Anda di halaman 1dari 9

PENGARUH TAMBAHAN PENGHASILAN PEGAWAI (TPP) DAN

KEMAMPUAN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA


BADAN PERENCANAAN, PENELITIAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH
(BAPPEDA) KABUPATEN MOROWALI
Meriana Madjid
Mahasiswa Program Studi Magister Manajemen pascasarjana Universitas Tadulako

Abstract
The aims of this research are: 1) to explain and analyze the simultaneous influence of
employee income supplement and work capability on employees’ performance in The Agency of
Planning, Research, and Regional Development (BAPPEDA), Morowali Regency, positively and
significantly; 2) to wxplain and analyze the positive and significant influence of employee income
supplement on employees’ performance; 3) to explain and analyze the positive and significant
influence of employees’ capability on their performance. The type of this study is causal that is
intended to see the influence between variables studied by involving 40 subjects selected through
purposive sampling method. Based on multiple linear regression test, this study finds that: 1)
employee income supplement and work capability simultaneously have positive and significant
influence on employees’ performance in The Agency of Planning, Research, and regional
Development (BAPPEDA), Morowali Regency; 2) employee income supplement has positive and
significant influence on their performance.
Keywords: employee income supplement, work capability, and employees’ performance

Peraturan Menteri dalam Negeri diberikan tambahan penghasilan sesuai


Nomor 59 tahun 2007 tentang Pengelolaan kemampuan keuangan daerah. Kriteria yang
Keuangan Daerah khususnya yang tercantum dipergunakan untuk peningkatan
pada pasal 39, yang menyebutkan bahwa kesejahteraan tersebut beragam, dimana
pemerintah daerah dapat memberikan Kumorotomo (2011) kriteria pemberian
tambahan penghasilan kepada PNS tunjangan kinerja (tambahan penghasilan)
berdasarkan pertimbangan yang objektif adalah penggunaan pengetahuan atau
dengan memperhatikan kemampuan keahlian yang mendalam, keterampilan
keuangan daerah dan memperoleh khusus, besarnya resiko yang harus dihadapi,
persetujuan dari DPRD. Tambahan dan berbagai hal yang secara teknis langsung
penghasilan dimaksud dalam rangka terkait dengan lingkup pekerjaan seseorang.
peningkatan kesejahteraan PNS berdasarkan Secara konseptual dan empiris,
beban kerja, tempat bertugas, kondisi kerja, pengukuran kinerja individual berhubungan
kelangkaan profesi atau prestasi kerja. Selain erat dengan tugas pokok dan fungsi unit
itu, berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 58 kerja, uraian tugas dan standar kinerja PNS.
tahun 2005 tentang pengelolaan keuangan Proses pengukuran kinerja menurut Effendi
daerah pasal 63 ayat (2) dan peraturan (2005) dimulai dari tugas pokok dan fungsi
Menteri Dalam Negeri no. 13 tahun 2006 unit kerja pegawai. Selanjutnya dirumuskan
tentang pedoman pengelolaan keuangan uraian tugas baik yang menduduki jabatan
daerah yang telah diubah dengan Peraturan struktural maupun tenaga pelaksana termasuk
Menteri Dalam Negeri No. 59 tahun 2007 pejabat fungsional dan uraian tugas tersebut
dan Permedagri No. 21 tahun 2011 tentang menjadi dasar dalam perumusan.
perubahan ke 2 Permendagri No. 13 tahun Sejalan dengan itu Pegawai Negeri
2006, menyatakan bahwa PNS dapat Sipil juga dituntut untuk memiliki

