Anda di halaman 1dari 16

3.

Hipertermia berhubungan dengan peningkatan metabolisme dehidrasi efek langsung sirkulasi kuman
pada hipotalamus.
a. Tujuan : Hipertermi tidak terjadi

b. Kriteria hasil :
Suhu tubuh klien dalam batas normal.
c. Intervensi:
1) Pantau suhu pasien (derajat dan pola), perhatikan menggigil.
Rasional: Hipertermi menunjukan proses penyakit infeksius akut. Pola demam menunjukkan diagnosis.
2) Pantau suhu lingkungan.
Rasional: Suhu ruangan/ jumlah selimut harus diubah untuk mempertahankan suhu mendekati normal.
3) Berikan kompres mandi hangat, hindari penggunaan alkohol.
Rasional : Dapat membantu mengurangi demam, penggunaan es/ alkohol mungkin menyebabkan
kedinginan. Selain itu alkohol dapat mengeringkan kulit.
4) Berikan antipiretik.
Rasional: Digunakan untuk mengurangi demam dengan aksi sentralnya pada hipotalamus.
5) Berikan selimut pendingin.
Rasional: Digunakan untuk mengurangi demam dengan hipertermi

7. Pemeriksaan diagnostic
a. Pemeriksaan mikroskopis malar
Diagnosis malaria sebagai mana penyakit pada umumnya didasarkan pada manifestasi klinis
(termasuk anamnesis), uji imunoserologis dan ditemukannya parasit (plasmodium) di dalam
penderita.Uji imunoserologis yang dirancang dengan bermacam-macam target dianjurkan
sebagai pelengkap pemeriksaan mikroskopis dalam menunjang diagnosis malaria atau ditujukan
untuk survey epidemiologi di mana pemeriksaan mikrokopis tidak dapat dilakukan. Diagnosis
definitif demam malaria ditegakan dengan ditemukanya parasit plasmodium dalam darah
penderita. Pemeriksaan mikrokropis satu kali yang memberi hasil negatif tidak menyingkirkan
diagnosis deman malaria. Untuk itu diperlukan pemeriksaan serial dengan interval antara
pemeriksaan satu hari.
Pemeriksaan mikroskropis membutuhkan syarat-syarat tertentu agar mempunyai nilai
diagnostik yang tinggi (sensitivitas dan spesifisitas mencapai 100%).
1) Waktu pengambilan sampel harus tepat yaitu pada akhir periode
demam memasuki periode berkeringat. Pada periode ini jumlah trophozoite dalam sirkulasi
dalam mencapai maksimal dan cukup matur sehingga memudahkan identifikasi spesies parasit.
2) Volume yang diambil sebagai sampel cukup, yaitu darah kapiler (finger prick) dengan volume
3,0-4,0 mikro liter untuk sediaan tebal dan 1,0-1,5 mikro liter untuk sedian tipis.
3) Kualitas perparat harus baik untuk menjamin identifikasi spesies plasmodium yang tepat.
4) Identifikasi spesies plasmodium
5) Identifikasi morfologi sangat penting untuk menentukan spesies plasmodium dan selanjutnya
digunakan sebagai dasar pemilihan obat.
b. QBC (Semi Quantitative Buffy Coat)
Prinsip dasar: tes floresensi yaitu adanya protein pada plasmodium yang dapat mengikat
acridine orange akan mengidentifikasi eritrosit terinfeksi plasmodium. QBC merupakan teknik
pemeriksaan dengan menggunakan tabung kapiler dengan diameter tertentu yang dilapisi
acridine orange tetapi cara ini tidak dapat membedakan spesies plasmodium dan kurang tepat
sebagai instrumen hitung parasit.
c. Pemeriksaan imunoserologis
Pemeriksaan imunoserologis didesain baik untuk mendeteksi antibodi spesifik terhadap
paraasit plasmodium maupun antigen spesifik plasmodium atau eritrosit yang terinfeksi
plasmodium teknik ini terus dikembangkan terutama menggunakan teknik radioimmunoassay
dan enzim immunoassay.

