kompetensi dasar berkisar antara 0% – 100%. Kriteria ideal untuk
masing-masing indikator adalah 75%. Satuan pendidikan dapat
menentukan kriteria ketuntasan minimal lebih kecil atau lebih besar

8
Departemen Pendidikan Nasional, Kurikulum Lembaga Kependidikan, Jakarta, 2011

8
dari (75%) dengan mempertimbangkan kemampuan peserta didik
dan guru serta ketersediaan prasarana dan sarana.9
2. Hasil Belajar
a. Pengertian Hasil Belajar
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, hasil diartikan sebagai
sesuatu yang diadakan ( dibuat, dijadikan, dan sebagainya) oleh
usaha, pendapatan, perolehan, buah, akibat, kesudahan (dari
pertandingan ujian, dan sebagainya), berhasil, mendapat hasil, tidak
gagal. 10
Tujuan pendidikan yang ingin dicapai menurut Sudjana dapat
dikategorikan menjadi tiga bidang yakni bidang kognitif
(penguasaan intelektual), bidang afektif (berhubungan dengan sikap
dan nilai) serta bidang psikomotor (kemampuan atau keterampilan
bertindak).11
Belajar (learning) merupakan kegiatan paling pokok dalam
mencapai perkembangan individu dan mempermudah pencapaian
tujuan institusional suatu lembaga pendidikan.12 Hal ini berarti
berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan pendidikan itu sangat
bergantung pada proses belajar yang dialami siswa yang terlihat dari
hasil belajarnya. Sedangkan pengertian hasil belajar menurut
Abdurahman adalah kemampuan yang diperoleh setelah melalui
kegiatan belajar.13 Sedangkan pengertian hasil belajar menurut
Gagne merupakan keluaran dari pemprosesan informasi yang
berupa kecakapan manusia yang terdiri atas :

9
Ibid
10
Sri Sukesi Adiwimarta, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 2004,
Hlm.300
11
Abdurrahman, Mulyono, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, PT. Rineka
Cipta, Jakarta, 2003, Hlm. 33.
12
Rakhmat, Cece, dkk. Psikologi Pendidikan, Upi Press, Bandung, 2006, Hlm. 35
13
Sudjana, Nana. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Sinar Baru Algensindo,
Bandung, 2005. Hlm. 43

9
a. Informasi verbal adalah hasil pembelajaran yang berupa
informasi yang dinyatakan dalam bentuk verbal (kata-kata atau
kalimat) baik secara tertulis ataupun lisan.
b. Kecakapan intelektual adalah kecakapan individu dalam
melakukan interaksi dengan lingkungan dengan menggunakan
symbol-simbol. Kecakapan intelektual ini mencakup kecakapan
dalam membedakan, konsep konkrit, konsep abstrak, aturan dan
hukum-hukum.
c. Strategi kognitif adalah kecakapan individu untuk melakukan
pengendalian dalam mengelola keseluruhan aktivitasnya. Dalam
proses pembelajaran, strategi kognitif ini kemampuan
mengendalikan ingatan dan cara-cara berfikir agar terjadi
aktivitas yang efektif.
d. Sikap adalah hasil pembelajaran yang berupa kecakapan
individu untuk memilih berbagai tindakan yang akan dilakukan.
Dengan kata lain, sikap dapat diartikan sebagai keadaan didalam
diri individu yang akan member arah kecenderungan bertindak
dalam menghadapi suatu objek atau rangsangan.14
b. Pengertian Belajar
Pengertian belajar sangat komplek, tidak dapat diartikan
dengan pasti, sebab pendapat ahli yang satu dengan ahli yang
lainnya dalam memberikan pengertian belajar berbeda-beda. Hal
ini tergantung pada aliran yang dianutnya. Proses belajar pada
hekekatnya adalah komuniksi edukatif yang dapat menimbulkan
hubungan timbal balik antara dua hal atau lebih atau pribadi-
pribadi yang sama, dengan tujuan mengarahkan dirinya pada satu
tujuan tertentu yang akan dicapai.
Belajar lebih ditekankan pada proses kegiatannya dan
proses belajar lebih ditekankan pada hasil belajar yang dicapai oleh
subjek belajar atau siswa. Hasil belajar dari kegiatan belajar

