Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM KUALITAS AIR

ACARA I

PENGENALAN ALAT

Dosen Pembimbing :

Ferryati Masitoh, S.Si, M.Si

Asisten Dosen :

Unsila Tammiya Artaman

Oleh :

Nama : Reni Lestari

NIM : 160722614621

Off : H/2016

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS ILMU SOSIAL

JURUSAN GEOGRAFI

PROGRAM STUDI S1 GEOGRAFI

FEBRUARI 2018
I. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat mengetahui alat-alat praktikum kualitas air
2. Mahasiswa dapat mengetahui fungsi-fungsi dan bagian-bagian tiap alat
praktikum
3. Mahasiswa dapat mengetahui prinsip kerja dari setiap alat praktikum

II. DASAR TEORI


Mata kuliah kualitas air tidak bisa dipisahkan dengan bahan-bahan kimia.
Pengambilan tiap sempel pada intinya membutuhkan peran laboratorium sebagai
wadah untuk penelitian dan pengambilan kesimpulan. Praktikum di laboratorium
sendiri merupakan sarana paling efektif untuk melatih dan mengembangkan
aspek kongrutif dan psikomotorik sera peran kerjasama antar mahasiswa.
Praktikum di laboratorium juga merupakan wadah bagi mahasiswa untuk
mendalami teori yang sudah didapat sebelumnya.
Di dalam laboratorium seperti yang kita ketahui terdapat banyak alat yang
terbuat dari kaca. Sebelum memasuki laboratorium dan melakukan praktikum
sebaiknya mahasiswa mengetahui dan mempelajari tiap alat praktikum beserta
fungsi dan bagaimana cara pengoperasiaannya. Selain alat-alat yang benyak
terbuat dari kaca, laboratorium juga menyimpan berbagai jenis larutan/cairan
kimia yang bersifat korosif hingga mudah terbakar. Maka dari itu kehati-hatian
dan mengenali tiap bahan kimia wajib dilakukan.
Di dalam kegiatan laboratorium, pakaian yang dikenakan juga menjadi
perhatian penting. Tiap praktikan hendaknya memperhatikan apa yang
dikenakannya. Peraturan yang tegas seperti penggunaan jas lab bisa diterapkan
agar resiko terhadap bahan-bahan kimia dan alat-alat praktikum yang bisa saja
jatuh dapat diminimalisir.
Pengenalan alat-alat praktikum selain untuk menghindari resiko kerusakan
juga penting untuk pencampaian suatu praktikum. Misalnya pada praktikum yang
membutuhkan alat pH meter, jika praktikan mengerti bagaimana cara penggunaan
maka nantinya akan didapatkansebuah data yang benar-benar dibutuhkan dan
tepat. Berbeda dengan penggunaan alat tanpa didasari pengenalan khusus, maka
akan mengeluarkan output yang asal-asalan dan tidak sesuai dengan apa yang
diharapkan. Oleh karena itu pengenalan alat praktikum sangatlah penting
dilakukan agar proses praktikum laboratorium bisa berlangsung aman dan
berhasil

III. ALAT DAN BAHAN


A. ALAT
a. Eksikaton
b. Water Checker
c. Spektrofotometer
d. Konductivity Tester
e. pH Meter
f. Gelas Beker
g. Erlenmeyer
h. Tabung Pejal
i. Pipet
j. Tabung Reaksi
k. Burret
l. Timbangan
m. Statif
n. Kamera ponsel
B. BAHAN
a. Kertas HVS
b. Referensi buku dan internet

IV. LANGKAH KERJA


a. Mendaftar alat-alat praktikum kualitas air
b. Memotret setiap alat menggunakan kamera ponsel
c. Mencari tiap fungsi alat
d. Menyusun laporan
DIAGRAM ALIR

Alat-alat praktikum
(Eksikaton, water
Checker,
Spektrofotometer,
Konductivity Tester, pH
meter, Gelas
Beker,Erlenmeyer,
Tabung Pejal, Pipet,
Tabung Reaksi, Burret,
Timbangan, Statif)

