Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

Dalam masa anak-anak, ovarium boleh dikatakan masih dalam keadaan istirahat belum
menunaikan fungsinya dengan baik. Baru jika terjadi pubertas (akil balig), maka terjadilah
perubahan-perbahan besar pada seluruh badan wanita tersebut. Pubertas tercapai pada umur 12-
16 tahun dan dipengaruhi oleh keturunan, bangsa, iklim, dan lingkungan. Kejadian terpenting
dalam pubertas ialah timbulnya haid yang pertama kali (menarche).

Haid adalah perdarahan secara periodic dan siklik dari uterus, disertai pelepasan
(deskuamasi) endometrium. Panjang siklus haid ialah jarak antara tanggal mulainya haid yang
lalu dan mulainya haid berikutnya. Hari mulainya perdarahan dinamakan hari pertama haid.
Panjang siklus haid yang normal adalah 25-35 hari. Lamanya haid normal antara 3-6 hari,
sedangkan jumlah darah yang keluar rata-rata 33 ± 16 cc.

Haid merupakan ciri khas kedewasaan seorang wanita dimana terjadi perubahan-
perubahan siklik dari alat kandungannya sebagai persiapan untuk kehamilan. Proses perubahan
ini merupakan suatu yang kompleks saling mempengaruhi dan merupakan kerjasama yang
harmonis antara korteks serebri, hipotalamus, hipofisis, dan ovarium serta pengaruh dari
glandula tyroidea, korteks adrenal dan kelenjar-kelenjar endokrin lainnya.

1
BAB II

PEMBAHASAN

II. 1 Definisi Haid

Haid atau menstruasi merupakan proses alami yang dialami setiap perempuan. Haid
merupakan indikasi dari seorang perempuan siap bereproduksi atau menghasilkan keturunan.
Proses ini umumnya terjadi pada saat perempuan memasuki usia 10-12 tahun. Lalu kemudiannya
proses haid akan berhenti sama sekali pada saat perempuan memasuki usia 40-50 tahun. Proses
berhentinya haid pada usia tersebut dikenal sebagai istilah menopause.

Proses menstruasi adalah terjadinya proses pendarahan yang disebabkan luruhnya


dinding rahim sebagai akibat tidak adanya pembuahan. Kondisi sakit atau tidaknya maupun
status kelancaran tidaknya menstruasi seseorang dipengaruhi oleh hormon. Namun demikian
masih juga ada factor lainnya, yakni pengaruh faktor psikis.

Proses haid diiringi dengan keadaan keluarnya darah dari kelamin kewanitaan. Dimana
proses alamiah ini terjadi rata-rata sekitar selama 2 hari sampai 8 hari. Darah yang keluar rata-
rata sebanyak antara kisaran 10ml hingga 80ml per hari. Adapun siklus terjadi menstruasi yang
normal adalah rata-rata selama 21-35 hari.

II.2 ANATOMI DAN FISIOLOGI

A. Anatomi system reproduksi wanita terbagi 2, yaitu:

1. Organ-organ Internal, terdiri dari :

- Dua ovarium (indung telur)

- Dua tuba fallopii (saluran telur)

- Uterus (rahim)

2
- Vagina

2. Organ-organ eksternal, terdiri dari :

- Mons pubis

- Labia Mayora

- Labia Minora

- Klitoris

- Vestibulum

- Meatus Uretra

- Introitus vagina

- Kelenjar skene dan bartholini

B. Hormon-Hormon Reproduksi

Estrogen

Estrogen dihasilkan oleh ovarium. Ada banyak jenis dari estrogen tapi yang paling
penting untuk reproduksi adalah estradiol. Estrogen berguna untuk pembentukan ciri-ciri
perkembangan seksual pada wanita yaitu pembentukan payudara, lekuk tubuh, rambut
kemaluan,dll. Estrogen juga berguna pada siklus menstruasi dengan membentuk ketebalan
endometrium, menjaga kualitas dan kuantitas cairan cerviks dan vagina sehingga sesuai untuk
penetrasi sperma.

Progesterone

Hormon ini diproduksi oleh korpus luteum. Progesterone mempertahankan ketebalan


endometrium sehingga dapat menerima implantasi zygot. Kadar progesterone terus
dipertahankan selama trimester awal kehamilan sampai plasenta dapat membentuk hormon
HCG.