85
86 e Jurnal Katalogis, Volume 4 Nomor 8, Agustus 2016 hlm 85-93 ISSN: 2302-2019

kemampuan kerja yang baik untuk (tiga) bulan yang dimulai bulan Desember
meningkatkan kinerjanya. Sarworini (2007) 2015 sampai dengan bulan Februari 2016.
menyatakan bahwa kemampuan adalah sifat Dengan pertimbangan bahwa penguasan
yang dibawa sejak lahir/dipelajari yang lapangan dan ketersedian data, serta
memungkinkan seseorang menyelesaikan pertimbangan bahwa Bappeda Kabupaten
tugasnya. Kemampuan menunjukkan potensi Morowali belum pernah dilakukan penelitian
orang untuk melaksanakan tugas/pekerjaan. tentang pemberian tambahan penghasilan
Kemampuan pegawai dalam melaksanakan pegawai dan kemampuan kerja bagi pegawai.
tugasnya merupakan perwujudan dari
pengetahuan dan ketrampilan yang dimiliki. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel
Robbins (2001) menjelaskan bahwa
kemampuan terdiri dari kemampuan Populasi
intelektual dan kemampuan fisik. Menurut Istijanto (2006: 109) populasi
kemampuan intelektual kemampuan yang merupakan jumlah keseluruhan yang
diperlukan untuk menjalankan kegiatan mencakup semua anggota yang diteliti.
mental, sedangkan kemampuan fisik adalah Sementara menurut Sugiyono (2006: 90)
kemampuan yang diperlukan untuk populasi adalah wilayah generalisasi yang
melakukan tugas-tugas yang menuntut terdiri atas objek-objek yang mempunyai
stamina, kecekatan, kekuatan dan kualitas dan karakteristik tertentu yang
keterampilan. Kemampuan kerja menurut ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
Robbins (1996), merujuk ke suatu kemudian ditarik kesimpulannya. Sehingga
kompetensi seseorang untuk mengerjakan populasi dalam penelitian mencakup
berbagai tugas dalam suatu pekerjaan. keseluruhan pegawai Badan Perencanaan,
Penelitian dan Pembangunan Daerah
METODE Kabupaten Morowali yang terdiri atas PNS
dan PHL berdasarkan data pada Sub Bagian
Jenis Penelitian Kepegawaian berjumlah 80 orang.
Jenis penelitian ini adalah deskrptif
kuantitatif. Menurut Bungin (2005) Teknik Pengambilan Sampel
penelitian deskriptif kuantitatif adalah Teknik pengambilan sampel dalam
penelitian yang menggambarkan, penelitian ini menggunakan teknik Purposive
menjelaskan, atau meringkaskan berbagai Sampling. Menurut Tika (2005) bahwa
kondisi, situasi, fenomena menurut kejadian Purposive Sampling adalah sampel yang
sebagai mana adanya. Adapun sifat penelitian dipilih secara cermat dengan mengambil
ini adalah penelitian penjelasan orang atau objek yang selektif dan
(eksplanatory), yaitu suatu penelitian yang mempunyai ciri-ciri yang spesifik. Sampel
menguraikan dan menjelaskan fenomena yang diambil memiliki ciri-ciri yang khusus
yang terjadi di objek penelitian. Penelitian ini dari populasi, sehingga di anggap cukup
juga disebut penelitian kausal yakni representative. Ciri-ciri maupun strata yang
penelitian yang bertujuan untuk mengetahui khusus tersebut sangat tergantung dari
pengaruh antara variabel yang diteliti keinginan peneliti. Sehingga dari jumlah
(Sugiyono, 2003). populasi yang ada yang dijadikan sebagai
sampel / responden berdasarkan kriteria
Lokasi dan Waktu Penelitian adalah 41 responden dan setelah dikurangi
Penelitian ini dilakukan di Bappeda dengan penulis menjadi 40 orang responden,
Kabupaten Morowali selama kurang lebih 3
Meriana Madjid, Pengaruh Tambahan Penghasilan Pegawai (TPP) Dan Kemampuan Kerja…………………………...87

dengan demikian maka jumlah sampel menjalankan kegiatan mental.