Dokumentasi alat Literatur internet

Mengenal dan mengetahui


fungsi, cara kerja, cara
mengoperasikan tiap alat
praktikum

Menyusun laporan
V. HASIL PRAKTIKUM
1. Lembar acc asisten praktikum
1. Nama alat praktikum beserta fungsinya
VI. PEMBAHASAN
1. Eksikaton
Nama lain dari eksikaton adalah desikator. Yaitu sebuah alat yang
terbuat dari kaca berbentuk panci bersusun dua yang bagian bawahnya diisi
bahan pengering seperti silika gel sehingga pengaruh uap air selama
pengeringan dapat diserap oleh silika gel tersebut. Desikator merupakan alat
praktikum yang berbobot karena terbuat dari kaca yang tebal. Terutama bagian
penutup yang sulit dilepas dalam keadaan dingin karena dilapisi vaseline. Di
dalam eksikaton terdapat piringan berpori yang terbuat dari porselin yang
digunakan untuk meletakkan alat-alat gelas.
Cara mengoperasikan eksikaton yakni membukanya dengan cara
menggeser ke arah samping, lalu meletakkan sampel baru keluar dari oven
atau yang akandikeringkan dan didinginkan. Tutup kembali dengan cara saat
membukanya. Perhatikan silika gel yang berfungsi sebagai penyerap uap air.
Silika gel yang masih bisa menyerap uap air berwarna biru; jika silika gel
sudah berubah menjadi merah muda maka perlu dipanaskan dalam oven
bersuhu 1050 C sampai warnanya kembali biru.
2. Water Checher
Pengukuran kondisi pH air bisa dilakukan dengan menggunakan kertas
lakmus. Tetapi saat ini terdapat perkembangan teknologi yang mempermudah
kita dan memberikan hasil lebih akurat. Water Quality Checker adalah salah
satu alat yang berfungsi untuk mengukur kualitas air secara handal, alat ini
memungkinkan pengukuran dan menunjukkan hasil monitoring secara
bersamaan hingga 11 parameter dengan 1 unit.
Water Checker bekerja dengan cara mengalirkan arus listrik ke dalam
air, arus tersebut akan bekerjauntuk mengikat kandungan garam dalam air
sebagai tolak ukur/parameterterhadap pengujian air. Water checker sangat
membantu bagi pengamat lingkungan terutama bagi industri sebagai alat yang
berperan penting dalam pengontrolan pembuangan limbah industri ke saluran
air.
3. Spektrofotometer
Pada spektrofotometer panjang gelombang yang benar-benar terseleksi
dapat diporeleh dengan bantuan alat pengurai cahaya seperti prisma. Suatu
spektrofotometer tersusun dari sumber spekrum tampak yang kontinyu,
monokromator, sel pengabsorsi untuk larutan sampel. Prinsip dari
spektrofotometer adalah bagaimana molekul-molekul di dalam larutan dapat
menyerap cahaya. Semakin banyak molekul di dalam larutan, berarti juga
konsentrasi larutan tersebut tinggi, maka semakin banyak cahaya yang akan
diserap dan absorbansi akan semakin tinggi. Nerlaku pula sebaliknya.
4. Konductivity Tester
Konductivity tester adalah alat yang dirancang khusus untuk mengukur
konduktivitas air dan bahan jenis lainnya. Konduktivitas air bisa disebut
sebagai kemampuan air untuk menghantar listrik. Nilai konduktivitas atau
tingkat kemampuan air dalam menghantarkan arus listrik ini mempunyai
keterkaitan dengan nilai TDS atau total zat padat (kadar logam) yang terlarut,.
Secara umum nilai konduktivitas berbanding lurus dengan nilai TDS nya, hal
ini berarti semakin tinggi TDS maka nilai konductivity juga tinggi.
Prinsip kerja konductivity tester adalah jika ion pada mineral semakin
banyak maka semakin besar pula kemampuan larutan menghantarkan listrik.
Konductivity tester memiliki dua susunan elektroda yang dirangkai dengan
sumber tegangan serta sebuah ampere meter. Elektrode-elektrode tersebut
diatur sehingga memiliki jarak tertentu antara keduanya. Dan pada saat
pengukuran kedua elektrode tersebut dicelupkan pada sample dan diberikan
tegangan besar.
5. pH Meter