d. Pemeriksan Biomolekuler
Pemeriksaan biomolekuler digunakan untuk mendeteksi DNA spesifik parasit/ plasmodium
dalam darah penderita malaria.tes ini menggunakan DNA lengkap yaitu dengan melisiskan
eritrosit penderita malaria untuk mendapatkan ekstrak DNA
8. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan khusus pada kasus- kasus malaria dapat diberikan tergantung dari jenis
plasmodium, menurut Tjay & Rahardja (2002) antara lain sebagai berikut:
a. Malaria Tersiana/ Kuartana
Biasanya di tanggulangi dengan kloroquin namun jika resisten perlu di tambahkan
mefloquin single dose 500 mg p.c (atau kinin 3 dd 600 mg selama 4-7 hari). Terapi ini disusul
dengan pemberian primaquin 15 mg /hari selama 14 hari)
b. Malaria Ovale
Berikan kinin dan doksisklin (hari pertama 200 mg, lalu 1 dd 100 mg selama 6 hari). Atau
mefloquin (2 dosis dari masing-masing 15 dan 10 mg/ kg dengan interval 4-6 jam).
Pirimethamin-sulfadoksin (dosis tunggal dari 3 tablet ) yang biasanya di kombinasikan dengan
kinin (3 dd 600 mg selama 3 hari).
c. Malaria Falcifarum
Kombinasi sulfadoksin 1000 mg dan pirimetamin 25 mg per tablet dalam dosis tunggal
sebanyak 2-3 tablet. Kina 3 x 650 mg selama 7 hari. Antibiotik seperti tetrasiklin 4 x 250 mg/
hari selama 7-10 hari dan aminosiklin 2 x 100 mg/ hari selama 7 hari
9. Komplikasi
Menurut Gandahusa, Ilahude dan Pribadi (2000) beberapa komplikasi yang dapat terjadi
pada penyakit malaria adalah :

a. Malaria otak
Malaria otak merupakan penyulit yang menyebabkan kematian tertinggi (80%) bila
dibandingkan dengan penyakit malaria lainnya. Gejala klinisnya dimulai secara lambat atau
setelah gejala permulaan. Sakit kepala dan rasa ngantuk disusul dengan gangguan kesadaran,
kelainan saraf dan kejang-kejang bersifat fokal atau menyeluruh.
b. Anemia berat
Komplikasi ini ditandai dengan menurunnya hematokrit secara mendadak (3 mg/ dl.
Seringkali penyulit ini disertai edema paru. Angka kematian mencapai 50%. Gangguan ginjal
diduga disebabkan adanya Anoksia, penurunan aliran darah keginjal, yang dikarenakan sumbatan
kapiler, sebagai akibatnya terjadi penurunan filtrasi pada glomerulus.
c. Edema paru
Komplikasi ini biasanya terjadi pada wanita hamil dan setelah melahirkan. Frekuensi
pernapasan meningkat. Merupakan komplikasi yang berat yang menyebabkan kematian.
Biasanya disebabkan oleh kelebihan cairan dan Adult Respiratory Distress Syndrome (ARDS).
d. Hipoglikemia
Konsentrasi gula pada penderita turun.

2.2.2. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN


Proses keperawatan adalah cara yang sistematis yang dilakukan oleh perawat bersama
klien dalam menentukan kebutuhan asuhan keperawatan dengan melakukan pengkajian,
menentukan diagnosis, merencanakan tindakan yang akan dilakukan, melaksanakan tindakan
serta mengevaluasi hasil asuhan ynag telah diberikan dengan berfokus pada klien, berorientasi
pada tujuan, pada setiap tahap, saling terjadi ketergantungan dan slaing ketergantungan (Azimul,
Aziz. 2004).
Proses keperawatan terdiri dari tahap pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
1. Pengkajian