penelitian adalah 40 orang. Kemampuan mental / intelektual
merupakan kemampuan yang
Definisi Operasional Variabel diperlukan untuk mengerjakan kegiatan
Variabel dalam penelitian ini mental, misalnya berfikir, menganalisis
dikelompokkan menjadi 2 (dua) variabel, dan memahami.
yakni: pertama, variabel independen (bebas) b. Kemampuan fisik adalah kemampuan
yaitu: terdiri dari tambahan penghasilan yang diperlukan untuk melakukan
pegawai (X1), kemampuan kerja (X2). tugas-tugas yang menuntut stamina,
Kedua, variabel dependen (terikat) yakni: kecekatan, kekuatan dan keterampilan.
kinerja pegawai (Y). Variabel- variabel 3. Kinerja Pegawai (Dependen Variabel)
sebagai berikut: dengan symbol Y
1. Tambahan Penghasilan Pegawai Definisi kinerja dalam penelitian ini
(Independen Variabel) dengan symbol X1 adalah hasil kerja secara kualitas dan
Definisi tambahan penghasilan pegawai kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai
dalam penelitian ini adalah tunjangan yang pada Bappeda Kabupaten Morowali dalam
diberikan kepada seluruh pegawai pada melaksanakan tugasnya sesuai dengan
lingkungan kerja instansi Badan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
Perencanaan, Penelitian dan Pembangunan Dimensi yang relevan diadopsi dari Peraturan
Daerah Kabupaten Morowali sebagai bentuk Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011 yakni ada
motivasi atas kinerja atau tanggung jawab 2 aspek penilaian kinerja Pegawai Negeri
pegawai dalam melaksanakan fungsi Sipil, yaitu:
tugasnya. Dimensi yang relevan mengacu a) Sasaran Kerja Pegawai (SKP)
pada kriteria pemberian tambahan Adalah rencana kerja dan target yang
penghasilan pada pegawai menurut Peraturan harus dicapai oleh seorang PNS.
Bupati Morowali Nomor 09 Tahun 2014 Penilaian sasaran kerja pegawai (SKP)
tentang pemberian tambahan penghasilan meliputi ; kuantitas, kualitas, waktu dan
bagi Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan biaya..
Pemerintah Kabupaten Morowali yakni : b) Perilaku Kerja
a. Tanggung Jawab Kerja; diberikan Adalah setiap tingkah laku, sikap atau
kepada pegawai sesuai dengan tindakan yang dilakukan oleh PNS atau
tanggung jawab jabatan yang tidak melakukan sesuatu yang
diembannya. seharusnya dilakukan sesuai dengan
b. Disiplin Pegawai Negeri Sipil; ketentuan peraturan perundang-
diberikan kepada Pegawai Negeri Sipil undangan. Penilaian perilaku kerja
berdasarkan tingkat kehadiran yang meliputi aspek orientasi pelayanan,
dicapai PNS setiap bulannya. integritas, komitmen, disiplin, kerja
2. Kemampuan Kerja (Independen Variabel) sama dan kepemimpinan.
dengan symbol X2
Kemampuan kerja dalam penelitian ini Teknik Analisis Data
didefinisikan sebagai suatu kapasitas pegawai
Bappeda Kabupaten Morowali untuk Statistik Deskriptif
mengerjakan berbagai tugas pekerjaan. Menurut Sugiyono (2003), statistik
Dimensi yang relevan mengacu pada teori deskriptif dapat digunakan bila penelitian
Robbins (2001) yaitu ; hanya ingin mendeskripsikan data sampel
a. Kemampuan intelektual adalah dan tidak ingin membuat kesimpulan yang
kemampuan yang diperlukan untuk berlaku untuk populasi dimana sampel di
88 e Jurnal Katalogis, Volume 4 Nomor 8, Agustus 2016 hlm 85-93 ISSN: 2302-2019