pH meter adalah jenis jenis alat ukurderajat keasaman atau kebasaan
suatu cairan, pada pH meter digital terdapat elektroda khusus yang berfungsi
untuk mengukur pH bahan-bahan semi padat, eletroda terhubung sebuah alat
elektronik yang mengukur dan menampilkan nilai pH.
Prinsip kerja pH meter adalah terletak pada sensor probe berupa
elektroda kaca (glass electrode) dengan jalan mengukur jumlah ion H3O+ di
dalam larutan. Ujung elektrode kaca adalah lapisan kaca setebal 0,1 mm yang
berbentuk bulat (bulb). Bulb ini dipasangkan dengan silinder kaca non
konduktor atau plastik memanjang, yang selanjutnya diisi dengan larutan HCl
(0,1 mol/dm3). Di dalam larutan HCl, terendam sebuah kawat elektrode
panjang berbahan perak yang pada permukaannya terbentuk senyawa
setimbang AgCl. Konstannya jumlah larutan HCl pada sistem ini membuat
elektrode Ag/AgCl memiliki nilai potensial stabil.
Cara penggunaan pH meter dapat dilakukan dengan kalibrasi. Kalibrasi
dapat dilakukan pada waktu sebelum dan juga sesudah proses pengukuran
dengan menggunakan alat ini. pH meter memliki kontrol kalibrasi yang
pertama dapat digunakan untuk mengatur proses pembacaan meter sehingga
nilai yang terbaca sama dengan nilai standart buffer pertama. Kalibrasi kedua
digunakan untuk menyetel bagian sistempembacaan meter sehingga nanti
nilainya juga sama dengan buffer kedua. Lalu pengontrol untuk ketiga
berfungsi untuk melakukan setting pada temperautr. Kemudian untuk bagian
sachet pda standart buffer akan menunjukkan ada atau tidaknya perubahan
pada temperatur atau suhu.
6. Gelas Beker
Gelas beker adalah sebuah wadah/tempat enampung untuk mengaduk,
mencampur, dan memanaskan cairan. Bentuk gelas beker adalah silinder dan
tersedia berbagai jenis ukuran, mulai dari 1 ml sampai beberapa liter. Alat ini
dibuat dari kaca umumnya kaca borosilikat ataupun dari plastik yang
digunakan untuk menampung zat kimia yang korosif seperti asam atau zat-zat
kimia yang sangat reaktif.
Gelas beker dapat ditutup dengan kaca pengamat untuk mencegah
kontaminasi dan penyusutan zat. Alat ini seringkali ditandai dengan ukuran
pada sisi beaker. Penggunaan gelas beker membutuhkan peran dari alat
praktikum lain seperti alas kaki tiga dan hot plate jika ingin memanaskan
larutan.
7. Labu Erlenmeyer
Labu Erlenmeyer adalah salah satu alat laboratorium yang berfungsi
untuk menganalisis kuantitatif secara volumetric (titrasi). Dalam melakukan
titrasu alat ini sering dipergunakan untuk menampung larutan yang nantinya
akan dititrasi. Alat ini memiliki bentuk botol yang stabil. Pada umunya labu
erlenmeyer terbuat dari kaca borosilikat sehingga alat ini dapat dipanaskan
dengan api atau autoclaved. Ukuran yang paling umum dari alat ini adalah 250
ml dan 500 ml. Labu Erlenmeyer juga terdapat ukuran 50, 125, 250, 500, dan
1000 ml. Penggunaan dari alat ini juga dibutuhkan peran alat lain seperti kaki
tiga dan hot plate jika ingin memanaskan cairan.
8. Tabung Pejal/Labu Ukur
Labu ukur memiliki fungsi yang hampir sama dengan gelas beker.
Cara kerja dan pengoperasiannya juga tidak jauh berbeda. Dengan
menggunakan labu ukur kita dapat mencampur satu cairan dengan cairan lain
selain itu dapat mengetahui volume suatu cairan dengan tingkat ketelitian yang
tinggi. Pengoperasian labu ukur lebih banyak membutuhkan bantuan alat lain
seperti pipet dan hot plate jika ingin memanaskan sesuatu. Labu ukur
merupakan wadah suatu cairan maka tidak ada prinsip kerja secara khusus
untuk alat ini.
9. Pipet
Pipet merupakan alat dasar yang harus dimiliki pada suatu
laboratorium. Meskipun tergolong alat yang dasar tetapi keberadaaanya sangat
dibutuhkan untuk berbagai keperluan dalam kegiatan praktikum maupun
eksperimen di laboratorium. Pipet terbuat dari plastik yang memiliki fungsi