3
Gonadotropin Releasing Hormone

GNRH merupakan hormon yang diproduksi oleh hipotalamus diotak. GNRH akan
merangsang pelepasan FSH (folikl stimulating hormone) di hipofisis. Bila kadar estrogen tinggi,
maka estrogen akan memberikan umpanbalik ke hipotalamus sehingga kadar GNRH akan
menjadi rendah, begitupun sebaliknya.

FSH (folikel stimulating hormone) dan LH (luteinizing Hormone)

Kedua hormon ini dinamakan gonadotropoin hormon yang diproduksi oleh hipofisis
akibat rangsangan dari GNRH. FSH akan menyebabkan pematangan dari folikel. Dari folikel
yang matang akan dikeluarkan ovum. Kemudian folikel ini akan menjadi korpus luteum dan
dipertahankan untuk waktu tertentu oleh LH.

II.3 Fisiologi Haid

Pada siklus menstruasi normal, terdapat produksi hormon-hormon yang paralel dengan
pertumbuhan lapisan rahim untuk mempersiapkan implantasi (perlekatan) dari janin (proses
kehamilan). Gangguan dari siklus menstruasi tersebut dapat berakibat gangguan kesuburan,
abortus berulang, atau keganasan. Gangguan dari sikluas menstruasi merupakan salah satu alasan
seorang wanita berobat ke dokter.

Siklus menstruasi normal berlangsung selama 21-35 hari, 2-8 hari adalah waktu
keluarnya darah haid yang berkisar 20-60 ml per hari. Penelitian menunjukkan wanita dengan
siklus mentruasi normal hanya terdapat pada 2/3 wanita dewasa, sedangkan pada usia reproduksi
yang ekstrim (setelah menarche <pertama kali terjadinya menstruasi> dan menopause) lebih
banyak mengalami siklus yang tidak teratur atau siklus yang tidak mengandung sel telur. Siklus
mentruasi ini melibatkan kompleks hipotalamus-hipofisis-ovarium.

4
Gambar 1. Kompleks Hipotalamus-Hipofisis-Ovarium

II. 4 Siklus Menstruasi Normal

Sikuls menstruasi normal dapat dibagi menjadi 2 segmen yaitu, siklus ovarium (indung
telur) dan siklus uterus (rahim). Siklus indung telur terbagi lagi menjadi 2 bagian, yaitu siklus
folikular dan siklus luteal, sedangkan siklus uterus dibagi menjadi masa proliferasi
(pertumbuhan) dan masa sekresi.

Perubahan di dalam rahim merupakan respon terhadap perubahan hormonal. Rahim


terdiri dari 3 lapisan yaitu perimetrium (lapisan terluar rahim), miometrium (lapisan otot rehim,
terletak di bagian tengah), dan endometrium (lapisan terdalam rahim). Endometrium adalah
lapisan yang berperan di dalam siklus menstruasi. 2/3 bagian endometrium disebut desidua
fungsionalis yang terdiri dari kelenjar, dan 1/3 bagian terdalamnya disebut sebagai desidua
basalis.
Sistem hormonal yang mempengaruhi siklus menstruasi adalah:

1. FSH-RH (follicle stimulating hormone releasing hormone) yang dikeluarkan hipotalamus


untuk merangsang hipofisis mengeluarkan FSH
2. LH-RH (luteinizing hormone releasing hormone) yang dikeluarkan hipotalamus untuk
merangsang hipofisis mengeluarkan LH

5
3. PIH (prolactine inhibiting hormone) yang menghambat hipofisis untuk mengeluarkan

prolaktin

Pada tiap siklus dikenal 3 masa utama yaitu:

1. Masa menstruasi yang berlangsung selama 2-8 hari. Pada saat itu endometrium (selaput
rahim) dilepaskan sehingga timbul perdarahan dan hormon-hormon ovarium berada
dalam kadar paling rendah
2. Masa proliferasi dari berhenti darah menstruasi sampai hari ke-14. Setelah menstruasi
berakhir, dimulailah fase proliferasi dimana terjadi pertumbuhan dari desidua
fungsionalis untuk mempersiapkan rahim untuk perlekatan janin. Pada fase ini
endometrium tumbuh kembali. Antara hari ke-12 sampai 14 dapat terjadi pelepasan sel
telur dari indung telur (disebut ovulasi)

