Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
1. AMSINA (21531175)
4. RAUDAH (21531330)
(2017)
i
LEMBAR PERSETUJUAN
AISYIYAH MALANG
Disusun oleh :
1. Amsina (21531175)
4. Raudah (21531330)
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkah dan
selesainya Praktek Kerja Lapangan di Rumah sakit Islam Aisyiyah Malang, dengan
besarnya kepada pihak yang membantu dalam penyusunan Laporan ini yaitu :
kerja samanya.
Penulis menyadari bahwa Laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
sebab itu penulis sangat mengharapkan masukan dari berbagai pihak demi
iii
kesempurnaan Laporan ini. Penulis berharap semoga Laporan ini dapat
Penulis
iv
DAFTAR ISI
HAL
COVER....................................................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN.....................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iv
DAFTAR TABEL.....................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR................................................................................................vi
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................1
v
1.4. Jangka Waktu Pelaksanaan.......................................................................4
2.2.5 Coding..........................................................................................29
3.1 Kesimpulan...................................................................................36
3.2 Saran............................................................................................36
vi
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN
Hal
vii
DAFTAR GAMBAR
HAL
viii
BAB I
PENDAHULUAN
tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan pada pasien. Rekam medis
adalah sIapa, apa, dimana dan bagaimana perawatan pasien selama dirumah
sakit, untuk melengkapi rekam medis harus memiliki data yang cukup tertulis
Dalam sistem pengelolaan rekam medis disetiap rumah sakit baik milik
swasta maupun pemerintah harus selalu mengacu pada pedoman atau petunjuk
teknis pengelolaan rekam medis yang dibuat oleh rumah sakit yang bersangkutan,
sehingga fungsi pengolahan rekam medis di rumah sakit bisa terlaksana dengan
baik. Adapun fungsi dari rekam medis adalah untuk menyimpan data dan
informasi pelayanan yang diberikan kepada pasien yang pada dasarnya bisa
rumah sakit, yaitu peningkatan mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit itu
sendiri.
1
jalan, rawat inap, dan gawat darurat. Selalu berusaha semaksimal mungkin untuk
Dalam kegiatan pengelolaan rekam medis, Sub Bagian Rekam Medis Rumah
Sakit Aisyiyah Malang selalu berpedoman pada buku petunjuk pengelolaan rekam
Kerja Lapangan (PKL) di Sub Bagian Rekam Medis Rumah Sakit Islam Aisyiyah
Malang maka kami berkewajiban membuat laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
yang membahas tentang Laporan Praktek Kerja Lapangan di Sub Bagian Rekam
kesehatan di Sub Bagian Rekam Medis Rumah Sakit Islam Aisyiyah Malang.
Mahasiswa dapat :
2
Mengetahui sumber data yang di gunakan dalam pencatatan &
Mengetahui alur pelayanan dan alur berkas rekam medis rekam medis
di rumah sakit.
Darurat.
berkas rekam.
penerapannya di lapangan.
maupun penelitian dibidang rekam medis dan informasi kesehatan terutama dalam
pelayanan kesehatan dan peningkatan kinerja petugas rekam medis di masa yang
3
1.3 Lokasi Praktek Kerja Lapangan I
Aisyiyah Malang, yang terletak di Jl. Sulawesi No 16, Kasin, Klojen, Kota Malang,
4
BAB II
RSI Aisyiyah, merupakan sebuah Amal Usaha di bidang kesehatan milik Pimpinan
5
Nomor 211 tanggal 23 September 1986. Sejak tanggal tersebut dimulailah
dan peningkatan status Balai Kesehatan menjadi sebuah rumah sakit umum yang
ditandai dengan peresmian oleh Sekretaris Wilayah Daerah Malang yang mewakili
Walikotamadya KDH Tingkat II Malang pada tanggal 29 Agustus 1987, dan tanggal
Sakit Islam Aisyiyah Malang semakin memantapkan posisi RSI Aisyiyah Malang
berupaya terus melengkapi diri dengan fasilitas dan sarana kesehatan yang
akhir tahun 2009, luas tanah Rumah Sakit Islam Aisyiyah telah berkembang
menjadi 5.553 m2, dengan kapasitas tempat tidur sebanyak 82 tempat tidur dan
telah mampu memberikan layanan paripurna yang terdiri dari layanan preventif,
promotif, kuratif dan rehabilitatif dengan sentuhan dan nuansa Islami yang
Dalam perkembangannya Rumah Sakit Islam Aisyiyah Malang yang pada awal
berdirinya berlokasi di Jalan Sulawesi 16, kini memperluas lahan dan bangunan di
Jalan Kalimantan 2, Jalan eramdan Jalan Nusantara. Meskipun nama jalan ketiga
lokasi tersebut berbeda, tetapi secara kewilayahan ketiganya berada dalam satu
transportasi.