14
Surya, Mohamad, Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Bani Quraisy, Bandung,
2004, Hlm. 24

10
disebut juga dengan prestasi belajar. Dari beberapa definisi yang
dikemukakan beberapa ahli di atas, maka penulis dapat mengambil
kesimpulan, bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah
laku yang merupakan sebagai akibat dari pengalaman atau latihan.
Setiap proses belajar yang dilaksanakan oleh peserta didik
akan menghasilkan hasil belajar. Di dalam proses pembelajaran,
guru sebagai pengajar sekaligus pendidik memegang peranan dan
tanggung jawab yang besar dalam rangka membantu meningkatkan
keberhasilan peserta didik dipengaruhi oleh kualitas pengajaran
dan faktor intern dari siswa itu sendiri.
Untuk itu, menurut Hamalik bahwa hasil belajar
menunjukkan kepada prestasi belajar, sedangkan prestasi belajar
itu merupakan indikator adanya derajat perubahan tingkah laku
siswa. Menurut Nasution hasil belajar adalah hasil dari suatu
interaksi tindak belajar mengajar dan biasanya ditunjukkan dengan
nilai tes yang diberikan guru. Sedangkan menurut Dimyati dan
Mudjiono hasil belajar adalah hasil yang ditunjukkan dari suatu
interaksi tindak belajar dan biasanya ditunjukkan dengan nilai tes
yang diberikan guru.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa
hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh siswa setelah
terjadinya proses pembelajaran yang ditunjukkan dengan nilai tes
yang diberikan oleh guru setiap selesai memberikan materi
pelajaran pada satu pokok bahasan.
Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-
jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan dari sisi
guru, hasil belajar merupakan saat terselesikannya bahan pelajaran.
Menurut Oemar Hamalik hasil belajar adalah bila seseorang telah
belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut,
misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti
menjadi mengerti.15

15
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara, Bandung, 2006, Hlm. 30.

11
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Secara umum, metode penelitian dapat diartikan sebagai cara
ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.16
Sutrisno Hadi berpendapat bahwa yang dimaksud dengan metode
adalah suatu usaha untuk menentukan, mengembangkan serta menguji
kebenaran suatu pengetahuan, usaha dimana dilakukan mengunakan
metode-metode ilmiah.17 Berdasarkan pendapat diatas bahwa yang
dimaksud dengan metodologi penelitian adalah cara-cara penyelidikan
dalam usaha untuk menemukan, mengembangkan dan menguji
kebenaran suatu penelitian. Sehubungan dengan masalah dan tujuan
penelitian maka metode yang digunakan pada penelitian ini adalah
penelitian tindakan kelas.
Penelitian tindakan kelas (PTK) adalah merupakan suatu jenis
penelitian yang dilakukan oleh guru untuk memecahkan masalah
pembelajaran di kelasnya. Suharsimi, Suhardjo, dan Supardi
menjelaskan PTK dengan memisahkan kata-kata yang tergabung
didalamnya sebagai berikut :
1. Penelitian menunjukan pada kegiatan mencermati suatu objek,
dengan menggunakan cara dan aturan atau metodologi tertentu
untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam
meningkatkan mutu suatu hal menarik minat dan penting bagi
peneliti.

16
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Alfabeta, Bandung, 2010, hlm.3
17
Sutrisno Hadi, Metodologi Research, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2004 hlm. 63.