ambil. Termasuk dalam statistik deskriptif Faktor) dan Tolerance. Nilai yang umum
antara lain penyajian data melalui tabel dan dipakai untuk menunjukkan adanya
perhitungan prosentase. multikolinieritas adalah nilai Tolerance <
Uji Asumsi Klasik 0,10 atau sama dengan nilai VIF > 10.
Dalam penggunaan metode regresi c. Heteroskedastisitas
linear berganda, secara teoritis akan Heteroskedastisitas bertujuan untuk
menghasilkan nilai parameter model penduga menguji apakah dalam model regresi, terjadi
yang sah apabila dilakukan pengujian asumsi ketidaksamaan varians residual dari satu
klasik. Karena penggunaan asumsi analisis pengamatan ke pengamatan lain. Jika varians
regresi linear berganda maka estimasi yang tetap, maka disebut homoskedastisitas. Dan
digunakan biasanya metode kuadrat terkecil jika varians berbeda disebut
biasa (Ordinal Least Sequares-OLS) yang heteroskedastisitas. Model regresi yang baik
mempunyai sifat BLUE (Best, Linear, adalah tidak terjadi heteroskedastisitas.
Unbiased, Estimarton). Asumsi klasik Untuk mendeteksi adanya heteroskedastisitas
menurut Sunyoto (2009: 79) terdiri dari dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola
Normalitas, Multikolinieritas, dan tertentu pada grafik, di mana sumbu X adalah
Heterokedastisitas. Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah
a. Normalitas residual (Y prediksi - Y sesungguhnya) yang
Normalitas bertujuan untuk menguji telah di-studentized. Dasar pengambilan
apakah sebuah model regresi, variabel keputusan:
dependen, variabel independen atau a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik
keduanya mempunyai distribusi normal (points) yang ada membentuk suatu
ataukah tidak. Model regresi yang baik pola tertentu yang teratur
adalah distribusi data normal atau mendekati (bergelombang, melebar kemudian
normal. Deteksi normalitas dilakukan dengan menyempit), maka telah terjadi
melihat normal probalility plot heteroskedastisitas.
(Sunyoto,2009). b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta
Dasar pengambilan keputusan : titik-titik menyebar diatas dan dibawah
a. Jika data menyebar disekitar garis angka 0 pada sumbu Y, maka tidak
diagonal dan mengikuti arah garis terjadi heteroskedastisitas.
diagonal, maka model regresi Uji Regresi Linear Berganda
memenuhi asumsi normalitas. Alat analisis statistik yang digunakan
b. Jika data menyebar jauh dari garis adalah regresi linear berganda. Penggunaan
diagonal dan/atau tidak mengikuti arah analisis regresi linear berganda ini
garis diagonal, maka model regresi dikarenakan data yang diperoleh dianggap
tidak memenuhi asumsi normalitas. sebagai data populasi dan berdistribusi
b. Multikolinieritas normal serta antara variabel independen dan
Multikolinieritas bertujuan untuk dependen terdapat hubungan linear. Untuk
menguji apakah pada model regresi meramalkan bagaimana keadaan (naik
ditemukan adanya korelasi antar independen. turunnya) variabel dependen, bila dua atau
Jika terjadi korelasi, maka dinamakan lebih variabel independen sebagai faktor
terdapat problem multikolinieritas (multiko). prediktor dimanipulasi (dinaik turunkan
Model regresi yang baik seharusnya tidak nilainya) dengan formulasi sebagai berikut
terjadi korelasi diantara variabel independen. (Sugiyono, 2006: 210) :
Adapun deteksi adanya multiko dengan Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3……….. bnXn+€
melihat besaran VIF (Variance Inflation Dimana:
Meriana Madjid, Pengaruh Tambahan Penghasilan Pegawai (TPP) Dan Kemampuan Kerja…………………………...89