3. Masa sekresi. Masa sekresi adalah masa sesudah terjadinya ovulasi. Hormon progesteron
dikeluarkan dan mempengaruhi pertumbuhan endometrium untuk membuat kondisi
rahim siap untuk implantasi (perlekatan janin ke rahim)

Siklus ovarium :

1. Fase folikular. Pada fase ini hormon reproduksi bekerja mematangkan sel telur yang
berasal dari 1 folikel kemudian matang pada pertengahan siklus dan siap untuk proses
ovulasi (pengeluaran sel telur dari indung telur). Waktu rata-rata fase folikular pada
manusia berkisar 10-14 hari, dan variabilitasnya mempengaruhi panjang siklus
menstruasi keseluruhan
2. Fase luteal. Fase luteal adalah fase dari ovulasi hingga menstruasi dengan jangka waktu
rata-rata 14 hari

Siklus hormonal dan hubungannya dengan siklus ovarium serta uterus di dalam siklus menstruasi
normal:

1. Setiap permulaan siklus menstruasi, kadar hormon gonadotropin (FSH, LH) berada pada
level yang rendah dan sudah menurun sejak akhir dari fase luteal siklus sebelumnya

6
2. Hormon FSH dari hipotalamus perlahan mengalami peningkatan setelah akhir dari korpus
luteum dan pertumbuhan folikel dimulai pada fase folikular. Hal ini merupakan pemicu
untuk pertumbuhan lapisan endometrium

3. Peningkatan level estrogen menyebabkan feedback negatif pada pengeluaran FSH


hipofisis. Hormon LH kemudian menurun sebagai akibat dari peningkatan level estradiol,
tetapi pada akhir dari fase folikular level hormon LH meningkat drastis (respon bifasik)

4. Pada akhir fase folikular, hormon FSH merangsang reseptor (penerima) hormon LH yang
terdapat pada sel granulosa, dan dengan rangsangan dari hormon LH, keluarlah hormon
progesteron

5. Setelah perangsangan oleh hormon estrogen, hipofisis LH terpicu yang menyebabkan


terjadinya ovulasi yang muncul 24-36 jam kemudian. Ovulasi adalah penanda fase
transisi dari fase proliferasi ke sekresi, dari folikular ke luteal

6. Kedar estrogen menurun pada awal fase luteal dari sesaat sebelum ovulasi sampai fase
pertengahan, dan kemudian meningkat kembali karena sekresi dari korpus luteum

7. Progesteron meningkat setelah ovulasi dan dapat merupakan penanda bahwa sudah
terjadi ovulasi

8. Kedua hormon estrogen dan progesteron meningkat selama masa hidup korpus luteum
dan kemuadian menurun untuk mempersiapkan siklus berikutnya.

7
II. 5 Gejala Haid

Proses alamiah menstruasi terjadi pada setiap wanita yang beranjak dewasa. Proses
menstruasi diiringi oleh beberapa indikasi yang terjadi pada tubuh. Perubahan fisiologis dalam
tubuh wanita secara berkala ini dipengaruhi oleh hormon reproduksi.

Untuk beberapa kasus, terdapat indikasi-indikasi atau gejala-gejala yang signifikan muncul
seiring dengan proses menstruasi, antara lain:

 Perut terasa mulas,


 Mual,

 Nyeri ketika buang air kecil,

 Diiringi meriang atau demam dan peningkatan suhu tubuh,

 Sakit kepala dan pusing,

 Keputihan,

8
 Radang pada vagina,

 Gatal-gatal pada kulit,

 Meningkatnya tempramen emosi,

 Nyeri dan bengkak pada payudara.

Keluarnya darah dari kelamin merupakan indikasi jelas pada proses menstruasi. Proses
menstruasi rata-rata terjadi sekitar selama 2 hari sampai 7 hari. Darah yang keluar rata-rata
sebanyak antara kisaran 10ml hingga 80ml per hari.