Dasar data pengkajian


a. Aktivitas/ istirahat
Gejala : Keletihan, kelemahan, malaise umum
Tanda : Takikardi, Kelemahan otot dan penurunan kekuatan.
b. Sirkulasi

Tanda : Tekanan darah normal atau sedikit menurun. Denyut perifer kuat dan cepat (fase
demam) Kulit hangat, diuresis (diaphoresis ) karena vasodilatasi. Pucat dan lembab (vaso
kontriksi), hipovolemia,penurunan aliran darah.

c. Eliminasi

Gejela : Diare atau konstipasi; penurunan haluaran urine


Tanda : Distensi abdomen
d. Makanan dan cairan
Gejala : Anoreksia mual dan muntah
Tanda : Penurunan berat badan, penurunan lemak subkutan, dan Penurunan masa otot.
Penurunan haluaran urine, kosentrasi urine.
e. Neuro sensori
Gejala : Sakit kepala, pusing dan pingsan
Tanda : Gelisah, ketakutan, kacau mental, disorientas deliriu atau koma
f. Pernapasan.
Tanda : Tackipnea dengan penurunan kedalaman pernapasan
Gejala : Napas pendek pada istirahat dan aktivitas
g. Penyuluhan/ pembelajaran
Gejala : Masalah kesehatan kronis, misalnya hati, ginjal, keracunan alkohol, riwayat
splenektomi, baru saja menjalani operasi/ prosedur invasif, luka traumatik.
2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang menjelaskan status atau masalah kesehtan
actual atau potensial, berdasarkan data yang telah dikumpulkan yang pemecahannya dapat
dilakukan dalam batas wewenang perawat untuk melakukannya ( Aziz. 2004).
Diagnosa keperawatan pada pasien dengan malaria berdasarkan dari tanda dan gejala yang
timbul dapat diuraikan seperti dibawah ini (Doengoes, Moorhouse dan Geissler, 2000)
a. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan asupan makanan yang tidak
sdekuat ; anorexia; mual/muntah
b. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan penurunan sistem kekebalan tubuh; prosedur
tindakan invasive
c. Hipertermia berhubungan dengan peningkatan metabolisme, dehidrasi, efek langsung sirkulasi
kuman pada hipotalamus.
d. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen seluler yang di perlukan
untuk pengiriman oksigen dan nutrient dalam tubuh.
e. Kurang pengetahuan, mengenai penyakit, prognosis dan kebutuhan pengobatan berhubungan
dengan kurangnya pemajanan/ mengingat kesalahan interprestasi informasi, keterbatasan
kognitif.
3. Perencanaan Keperawatan
Setelah merumuskan diagnose keperawatan maka intervensi dan aktivitas keperawatan
perlu ditetapkan untuk mengurangi, menghilangkan, dan mencegah masalah keperawatan klien.
Rencana keperawatan malaria berdasarkan masing-masing diagnosa diatas adalah :
a Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan asupan makanan yang tidak
sdekuat; anorexia; mual/muntah .
Tindakan/ Intervensi :
1) Kaji riwayat nutrisi, termasuk makanan yang disukai. Observasi dan catat masukan makanan
klien
Rasional : mengawasi masukan kalori atau kualitas kekeurangan konsumsi makanan.
2) Berikan makan sedikit dan makanan tambahan kecil yang tepat
Rasional : Dilatasi gaster dapat terjadi bila pemberian makan terlalu cepat setelah periode
anoreksia
3) Pertahankan jadwal penimbangan berat badan secara teratur.
Rasional : Mengawasi penurunan berat badan atau efektifitas nitervensi nutrisi
4) Diskusikan yang disukai klien dan masukan dalam diet murni.
Rasional : Dapat meningkatkan masukan, meningkatkan rasa berpartisipasi/ control
5) Observasi dan catat kejadian mual/ muntah, dan gejala lain yang berhubungan
Rasional : Gejala GI dapat menunjukan efek anemia (hipoksia) pada organ
6) Kolaborasi untuk melakukan rujukan ke ahli gizi
Rasional : Perlu bantuan dalam perencanaan diet yang memenuhi kebutuhan nutrisi.
b Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan penurunan sistem tubuh (pertahanan utama
tidak adekuat), prosedur invasif.
Tindakan/ Intervensi :
1) Pantau terhadap kecenderungan peningkatan suhu tubuh.
Rasional : Demam disebabkan oleh efek endoktoksin pada hipotalamus dan hipotermia adalah
