Anda di halaman 1dari 25

Santoso Wardoyo, SSTP

Kepala UPT Pemadam Kebakaran Kota Batu


Nama : Santoso Wardoyo, SSTP
NIP : 19771004 199701 1 001
Pangkat/Gol. : Penata Tk. I (III/d)
Jabatan : Kepala UPT Pemadam Kebakaran
Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang Kota Batu
Alamat Kantor : Jl. Kartini 14, Batu

Tempat, Tgl. Lahir : Malang, 4 Oktober 1977


Alamat Rumah : Jl. Durian 11, Songgoriti, Batu
Istri : Ira Christanty, A.Md
Anak : - Febrina Putri Kriswardani
- Satrio Sampurno Bagaskoro

No. HP : 081 234 414 81


No. telp Kantor : (0341) 512111
Email : santoso_wardoyo@yahoo.com
Facebook : Santoso Wardoyo
Tujuan Instruksional Umum
Setelah mempelajari materi ini
peserta diharapkan mengetahui dan
memahami tentang cara pengelolaan
bangunan agar aman terhadap
kebakaran.
Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mempelajarai materi ini peserta diharapkan
mampu :

1. Menjelaskan tentang pengertian Manajemen Keselamatan


Kebakaran Gedung.

2. Menyebutkan tentang Sistem Manajemen Keselamatan


Kebakaran Gedung yang harus dilakukan baik sebelum,
pada saat maupun setelah terjadi kebakaran.

3. Menjelaskan tentang setruktur organisasi, tugas dan


fungsi peran kebakaran.

4. Menjelaskan tentang prosedur yang harus dilakukan


ketika terjadi kebakaran.
KELUAR KELUAR
EXIT EXIT
MANAJEMEN
Seni Mengelola dan Mengkoordinasikan segala
Sumber-daya demi Tercapainya Tujuan Organisasi
melalui Proses Perencanaan, Pengorganisasian,
Penggiatan dan Pengendalian
FUNGSI MANAJEMEN
Planning = Perencanaan
Organizing = Pengorganisasian
Actuating = Penggiatan
Controlling = Pengendalian

5M

Man Money Material Machine Method


Peraturan Daerah Kota Batu
Fire Safety nomor 11 tahun 2012 pasal 28

Management 1) Pemilik dan/atau pengguna bangunan


yang mengelola bangunan gedung
yang mempunyai potensi bahaya
kebakaran ringan dan sedang I
dengan jumlah penghuni paling
sedikit 500 orang wajib membentuk

MANAJEMEN Manajemen Keselamatan Kebakaran


Gedung.
KESELAMATAN
KEBAKARAN 2) Manajemen Keselamatan Kebakaran
Gedung dipimpin oleh Kepala dan
GEDUNG Wakil Kepala Manajemen
Keselamatan Kebakaran Gedung
AKIBAT
KEBAKARAN
•Korban jiwa
•Kerusakan
•Kerugian
•Penderitaan
•Citra

Konsekuensi dari
Penyimpangan
MKKG
PRE FIRE POST FIRE
CONTROL IN CASE FIRE CONTROL CONTROL

FIRE SAFETY MANAGEMENT


PRE FIRE CONTROL

 Kebijakan dan Komitmen.


 Identifikasi Sumber Bahaya.
 Inventarisasi Sarana Proteksi dan Jalan Keluar.
 Inspeksi dan Uji Coba Berkala.
 Tindakan Pemeliharaan dan Perawatan Peralatan.
 Pengawasan Terhadap Tempat dan Lingkungan Kerja.
 Struktur Organisasi Managemen Pengamanan Kebakaran.
 Rekruitmen dan Pelatihan Personel.
 Penyuluhan Penghuni dan Visualisasi Pencegahan Kebakaran.
 Gambar situasi Route Penyelamatan.
 Rencana Tindakan Keadaan Darurat Kebakaran.
 Gladi /simulasi Kebakaran dan Evakuasi Penghuni.
IN CASE
FIRE CONTROL