Gejala-gejala yang ada termasuk kategori normal dialami, kecukupan gizi, pola makan dan
gaya hidup sangat memerankan kadar nyeri yang dialami selama proses menstruasi. Namun
beberapa hal yang harus diperhatikan adalah gejala lainnya yang merupakan indikator dari gejala
gangguan kesehatan reproduksi.

II. 6 Gangguan haid dan siklusnya, khususnya dalam masa reproduksi dapat digolongkan dalam:

1. kelainan dalam banyaknya darah dan lamanya perdarahan pada haid :

 Hipermenorea atau menoragia


Adalah perdarahan haid yang lebih banyak dari normal, atau lebih lama dari
normal ( lebih dari 8 hari ). Sebab kelainan ini terletak pada kondisi dalam uterus, missal
adanya mioma uteri dengan permukaan endometrium lebih luas dari biasanya dan dengan
kontraktilitas yang terganggu, polip endometrium, gangguan penglepasan endometrium
pada waktu awal haid (irregular endometrial shedding), dan sebagainya. Pada gangguan
penglepasan endometrium biasanya terdapat juga gngguan dalam pertumbuhan
endometrium yang diikuti denggan gangguan penglepasannya waktu haid.
Terapi pada hipermenorea pada mioma uteri niscaya tergantung dari penanganan
mioma uteri, sedang diagnosis dan terapi polip endometrium serta gangguan penglepasan
endometrium terdiri atas kerokan.
 Hipomenorea
Adalah perdarahan haid yang lebih pendek dan/atau lebih kurang dari biasa.
Sebab-sebabnya dapat terletak pada konstitusi penderita, pada uterus ( misalnya sesudah
miomektomi), pada gangguan endokrin, dan lain-lain. Kecuali jika ditemukan sebab yang

9
nyata, terapi terdiri atas menenangkan penderita. Adanya hipomenorea tidak mengganggu
fertilitas

2. Kelainan siklus

 Polimenorea
Pada polimenorea siklus haid lebih pendek dari biasa ( kurang dari 21 hari ).
Perdarahan kurang lebih sama atau lebih banyak dari haid biasa. Hal yang terakhir ini di
beri nama polimenoragia atau epimenoragia.
Polimenorea dapat disebabkan oleh gangguan hormonal yang mengakibatkan gangguan
ovulasi, atau menjadi pendeknya masa luteal. Sebab lain ialah kongesti ovarium karena
peradangan, endometriosis, dan sebagainya.
 Oligomenorea
Disini siklus haid lebih panjang, lebih dari 35 hari. Apabila panjangnya siklus
lebih dari 3 bulan, hal itu sudah dinamakan amenorea. Perdarahan pada oligomenorea
biasanya berkurang.
Oligomenorea dan amenorea sering kali mempunyai dasar yang sama, perbedaanya
terletak dalam tingkat. Pada kebanyakan kasus oligomenorea, kesehatan wanita tidak
terganggu dan fertilitas cukup baik. Siklus haid biasanya juga ovulator dengan masa
proliferasi lebih panjang dari biasa.
 Amenorea
Adalah keadaan tidak adanya haid untuk sedikitnya 3 bulan berturut-turut. Lazim
diadakan pembagian antara amenorea primer dan amenorea sekunder. Kita berbicara
tentang amenorea primer apabila seorang wanita berumur 18 tahun keatas tidal pernah
dapat haid, sedangkan amenorea sekunder penderita pernah mendapat haid, tetapi
kemudian tidak dapat lagi. Amenorea primer umumnya mempunyai sebab-sebab yang
lebih berat dan lebih sulit untuk diketahui, seperti kelainan congenital dan kelainan
genetic. Adanya amenorea sekunder lebih menunjukkan kepada sebab-sebab yang timbul
kemudian dalam kehidupan wanita, seperti gangguan gizi, gangguan metabolism, tumor-
tumor, penyakit infeksi, dan lain-lain.