tanda tanda penting yang merefleksikan perkembangan status syok/ penurunan perfusi jaringan.
2) Amati adanya menggigil dan diaforosis
Rasional : Menggigil sering kali mendahului memuncaknya suhu pada infeksi umum.
3) Memantau tanda - tanda penyimpangan kondisi/ kegagalan untuk memperbaiki selama masa
terapi
Rasional : Dapat menunjukkan ketidak tepatan terapi antibiotik atau pertumbuhan dari
organisme.
4) Berikan obat anti infeksi sesuai petunjuk.
Rasional : Dapat membasmi/ memberikan imunitas sementara untuk infeksi umum
5) Dapatkan spisemen darah.
Rasional : Identifikasi terhadap penyebab jenis infeksi malaria
c. Hipertermia berhubungan dengan peningkatan metabolisme dehirasi efek langsung sirkulasi
kuman pada hipotalamus.
Tindakan/ intervensi :
1) Pantau suhu pasien (derajat dan pola), perhatikan menggigil.
Rasional : Hipertermi menunjukan proses penyakit infeksius akut. Pola demam menunjukkan
diagnosis.
2) Pantau suhu lingkungan.
Rasional : Suhu ruangan/ jumlah selimut harus diubah untuk mempertahankan suhu mendekati
normal.
3) Berikan kompres mandi hangat, hindari penggunaan alkohol.
Rasional : Dapat membantu mengurangi demam, penggunaan es/alkohol mungkin menyebabkan
kedinginan. Selain itu alkohol dapat mengeringkan kulit.
4) Berikan antipiretik.
Rasional : Digunakan untuk mengurangi demam dengan aksi sentralnya pada hipotalamus.
5) Berikan selimut pendingin.
Rasional : Digunakan untuk mengurangi demam dengan hipertermi.
d. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen seluler yang di perlukan
untuk pengiriman oksigen dan nutrient dalam tubuh
Tindakan/ intervensi
1) Pertahankan tirah baring bantu dengan aktivitas perawatan.
Rasional : Menurunkan beban kerja miokard dan konsumsi oksigen, memaksimalkan efektifitas
dari perfusi jaringan.
2) Pantau terhadap kecenderungan tekanan darah, mencatat perkembangan hipotensi dan perubahan
pada tekanan nadi.
Rasional : Hipotensi akan berkembang bersamaan dengan kuman yang menyerang darah
3) Perhatikan kualitas, kekuatan dari denyut perifer.
Rasional : Pada awal nadi cepat kuat karena peningkatan curah jantung, nadi dapat lemah atau
lambat karena hipotensi yang terus menerus, penurunan curah jantung dan vaso kontriksi perifer.
4) Kaji frukuensi pernafasan kedalaman dan kualitas. Perhatikan dispnea berat.
Rasional : Peningkatan pernafasan terjadi sebagai respon terhadap efek-efek langsung dari
kuman pada pusat pernafasan. Pernafasan menjadi dangkal bila terjadi insufisiensi pernafasan,
menimbulkan resiko kegagalan pernafasan akut.
5) Berikan cairan parenteral.
Rasional : Untuk mempertahankan perfusi jaringan, sejumlah besar cairan mungkin dibutuhkan
untuk mendukung volume sirkulasi.
e Kurang pengetahuan mengenai penyakit, prognosis dan kebutuhan pengobatan berhubungan
dengan kurangnya pemajanan/ mengingat kesalahasn interprestasi informasi, keterbatasan
kognitif.
Tindakan/ intervensi:
1) Tinjau proses penyakit dan harapan masa depan.
Rasional : Memberikan pengetahuan dasar dimana pasien dapat membuat pilihan.
2) Berikan informasi mengenai terapi obat - obatan, interaksi obat, efek samping dan ketaatan
terhadap program.
Rasional : Meningkatkan pemahaman dan meningkatkan kerja sama dalam penyembuhan dan
mengurangi kambuhnya komplikasi.
3) Diskusikan kebutuhan untuk pemasukan nutrisional yang tepat dan seimbang.
Rasional : Perlu untuk penyembuhan optimal dan kesejahteraan umum.
4) Dorong periode istirahat dan aktivitas yang terjadwal.
Rasional : Mencegah pemenatan, penghematan energi dan meningkatkan penyembuhan
5) Tinjau perlunya kesehatan pribadi dan kebersihan lingkungan.
Rasional : Membantu mengontrol pemajanan lingkungan dengan mengurangi jumlah penyebab
penyakit yang ada.
6) Identifikasi tanda dan gejala yang membutuhkan evaluasi medis.
Rasional : Pengenalan dini dari perkembangan / kambuhnya infeksi.