12
2. Tindakan menunjukan pada suatu gerak kegiatan yang sengaja
dilakukan dengan tujuan tertentu. dalam penelitian berbentuk siklus
kegiatan untuk peserta didik.
3. Kelas dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi
dalam pengertian yang lebih spesifik. Seperti yang sudah lama kita
kenal dalam bidang pengajaran dan pendidikan. Yang dimaksud
dengan kelas adalah sekelompok peserta dalam waktu sama,
menerima pelajaran yang sama dan guru yang sama.
Berdasarkan pemahaman terhadap ketiga kata kunci diatas, maka
dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu
upaya untuk mencermati kegiatan belajar sekelompok peserta didik
dengan memberikan sebuah (treatment) yang sengaja dimunculkan.
Tindakan tersebut dilakukan oleh guru, dengan maksud untuk
memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran.18
Suharsimi Arikunto berpendapat bahwa penelitian tindakan kelas
(PTK) adalah merupakan kegiatan pemecahan masalah yang dimulai
dari a) perencanaan, b) pelaksanaan, c) pengumpulan data (observasi)
d) menganalisis data atau informasi untuk memusatkan sejauh mana
kelebihan dan kelemahan tindakan tersebut (refleksi).19
Jadi penelitian tindakan kelas adalah suatu penelitian yang
mengamati upaya yang dilakukan oleh guru dengan memberikan
Treatment atau tindakan kepada sekelompok peserta didik yang
bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran
yang dimulai dengan perencanaan, pelaksanaan, pengumpulan data,
menganalisa data dan terakhir refleksi.

18
Mulyasa, Praktek Penelitian Tindakan Kelas, PT Remaja Rosdakarya Offset, Bandung,
2009, hlm. 10-11.
19
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta,
Jakarta, 2007, hlm. 20.

13
Menurut Priyono ciri PTK adalah :
1. Masalah yang dijadikan objek muncul dari dunia kerja peneliti
sendiri
2. Bertujuan memecahkan masalah guna meningkatkan kualitas
3. Menggunakan data yang beragam
4. Langkah-langkahnya merupakan siklus
5. Mengutamakan kerja kelompok.20
Jadi ciri dari PTK adalah perbaikan terus menerus sehingga
kepuasan peneliti menjadi tolak ukur berhasil atau tidaknya siklus
tersebut. Kemudian muncul permasalahan setelah dilakukan refleksi
yang mencakup analisis, sintesa dan penilaian terhadap hasil
pengamatan serta hasil tindakan, sehingga pada gilirannya perlu
diadakan perencanaan ulang. Refleksi dilakukan oleh peneliti bersama
guru. Kegiatan ini adalah diskusi untuk memberi makna, menerangkan
dan menyimpulkan hasil tindakan yang telah dilakukan. Berdasarkan
kesimpulan pada kegiatan refleksi, suatu perencanaan siklus berikutnya
dibuat atau tindakan penelitian perlu dibuat.
1. Siklus Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Mengingat penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas
yang berupaya memperoleh hasil yang optimal melalui cara dan
prosedur yang dinilai paling efektif, sehingga dimungkinkan adanya
tindakan yang berulang-ulang dengan revisi untuk menelaah sejauh
mana dampak perlakuan dalam rangka mengubah, memperbaiki,
dan atau meningkatkan mutu perilaku itu terhadap perilaku yang
sedang diteliti. Secara garis besar empat tahapan yang lazim dilalui,
yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4)
Refleksi. Perencanaan meliputi hal-hal yang harus dipersiapkan
sebelum melakukan tindakan pelaksanaan, dimana hal itu bias
berupa strategi-strategi pembelajaran dan metode pembelajaran,
persiapan lembar observasi serta intrumen soal, tahap pelaksanaan

20
Ibid, hlm. 47

14
ialah tindakan yang dilakukan oleh guru dalam menerapkan
pembelajaran sesuai dengan perencanaan, pengamatan ialah
observasi yang dilakukan oleh peneliti dengan melihat situasi yang
tampak selama proses pembelajaran, sedangkan refleksi ialah
mendiskusikan hasil yang telah diperoleh selama pelaksanaan untuk
menemukan kekurangan-kekurangnya serta mencari solusi dan
perbaikan pada tahap pelaksanaan siklus selanjutnya. Adapun model
dan penjelasan untuk masing-masing tahap sebagai berikut:

