Anda di halaman 1dari 3

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Berdasarkan rata-rata produksinya, ternyata cabai rawit di Indonesia masih

rendah, yaitu 2,4 ton/ha jika dibandingkan dengan negara-negara Cina, Thailand

dan Turki yang berturut-turut 13,9 ton/ha, 10 ton/ha dan 14 ton/ha (Setiadi, 2004).

Salah satu cara meningkatkan produksinya adalah dengan pemupukan.

Saat ini harga pupuk kimia melambung hingga tidak terjangkau sebagian

masyarakat dan penggunaannya berdampak negatif terhadap lingkungan maupun

kehidupan manusia. Serum darah hewan dari darah limbah Rumah Potong Hewan

(RPH) mengandung hormon auksin untuk pertumbuhan dan unsur hara yang

berguna dalam proses fisiologi tanaman. Serum darah hewan memiliki manfaat

yakni teknologi terjangkau, pupuk efisien, ramah lingkungan, mengatasi

pencemaran lingkungan, serta meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman.

Tanah Ultisol mempunyai sebaran yang cukup luas 29,7 % dari total

daratan di Indonesia (Subagyo, dkk, 2000). Namun, tanah Ultisol memiliki

permasalahan yaitu ketersediaan unsur hara dan kandungan bahan organik yang

rendah sehingga menghambat pertumbuhan tanaman. Oleh karena itu maka harus

diberikan pemupukan atau penambahan bahan organik untuk memperbaiki

kesuburan tanah antara lain menggunakan serum darah.

Serum darah adalah cairan kuning kemerahan supernatan yang terbentuk

setelah darah mengendap. Pada dasarnya serum darah adalah plasma dikurangi

fibrinogen dan faktor-faktor penggumpalan darah. Serum darah hewan terdiri dari

air 92% dan zat-zat lain 8%. Serum darah diperoleh dari darah segar melalui
proses sentrifuge, dengan jumlah kira-kira 35-50% dari volume darah keseluruhan.

Komponen serum darah sapi (mg/100gr) yaitu N = 0,0084; P = 0,1000;

K = 0,0098; C-Organik = 3,2760; Bahan Organik = 56,4800; Kadar Air = 93,9590

dan komponen serum darah ayam yaitu N = 0,0058; P = 0,2000; K = 0,014;

C-Organik = 5,3040; Bahan Organik = 9,1400, dan Kadar Air = 89,9300

(Dukes dalam Rahayu, 2002).

Pada penelitian serum darah yang telah dilakukan Sasongko (1995) antara

lain penggunaan serum darah kambing yang disiramkan pada tanaman tomat

seminggu sekali dengan konsentrasi 5% dapat meningkatkan hasil produksi

sebesar 82%.

Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk meneliti bagaimana

pengaruh pemberian serum darah sapi dan ayam terhadap pertumbuhan tanaman

cabai rawit (Capsicum frutescens L.) pada tanah Ultisol.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian

serum darah sapi dan ayam terhadap pertumbuhan tanaman

cabai rawit (Capsicum frutescens L.) pada tanah Ultisol.

Hipotesis Penelitian

Pemberian serum darah sapi dan ayam dapat meningkatkan kadar hara

tanah dan pertumbuhan tanaman cabai rawit (Capsicum frutescens L.) pada tanah

Ultisol.
Kegunaan Penelitian

1. Diharapkan hasil dari penelitian ini dapat berguna bagi kepentingan ilmu

pengetahuan dan dapat dimanfaatkan pula bagi para petani untuk

mengurangi penggunaan pupuk anorganik.

2. Sebagai salah satu syarat untuk dapat memperoleh gelar sarjana pertanian

di Departemen Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara,

Medan.

Anda mungkin juga menyukai