3. Hipertermia berhubungan dengan Hipertermia berhubungan dengan perubahan pada regulasi


temperatur.

Tujuan : Menunjukkan suhu dalam batas normal, bebas dari kedinginan.


Tindakan/ intervensi :
1) Pantau suhu pasien (derajat dan pola), perhatikan menggigil.
Rasional : Hipertermi menunjukan proses penyakit infeksius akut. Pola demam menunjukkan
diagnosis.

2) Pantau suhu lingkungan.

Rasional : Suhu ruangan/ jumlah selimut harus diubah untuk mempertahankan suhu mendekati
normal.

3) Berikan kompres mandi hangat, hindari penggunaan alkohol.


Rasional : Dapat membantu mengurangi demam, penggunaan es/alkohol mungkin menyebabkan
kedinginan. Selain itu alkohol dapat mengeringkan kulit.

4) Kolabirasi : Berikan antipiretik.

Rasional : Digunakan untuk mengurangi demam dengan aksi sentralnya pada hipotalamus.

5) Berikan selimut pendingin.

Rasional : Digunakan untuk mengurangi demam dengan hipertermi.

2. Hipertermia b/d perubahan pada regulasi temperatur.


Tujuan : Menunjukkan suhu dalam batas normal, bebas dari kedinginan.
Intervensi :
a) Pantau suhu pasien (derajat dan pola), perhatikan adanya menggigil/ diaforesis.
R/ Suhu 38,9oC-41,1oC menunjukkan proses penyakit infeksius akut. Pola demam
dapat membantu dalam diagnosis. Menggigil sering mendahului puncak suhu.
b) Pantau suhu lingkungan, tambahkan linen tempat tidur sesuai indikasi.
R/ Suhu ruangan/jumlah selimut harus diubah untuk mempertahankan suhu mendekati
normal.
c) Berikan kompres mandi hangat; hindari penggunaan alkohol.
R/ Membantu mengurangi demam. Alkohol mungkin menyebabkan kedinginan dan
dapat mengeringkan kulit.
d) Kolaborasi pemberian antipiretik sesuai indikasi.
R/ Mengurangi demam dengan aksi sentralnya pada hipotalamus

1). Laboratorium (Tanggal, 9 Juli 2012)


Tabel: 1.1. Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan Hasil Nilai normal
Hematologi Pemeriksaan
a) Hb 12,8 gr% P:11.5-16.0 gr%
L:13,5-18,0 gr%
b) eritrosit 4.41 4-6 juta / mm3
c) Leukosit 5.800/mm3 4.500-11.000 gr%
d) Trombosit 79.000/mm3 150.000-400.000 /mm3
e) Hematokrit 38% 37-48 %

