Dari hasil anamnesis dengan keluarga didapatkan informasi bahwa pasien mulai
perbedaan perilaku semenjak 2 hari yang lalu. Pasien terlihat sering keluyuran, tidak bisa
tidur dan mengamuk. Pasien dibawa ke IGD RSJ Mutiara Sukma oleh keluarga karena
dikeluhkan mengamuk di rumah. Pasien dikatakan melakukan gerakan gerakan aneh dan
merapal kata-kata yang tidak jelas. Pasien tidak sampai merusak barang-barang dan tidak
melukai orang lain. Selama 2 hari SMRS ini pasien jadi lebih cenderung berperilaku aneh
dan seringkali terlihat berbicara sendiri .
Keluarga mengaku bahwa pencetus awal pasien mengalami gangguan ini adalah
karena pasien seringkali teringat oleh almarhumah ibu nya. Almarhumah ibunya
meninggal saat pasien duduk di kelas 6 SD. Akhir-akhir ini, kurang lebih 1 bulan, pasien
sering mengunjungi makam ibu nya, dan menangis sejadi-jadinya seperti anak kecil. Saat
ibunya belum meninggal, pasien dikenal sebagai anak yang periang dan senang bergaul.
Namun setelah ibunya meninggal, pasien lebih menutup diri dari keluarga, terutama
kepada ayahnya. Pasien terlihat lebih pendiam ketika tahu kabar 1 bulan yang lalu bahwa
ayahnya akan menikah lagi dengan orang lain.
Ketika pasien tidak kambuh, pasien masih dapat berinteraksi seperti orang normal
pada umumnya dan sering bercanda dengan teman-temannya. Pasien juga masih dapat
melakukan aktifitas sehari-hari dengan baik dan masih dapat bekerja. Pasien sehari-hari
bekerja sebagai buruh mendampingi ayahnya, namun terkadang juga tempat kerjanya
berpisah.
Dari hasil wawancara juga didapatkan informasi bahwa ternyata selama ini pasien
memang belum pernah berobat ke RSJ dan hanya ke dukun saja namun tidak didapatkan
adanya perubahan.