FIRE EMERGENCY PLAN

Deteksi
Alarm
Padamkan-Lokalisir
Evakuasi
Rescue & P3K
Amankan
POST
FIRE CONTROL

INVESTIGASI ANALISIS  REKOMENDASI  REHABILITASI


 Kebijakan MSPK harus ada pernyataan tertulis yang berisi
tentang visi,misi,komitmen dan kerangka kerja.
 Penempatan MSPK pada posisi yang dapat menentukan
keputusan perusahaan.
 Penyediaan anggaran,personil yang berkualitas dan peralatan
yang memadai.
 Penetapan batas wewenang,tanggung jawab dan kewajiban
yang jelas dlm penanganan MSPK.
 Membuat perencanaan MSPK secara terkoordinasi.
 Melakukan penilaian kinerja & tindak lanjut dari program
MSPK.
 Melakukan pengamanan listrik dan peralatannya.
 Menjaga adanya api terbuka.
 Mengamankan bahan cair dan gas yang mudah
menyala.
 Mengamankan penempatan pekerjaan las, pemotong
logam dan B3.
 Pengamanan terhadap hambatan sarana jalan keluar.
 Pengawasan terhadap sistem pengandali asap dan
lampu darurat.
 Mengamankan pintu keluar terakhir (exit discharge).
Fire
 SARANA PROTEKSI KEBAKARAN
1. Instalasi Alarm Kebakaran.
2. Alat Pemadam Api Ringan.
3. Instalasi Hidran Kebakaran.
4. Instalasi Pemercik Otomatis.
5.Instalasi Pemadam Api Otomatis.
 SARANA JALAN KELUAR ;
1. Pintu – pintu Darurat.
2. Koridor / selasar.
3. Jalan Landai.
4. Tangga Kebakaran.
5. Lampu Penerangan Darurat.
6. Tanda Penunjuk Arah.
7. Sistem Pengendali Asap.
 INSPEKSI ;
1. Inspeksi terhadap potensi sumber
kebakaran baik didalam/diluar gedung.
2. Inspeksi terhadap sarana proteksi
kebakaran dan jalan keluar.

 UJI COBA KINERJA PERALATAN ;


1. Daftar periksa (check list) sebagai
panduan.
2. Pencantuman label inspeksi.
3. Laporan / rekaman tertulis tentang hasil
pemeriksaan.
 Pemeliharaan dilakukan dalam rangka
untuk menjaga agar proteksi /
peralatan kebakaran selalu dalam
kondisi baik dan siap pakai.

 Perawatan dilakukan dalam rangka


untuk memperbaiki apabila terjadi
kerusakan maupun sudah habis masa
berlakunya suatu alat pemadam api.
 Kebersihan dan kerapihan pada tempat kerja ; gudang, ruang
operasi, ruang produksi, B3, bahan mudah menyala dll.
 Kebersihan pada lantai, jalur rak kabel, ducting, ventilasi, blower
(exhaust system).
 Perapihan terhadap sisa buangan, barang tidak terpakai yang
mudah menyala simpan atau jauhkan dari sumber api.
 Sarana proteksi kebakaran mudah dilihat dan tidak terhalang.
 Sarana jalan keluar harus bebas dari hambatan dan kedap
asap/panas.
STANDARD MINIMAL :
STRUKTUR ORGANISASI
KESELAMATAN KEBAKARAN GEDUNG (KKG)
KEPALA /
WAKIL KKG

POSKO
- Operator
- Teknisi

KA. PERAN SATPAM PMK


AREA SETEMPAT P3K
LANTAI

R.PEMADAM R. P3K R. EVAKUASI

R. RESCUE R. SALVAGE
 Rekruitmen personil sesuai dengan kebutuhan organisasi
peran kebakaran.
 Pelatihan kebakaran khusus bagi personil anggota peran
kebakaran .
 Praktek simulasi penanganan kebakaran ;
- Latihan kering.
- Latihan basah.
- Simulasi evakuasi penghuni.
 Merupakan panduan praktis,sederhana dan mudah dimengerti.
 Berisi tentang pembagian tanggung jawab yang jelas setiap satuan
kerja baik perorangan maupun kelompok.
 Menjelaskan ttg siadi demen babi (siapa,apa,dimana,dengan
apa,bagaimana, bilamana).
 Personil yang direkrut merupakan personil terampil yang siap
melakukan tugas dengan cepat, tepat dan selamat.
 Mengantisipasi beberapa alternatif waktu kejadian misalnya pada
jam kerja, diluar jam kerja dan kondisi lainnya.
 Penentuan jalur evakuasi dan tempat berkumpul sementara.
 Adanya daftar penghuni yang perlu mendapatkan perlakuan
khusus, wanita hamil,manula,cacat fisik,penyakit jantung dll.
 Penting untuk diketahui apakah ;
- Seluruh penghuni telah mengetahui exit , Apar,hidran,tombol alarm dll.
- Peran kebakaran dapat bekerja sesuai waktu yang direncanakan.
- Penghuni dapat evakuasi dengan aman dan sesuai dengan prosedur.
 Dilakukan minimal 6 bulan sekali.
 Dilakukan tanpa pemberitahuan min 1 tahun sekali.
 Diupayakan melibatkan semua shift kerja.
 Skenario simulasi diusahakan mendekati kondisi sebenarnya.
 Koordinasi dengan instansi terkait.
“ Selamat Berlatih “

Anda mungkin juga menyukai