Pengujian ini bertujuan untuk mengukur berat jenis aspal dengan menggunakan
piknometer serta berdasarkan perbandingan berat di udara dengan berat di dalam air.
2.6.2 PENDAHULUAN
Berat jenis bitumen atau ter adalah perbandingan antara berat bitumen atau ter
terhadap berat air suling dengan isi yang sama pada suhu tertentu, yaitu dilakukan dengan
cara mengganti kan berat air dengan berat bitumen dan/atau ter dalam wadah yang sama
(yang sudah diketahui volumenya berdasarkan konversi berat jenis air sama dengan satu).
Berat jenis dari bitumen sangat tergantung pada nilai penetrasi dan suhu dari bitumen itu
sendiri.
• Penetration grade bitumen dengan berat jenis antara 1.010 (untuk bitumen dengan
penetrasi 300) sampai dengan 1.040 (untuk bitumen dengan penetrasi 25).
• Bitumen yang telah teroksidasi (oxidized bitumen) dengan berat jenis berkisar antara
1.015 sampai dengan 1.035.
• Hard grades bitumen dengan berat jenis berkisar antara 1.045 sampai dengan 1.065
• Cutback grades bitumen dengan berat jenis berkisar antara 0.992 sampai dengan 1.007
Mencari berat jenis dapat dilakukan dengan melakukan perbandingan berat antara
berat yang diukur dengan berat benda tersebut di dalam air. Perlu dibedakan antara berat
volume dengan berat jenis. Berat volume adalah dengan melakukan perbandingan
langsung antara berat dengan volume yang bersangkutan. Pengukuran ini sangat mudah
dilakukan pada material yang padat dan solid. Untuk material cair cara ini cukup sulit,
sehingga diperlukan pendekatan lain.
KELOMPOK 3
LAPORAN PRAKTIKUM JALAN RAYA II
Besaran berat jenis merupakan salah satu parameter yang digunakan dalam desain
perencanaan campuran aspal dan agregat Penentuan berat jenis suatu material sebenarnya
bisa secara dilakukan secara kualitatif dengan visualisasi, yaitu dengan cara
membandingkan nya dengan berat jenis air. Berat jenis material yang lebih kecil dari satu
biasanya mengapung, berat jenis material yang sama dengan satu akan melayang di dalam
air dan berat jenis material yang lebih dari satu akan tenggelam di dalam air. Tetapi cara
ini hanya bisa dilakukan dengan material yang 'suka air' (hidrophilic). Akan halnya
material yang 'takut air' (hidrophobic), hal ini tidak bisa dilakukan. Untuk material seperti
ini, harus dicari media lain sebagai pembanding, misalnya minyak tanah.
2.6.3 PERALATAN
1. Kompresor
2. Piknometer dengan kapasitas 100 ml
3. Timbangan dengan ketelitian 0,1 gram.
4. Air sebanyak 1000 cm3
KELOMPOK 3
LAPORAN PRAKTIKUM JALAN RAYA II
● Membulatkan aspal yang telah dingin menjadi bulat-bulatan yang kecil
dengan diameter kurang lebih 1 cm.
B. Langkah-langkah Pengujian
1. Menimbang piknometer beserta tutupnya (A) dalam keadaan kosong.
2. Menambahkan air sebanyak 100 ml ke dalam piknometer dan
menimbangnya (B).
3. Mengeringkan piknometer dan memasukkan bulat-bulatan aspal padat
seberat 60 gram kemudian menimbangnya (C).
4. Menambahkan air ke dalam piknometer yang telah berisi bulat-bulatan aspal
dan menimbangnya (D) (* tinggi air pada piknometer berisi air (B) sama
dengan tinggi air berisi bulat-bulatan aspal).
2.6.5 PERHITUNGAN
1. Benda uji 1
Berat Piknomter + Air (B) = 155.6 gr
KELOMPOK 3
LAPORAN PRAKTIKUM JALAN RAYA II
Isi bitumen (B-A)-(D-C) = 50.4 gr
Berat jenis =
= 52.1
50.4
= 1.034 gr/cm3
2. Benda uji 2
Berat Piknometer + Air (B) = 156.3 gr
Berat jenis =
= 57.1
55.7
KELOMPOK 3
LAPORAN PRAKTIKUM JALAN RAYA II
= 1.025 gr/cm3
=1.034+1.025
= 1.029 gr/cm3
2.6.6 KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan diperoleh hasil berat jenis rata-rata bitumen keras
dan ter adalah 1.029 gr/cm3, sehingga dapat disimpulkan berat jenis bitumen yang didapat
adalah Hard grades bitumen dengan berat jenis berkisar antara 1.015 sampai dengan 1.035
.
KELOMPOK 3