Klasifikasi amenorea patologi/ penyakit yang dapat disertai amenorea


1. gangguan organic pusat yang dapat disebabkan tumor, radang,destruksi
Kelainan organic pada serebrum berupa radang (ensefalitis), tumor, trauma
dapat disertai amenorea, tetapi peranan gejala ini kecil penting untuk diagnosis
ialah anamnesis dan gambaran klinik yang bersangkutan dengan kelainan itu

10
2. gangguan kejiwaan
 Syok emosional
Biasanya amenorea ini bersifat sementara dan menghilang jika yang
menjadi sebabnya sudah tidak ada lagi atau setelah di beri penerangan
secukupnya
 Psikosis
Psikosis yang paling sering ditemukan bersama amenorea adalah penyakit
yang disertai depresi. Diagnosis dan terapi harus ditangani oleh seorang ahli
psikiatri
 Anoreksia nervosa
Penyakit ini terutama di jumpai pada wanita muda yang menderita
gangguan emosional yang cukup tinggi.
Terdapat amenorea yang sudah terjadi sebelum penderita menjadi kurus betul,
tidak ada nafsu makan, ada gangguan gizi yang berat tetapi tanpa letargi, dan rasa
nyeri di epigastrium, selanjutnya terdapat tingkat metabolism basal yang rendah,
hipoglikemik, suhu lebih rendah dari normal dan bradikardi. Penderita sangat
kurus, ada gejala hirsutisme dengan pertumbuhan rambut lanugo yang halus,
rambut ketiak dan pubis yang normal, dan atrofi alat-alat genital. Gejala-gejala
menunjukan adanya gangguan fungsi hypothalamus. Pemeriksaan endokronologik
menunjukan kadar hormone di bawah normal. Anoreksia nervosa dapat dibedakan
dari penyakit simmonds karena penderitanya masih aktif.
Penanganan anoreksia nervosa harus dilakukan oleh ahli psikiatri. Jika berat
badan naik lagi, maka haid dapat kembali lagi dalam 3 bulan.
 Pseudosiesis
Adalah suatu keadaan dimana terdapat kumpulan tanda-tanda kehamilan
pada wanita yang tidak hamil. Gejala ini merupakan ilustrasi yang jelas tentang
pengaruh jiwa pada seorang wanita yang ingin sekali hamil. Gejala-gejalanya
adalah amenorea, mual sampai muntah, mamma membesar, berat badan naik dan
perut tampak membesar, malahan dirasakan gerakan janin pula.
Diagnosis mudah dibuat dengan menemukan uterus yang sebesar biasa pada
pemeriksaan ginekologik dan tes kehamilan yang negative. Yang lebih sulit adalah
menginsafkan penderita bahwa ia tidak hamil dan membantu mengatasi
kekecewaannya. Biasanya masala dapat ditangani oleh ahli ginekologi, tetapi
kadang diperlikan bantuan seorang ahli penyakit jiwa.

11
3. gangguan poros hipotalamus-hipofisi
 Sindrom amenorea-galaktorea
Pada sindrom ini ditemukan amenorea dan dari mammae dapat di
keluarkan air seperti air susu. Dasar sindrom ini adalah gangguan endokrin berupa
gangguan produksi realizing factor dengan akibat menurunnya FSH dan LH dan
gangguan produksi prolactin inhibiting factor dengan akibat peningkatan
pengeluaran prolaktin.
Amenore galaktorea dapat ditemukan sesudah kehamilan. Di sini masa
laktasi menjadi jauh lebih panjang dari biasa, keadaan ini terkenal dengan nama
sindrom chiari frommel. Gejala yang sama juga dapat ditemukan pada wanita
tanpa adanya hubungan dengan kehamilan dan dinamakan sindrom ahumeda-del
Castillo. Amenore galaktore dapat juga ditemukan pada tumor hipofisis yang
memproduksi prolaktin (sindrom forbes-albright).
Pemeriksaan hormonal pada sindrom amenorea-galaktorea menunjukan
penurunan kadar FSH serta LH dan peningkatan kadar prolaktin, hormone lain
pada hipofisis masih dalam kadar normal.