Gambar I Siklus Penelitian Tindakan Kelas 21

21
Rochiati Wiriaatmadja, Metode Penelitian Tindakan Kelas, PT Remaja Rosdakarya,
Bandung, 2008, hlm. 16

15
Penjelasan :
 Tahap 1 : Perencanaan
Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa,
mengapa, kapan, dimana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan
tersebut dilakukan. Penelitian tindakan yang ideal sebetulnya
dilakukan secara berpasangan antara pihak yang melakukan
tindakan dan pihak yang mengamati proses jalannya tindakan.
Istilah untuk cara ini adalah penelitian kolaborasi.
Dalam tahap menyusun rancangan ini peneliti menentukan
titik atau fokus peristiwa yang perlu mendapatkan perhatian
khusus untuk diamati. Kemudian membuat sebuah instrumen
pengamatan untuk membantu peneliti merekam fakta yang
terjadi selama tindakan berlangsung.
 Tahap 2 : Pelaksanaan Tindakan
Tahap ke-2 dari penelitian tindakan adalah pelaksanaan
yang merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan,
yaitu mengenakan tindakan di kelas. Dalam tahap ini pelaksana
guru harus ingat dan berusaha menaati apa yang sudah
dirumuskan dalam rancangan, tetapi harus pula berlaku wajar,
tidak dibuat-buat.
 Tahap 3 : Pengamatan
Tahap ke-3, yaitu kegiatan pengamatan yang dilakukan
oleh pengamat. Oleh karena itu, kepada guru pelaksana yang
berstatus sebagai pengamat agar melakukan “pengamatan balik”
terhadap apa yang terjadi ketika tindakan berlangsung. Sambil
melakukan pengamatan balik ini, guru pelaksana mencatat
sedikit demi sedikit apa yang terjadi agar memperoleh data yang
akurat untuk perbaikan siklus berikutnya.
 Tahap 4 : Refleksi
Tahap ke-4 merupakan kegiatan untuk mengemukakan
kembali apa yang sudah dilakukan. Kegiatan refleksi ini sangat

16
tepat dilakukan ketika guru pelaksana sudah selesai melakukan
tindakan, kemudian berhadapan dengan peneliti untuk
mendiskusikan implementasi rancangan tindakan22. Istilah
refleksi disini sama dengan “memantul, seperti halnya
memancar dan menatap kena kaca”.

Dalam hal ini, guru pelaksana sedang memantulkan


pengalaman pada peneliti yang baru saja mengamati kegiatannya
dalam tindakan.23 Dalam penelitian tindakan kelas (PTK) prosedur
yang dilaksanakan meliputi beberapa siklus, sesuai dengan tingkat
permasalahan yang akan dipecahkan dan kondisi yang akan
ditingkatkan. Siklus-siklus tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Siklus Pertama
1) Rencana.
Tim peneliti melakukan analisis standar isi untuk
mengetahui standar kompetensi dan kompetensi dasar
(SKKD) yang akan diajarkan kepada peserta didik.
a) Mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP), dengan memperhatikan indikator-indikator hasil
belajar
b) Mengembangkan alat peraga, alat bantu, atau media
pembelajaran yang menunjang pembentukan (SKKD)
dalam rangka implemantasi PTK.
c) Menganalisis berbagai alternatif pemecahan masalah
yang sesuai dengan kondisi pembelajaran.
d) Mengembangkan lembar kerja peserta didik (LKS)
e) Mengembangkan pedoman atau instrumen dalam siklus
PTK yaitu lembar observasi.