6
- Sejarah Sub Bagian rekam Medis RSI Aisyiyah Malang
a. Rekam medis ada sejak berdirinya rumah sakit RSI Aisyiyah pada tahun
e. Data pasien untuk pelaporan rutin sebagian diambil dari data base RME
2.1.2 Visi, Misi, Motto Dan Tujuan Rumah sakit Islam Aisyiyah
Malang
Menjadi Rumah sakit dengan layanan prima dan sebagai sarana dakwah
tahun 2010.
7
1) Mewujudkan layanan kesehatan yang bermutu sesuai standar dan
Layananku ibadahku
pihak,
8
2.1.3 Fasilitas Unit Kerja Sub Bagian Rekam Medis
dan prasarana yang cukup dan memadai untuk penyelenggaraan kegiatan rekam
1. Sarana
e. Komputer
2. Prasarana
b. Tempat informasi
d. Ruang kantor
9
2.2. Deskripsi Hasil PKL
komputer LAN.
e) Mencari nomor rekam medis lama bagi pasien kunjungan ulang (lama)
10
2. Fungsi Tempat Pendaftaran Pasien Rawat Jalan:
Menyiapkan formulir dan catatan serta nomor rekam medis yang diperlukan
a) KIB atau KTPP (Kartu Identitas Berobat atau Kartu Tanda Pengenal
Pasien)
e) Tracer
berobat? Bila belum berarti pasien baru dan bila sudah berarti pasien
lama.
11
- Pelayanan pasien baru meliputi :
membawa,
yang sesuai.
12
nama dan alamat pasien tersebut, kemudian pasien di
pembayaran.
pelayanan kesehatan.
jumlah berkas.
tidak lengkap.
13
c) Pengendali penggunaan nomor dokumen rekam medis pada
formulir pasien
tracer
Rekam Medis.
Pasien yang akan dirawat dirumah sakit harus terlebih dahulu melewati
14
b. Melakukan informasi dan edukasi tentang hak dan kewajiban
pasien Rawat Inap.
sesuai tujuan.
kerusakan fisik dan isinya itu sendiri. Rekam medis harus dilindungi dan dirawat
Ada dua cara penyimpanan berkas rekam medis itu sendiri yaitu :
1. Desentralisasi
15
KELEBIHAN KELEMAHAN
1. Sentralisasi
jalan dan rawat inap disimpan dalam satu folder dan disimpan diunit rekam medis.
16
KELEBIHAN KELEMAHAN
kerja, pegawai
gunakan. lokasi
Kelebihannya yaitu :
17
Kekurangannya yaitu :
jika berkas yang diambil merupakan berkas yang belum lama disimpan
Contoh :
22 22 22
73 73 73
02 04 06
Contoh :
18
Gambar 1.4 sistem penomoran di RSI Aisyiyah Malang
Pengambilan rekam medis juga memiliki tata cara tertentu. Adapun tata
cara pengambilan rekam medis pasien yang dibutuhkan dari ruang penyimpanan
a) rekam medis tidak boleh keluar dari ruangan rekam medis, tanpa tanda
keluar/kartu permintaan.
19
b) apabila rekam medis dipinjam, wajib dikembalikan dalam keadaan baik
c) rekam medis tidak dibenarkan diambil dari rumah sakit, kecuali atas
perintah pengadilan.
d) permintaan rutin terhadap rekam medis yang datang dari poliklinik, dari
setiap hari pada jam yang telah ditentukan, petugas harus menulis
dengan benar dan jelas nama pasien dan nomor rekam medisnya.
Petunjuk keluar adalah suatu alat yang penting untuk mengawasi penggunaan
rekam medis. Petunjuk keluar ini digunakan sebagai pengganti pada tempat rekam
medis yang diambil dari rak penyimpanan dan tetap berada di rak tersebut sampai
Kode warna adalah untuk memberikan warna tertentu pada Map Rekam Medisl
dan memudahkan mencari map yang salah simpan. Garis- garis warna dengan
20
kekeliruan menyimpan. Cara yang digunakan adalah 10 macam warna untuk 10
kepada seluruh pasien, mudah dijangkau dari segala penjuru, dan mudah
21
1 Ruangan penyimpanan arsip jangan terlalu lembab, harus dijaga supaya
tetap kering, supaya ruangan tidak terlalu lembab perlu diatur berkisar
650F sampai 750F dan kelembaban udara sekitar 50% sampai 65%. Untuk
cara menyemprotkan racun pada dinding, lantai dan alat-alat yang dibuat
dari kayu.
yang umum dipakai adalah rak terbuka (open self file unit), lemari enam
laci (six-drawer file cabinet). Dan roll o’pack. Alat ini hanya mampu dimiliki
oleh rumah sakit tertentu karena harganya yang sangat mahal. Rak terbuka
22
menampung lebih banyak rekam medis dan tidak terlalu makan tempat.