Y= variabel terikat (dependen) yang dapat digunakan sebagai alat untuk


X1, X2, X3,…Xk,= variabel bebas (independen) memotivasi pegawai agar bekerja secara
a= konstanta maksimal. Dengan pemberian tunjangan atau
b1, b2, b3, … bk= koefisien regresi insentif yang sesuai dengan kemampuan
€= variabel gangguan pegawai serta menghargai kerja keras
Persamaan diatas kemudian dijabarkan pegawai, maka pegawai akan lebih bersikap
dalam penelitian ini dengan persamaan profesional. Pemberian tunjangan atau
berikut: insentif kepada Pegawai Negeri Sipil Daerah
Y = a + b1X1 + b2X2 + € dalam bentuk Tambahan Penghasilan
Dimana: Pegawai diharapkan meningkatkan kinerja
Y= Kinerja Pegawai Pegawai Negeri Sipil Daerah.
a= Konstanta Thoha (2007) kemampuan merupakan
b1, b2,= Koefisien Regresi salah satu unsur dalam kematangan berkaitan
X1= Tambahan Penghasilan Pegawai dengan pengetahuan atau keterampilan yang
X2= Kemampuan Kerja dapat diperoleh dari pendidikan, pelatihan
€= Batas Kesalahan dan suatu pengalaman. Pengaruh kemampuan
kerja pegawai terhadap keluarnya pegawai
HASIL DAN PEMBAHASAN karena ketidakpuasan sering dikaitkan
dengan tingkat tuntunan dan keluhan pekerja
Pengaruh Tambahan Penghasilan Pegawai yang tinggi. Sebaliknya angkatan kerja yang
dan Kemampuan Kerja Terhadap Kinerja memiliki kemampuan kerja yang tinggi akan
Pegawai di BAPPEDA Kabupaten memberikan produktivitas yang tinggi
Morowali sehingga kinerja yang tinggi dapat tercapai.
Berdasarkan analisis hasil uji regresi Dari penjelasan di atas terlihat bahwa
diketahui bahwa variabel tambahan peningkatan atau perbaikan tunjangan
penghasilan pegawai dan kemampuan kerja tambahan penghasilan dan kemampuan kerja
secara simultan berpengaruh positif dan pada Bappeda Kabupaten Morowali, akan
signifikan terhadap kinerja pegawai di memberikan kontribusi yang besar pada
Bappeda Kabupaten Morowali. Hal ini peningkatan kinerja pegawai yang lebih baik.
menunjukkan bahwa secara umum pegawai Dengan demikian disimpulkan apabila
di Bappeda Kabupaten Morowali jika tunjangan tambahan penghasilan dan
tambahan penghasilan pegawai dan kemampuan kerja pegawai semakin
kemampuan kerja terus diperbaiki dan ditingkatkan maka akan kinerja pegawai akan
ditingkatkan kualitasnya maka akan berujung semakin meningkat.
pada peningkatan kinerja pegawai.
Tambahan Penghasilan Pegawai adalah Pengaruh Tambahan Penghasilan Pegawai
tunjangan yang diberikan kepada seluruh Terhadap Kinerja Pegawai di BAPPEDA
pegawai pada lingkungan kerja instansi Kabupaten Morowali
sebagai bentuk motivasi atas kinerja atau Berdasarkan hasil analisis uji regresi
tanggung jawab pegawai dalam diketahui bahwa tambahan penghasilan
melaksanakan fungsi tugasnya. Tambahan pegawai berpengaruh signifikan terhadap
Penghasilan Pegawai merupakan bentuk kinerja pegawai. Hasil ini memberikan
formulasi dari tunjangan atau insentif yang
makna bahwa semakin baik tambahan
diberikan kepada Pegawai Negeri Sipil Daerah
penghasilan pegawai pada Bappeda
atas prestasi atau kinerja yang telah
Kabupaten Morowali maka akan semakin
diberikannya kepada organisasi. Tambahan
meningkatkan kinerja pegawai.
penghasilan pegawai merupakan tunjangan
90 e Jurnal Katalogis, Volume 4 Nomor 8, Agustus 2016 hlm 85-93 ISSN: 2302-2019