22
Mulyasa, Praktek Penelitian Tindakan Kelas, PT Remaja Rosdakarya Offset, Bandung,
2009, hlm. 42
23
Koentjara Ningrat, Metode Pendidikan Penelitian Masyarakat, Jakarta, 2004, hlm. 33

17
f) Menyusun alat evaluasi sesuai dengan indikator hasil
belajar24
2) Tindakan
Tindakan PTK mencakup prosedur dan tindakan yang
akan dilakukan, serta proses perbaikan yang akan dilakukan.
3) Observasi
Observasi mencakup prosedur perekaman data
mengenai proses dan hasil implementasi tindakan yang
dilakukan.
4) Refleksi.
Refleksi menguraikan tentang prosedur analisis
terhadap hasil pemantauan dan refleksi tentang proses dan
dampak tindakan perbaikan yang dilakukan, serta kriteria
dan rencana tindakan pada siklus berikutnya.
b. Siklus Kedua
1) Rencana
Berdasarkan hasil refleksi siklus pertama, guru dan
peneliti membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
sesuai dengan SKKD dalam standar isi (SI)
2) Tindakan
Guru melaksanakan pembelajaran berdasarkan RPP
yang dikembangkan dari hasil siklus kedua
3) Observasi
Peneliti mengadakan observasi terhadap proses
pembelajaran dan pembentukan kompetensi peserta didik
4) Refleksi
Guru peneliti melakukan refleksi terhadap pelaksanaan
siklus ketiga dan menganalisa serta menarik kesimpulan
terhadap pelaksanan pembelajaran yang telah direncanakan
dengan melaksanakan tindakan tertentu apakah

24
Ibid

18
pembelajaran yang dirancang dengan PTK dapat
meningkatkan kualitas pembelajaran atau memperbaiki
masalah yang diteliti25.
2. Waktu dan Tempat Penelitian
Waktu yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah empat bulan.
Mulai dari tahap persiapan pada bulan maret sampai dengan tahap
penyelesaian pada bulan Mei 2017. Sedangkan tempat pelaksanaan
penelitian ditetapkan di SDN 4 Padang Cermin Kab. Pesawaran sesuai
dengan jadwal kegiatan pembelajaran siswa di sekolah tersebut.
Adapun penjelasan SDN 4 Padang Cermin Kab. Pesawaran adalah
sebagai berikut :
1. Gambaran Daerah Penelitian
a) Sejarah Singkat Berdirinya SDN 4 Padang Cermin Kab.
Pesawaran
Sekolah Dasar SDN 4 Padang Cermin terletak di Desa
Padang Cermin Kab. Pesawaran, + 60 km dari Ibukota
Kabupaten.
Pada awal keberadaannya tahun 1984, SDN 4 Padang
Cermin Kab. Pesawaran Kab. Banyaknya orang tua yang
mendaftarkan putra-putrinya di SDN 4 Padang Cermin Kab.
Pesawaran .
Latar belakang berdirinya SDN 4 Padang Cermin Kab.
Pesawaran tersebut diungkapkan oleh Sekolah Dasar, “Dalam
rangka turut berusaha untuk mensukseskan pembangunan guna
mencerdaskan bangsa maka sangat perlu didirikan lembaga
pendidikan formal dan arena mayoritas penduduk di sekitar
daerah ini beragama Islam dan aktif dalam keagamaan maka
didirikan lembaga yang berdiri khas agama Islam yaitu
Madrasah, selain itu dukungan masyarakat yang ingin anaknya