Malang menggunakan rak terbuka dan menggunakan roll o’pack atau lemari
geser tetapi kadang pintu sering los dan geseran pintu sering eror butuh
tenaga ekstra untuk menggesernya, serta untuk ruang rekam medis sendiri
masih menjadi tempat lalu lalang petugas TPP maupun petugas lainnya yang
medis sehingga BRM menjadi kurang aman dan terdapat 1 pintu tetapi
23
Permasalahan : Di rumah Sakit Islam Aisyiyah Malang belum
sesuai nomornya yaitu angka langsung. Serta terlalu sempitnya laci BRM
5. jarak antara dua buah rak untuk lalu lalang, dianjurkan 90 cm. Jika
menggunakan lemari enam laci dijejer satu baris, ruangan lowong didepannya
harus 90 cm, jika diletakkan saling berhadapan harus disediakan ruang lowong
paling tidak 150 cm, untuk memungkinkan membuka laci-laci tersebut. Lemari
enam laci memang tampak lebih rapi dan rekam medis terlindungi dari debu dan
kotoran dari luar. Pemeliharaan kebersihan yang baik, akan memelihara rekam
bergantian masuk dan keluar untuk mencari BRM di area yang sama dan
pasien masih terjadi penggandaan (duplikasi) DRM yang mana satu pasien
ada yang memiliki DRM 4 hingga 6 DRM masing-masing berkas terpisah satu
24
2.2.4.1 Definisi, Fungsi, serta Tugas Pokok Assembling.
Bagian assembling yaitu salah satu bagian di unit rekam medis yang
berfungsi sebagai peneliti kelengkapan isi dan perakit dokumen rekam medis
sebelum disimpan. Dokumen-dokumen rekam medis yang telah diisi oleh unit
pencatat data rekam medis yaitu unit Rawat jalan (URJ) Unit gawat darurat (UGD)
Unit rawat inap (URI) dan instalasi pemeriksaan penunjang (IPP) akan dikirim
dalam dokumen rekam medis diatur kembali sesuai urutan riwayat penyakit pasien
dan diteliti kelengkapan isi dokumen rekam medis. Bila belum lengkap akan
(sederhana) biasa disebut kartu kendali (KK). Dokumen rekam medis yang sudah
sebagai perakit formulir rekam medis, peneliti isi data rekam medis, pengendali
dokumen rekam medis tidak lengkap, pengendali penggunaan nomor rekam medis
berikut:
a. menerima dokumen rekam medis dan sensus harian dari unit-unit pelayana
b. meneliti kelengkapan isis dan merakit kembali urutan formulir rekam medis
25
c. mencatat dan melaporkan kepada kepala unit rekam medis mengenai
pengindeks.
inap, rawat jalan, dan unit gawat darurat dengan menandatangani buku
ekspedisi.
tertulis pada sensus harian, jumlah dokumen rekam medis, yang diterima
26
f. Meneliti isi kelengkapan dokumen rekam medis dan mencata identitas
h. Bila sudah lengkap, dokumen rekam medis bersama- sama kartu kendali
i. Sensus harian diserahkan kefungsi analis dan pelaporan untuk diolah lebih
lanjut.
2.2.4 Coding
Coding adalah penetapan kode dengan menggunakan huruf atau angka atau
kombinasi huruf dalam angka yang mewakili komponen data. Kegiatan dan
tindakan serta diagnosis yang ada di dalam rekam medis harus diberi kode dan
27
Kode klasifikasi penyakit oleh WHO (World Health Organization) bertujuan
untuk menyeragamkan nama dan golongan penyakit, cedera, gejala dan factor
numeric).
yaitu:
inap terdapat tulisan dokter pada diagnosa awal, utama, penyerta, dan
tindakan operasi kurang jelas (sulit dibaca) & singkatan tidak baku
2.2.5 Retensi
kepada Surat Edaran Dirjen Yan.Med Nomor HK.00.05.001.60 tahun 1995 tentang
28
petunjuk teknis pengadaan formulir rekam medis dan pemusnahan berkas rekam
rekam medis.