 Sindrom stein-leventhal
Sindrom ini terdiri atas amenorea, hirsutisme, dan pembesaran polikistik
dari ovarium,dan dijelaskan dalam tumor jinak alat genital.
 Amenorea hipotalamik
Haid terjadi karena interaksi antara hipotalamus, hipofisis dan ovarium.
Oleh bermacam-macam sebab, dapat terjadi ganggguan dalam rantai yang
menghubungkan 3 alat tersebut. Perlu diketahui bahwa produksi hormone
gonadotropin ditentukan oleh 2 pusat di hypothalamus, yakni tonic centre dan
cyclic centre. Tonic centre mengatur produksi FSH dan LH sehari-hari, sedang
cyclic centre bertanggung jawab terhadap peningkatan (surge) hormone
gonadotropin khususnya LH di tengah siklus yang menyebabkan ovulasi.
Pada kasus amenorea hipotalamik fungsi cyclic centre terganggu. Hanya
tonic centre yang berfungsi, sehingga hormone-hormon gonadotropin di bentuk,
tetapi tidak cukup untuk menimbulkan ovulasi.

4. gangguan hipofisis
 Sindrom sheenan dan penyakit simmonds
Gejala insufisiensi hipofisis ialah amenorea, hialngnya laktasi,
hipotiroidi,berkurangnya libido, atrofi alat genital. Sindrom sheenan kadang dapat

12
mengalami perbaikan karena regenerasi sel-sel hipofisis, akan tetapi mungkin
pula keadaan bertambah berat dan penderita menjadi sangat kurus, rambut ketiak
dan pubis hilang dan terdapat hipotermi dan hipofisis. Keadaan ini dikenal dengan
nama penyakit simmond. Diagnosis dapat dibuat atas gejala klinik dan rendahnya
kadar FSH, T4 dan 17-ketosteroid dan mendatarnya kurve tes toleransi glukosa
 Tumor
1. adenoma basofil (penyakit chusing )
gejala penyakit ini sangat menyerupai sindrom chusing yang di jumpai pada
wanita dengan hiperfungsi korteks dari glandula renalis.
2. adenoma asidofil (akromegali, ginggatisme)
menyebabkan ginggatisme dan akromegali karena produksi somatropin yang
berlebihan. Ginggatisme timbul jika penyakitnya timbul sebelum
pubertas,sedang akromegali terdapat pasca pubertas
3. adenoma kromofob ( sindrom forbes-albright)
amenore, sakit kepala dan gangguan penglihatan berupa tanda yang terdapat
dan tidak ada tanda khas lainnya. Hanya pada satu jenis tumor ini bisa
ditemukan produksi prolaktin yang berlebihan dan yang menyebabkan
galaktorea

5. gangguan gonad

a. kelainan congenital
1. disgenesis ovarii (sindrom turner)
2. sindroma testicular feminization
b. menopause premature
c. the insensitive ovary
d. penghentian fungsi ovarium karena operasi, radiasi, radang
e. tumor sel granulose, sel-teka, sel hilus, adrenal, arenoblastoma
6. gangguan glandula suprarenalis
a. sindrom adrenogenital
b. sindrom cushing
c. penyakit Addison

7. gangguan glandula tiroidea

13
Hipotireodi, hipertireoidi, kretinisme

8. ganguan pancreas

Diabetes mellitus

9. gangguan uterus dan vagina

o aplasia dan hipoplasi uteri


o sindrom asherman
o endometriosis tuberkulosa
o histerektomi
o aplasia vaginae

10. penyakit – penyakit umum

o penyakit umum
o gangguan gizi
o obesitas
Rencana pemeriksaan
1. Pemeriksaan foto roentgen dari thoraks terhadap tuberkulosis pulmonum, dan dari sella tursika
untuk mengetahui apakah ada perubahan pada sella tersebut.
2. Pemeriksaan sitologi vagina untuk mengetahui adanya estrogen yang dapat dibuktikan berkat
pengaruhnya.
3. Tes toleransi glukosa untuk mengetahui adanya diabetes mellitus.
4. Pemeriksaan mata untuk mengetahui keadaan retina, dan luasnya lapangan visus jika ada
kemungkinan tumor hipofisis.
5. Kerokan uterus untuk mengetahui keadaan endometrium, dan untuk mengetahui adanya
indometritis tuberkulosa.
6. Pemeriksaan metabolisme basal atau, jika ada fasilitasnya, pemeriksaan T3, dan T4 untuk
mengetahui fungsi glandula teroidea.
Tinjauan umum tentang penanggulangan amenorea. Tiap penderita harus diobati sesuai
dengan sebabnya amenorea. Dalam rangka terapi umum dilakukan tindakan memperbaiki gizi,
kehidupan dalam lingkungan yang sehat dan tenang. Pengurangan berat badan pada wanita
obesitastidak jarang mempunyai pengaruh baik terhadap amenorea dan oligomenorea.Pemberian
teroid diberikan jika ada hipotiroidi. Sedangkan pemberian kortikosteroid hanya bermanfaat pada
amenorea berdasarkan gangguan fungsi glandula suprarenal (penyakit Addison laten).