25
Mulyasa, Opcit, hlm. 70-72

19
dididik bekal ilmu agama Islam cukup banyak yang mana sangat
memerlukan lembaga formal keagamaan tersebut.”26
Aktivitas-aktivitas di SDN 4 Padang Cermin Kab.
Pesawaran selain dari proses belajar dan mengajar yang
memakai kurikulum Dinas Pendidikan yang telah dimodifikasi
sesuai dengan situasi dan kondisi Sekolah, juga melaksanakan
kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan pada waktu sore.
Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya
siswa baik dalam bentuk ilmu pengetahuan umum maupun ilmu
pengetahuan agama, sehingga para siswa diharapkan dapat
berperan dalam kehidupan sosial keagamaan sesuai dengan
fungsi dan posisinya masing-masing di tengah masyarakat.
SDN 4 Padang Cermin Kab. Pesawaran tersebut yang
dipimpin oleh Bapak Anwaruddin, A.Ma. sebagai pimpinan
SDN 4 Padang Cermin Kab. Pesawaran ini yang bertanggung
jawab langsung dalam pembinaan kelancaran pendidikan dan
pengajaran SDN 4 Padang Cermin Kab. Pesawaran.
SDN 4 Padang Cermin Kab. Pesawaran telah mengalami
pergantian Sekolah Dasar sebanyak lima kali sejak berdirinya
hingga sekarang, yaitu :
1. 1984 – 1988 dipimpin oleh Bapak Mulkan Nasir
2. 1988 – 1992 dipimpin oleh Bapak Samudi
3. 1992 – 1994 dipimpin oleh Bapak Sumadi
4. 1994 – 1997 dipimpin oleh Bapak Abdus Samian
5. 1998 – Sekarang, dipimpin oleh Bapak Anwaruddin27

26
Anwaruddin, Kepala SDN 4 Padang Cermin Kab. Pesawaran, Wawancara Tanggal 20 Desember 2008
27
Dokumentasi Arsip SDN 4 Padang Cermin Kab. Pesawaran

20
2. Keadaan Sarana dan Prasarana SDN 4 Padang Cermin Kab.
Pesawaran
Pada awal berfungsinya SDN 4 Padang Cermin Kab.
Pesawaran ini, pada tahun ajaran 1984 – 1985 tahap pertama yang
dibangun satu unit terdiri dari tiga lokal dan satu kantor beserta alat-
alat administrasinya. Dimana pembangunan ini atas bantuan
partisipasi masyarakat sehingga SDN 4 Padang Cermin Kab.
Pesawaran ini dapat berdiri di atas tanah seluas 420 m2.
Setelah berlangsung proses belajar mengajar di awal tahun
berdirinya hingga kini SDN 4 Padang Cermin Kab. Pesawaran
telah memiliki kelengkapan berbagai sarana dan prasarana seperti
luas bangunan sampai tahun 2017 + 820 m2, banyaknya lokal 7
buah dan buku-buku perpustakaan yang mencapai hingga 10 judul
(120 buku).
Untuk lebih jelasnya sarana dan prasarana SDN 4 Padang
Cermin Kab. Pesawaran hingga saat ini tahun 2017 sebagai berikut:

Tabel 2
Daftar Sarana dan Prasarana SDN 4 Padang Cermin Kab.
Pesawaran Tahun 2017/2018

No Sarana dan Prasarana Jumlah

1 Ruang Belajar 7 lokal

2 Ruang Guru 1 lokal

3 Ruang Kepala Sekolah 1 lokal

4 Ruang Tata Usaha 1 lokal

5 Ruang Perpustakaan 1 lokal

6 Ruang Komputer 1 lokal

7 Masjid 1 buah

21
No Sarana dan Prasarana Jumlah

8 Bangunan wc guru 2 buah

9 Bangunan wc siswa 1 buah

10 Gudang 1 buah

3. Keadaan Guru dan Tenaga Administrasi di SDN 4 Padang


Cermin Kab. Pesawaran
Keadaan guru dan tenaga administrasi yang ada di SDN 4
Padang Cermin Kab. Pesawaran untuk tahun pelajaran 2017/2018
berjumlah 11 orang dan 1 orang Tata Usaha (TU). Selengkapnya
tentang keadaan guru dan tenaga administrasi pada SDN 4 Padang
Cermin Kab. Pesawaran ini dapat dilihat pada tabel berikut
Tabel 3
Daftar Keadaan Guru dan Tenaga Administrasi SDN 4 Padang
Cermin Kab. Pesawaran Tahun 2017/2018