Hasil ini menunjukkan bahwa dalam Sehingga pegawai yang memiliki tanggung
melaksanakan tugasnya pegawai pada jawab dan disiplin dalam pekerjaannya
Bappeda Kabupaten Morowali, dibanding yang lain akan merasa nyaman dan
menginginkan dan atau membutuhkan tenang dalam bekerja sehingga akan lebih
adanya tambahan penghasilan di luar gaji meningkatkan kinerjanya.
yang merupakan faktor yang harus Dengan demikian maka dari uraian di
diperhatikan. Sebab jika seorang pegawai atas, memberikan kesimpulan bahwa ketika
dalam melakukan pekerjaan, walaupun telah tambahan penghasilan bagi pegawai semakin
memiliki gaji, tetap tidaklah berimbang ditingkatkan maka akan meningkatkan
dengan pekerjaannya hal ini akan membuat kinerja pegawai.
perasaan tidak tenang dan tidak nyaman Hal ini sejalan dengan pendapat
dalam pekerjaannya dan akan mengakibatkan Mangkunegara (2005) yang mengatakan
pekerjaannya tidak akan maksimal. Olehnya tunjangan merupakan insentif jika
itu, tambahan penghasilan pegawai pemberiannya dikaitkan dengan pencapaian
merupakan bentuk penghargaan kepada tujuan dan tunjangan yang bersifat insentif
pegawai dalam rangka mendorong tersebut dapat berpengaruh terhadap
peningkatan kinerjanya. peningkatan produktivitas kerja atau kinerja
Tanggapan responden yang juga pegawai, bahkan tunjangan yang berupa uang
pegawai pada Bappeda Kabupaten Morowali sangat efektif mempengaruhi produktivitas
yang memperkuat hasil analisis regresi kerja atau kinerja pegawai.
diatas, pada variabel tambahan penghasilan Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil
pegawai yang terdiri atas dimensi tanggung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
jawab kerja dan disiplin memberikan Suhardjo (2015) yang menyatakan bahwa
tanggapan yang baik. Artinya pegawai di tambahan penghasilan pegawai berpengaruh
BAPPEDA Kabupaten Morowali mengakui positif dan signifikan terhadap kinerja
bahwa pekerjaannya selesai tepat waktu, pegawai.
pegawai juga tidak pernah meninggalkan
tugas pekerjaannya, tambahan penghasilan Pengaruh Kemampuan Kerja Terhadap
sesuai jabatan. Namun pegawai mengakui Kinerja Pegawai BAPPEDA Kabupaten
bahwa tambahan penghasilan yang mereka Morowali
terima belum memadai. Dari disiplin kerja, Berdasarkan hasil analisis uji regresi
pegawai mengakui bahwa walaupun masih maka kemampuan kerja berpengaruh
perlu ditingkatkan, namun pegawai telah signifikan terhadap kinerja pegawai. Hasil ini
tepat waktu masuk dan pulang kantor, selalu memberikan makna bahwa semakin tinggi
mengabsen ketika masuk dan pulang kantor. kemampuan kerja pegawai pada Bappeda
Namun dari hasil tanggapan responden Kabupaten Morowali maka akan mendorong
juga menemukan bahwa penilaian atas peningkatan kinerja pegawai.
tanggung jawab kerja dan disiplin pegawai Berdasarkan hasil penelitian yang
dalam pemberian tambahan penghasilan dilakukan pada Bappeda Kabupaten
pegawai masih perlu ditingkatkan lagi Morowali pada variabel kemampuan kerja
misalnya dengan cara melihat tanggung yang terdiri atas kemampuan intelektual dan
jawab pekerjaan dari masing-masing pegawai kemampuan fisik menunjukkan tanggapan
berdasarkan besarnya resiko pekerjaan dan
yang baik. Maknanya adalah pegawai
juga pada disiplin pegawai bukan hanya dari mengakui bahwa mereka merasa telah
tingkat kehadiran, tetapi juga pada disiplin memiliki kemampuan kerja yang baik
dalam berpakaian, disiplin adminsitrasi.
Meriana Madjid, Pengaruh Tambahan Penghasilan Pegawai (TPP) Dan Kemampuan Kerja…………………………...91