1 Penyakit dalam:
3 Penyakit kulit :
4 Penyakit jiwa :
29
11 Gigi dan mulut :
a. infeksi rahang
c. cacat bawaan
i.periodentic :
SMF masing-
masing sesuai
ketentuannya
Sumber : Buku Pedoman Rekam Medis (RSU Gunung Sitoli, 2005 : 35)
30
Pada umunya rekam medis dinyatakan tidak aktrif apabila selama 5 tahun
terakhir,rekam medis tersebut tidak digunakan lagi. Apabila tidak tersedia tempat
medis yang aktif seirama dengan pertambahan jumlah rekam medis baru dan pada
saat diambilnya rekam medis tidak aktif, ditempat semula harus diletakkan tanda
keluar, untuk mencegah pencarian yang berlarut-larut pda saat diperlukan. Rekam
medis yang tidak aktif dapat disimpan diruangan lain yang terpisah dari bagian
rekam medis atau dibuat microfilm tidak banyak memakan tempat. (Dep. Kes,
1991 : 30).
ruang penyimpanan. Satu rencana yang pasti tentang pengelolaan rekam medis
yang tidak aktif ( in active records) harus ditetapkan sehingga selalu tersedia
tempat penyimpanan untuk rekam medis yang baru. Patokan utama untuk
menentukan rekam medis aktif atau tidak aktif adalah besarnya ruangan yang
tersedia untuk menyimpan rekam medis yang baru. Suatu rumah sakit lain rekam
medis yang berumur 2 tahun sudah dinyatakan tidak aktif, karena sangat
31
Gambar 8.1 Ruang in aktif di lantai 7.
tahun sejak pasien berobat terakhir atau pulang dari berobat di rumah
sakit.
32
c) Ringkasan pulang dan persetujuan tindakan medik wajib disimpan dalam
d) Rekam medis dan ringkasan pulang disimpan oleh petugas yang ditunjuk
pasien berobat terakhir atau pulang dari berobat. Setelah 2 tahun maka
dapat menjalankan pengelolaan rekam medis di rumah sakit maupun non rumah
33
sakit. Dokter, dokter gigi dan petugas lain, pengelola dan pimpinan harus menjaga
ketentuannya.
34
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
data.
tata cara pengeluaran rekam medis, petunjuk keluar, dan kode warna pada
sampul.
kepada seluruh pasien, mudah dijangkau dari segala penjuru, dan mudah
3.2 Saran
2. Segala bentuk kegiatan rekam medis harus di buat menjadi suatu prosedur
tetap agar terjadi keseragaman langkah yang baik dan benar untuk
35
3. Setiap petugas rekam medis sebaiknya memperhatikan dalam
penyimpanan BRM pasien saat filing agar tidak terjadi kesalahan letak
nomor BRM.
pasien, agar petugas koding dan pendataan BRM tidak kesulitan dalam
pengganti berkas dokumen rekam medis yang keluar dari rak filing untuk
36
DAFTAR PUSTAKA
37
Lampiran 1.0 Alur Pasien Rawat Jalan
1. kelengkapan Berkas
PASIEN PAM
2. Identitas (Data sosial dan
(Umum, Bpjs,
Casemix)
Asuransi lain
3. Nomor antrian sesuai Klinik
KONTER
KRS PERAWAT KASIR
Pasien Pasien
pulang Pasien Dijemput Pasien ke membayar
menerima ambulance kamar
Lampiran 2.1 Alur Pasien Rawat Inap
obat terima
ambulance
38
Lampiran 2.1 Alur Pasien Rawat Jalan
TPPRI
PASIEN
- Registrasi
- Pemberian informasi
- Cetak ringkasan msuk
- Datang sendiri keluar
- Poli umum/spesialis
- Kiriman
dokter/paramedis
- Rujukan
Rs/puskesmas/RSAB/BP
- Pemeriksaan
- Tindakan
RUANG PERAWATAN
39
Lampiran 2.2 Struktur Organisasi Sub bagian Rekam Medis RSI AISYIYAH
MALANG.
PDM KOTA
MKMM PDM
DIREKTUR DEWAN
KEPALA BAGIAN
KESEKRETARIATAN DAN REKAM
MEDIS
40
Lampiran 2.3 Sertifikat Akreditasi Rumah Sakit
41
Gambar 3.0 Kegiatan Assembling Rekam Medis
42
Gambar 3.1 Kegiatan Fotocopy Pemberkasan Klaim BPJS Rawat Inap
43
Gambar 3.3 Kegiatan di TPP Rawat Jalan
44