Pend
No Nama L/P Tugas
Terakhir
1 Anwaruddin, S.Pd.I L S1 Kepsek
2 Imam Halimi Purnomo L MA Guru Agama
3 Drs. Marsani L S1 Guru Kelas VI
4 Siti Nurbiyah, S.Pd.I. P S1 Guru Kelas III
5 Siti Nur Khasanah P MA Guru Kelas I
6 Hanifah Rahmawati, S.Pd.I P S1 Guru Kelas V
7 M. Syaikhoni, SH.I L S1 Guru Kelas II
8 Subhi L MA Guru Kelas IV
9 Zainab, S.Pd.I P S1 Guru Seni Budaya

4. Visi Misi SDN 4 Padang Cermin Kab. Pesawaran :


1. Visi :
 “Unggul dalam prestasi, Kratif, bermain dan bertaqwa”
Indikator :

22
 Unggul dalam proses pembelajaran aktif
 Unggul dalam kegiatan keagamaan
 Unggul dalam kepedulian sosial
2. MISI :
 Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif
sehingga setiap siswa dapat berkembang secara oftimal
sesuai dengan potensi masing-masing.
 Menumbuhkan semangat keunggulan secara intensif
kepada seluruh Siswa.
 Menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran agama dan
budaya bangsa sehingga sumber kearifan dalam bertindak
di lingkungan.
Jumlah Siswa :
Kelas I : 27 Siswa
Kelas II : 19 Siswa
Kelas III : 17 Siswa
Kelas IV : 15 Siswa
Kelas V : 13 Siswa
Kelas VI : 14 Siswa
Jumlah : 105 Siswa

B. Alat Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data adalah suatu kegiatan untuk mendapatkan
data-data yang dibutuhkan dan dapat diolah menjadi suatu data yang dapat
disajikan sesuai dengan masalah yang dihadapi dalam penelitian ini. Metode
pengumpulan data yang digunakan meliputi
a. Observasi
Yaitu studi yang sengaja dan sistematis tentang fenomena dan
gejala psikis dengan jalan pengamatan dan pencatatan.28 Metode ini

28
Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Yayasan Penerbit - Psikologi UGM, Yogyakarta,
2003, hal 30

23
penulis gunakan sebagai metode penunjang untuk membuktikan
kebenaran data yang diperoleh dari interview mengenai materi yang
disampaikan.
Di dalam pelaksanaannya penulis menggunakan observasi
sistematika maksudnya metode yang digunakan dengan cermat dari
beberapa segi yang berhubungan dengan masalah yang diteliti serta
melakukan pendekatan. penulis juga menggunakan metode non
partisipasi, dimana penulis mengamati, mencatat data yang dibutuhkan
dari lokasi penelitian, tetapi tidak ambil bagian di dalamnya yang
berhubungan dengan masalah yang diteliti
b. Dokumentasi
Yaitu pengumpulan data dengan mencari data mengenai hal-hal
atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah,
prasasti, notulen rapat, agenda dan sebagainya.29 Dokumen-dokumen
ini antara lain berupa bukti tertulis tentang materi yang diajarkan.
c. Test
Tes di pergunakan untuk mendapatkan data tentang hasil belajar
peserta didik dalam pembelajaran ini. Ada 2 macam tes yang di
gunakan dalam penelitian ini yaitu :
1. Tes Sumatif adalah tes yang dilakukan pada waktu berakhirnya
Kegiatan Belajar Mengajar.
2. Tes Formatif adalah pelaksanaan tes yang dilakukan selama
berlangsungnya Proses Kegiatan Belajar Mengajar.30

C. Teknis Analisis Data


Data yang diperoleh dalam penelitian ini secara umum dianalisis
melalui deskriptif kualitatif. Analisis data dilakukan pada tiap data yang
dikumpulkan, baik data kuantitatif maupun data kualitatif. Menurut