Penatalaksanaan
(Tanggal 10 juli 2012)
- Infus KAEN 3B 30 tetes per menit
- Drip neurosambe 1 x 1/ampul
- Antasid syrup 3x1
- Ceftriaxone 1 x 1 gr
- Ranitidine 1 x 1/ampul
- Ondansetron 2 x 8 mg
- Paracetamol 3 x 1 500 mg
- Psidii 3 x 2

DO : Gangguan pertumbuhan dan perkembangan An. T


 Pernapasan cuping hidung keluarga Tn. A berhubungan dengan kurangnya
 Batuk-batuk pengetahuan keluarga mengenai keluhan kesehatan
anaknya.
 Pernafasan 25 x/menit
 BB/TB 22.5kg/130cm
 Anak tampak lambat berespon terhadap
stimulus
DS :
 Ibu mengatakan anaknya sering sesak nafas
 Ibu mengatakan anaknya sensitif terhadap
makanan yang manis dan udara dingin
 Ibu mengatakan daya tangkap dan
pertumbuhan anaknya sangat lambat
DO : Potensial terjadi kasus Malaria pada keluarga Tn. A
 Tampak lingkungan sekitar rumah merupakan
rawa – rawa
DS :
 Keluarga mengeluh banyak nyamuk
Langkah selanjutnya adalah penentuan prioritas masalah yang ditentukan oleh perawat bersama keluarga.

1. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan An. T keluarga Tn. A berhubungan dengan kurangnya
pengetahuan keluarga mengenai keluhan kesehatan anaknya.
KRITERIA PERHITUNGAN NILAI PEMBENARAN
Sifat : tidak/kurang 3/3 x 1 1 Saat ini berat badan
sehat An.T
Kemungkinan diubah: 1/2 x 2 1 Keluhan kesehatan
sebagian An.T masih dalam
batas toleransi dan
belum mendapat
diagnosa medis dari
dokter

Potensial dicegah: 1/3 x 1 1/ 3 Hanya dengan makan


rendah makanan yang
mengandung glukosa
(misalnya buah),
keluhan kesehatan itu
muncul
Menonjolnya masalah 2/2 x 1 1 Ibu merasakan
: Masalah berat, harus masalah ini berat
segera ditangani karena pertumbuhan
dan perkembangan
anaknya terganggu
dan sangat menurun
Jumlah total 3 . 1/3

2. Ketidakmampuan keluarga mengenal gejala dan tanda hipertensi sehubungan dengan kurangnya
pengetahuan keluarga tentang hipertensi

KRITERIA PERHITUNGAN NILAI PEMBENARAN


Sifat : ancaman 2/3 x 1 2/3 Ny. A mengatakan
sering merasa tegang
pada leher dan susah
tidur
Kemungkinan diubah: 2/2 x 2 2 Keluhan Ny. A
Mudah muncul jika makan
makanan yang
mengandung
kolesterol, misalnya
daging
Potensial dicegah: 3/3 x 1 1 Kemungkinan keluahn
Tinggi itu dapat dicegah bila
ibu menghindari
makanan yang
mengandung
kolesterol
Menonjolnya masalah 2/2 x 1 1 Ibu merasakan se-
: Masalah Berat, harus bagai masalah berat
segera ditangani karena dapat
mengganggu aktivitas
sehari-hari dan pola
tidurnya