untuk memindahkan volume cairan pada satu tempat ke tempat yang lain.
Prinsip kerja dari pipet yakni dengan mencelupkan pipet ke gelas beker atau
semacamnya. Lalu menekan bagian belakang pipet hingga volume yang
diinginkan, lepas tekanan tersebut. Jika ingin mengeluarkan cairan, tekan lagi
bagian belakang pipet. Maka cairan akan keluar.
10. Tabung Reaksi
Tabung reaksi adalah sebuah tabung yang terbuat dari sejenis kaca atau
plastik yang dapat menahan perubahan temperatur dan tahan terhadap reaksi
kimia.
11. Burret
Buret adalah salah satu alat laboratorium kaca yang berbentuk silinder yang
memiliki garis ukur dan sumbat keran pada bagian bawahnya. Seperti halnya
pipet, buret berfungsi mengukur volume cairan yang keluar. Akan tetapi
fungsi utama buret dalah untuk titrasi. Cara penggunaan burret yaitu:
a. Cuci hingga bersih, bebas lemak maupun debu.
b. Buret diklem pada tiang buret dalam posisi tegak lurus dengan data air
c. Periksa kran buret, krat harus mudah diutar dan tidak bocor.
d. Bilas buret dengan larutan yang akan dipakai titrasi, lalu isi buret dengan
larutan yang sama sampai di atas titik nol
e. Alirkan larutan dengan membuka kran dan usahakan kolom pipa di bawah
kran terisi larutan
f. Atur tinggi cairan sampai meniskusnya tepat pada angka nol atau angka
lain
g. Mulailah titrasi
12. Timbangan
Timbangan analitik adalah timbangan yang digunakan di laboratorium.
Sebuah timbang di laboratorium merupakan penunjang karena dilengkapi
sebuah layar detector yang mana bisa membantu pengguna untuk mengetahui
berat bahan yang nantinya akan ditimbang secara akurat. Timbangan analitik
memiliki beberapa bagian seperti waterpass, piringan timbang dan juga tombol
pengaturan.
Waterpass yang ada pada timbangan berfungsi untuk penanda posisi
timbangan yang sedang digunakan. Untuk itu timbangan harus dalam posisi
seimbang ketika melakukan penimbangan supaya nantinya data yang
diberikan bisa akurat. Piringan timbangan menjadi sebuah wadah yang
berfungsi untuk tempat bahan yang akan ditentukan beratnya.
13. Statif
Keberadaan statif tidak lengkap jika belum bersama burret. Sebuah
burret membutuhkan statif sebagai perannya untuk menegakkan. Cara
pengoperasian statif ssangat mudah yakni mengendorkan dahulu bagian roda
hitam yang ada. Lalu lapisi corong atau buret yang akan ditegakkan
menggunakan tisu agar tidak licin dan jatuh. Setelah diberi tisu dan ditetapkan
ketinggian buret yang diinginkan maka eratkan roda hitam tadi perlahan dan
pastikan bahwa keeratan tepat dan tidak kendor.
VII. KESIMPULAN
Dalam praktikum kualitas air kita akan mengenal beberapa alat seperti
eksikaton, water checker, spektrofotometer, konductivity tester, pH meter, gelas
beker, erlenmeyer, tabung pejal, pipet, tabung reaksi, burret, timbangan, dan
statif. Alat-alat praktikum di atas memiliki perbedaan cara penggunaan yang
mengharuskan para praktikan mengerti dan mempratekkan dengan baik agar
praktikum yang berlangsung akan berhasil dan mendapatkan hasil yang
memuaskan.

VIII. DAFTAR PUSTAKA


Agung, Heri. 2016. Pengetahuan Kimia
Susila, I Pitu Merta. 2016. Kimia Dasar. Yogyakarta:Institut Pertanian Stiper
Anneahira. 2013. Manfaat dan Cara Menggunakan pH Meter. (online)
http://www.anneahira.com/ph-meter.html Diakses pada Sabtu, 10 Februari
2018
Ni’mah. 2011. Alat-Alat Kerja Lab Kimia. (online)
http://likahiruma.blogspot.co.id/2011/11/alat-alat-kerja-lab-
kimia.html?m=1 Diakses pada Sabtu, 10 Februari 2018
Sukanty, Wiasty. 2015. Cara Pengoperasian Spektrofotometer. (online)
wiastykanty.blogspot.co.id/2015/08/cara-pengoperasian-
spektrofotometer.html?m=1 Diakses pada Sabtu, 10 Februari 2018

Anda mungkin juga menyukai