14
Terapi yang penting bila ada pemeriksaan ginekologi tiadak ada kelainan yang mencolok
yang dapat menyebabkan ovulasi. Dalam hal ini dapat dilakukan dengan 2 cara, pertama
pemberian hormon gonadotropin yang berasal dari hipofisis, dan pemberian klomifen.

3. perdarahan di luar haid

 Metroragia
Adalah perdarahan yang tidak teratur dan tidak ada hubungannya dengan haid.
Klasifikasi
1. Metroragia oleh karena adanya kehamilan; seperti abortus, kehamilan ektopik.
2. Metroragia diluar kehamilan.
Sebab-sebab
1. Metroragia diluar kehamilan dapat disebabkan oleh luka yang tidak sembuh; carcinoma corpus
uteri, carcinoma cervicitis; peradangan dari haemorrhagis (seperti kolpitis haemorrhagia,
endometritis haemorrhagia); hormonal.
2. Perdarahan fungsional :
a) Perdarahan Anovulatoar; disebabkan oleh psikis, neurogen, hypofiser, ovarial (tumor atau
ovarium yang polikistik) dan kelainan gizi, metabolik, penyakit akut maupun kronis.
b) Perdarahan Ovulatoar; akibat korpus luteum persisten, kelainan pelepasan endometrium,
hipertensi, kelainan darah dan penyakit akut ataupun kronis.

Terapi : kuretase dan hormonal.

4. gangguan lain yang ada hubungannya dengan haid :

 Premenstrual tension ( ketegangan prahaid)


Premenstrual tension merupakan keluhan-keluhan yang biasanya mulai satu
minggu sampai beberapa hari sebelum datangnya haid, dan menghilang sesudah haid
datang, walaupun kadang berlangsung terus sampai haid berhenti.
o Etiologi
Etiologi tidak jelas, akan tetapi mungkin satu faktor yang memegang peranan ialah
ketidakseimbangan antara estrigen dan prgesteron dengan akibat retensi cairan dan
natrium, penambahan berat badan dan kadang kadang edema.
o Penanganan
Untuk mengurangi retensi natrium dan cairan, maka selama 7-10 hari sebelum haid
pemakaian garam dibatasi dan minum sehari-hari agak dikurangi. Pemberian obat
deuretik (Hidrokhlorotiazide 50 mg per hari ) untuk kurang lebih 5 hari dapat

15
brmanfaat. Progesteron sinetik dalam dosis kecil dapat diberikan selama 8-10 hari
sebelum haid untuk mengimbangi kelebihan relatif dari estrogen. Pemberian
testosteron dalam bentuk methiltestosteron 5 mg sebagai tablet isap dapat diberikan
untuk mengurangi kelebihan estrogen; hormon androgen jangan diberikan lebih dari 7
hari dalam satu siklus.
 Mastodinia atau Mastalgia
Gejala mastalgia ialah rasa nyeri dan pembesaran mamma sebelum haid.
Sebabnya edema dan hiperemi karena peningkatan relatif dari kadar estrogen.
Terapi biasanya terdiri atas pemberian deuretikum, sedang pada mastalgia keras
kadang-kadang perlu diberikan metiltestosteron 5 mg perhari secara sublingual.
Bromokriptine dalam dosis kecil dapat mengurangi penderitaan.

 Mittelschemerz (rasa nyeri pada ovulasi)


Adalah rasa sakit yang timbul pada wanita saat ovulasi, berlangsung beberapa jam
sampai beberapa hari di pertengahan siklus menstruasi. Hal ini terjadi karena pecahnya
folikel Graff. Lamanya bisa beberapa jam bahkan sampai 2-3 hari. Terkadang
Mittelschmerz diikuti oleh perdarahan yang berasal dari proses ovulasi dengan gejala
klinis seperti kehamilan ektopik yang pecah.
Penangananya umumnya terdiri atas penerangan pada wanita yang bersangkutan.
 Dismenorea
Adalah nyeri sewaktu haid. Dismenorea terjadi pada 30-75 % wanita dan
memerlukan pengobatan. Etiologi dan patogenesis dari dismenore sampai sekarang
belum jelas.