Jumlah total 4 . 2/3

3. Potensial terjadi kasus Malaria pada keluarga Tn. A


KRITERIA PERHITUNGAN NILAI PEMBENARAN
Sifat : Ancaman 2/3 x 1 2/3 Lingkungan sekitar
kesehatan Rumah yamg
merupakan Rawa-
rawa
Kemungkinan diubah: 1/2 x 2 1 Karena Rawa-rawa
sebagian disekitar Rumah Tn.
A milik orang lain
jadi susah untuk
diubah/ditimbun
Potensial dicegah: 2/3 x 1 2/ 3 Kasus malaria dapat
Cukup dicegah dengan tidur
menggunakan
kelambu,
menggunakan obat
nyamuk, menjaga
kebersihan Rumah
Menonjolnya masalah 0/2 x 1 0 Anggota keluarga
: Masalah tidak tidak ada yang
dirasakan mengeluhkan masalah
ini

Jumlah total 2 . 1/3

Berdasarkan hasil perhitungan tersebut di atas, maka urutan prioritas masalahnya adalah :
1. Kurangnya pengetahuan tentang hipertensi : 4 2/3
2. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan An. T : 3 1/3
3. Potensial terjadi kasus Malaria : 2 1/3
ASUHAN KEPERAWATAN
Nama : Ny. A
Klien : Perintis Kemerdekaan VII No. 56 Makassar
Alamat : Komunitas Keluarga
Mata ajar : 15 Oktober 2008
Tanggal
No. Diagnosa Keperawatan Tujuan Jangka Tujuan Jangka Intervensi keperawatan
panjang Pendek keluarga
1. Ketidakmampuan Setelah tindakan Setelah dilakukan
keluarga mengenal gejala keperawatan, tindakan keperawatan
dan tanda hipertensi pengetahuan keluarga keluarga dapat :
sehubungan dengan meningkat mengenai 1. Menjelaskan a)
Jelaskan pada keluarga Res
kurangnya pengetahuan hipertensi pengertian Hipertensi
tentang apa itu Hipertensi.
keluarga tentang 2. Menyebutkan gejala b)
Memberikan informasi
hipertensi dan tanda Hipertensitentang tanda dan gejala
hipertensi
3. Menyebutkan hal-hal c) Memberikan contoh hal–
yang dapat hal yang dapat
menyebabkan menyebabkan Hipertensi,
Hipertensi misalnya makanan
penyebab Hipertensi
2. Gangguan pertumbuhan Setelah tindakan Setelah tindakan
dan perkembangan An. T keperawatan keluarga keperawatan keluarga
keluarga Tn. A dapat mengetahui dan dapat:
berhubungan dengan melakukan upaya-  Mengetahui tindakan Jelaskan tentang Res
kurangnya pengetahuan upaya untuk penanganan yang tepat penanganan yang tepat
keluarga mengenai meminimalisir atau terhadap keluhan anak pada saat keluhan
keluhan kesehatan mengobati keluhan muncul.Mis: minum air
anaknya. kesehatan An.T hangat

 Lebih berhati-hati
memberikan makanan Memberikan informasi Res
kepada anak mengenai makanan yang
mengandung kadar
glukosa

 Memilih /
menentukan pilihan
secara tepat sarana Jelaskan jenis/tempat
pelayanan kesehatan pelayanan kesehatan
pada saat keluhan seperti:
muncul  posyandu
 balai pengobatan
 puskesmas
 rumah sakit
 Dokter praktek

3. Potensial terjadi kasus Setelah tindakan Setelah tindakan


Malaria pada keluarga keperawatan keluarga keperawatan keluarga
Tn. A dapat mengetahui dapat:
secara detai tentang Memberikan informasi
penyakit malaria  Menyebutkan mengenai hal-hal yang
faktor-faktor dapat menyebabkan
penyebab penyakit malaria,
terjadinya misalnya : genangan air
malaria yang kotor yang dapat
menjadi tempat
berkembang biaknya
nyamuk malaria

Memberikan informasi
 Mengetahui mengenai hal-hal yang
cara dapat dilakukan untuk
pencegahan mencegah terjadinya
penyakit penyakit malaria,
misalnya menjaga
kebersihan lingkungan,
malaria menggunakan kelambu
saat tidur dan
menggunakan obat
nyamuk

Anda mungkin juga menyukai