Pembahasan .
Pembahasan .
1. Metode Jacobi
Misalkan diberikan tebakan awal 𝑥 (0) :
(0) (0) (0)
𝑥 (0) = (𝑥1 , 𝑥2 , ... , 𝑥𝑛 )T
Prosedur lelaran untuk lelaran pertama, kedua, dan seterusnya adalah sebagai
berikut:
Lelaran pertama:
(0) (0) (0)
(1) 𝑏1 −𝑎12 𝑥2 −𝑎13 𝑥3 −...−𝑎1𝑛 𝑥𝑛
𝑥1 = 𝑎11
(0) (0) (0)
(1) 𝑏2 −𝑎21 𝑥1 −𝑎23 𝑥3 −...−𝑎2𝑛 𝑥𝑛
𝑥2 =
𝑎22
⫶
(0) (0) (0)
(1) 𝑏𝑛 −𝑎𝑛1 𝑥1 −𝑎𝑛2 𝑥2 −...−𝑎𝑛𝑛−1 𝑥𝑛−1
𝑥𝑛 = 𝑎𝑛𝑛
Lelaran kedua:
(1) (1) (1)
(2) 𝑏1 −𝑎12 𝑥2 −𝑎13 𝑥3 −...−𝑎1𝑛 𝑥𝑛
𝑥1 = 𝑎11
(1) (1) (1)
(2) 𝑏2 −𝑎21 𝑥1 −𝑎23 𝑥3 −...−𝑎2𝑛 𝑥𝑛
𝑥2 = 𝑎22
⫶
(1) (1) (1)
(2) 𝑏𝑛 −𝑎𝑛1 𝑥1 −𝑎𝑛2 𝑥2 −...−𝑎𝑛𝑛−1 𝑥𝑛−1
𝑥𝑛 = 𝑎𝑛𝑛
Rumus umum :
(𝑘)
(𝑘+1) 𝑏𝑖 −∑𝑛
𝑗=1,𝑗≠𝑖 𝑎𝑖𝑗 𝑥𝑗
𝑥𝑖 = , k = 0, 1, 2, . . . . .
𝑎𝑖𝑖
Script metode jacobi:
2. Metode Gauss Seidel
Metode iterasi Gauss Seidel hampir sama dengan metode iterasi Jacobi.
Perbedaannya hanya terletak pada penggunaan nilai elemen vektor 𝑥 (𝑏𝑎𝑟𝑢) yang
langsung digunakan pada persamaan dibawahnya.
Kecepatan konvergen pada lelaran Jacobi dapat dipercepat bila setiap harga xi
yang baru dihasilkan segera dipakai pada persamaan berikutnya untuk
menentukan harga 𝑥𝑖+1 yang lainnya.
Lelaran pertama:
(0) (0) (0)
(1) 𝑏1 −𝑎12 𝑥2 −𝑎13 𝑥3 −𝑎14 𝑥4
𝑥1 = 𝑎11
(1) (0) (0)
(1) 𝑏1 −𝑎21 𝑥1 −𝑎23 𝑥3 −𝑎24 𝑥4
𝑥2 = 𝑎22
(1) (1) (0)
(1) 𝑏3 −𝑎31 𝑥1 −𝑎32 𝑥2 −𝑎34 𝑥4
𝑥3 = 𝑎33
(1) (1) (1)
(1) 𝑏4 −𝑎41 𝑥1 −𝑎42 𝑥2 −𝑎43 𝑥3
𝑥4 = 𝑎44
Lelaran kedua:
(1) (1) (1)
(2) 𝑏1 −𝑎12 𝑥2 −𝑎13 𝑥3 −𝑎14 𝑥4
𝑥1 = 𝑎11
(2) (1) (1)
(2) 𝑏1 −𝑎21 𝑥1 −𝑎23 𝑥3 −𝑎24 𝑥4
𝑥2 = 𝑎22
(2) (2) (1)
(2) 𝑏3 −𝑎31 𝑥1 −𝑎32 𝑥2 −𝑎34 𝑥4
𝑥3 = 𝑎33
(2) (2) (2)
(2) 𝑏4 −𝑎41 𝑥1 −𝑎42 𝑥2 −𝑎43 𝑥3
𝑥4 = 𝑎44
Rumus umum:
(𝑘+1) (𝑘)
(𝑘+1) 𝑏𝑖 −∑𝑛
𝑗=1 𝑎𝑖𝑗 𝑥𝑗 −∑𝑛
𝑗=𝑖+1 𝑎𝑖𝑗 𝑥𝑗
𝑥𝑖 = , k = 0, 1, 2, ....
𝑎𝑖𝑖