Klasifikasi

1. Dismenorea Primer (dismenore sejati, intrinsik, esensial ataupun fungsional); adalah


nyeri haid yang terjadi sejak menarche dan tidak terdapat kelainan pada alat kandungan.

Sebab : psikis; (konstitusionil: anemia, kelelahan, TBC); (obstetric : cervic sempit,


hyperanteflexio, retroflexio); endokrin (peningkatan kadar prostalandin, hormon steroid
seks, kadar vasopresin tinggi).

Etiologi : nyeri haid dari bagian perut menjalar ke daerah pinggang dan paha, terkadang
disertai dengan mual dan muntah, diare, sakit kepala dan emosi labil.

Terapi : psikoterapi, analgetika, hormonal.

16
2. Dismenorea Sekunder; terjadi pada wanita yang sebelumnya tidak mengalami dismenore.
Hal ini terjadi pada kasus infeksi, mioma submucosa, polip corpus uteri, endometriosis,
retroflexio uteri fixata, gynatresi, stenosis kanalis servikalis, adanya AKDR, tumor
ovarium.

Terapi : causal (mencari dan menghilangkan penyebabnya).

BAB III

KESIMPULAN

Tiap siklus dikenal 3 masa utama :

• Masa menstruasi yang berlangsung selama 2-8 hari

• Masa proliferasiàberhenti darah menstruasi sampai hari ke-14

• Masa sekresi

17
Gejala Haid, untuk beberapa kasus, terdapat indikasi-indikasi atau gejala-gejala yang
signifikan muncul seiring dengan proses menstruasi, antara lain:

 Perut terasa mulas,


 Mual,

 Nyeri ketika buang air kecil,

 Diiringi meriang atau demam dan peningkatan suhu tubuh,

 Sakit kepala dan pusing,

 Keputihan,

 Radang pada vagina,

 Gatal-gatal pada kulit,

 Meningkatnya tempramen emosi,

 Nyeri dan bengkak pada payudara

Klasifikasi gangguan haid dan siklusnya dalam masa reproduksi dapat digolongkan dalam :

1. Kelainan dalam banyaknya darah dan lamanya perdarahan pada haid : Hipermenorea atau
menoragia dan Hipomenorea
2. Kelainan siklus : Polimenorea; Oligomenorea; Amenorea

3. Perdarahan di luar haid : Metroragia

4. Gangguan lain yang ada hubungan dengan haid : Pre menstrual tension (ketegangan pra
haid); Mastodinia; Mittelschmerz (rasa nyeri pada ovulasi) dan Dismenorea

18
DAFTAR PUSTAKA
1. anonym.fisiologi haid. [citiced September 2007]. Available from :
http://www.sarihusada.com
2. anonym. Anatomi dan fisiologi system reproduksi wanita. [citiced januari 2005].
Available from : http://www.thesisfull.com
3. Hanifa W, Abdul B S, Trijatmo R. Gangguan haid dan siklusnya (ed) Ilmu kandungan.
Edisi 2, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta. 2005. Hal 204-233
4. Hanifa W, Abdul B S, Trijatmo R. Fisiologi Haid (ed) Ilmu Kebidanan. Edisi 2, Yayasan
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta. 2005. Hal 45-50
5. Pramudita D.dr. Menoragia. [citiced may 2010]. Available from :
http://www.klikdokter.com
6. Pramudita D.dr. Oligomenorea. [citiced may 2010]. Available from :
http://www.klikdokter.com
7. Pramudita D.dr. Polimenorea. [citiced may 2010]. Available from :
http://www.klikdokter.com
8. Herdiana T R.dr. Gejala Haid. [citiced may 2010]. Available from :
http://www.klikdokter.com
9. Herdiana T R.dr. Serba-serbi siklus haid. [citiced may 2010]. Available from :
http://www.klikdokter.com

19
20

Anda mungkin juga menyukai