29
Ibid, hlm. 43
30
Ibid, hlm. 55

24
Hopkins, bahwa dalam menganalisis data penelitian tindakan kelas
diperlukan beberapa tahapan, yaitu:
a. Reduksi Data
Data yang diperoleh peneliti, guru, peserta didik, dan kepala
sekolah disusun menjadi 4 katagori tertentu untuk memudahkan analisis
yaitu tes pemahaman (konsep, proses, dan aplikasi konsep).
b. Display Data
Data yang diperoleh agar objektif, valid, dan reliable, maka
dilakukan teknik triangulasi dan saturasi yaitu dengan melakukan
beberapa tindakan, antara lain
1) Menggunakan cara yang bervariasi untuk memperoleh data yang
sama, misal untuk menilai hasil belajar dengan tes tertulis dan
wawancara.
2) Menggali data dari sumber yang berbeda, dalam penelitian ini ada 4
sumber yaitu peneliti, guru, kepala sekolah, dan peserta didik.
3) Melakukan pengecekan ulang dari data yang telah terkumpul untuk
kelengkapannya.
4) Melakukan pengolahan dan analisis ulang dari data yang
terkumpul.31
c. Verifikasi Dan Analisis Data
Data yang telah disusun dianalisis kan berdasarkan teori atau
aturan yang disepakati atau intuisi peneliti dan guru untuk menciptakan
pembelajaran yang kondusif sebagai acuan dalam melakukan tindakan
selanjutnya.32

31
Rochiati Wiriaatmadja, Metode Penelitian Tindakan Kelas, PT Remaja Rosdakarya,
Bandung, 2008, hlm. 63
32
Ibid, hlm. 69

25
DAFTAR PUSTAKA

Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, Bumi Aksara, Jakarta , 2005,


hlm.86

Zakiah Daradjat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, Bumi


Aksara, Jakarta, 2005, hlm.22

Sutrisno, Revolusi Pendidikan di Indonesia, Ar-Ruzz, Yogyakarta, 2005,


hlm. 37

Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Jilid I, Fakultas Psikologi UGM,


Yogyakarta, 2001, hlm. 63.

Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar,


Rineka Cipta : Jakarta, 2002, hlm. 107

Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Rineka Cipta,


Jakarta, 2005, hlm. 25

Departemen Pendidikan Nasional, Kurikulum Lembaga Kependidikan,


Jakarta, 2011

Sri Sukesi Adiwimarta, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka,


Jakarta, 2004, Hlm.300

Abdurrahman, Mulyono, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar,


PT. Rineka Cipta, Jakarta, 2003, Hlm. 33.

Rakhmat, Cece, dkk. Psikologi Pendidikan, Upi Press, Bandung, 2006,


Hlm. 35

Sudjana, Nana. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Sinar Baru


Algensindo, Bandung, 2005. Hlm. 43

Surya, Mohamad, Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Bani


Quraisy, Bandung, 2004, Hlm. 24

Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara, Bandung,


2006, Hlm. 30.

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Alfabeta, Bandung, 2010, hlm.3

26
Sutrisno Hadi, Metodologi Research, PT Remaja Rosdakarya, Bandung,
2004 hlm. 63.

Mulyasa, Praktek Penelitian Tindakan Kelas, PT Remaja Rosdakarya


Offset, Bandung, 2009, hlm. 10-11.

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek,


Rineka Cipta, Jakarta, 2007, hlm. 20.

Rochiati Wiriaatmadja, Metode Penelitian Tindakan Kelas, PT Remaja


Rosdakarya, Bandung, 2008, hlm. 16

Mulyasa, Praktek Penelitian Tindakan Kelas, PT Remaja Rosdakarya


Offset, Bandung, 2009, hlm. 42

Koentjara Ningrat, Metode Pendidikan Penelitian Masyarakat, Jakarta,


2004, hlm. 33

Anwaruddin, Kepala SDN 4 Padang Cermin Kab. Pesawaran, Wawancara


Tanggal 20 Desember 2008

Dokumentasi Arsip SDN 4 Padang Cermin Kab. Pesawaran

Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Yayasan Penerbit - Psikologi UGM,


Yogyakarta, 2003, hal 30

Rochiati Wiriaatmadja, Metode Penelitian Tindakan Kelas, PT Remaja


Rosdakarya, Bandung, 2008, hlm. 63

27

Anda mungkin juga menyukai