dimana pegawai merasa selalu penelitian menyimpulkan bahwa kemampuan


menyelesaikan kewajibannya yakni bekerja kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja
dan merasa pekerjaan itu mampu pada pegawai.
dilaksanakan hal ini dibuktikan dengan
pekerjaan yang selesai. Hal ini menjadi bukti
bahwa semakin baik kemampuan kerja
pegawai pada Bappeda Kabupaten Morowali
akan semakin meningkatkan kinerjanya.
Hasil ini juga didukung dengan KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
tanggapan responden pada variabel
kemampuan kerja pada dimensi kemampuan Kesimpulan
intelektual dan kemampuan fisik berada pada Berdasarkan hasil analisis data dan
kategori baik, yang artinya bahwa pegawai pembahasan yang telah dilakukan, maka
mengakui bahwa mereka memiliki dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
kemampuan kerja yang baik utamanya pada 1. Tambahan penghasilan pegawai dan
kemampuan intelektualnya, dimana PNS di kemampuan kerja secara simultan
BAPPEDA Kabupaten Morowali telah memberikan pengaruh positif dan
memahami, menguasai, menganalisis dan signifikan terhadap kinerja pegawai pada
bahkan mampu merencanakan pekerjaannya BAPPEDA Kabupaten Morowali.
sehingga kinerjanya ditingkatkan. Dan pada 2. Tambahan penghasilan pegawai
kemampuan fisik, PNS Bappeda Kabupaten memberikan pengaruh yang positif dan
Morowali mengakui bahwa mereka terampil signifikan terhadap kinerja pegawai di
dalam pekerjaannya, memiliki cara tersendiri BAPPEDA Kabupaten Morowali.
untuk dapat menyelesaikan pekerjaannya, 3. Kemampuan kerja memberikan pengaruh
memiliki stamina yang baik dan memiliki yang positif dan signifikan terhadap
kemampuan untuk menyelesaikan kinerja pegawai di BAPPEDA Kabupaten
pekerjaannya. Namun pegawai mengakui Morowali.
bahwa mereka harus lebih cekatan lagi dalam
bekerja. Sehingga dengan demikian ketika Rekomendasi
kemampuan kerja pegawai semakin Bertitik tolak dari kesimpulan yang
ditingkatkan maka akan mendorong diperoleh dalam penelitian ini, maka dapat
peningkatan kinerja pegawai Bappeda dikemukakan saran sebagai berikut:
Kabupaten Morowali. 1. Pada tambahan penghasilan pegawai
Robbins (2001) mendefinisikan bahwa agar tepat sasaran, disarankan kepada
kemampuan kerja adalah suatu kapasitas pimpinan mengusulkan peningkatan
individu untuk mengerjakan berbagai tugas tambahan penghasilan pegawai agar
dalam suatu pekerjaan. Dimana kemampuan lebih sesuai dengan harapan pegawai.
individu pada hakekatnya tersusun dari dua Disamping itu pimpinan juga
faktor yaitu: kemampuan intelektual dan mengarahkan kepada pegawai agar lebih
kemampuan fisik. Nawawi (2003) tepat waktu masuk kantor dan selalu
menyatakan bahwa kepentingan para mengabsen ketika pulang kantor atau
pemimpin terhadap kemampuan kerja memperketat apel pagi dan sore hari.
seorang pegawai cenderung terpusat pada Disarankan juga kepada pimpinan agar
kinerja pegawai mengusulkan dalam penilaian tanggung
Hasil penelitian ini sejalan dengan yang jawab kerja untuk tambahan penghasilan
dilakukan oleh Suyono (2014) dan Zainullah, pegawai melihat besarnya beban kerja
Suharyanto dan Budio (2012) Dengan hasil dan resiko pekerjaan, dan untuk disiplin
92 e Jurnal Katalogis, Volume 4 Nomor 8, Agustus 2016 hlm 85-93 ISSN: 2302-2019

pegawai untuk tambahan penghasilan di Lingkungan Pemerintah Kabupaten


pegawai bukan hanya pada disiplin Morowali.
waktu (tingkat kehadiran) tetapi juga Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13
pada disiplin berpakaian dan disiplin tahun 2006 tentang Pedoman
adminsitrasi. Pengelolaan Keuangan Daerah
2. Pada variabel kemampuan kerja, Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 59
disarankan kepada pimpinan agar tahun 2007 tentang Pengelolaan
mengarahkan pegawai untuk lebih Keuangan Daerah
cekatan dalam bekerja. Peraturan Pemerintah No. 58 tahun 2005
UCAPAN TERIMA KASIH tentang Pengelolaan Keuangan Daerah
Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011
Selesainya artikel ini banyak
tentang Penilaian Prestasi Kerja
mendapatkan bantuan dan bimbingan serta
Pegawai Negeri Sipil
motivasi dari berbagai pihak, utamanya dari
Robbins, Stephen P. 1996.Perilaku
Ketua Tim Pembimbing Dr. Bakri
Organisasi, Konsep, Kontroversi dan
Hasanuddin, SE.,M.Si dan Anggota Tim
Aplikasi. Alih Bahasa : Hadyana
Pembimbing Dr. Sulaeman Miru, SE.,M.Si.
Pujaatmaka. Edisi Keenam. Penerbit
DAFTAR RUJUKAN
PT.Bhuana Ilmu Populer, Jakarta.
Bungin, Burhan, 2005. Metodologi
Robbins, Stephen P. 2001. Perilaku
Penelitian Kuantitatif Komunikasi,
Organisasi, Edisi 8. Prentice Hall,
Ekonomi, dan Kebijakan Publik serta
Jakarta.
Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya, Edisi
Sarworini, Fithriani. 2007. Hubungan
Pertama, Cetakan Pertama, Prenada
Kemampuan Dan Motivasi Terhadap
Media, Jakarta.
Kinerja Pegawai Dinas Kependudukan,
Effendi, Akhyar. 2005. Manajemen Pegawai
Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Negeri Sipil yang Efektif. Jakarta :
Kabupaten Karanganyar. Jurnal
Lembaga Administrasi Negara
Manajemen. Vol. 3 No.2. Hal 238-242.
Istijanto. 2006. Riset Sumber Daya Manusia.
Sugiyono, 2003, Metode Penelitian
Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Administrasi Edisi Ke-10, CV. Alvabet,
Kumorotomo, Wahyudi. 2011. Tunjangan
Bandung
Kinerja Da erah (TKD) dan Upaya
Sugiyono, 2006, Statistika Untuk Penelitian,
Peningkatan Kinerja Pegawai: Kasus di
Cetakan Ketujuh, Bandung: CV.
Provinsi Gorontalo dan Provinsi DKI
Alfabeta.
Jakarta. Jurnal Kebijakan dan
Suhardjo, Yohanes. 2015. Pengaruh
Manajemen PNS. Vol. 5 No. 1 Hal 20-
Kepemimpinan dan Tambahan
28.
Penghasilan Pegawai (TPP) terhadap
Mangkunegara, Anwar Prabu. 2005. Evaluasi
Kinerja Pegawai (studi kasus pada
Kinerja SDM. Bandung: Refika
Badan Pengelola Keuangan dan Aset
Aditama.
Daerah (BPKAD) Pemeritah
Nawawi, Hadari, 2003. Manajemen Sumber
Kabupaten Sorong). Jurnal. Fakultas
Daya Manusia untuk Bisnis yang
Ekonomi Universitas Semarang. Vol.1.
Kompetitif, Gajah Mada University
No.4 Hal. 14-21
Press, Yogyakarta.
Sunyoto, Danang. 2009. Analisis Regresi dan
Peraturan Bupati Morowali Nomor 09 Tahun
Uji Hipotesis, Cetakan Pertama, PT
2014 tentang Pemberian Tambahan
Buku Kita, Jakarta
Penghasilan bagi Pegawai Negeri Sipil
Meriana Madjid, Pengaruh Tambahan Penghasilan Pegawai (TPP) Dan Kemampuan Kerja…………………………...93

Suyono, Parmudito Galih Wahyu. 2014.


Pengaruh Motivasi, Kemampuan dan
Disiplin Kerja terhadap Kinerja
Karyawan (studi pada Radio Republik
Indonesia Semarang). Jurnal. Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Dian
Nuswantoro. Hal.1-9
Thoha, Miftah. 2007. Perilaku Organisasi :
Konsep Dasar dan Aplikasinya.
Yogyakarta : Fisipol UGM
Tika Pabundu. 2005. Metode Penelitian
Geografi. Jakarta:PT Bumi Pustaka.
Zainullah, Suharyanto dan Budio. 2012.
Pengaruh Upah, Kemampuan dan
Pengalaman Kerja terhadap Kinerja
Pekerja Pelaksanaan Bekisting pada
Pekerjaan Beton. Jurnal Rekayasa
Sipil. Volume 6 Noor 2. Hal.125-133.

Anda mungkin juga menyukai